HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK TAKRAW PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SEMAKA KABUPATEN TANGGAMUS

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK TAKRAW

PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SEMAKA KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh HANDOYO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Analisis yang digunakan adalah korelasi ganda (multiple corelation). Sampel penelitian berjumlah 26 siswa yang diambil dari populasi yang berjumlah 105 siswa, dengan menggunakan random sampling.

Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw dengan koefesien korelasi sebesar 0,412. Selanjutnya motivasi ekstrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw tidak terdapat hubungan dengan koefesien korelasi sebesar 0,114. Sedangkan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik memiliki hubungan yang signifikan dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw dengan kooefisien korelasi sebesar 0,418. Kesimpulan penelitian ini adalah motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik memiliki hubungan yang sangat erat dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw.

Kata kunci : motivasi intrinsik, ekstrinsik, dan keterampilan gerak dasar sepak takraw.


(2)

HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK TAKRAW

PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SEMAKA KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh HANDOYO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir dalam keluarga yang sederhana di suatu lingkup pondok pesantren yang bernama Desa Lubuk Mukti dengan Kecamatan Penarik dan Kabupaten MukoMuko Provinsi Bengkulu. Tepatnya pada tanggal 27 Januari 1991 penulis lahir kedunia ini atas pasangan Bapak Misman dan Ibu Sumari. Penulis adalah Anak kelima dari lima bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah TK Nurul Athfal Lubuk Mukti tamat tahun 1998, melanjutkan di MI Negeri Lubuk Mukti tamat tahun 2004, melanjutkan pendidikan di MTs Negeri Lubuk Mukti tamat tahun 2007 dan melanjutkan pendidikan di MA Negeri Muko Muko selanjutnya pada semester pertama kelas X penulis pindah di SMA Negeri 1 Semaka Tanggamus dan tamat tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa diperguruan tinggi negeri (UNILA) pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan (HIMAJIP), Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Tanggamus (IMAMTA) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM).


(7)

MOTO

Jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah, Jadilah

pohon bambu yang mampu bertahan Melengkung

melawan terpaan angin.

(Bruce Lee)

Hiduplah dengan tiga hal :

Ilmu = Supaya hidup menjadi mudah

Iman = Supaya hidup menjadi terarah

Seni = supaya hidup menjadi indah.

(Handoyo)

“…Allah Meninggikan Orang yang beriman Di Antara Kamu Dan

Orang-orang Yang Diberi Ilmu pengetahuan Beberapa

Derajat…”


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim Aku persembahkan

karya terbaikku kepada :

Bapak Misman dan ibu Sumari yang tidak pernah

lelah dan menyerah untuk memberikan cinta, kasih, sayang serta

do’a

nya demi keberhasilan dan kesuksesanku.

Saudaraku yang luar biasa, Katmono, Supriyadi, Darmaji, dan

Paryono. Terima kasih atas segala bimbingan dan perhatian kalian

sehingga membuat aku semakin dewasa.

Semua pihak yang mendukung dan mendoakanku serta

menantikan keberhasilanku.


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Perumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Batasan Istilah... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Pendidikan Jasmani ... 8

B. Pengertian Motivasi Belajar ... 9

C. Motivasi Intrinsik ... 11

D. Motivasi Ekstinsik ... 12

E. Fungsi dan Peranan Motivasi ... 13

F. Keterampilan Gerak ... 15

G. Konsep Belajar dan Hasil Belajar ... 15

1. Pengertian Belajar ... 15

2. Hasil Belajar ... 16

H. Permainan Sepak Takraw ... 17

I. Penelitian Relevan ... 19

J. Kerangka Pikir ... 20

K. Hipotesis ... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. MetodePenelitian ... 24

B. Variabel Penelitian ... 24


(10)

D. Kerangka Definisi Operasional Variabel ... 26

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

1. Populasi Penelitian ... 27

2. Sampel Penelitian ... 27

F. Metode Pengumpulan Data ... 28

G. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 29

H. Instrumen Penelitian ... 29

I. Teknik Analisis Data ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

1. Deskripsi Data Responden, Karakteristik Responden Data Penelitian, Motivasi Intrinsik,dan Motivasi Ekstrinsik Serta Keterampilan Gerak Dasar Sepak Takraw ... 42

2. Hasil Analisis Statistik Melalui Korelasi Product Moment ... 47

3. Uji Hipotesis ... 48

B. Pembahasan... 49

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Hasil Pengujian Hipotesis Koofisien Korelasi Antara Motivasi

Intrinsik (X1), Motivasi Ekstrinsik (X2) dengan Keterampilan

Gerak Dasar Sepak Takraw ... 45

2. Data Hasil Tes Penelitian Motivasi Intrinstik ... 64

3. Data Hasil Tes Penelitian Motivasi Ekstrinstik ... 65

4. Data Tes Keterampilan Gerak Dasar Sepak Takraw ... 66

5. Tskor Data Motivasi Intrinstik ... 67

6. Tskor Data Motivasi Ekstrinstik ... 68

7. Tskor Keterampilan Sepak Takraw ... 69

8. Kerja Hubungan Motivasi Intrinsik terhadap Keterampilan Gerak Dasar Sepak Takraw ... 70

9. Kerja Hubungan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Keterampilan Bermain Sepak Takraw ... 72

10.Kerja Hubungan Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Ketrampilan Gerak Dasar Sepak Takraw ... 74

11.Harga Kritik dari r Product-Moment ... 77

12.Nilai uji-t ... 78


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Konsep Kerangka Pikir ... 22

2. Desain Penelitian Sumber Sugiono ... 25

3. Lapangan Tes Servis ... 31

4. Lapangan Tes Operan ... 34

5. Lapangan Tes Smash ... 36

6. Diagram Batang Hasil Motivasi Intrinsik dengan Keterampilan Gerak Dasar Sepak Takraw ... 42

7. Diagram Batang Hasil Motivasi Ekstrinsik dengan Keterampilan Gerak Dasar Sepak Takraw ... 43

8. Diagram Batang Hasil Servis Sepak Takraw ... 43

9. Diagram Batang Hasil Kontrol Sepak Takraw... 44

10.Diagram Batang Hasil Operan Sepak Takraw ... 44


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 55

2. Instrumen Penelitian ... 57

3. Data Hasil Tes Penelitian Motivasi Intrinstik ... 64

4. Data Hasil Tes Penelitian Motivasi Ekstrinstik ... 65

5. Data Tes Keterampilan Gerak Dasar Sepak Takraw ... 66

6. Tskor Data Motivasi Intrinstik ... 67

7. Tskor Data Motivasi Ekstrinstik ... 68

8. Tskor Keterampilan Sepak Takraw ... 69

9. Kerja Hubungan Motivasi Intrinsik terhadap Keterampilan Gerak Dasar Sepak Takraw ... 70

10. Kerja Hubungan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Keterampilan Bermain Sepak Takraw ... 72

11. Kerja Hubungan Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Ketrampilan Gerak Dasar Sepak Takraw ... 74

12. Harga Kritik dari r Product-Moment ... 77

13. Nilai uji-t ... 78

14. Derajat bebas pembilangV1 ... 79


(14)

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pelaksanaan pendidikan di sekolah diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk

menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi dewasa ini. Salah satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar mencapai perkembangan secara optimal, yaitu siswa memperoleh pendidikan yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang dimilikinya. Apabila perkembangan siswa telah optimal, maka dalam proses pembelajaran siswa akan mendapatkan prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar yang baik merupakan indikator yang penting untuk mengukur suatu keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah. Guna mencapai prestasi belajar yang optimal perlu adanya upaya perbaikan yang harus dilakukan oleh pihak sekolah maupun dari siswa itu sendiri, salah satunya dengan cara

meningkatkan motivasi belajar. Motivasi belajar yang baik akan mendorong siswa atau guru untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran.

Menurut Oemar Hamalik (2005 : 106) motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya, menurut


(15)

Sardiman (2006 : 71) menyatakan bahwa motivasi adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak dari subyek untuk melakukan suatu perbuatan dalam suatu tujuan. Motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan serta arah umum dari tingkah laku manusia, dan merupakan konsep yang

berkaitan dengan konsep-konsep yang lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya sehingga dapat mempengaruhi siswa yang dapat

membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para siswa. Tanpa adanya motivasi belajar proses

pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, karena motivasi belajar merupakan salah satu masalah penting dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam melaksanakan proses pembelajaran pendidikan jasmani sudah seharusnya siswa dan guru memiliki motivasi belajar yang tinggi, karena pada dasarnya tujuan pendidikan jasmani yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral.

Menurut Lutan (2000 : 1) bahwa pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan dan mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Melalui pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani termasuk

keterampilan gerak. Gerak merupakan suatu kebutuhan manusia yang sangat penting untuk merangsang perkembangan dan pertumbuhan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila banyak yang meyakini dan mengatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh


(16)

3

dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk melatih gerak dasar pada siswa. Salah satu keterampilan gerak yang dipelajari dalam pelajaran penjaskes adalah keterampilan gerak dasar sepak takraw. Sepak takraw merupakan salah satu jenis permainan yang juga memerlukan motivasi, mental dan keberanian yang tinggi dalam memainkannya. Namun, tidak sedikit siswa yang merasakan bahwa pada saat proses pembelajaran sulit untuk mempelajari dan melakukan gerakan dasar sepak takraw seperti servis, kontrol, passing, dan smash.

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan di SMA Negeri 1 Semaka ditemukan berbagai kendala dalam proses pembelajaran penjaskes

khususnya pada materi sepak takraw. Salah satunya motivasi belajar yang masih rendah baik itu motivasi intrinsik (minat, bakat, disiplin) maupun motivasi ekstrinsik (metode mengajar guru, alat pengajaran, kondisi

lingkungan). Dengan demikian, perlu adanya perhatian yang lebih dari guru agar siswa dalam proses pembelajaran mendapat hasil belajar yang

maksimal khususnya keterampilan sepak takraw. Namun, besarnya guru untuk mendorong siswa dalam pembelajaran tanpa adanya motivasi dari siswa itu sendiri untuk giat belajar tentunya tidak akan mencapai hasil belajar yang maksimal, maka perlu adanya motivasi belajar yang lain selain dari seorang guru.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengambil judul :

“Hubungan Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Semaka Kabupaten Tanggamus”.


(17)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, beberapa masalah yang bisa diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Masih rendahnya disiplin siswa pada saat mengikuti pembelajaran penjaskes.

2. Minimnya kreativitas guru dalam proses pembelajaran penjaskes. 3. Motivasi belajar siswa Kelas X pada pelajaran sepak takraw masih

rendah.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa besar hubungan antara motivasi intrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semaka Kabupaten Tanggamus ?

2. Seberapa besar hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semaka Kabupaten Tanggamus ?

3. Seberapa besar hubungan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semaka Kabupaten Tanggamus ?


(18)

5

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara motivasi intrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semaka Kabupaten Tanggamus.

2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara motivasi ekstrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semaka Kabupaten Tanggamus.

3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semaka Kabupaten Tanggamus.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Siswa

Agar siswa lebih meningkatkan motivasi didalam belajarnya bukan hanya pada pelajaran penjaskes saja, melainkan pada mata pelajaran yang lainnya.

2. Mahasiswa

Memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam bidang olahraga mengenai hubungan motivasi belajar dalam proses


(19)

3. Guru atau Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bahwasanya motivasi belajar sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

F. Batasan Istilah

a. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan aktifitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Bentuk-bentuk aktifitas yang digunakan adalah Bentuk-bentuk gerak olahraga sehingga kurikulum pendidikan jasmani

di sekolah diajarkan menurut cabang-cabang olahraga. b. Motivasi

Sardiman A.M, (2006 : 73) “motivasi adalah Perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan”.

c. Belajar

Menurut A Tabrani Rusyan (1989 : 7), mengatakan bahwa :“Belajar dalam arti luas adalah suatu proses perubahan individu yang

dinyatakan dalam bentuk penguasaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek


(20)

7

d. Keterampilan Gerak

Keterampilan gerak itu dapat juga dipahami sebagai indikator dari tingkat kemahiran atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh. Menurut Rahyubi (2012 : 211), keterampilan gerak merupakan gambaran kemampuan motorik seseorang yang ditujukan melalui penguasaan suatu gerakan.

e. Siswa

Siswa atau murid (terutama pada tingkat Sekolah Dasar dan

Menengah; pelajar), (Tim Penyusun Kamus KBBI , 2003 : 849). Yang dimaksudkan siswa dalam penelitian ini adalah pelajar yang

bersekolah di SMA, terutama siswa kelas X SMA Negeri 1 Semaka Kabupaten Tanggamus.


(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani

Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Muhajir (2007: 8) menjelaskan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,

perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Oleh karena itu tujuan pendidikan jasmani yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Misi dari

pendidikan jasmani yaitu meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif dalam pendidikan jasmani meliputi pemahaman terhadap gejala gerak dan prinsipnya. Domain afektif mencangkup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang kukuh. Seperti

pengendalian diri, kemampuan memotivasi diri, ketekunan, dan kemampuan untuk berempati. Domain psikomotor secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan utama, pertama mencapai perkembangan aspek kebugaran


(22)

9

jasmani. dan kedua mencapai perkembangan aspek perseptual motorik. Tujuan pendidikan jasmani bagi siswa meliputi :

1) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan

perkembangan sosial.

2) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas pendidikan jasmani. 3) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam

aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

B. Pengertian Motivasi Belajar

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam

menyelesaikan tugas-tugas. Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan itensitas usaha belajar yang dilakukan siswa.

Menurut Frans Nurseto dan Diah Oktina Singkawati (2001 : 44) seseorang yang memiliki motivasi cenderung :

a) Jika ditantang berusaha makin keras untuk menghasilkan yang lebih baik.

b) Jika berhasil memenangkan persaingan dengan mencapai standar yang ditentukan akan merasa puas.


(23)

d) Apabila menerima umpan balik yang cepat dan tepat akan menunjukan aktivitas kerja yang lebih giat.

e) Menyadari bahwa mencapai prestasi besar itu diperoleh melalui berusaha dan bertarung dengan gigih.

f) Apabila menghadapi rintangan, segera memikirkan alternatif cara untuk mengatasinya.

g) Lebih senang memilih rekan kerja yang terbukti ahli, meskipun pribadinya belum dikenal secara jelas.

h) Tidak memperhatikan orang lain terhadap dirinya.

Sedangkan Hamzah Uno menyatakan bahwa motivasi belajar adalah dorongan intrinsik dan ekstrinsik pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu punya peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga

memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah motivasi belajar intrinsik dan motivasi belajar ekstrinsik, sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam tujuan penelitian.


(24)

11

C. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif - motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi yang mencangkup dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan siswa, misalnya seorang yang selalu berusaha untuk meningkatkan kepintarannya, kemampuannya, dan keterampilannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik pada umumnya terkait dengan faktor intelegensi dan bakat dalam diri siswa. Motivasi ini sering disebut motivasi murni yang sebenarnya timbul dari diri siswa sendiri. Motivasi intrinsik dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri sendiri yang akan bertindak dan berbuat lebih kuat dalam meningkatkan hasil belajarnya yang diukur dari indikator adanya perubahan dari sebelum dan sesudah belajar.

Menurut Slameto (2003: 205) faktor intern yang mempengaruhi proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu, jika seseorang mengalami masalah dengan kesehatanya. Sehingga akan berpengaruh terhadap proses belajarnya. Misalkan ia akan cepat lelah, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, ada gangguan-gangguan fungsi alat inderannya.

b) Perhatian

Untuk dapat menjamin hasil yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik,


(25)

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu dikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

d) Bakat

Bakat itu mempengaruhi proses pembelajaran, karena jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakatnya, rasa senang, giat dan semangat dalam mempelajari akan terus tumbuh. Selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya yang akan lebih baik.

D. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif - motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Dalam dunia olahraga, motivasi ekstrinsik sering juga disebut competitive motivation, oleh karena dorongan untuk bersaing dan untuk memegang peranan yang lebih besar dari pada rasa kepuasan karena telah berprestasi dengan baik. Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi ekstrinsik ini tetap penting karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin

komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.


(26)

13

Menurut Slameto (2003: 207) faktor ekstern yang mempengaruhi proses pembelajaran yaitu :

a) Metode mengajar

Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

b) Alat pengajaran

Alat pengajaran yang sesuai dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan menyenangkan.

c) Waktu sekolah

Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa, siswa yang belajar di pagi hari, pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. Sebaliknya jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggung jawabkan kecuali ada hal yang mendesak seperti keterbatasan ruangan kelas. Sore hari adalah waktu dimana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah hingga mendengarkan pelajaran sambil mengantuk.

d) Kondisi lingkungan

Lingkungan belajar yang baik dan kondusif akan membuat suasana belajar siswa terasa nyaman dan tenang.

E. Fungsi dan Peranan Motivasi

Motivasi memiliki fungsi yang sangat penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. Para siswa yang memiliki motivasi tinggi, belajarnya lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah.

Sardiman (1988 : 84) mengemukakan ada tiga fungsi motivasi, yaitu : 1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan


(27)

2. Menuntuk arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberi arah, dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Menurut Hamzah, B. Uno (2010 : 23) Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi dapat memberikan semangat kepada siswa dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan yang dilakukannya. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif dan secara potensial terjadi sebagai hasil dan praktek yang dilandasi dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Seorang siswa yang memiliki dorongan atau keinginan yang kuat untuk belajar dan sukses yang berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya memiliki kemampuan dalam mengerjakan tugas-tugasnya dan melatih keterampilannya secara optimal dan tuntas, dampaknya pada hasil dari siswa itu sendiri. Jika sudah demikian, sekarang bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa bila upaya-upaya yang dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentingan siswa, maka diharapkan dapat menimbulkan motivasi belajar siswa.

Dengan demikian motivasi belajar mempunyai peranan penting dalam penyampaian materi sepak takraw baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar sepak takraw dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Sedangkan bagi siswa motivasi belajar itu sendiri dapat menumbuhkan semangat belajar


(28)

15

yang lebih tinggi sehingga siswa terdorong untuk melakukan kegiatan belajar keterampilan sepak takraw secara optimal dan sungguh-sungguh.

F. Keterampilan Gerak

Keterampilan gerak adalah sebuah kecakapan atau tingkat penguasaan terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh tiga indikator kualitas utama, yaitu efektif, efisien, dan adaptable. Keterampilan gerak adalah gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks keterampilan gerak yang harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.

G. Konsep Belajar Dan Hasil Belajar 1) Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang dengan demikian belajar itu berlangsung dengan mengikuti langkah-langkah dan tahap-tahap tertentu, sehingga dapat mencapai suatu hasil belajar yang diinginkan. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu

pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti


(29)

menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dengan demikian permasalahan yang dihadapi ketika proses

pembelajaran yang dipandang baik untuk menghasilkan produk yang baik, adalah bagaimana mengorganisasikan proses belajar untuk mencapai pengetahuan otentik dan tahan lama. Karena mengajar merupakan kegiatan mengorganisasikan proses belajar secara baik, maka guru sebagai pengajar harus berperan sebagai organisator yang baik pula.

2) Hasil belajar

Mengenai hasil belajar , Dimyati dan Mujiono (2006 : 3) menyatakan Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari segi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggalian materi dan puncak proses belajar.

Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada motivasi dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh guru, lingkungan sekolah yang tertib, suasana kondusif dan disiplin

merupakan pendorong dalam proses pencapaian prestasi keterampilan belajar.


(30)

17

H. Permainan Sepak Takraw

Sepak takraw berasal dari dua kata yaitu sepak dan takraw. “Sepak” berarti gerakan menyepak sesuatu dengan kaki, dengan cara mengayunkan kaki di

depan atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan “Takraw” berarti bola atau barang bulat yang terbuat dari anyaman rotan (Depdikbud, 1992). Jadi sepak takraw adalah sepak raga yang telah dimodifikasikan untuk

menjadikannya sebagai suatu permainan yang kompetitif. Permainan sepak takraw diselenggarakan ditempat terbuka dapat juga dilapangan tertutup

asalkan memenuhi syarat. Ukuran lapangan adalah 13,40 M x 6,10 M (44’ x 20’) bebas dari segala rintangan ke atas 8 M dari permukaan lantai. Jika

diadakan didalam gedung maka selai memenuhi luas dan bebas rintang sebesar 3 M dari setiap sisi lapangan juga harus bebas rintangan dari lantai sampai atap setinggi 8 M. Permainan sepak takraw dilakukan oleh dua regu. Setiap regu yang berhadapan terdiri atas 3 orang pemain yang bertugas sebagai tekong yang berdiri paling belakang, dua orang lainnya menjadi pemain depan yang berada disebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan apit kanan. Keterampilan dasar domain dalam sepak takraw adalah sejumlah keterampilan dasar yang dipandang paling menentukan untuk mendukung pencapaian keberhasilan dalam memainkan teknik-teknik dasar dalam sepak takraw.

Keterampilan dasar dalam permainan sepak takraw menurut Surisman, (2012 : 19) adalah :


(31)

a) Keterampilan lokomotor

Keterampilan lokomotor adalah keterampilan menggerakan seluruh anggota badan dalam keadaan titik badan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Bentuk keterampilan dasar domain adalah :

Gerakan melangkah Lari beberapa langkah Melompat dengan dua kaki Melompat dengan satu kaki b) Keterampilan non lokomotor

Jenis keterampilan yang dilakukan dengan menggerakan anggota badan yang melibatkan sendi dan otot dengan keadaan badan menetap, kaki tetap menumpu pada bidang tumpu. Untuk mempertahankan titik keseimbangan seorang pemain berusaha untuk merendahkan titik berat badannya dengan menekukkan sedikit lututnya.

c) Keterampilan manipulatif

Keterampilan manipulatif adalah keterampilan dengan menggunakan anggota badan, tangan atau kaki untuk mengontrol bola. Karena dalam sepak takraw, bola terutama dimainkan dengan kaki, tidak boleh dengan tangan, maka keterampilan manipulatif domain adalah menyepak bola dengan kaki. Ada beberapa teknik dalam memainkan bola dalam sepak takraw :

Sepak sila (menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalamuntuk menerima dan menimang bola)

Sepak kura (adalah sepakan dengan menggunakan punggung kaki)

Heading (sundulan kepala)

Memaha (memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola)

Mendada (memainkan bola dengan dada)

Menapak (menyepak bola dengan menggunakan telapak kaki)


(32)

19

I. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan dan relevan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yudha Purnama Putra (2013) dengan judul : “Hubungan Tingkat Kepercayaan diri dan Motivasi Dengan Ketermpilan Gerak Dasar Sepakbola Pada Siswa Ekstrakurikuler

Sepakbola SMP Negeri 8 Bandar Lampung” Menyimpulkan bahwa Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepercayaan diri dengan keterampilan gerak dasar sepak bola ,Terdapat hubungan yang cukup signifikan antara motivasi dengan keterampilan gerak dasar sepak bola dan Terdapat Hubungan yang signifikan antara tingkat kepercayaan diri dan motivasi dengan keterampilan gerak dasar sepak bola siswa SMP Negeri 8 Bandar Lampung.

2. Lasti Ardalina (2010) dengan judul : “Hubungan Internal dan Eksternal dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Siswa Kelas XI SMA Negeri Se-Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011”. Menyimpulkan bahwa motivasi internal dan eksternal memiliki hubungan yang sangat erat dengan prestasi belajar.

3. Eva Fauziah ( 2013 ) dengan judul : “Hubungan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Siswa Kelas VIII.1 Dalam Mengikuti Pelajaran Pendidikan Jasmani Di SMP Negeri 1 Sukadana Tahun Pelajaran 2013/2014” Menyimpulkan Pada diri siswa kelas VIII.1 di SMP Negeri 1 Sukadana tahun 2013/2014”. Menyimpulkan bahwa


(33)

motivasi belajar siswa memiliki hubungan yang sangat erat dengan prestasi belajar.

J. Kerangka Pikir

Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap, dan mandiri serta bertanggung jawab bermasyarakat dan bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik baik dari segi akademis, sikap serta keterampilan agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan dengan baik.

Pendidikan Jasmani adalah bagian dari proses pendidikan secara total, yang bertujuan untuk mengembangkan warga negara menjadi segar fisik, mental, emosional, dan sosial melalui aktivitas gerak. Aktivitas gerak yang dipilih disini adalah pembelajaran keterampilan gerak dasar sepak takraw. Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa. Karena dalam pendidikan jasmani terdapat ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam pembelajaran sepak takraw peran serta yang ditimbulkan karena adanya motivasi dapat mempengaruhi

aktivitas belajar siswa yang pada akhirnya merupakan suatu usaha untuk mencapai keterampilan gerak yang maksimal.


(34)

21

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka harus dilakukan suatu upaya oleh semua pihak baik itu siswa maupun dari gurunya agar tercapainya motivasi belajar yang tinggi. siswa yang memiliki motivasi yang kuat untuk belajar sepak takraw akan lebih sering melatih dan mengulang materi yang

disampaikan oleh pendidik, sehingga hasil keterampilannya akan jauh lebih baik dari pada siswa yang tidak memiliki motivasi dalam mempelajari keterampilan gerak dasar sepak takraw. Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik berhubungan dengan hasil keterampilan gerak dasar sepak takraw. Pernyataan ini dipertegas oleh Oemar Hamalik (2005 : 108) bahwa motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa, belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal.

Gambar 1. Peta Konsep Kerangka Fikir (Rochman Natawidjaya, 1979:79) Pendidikan Jasmani

Motivasi Belajar


(35)

K. Hipotesis

Menurut Arikunto (2006 : 71) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sedangkan menurut Sutrisno (1990 : 90) Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar mungkin salah yang dapat dibuktikan

kebenarannya.

Hipotesis merupakan dugaan sementara atau dapat berupa suatu pendapat yang lemah, sehingga perlu dibuktikan kebenarannya. Pembuktian hipotesis dilakukan dengan melakukan penelitian, pengumpulan data, dan dilanjutkan dengan proses pengolahan data. Dengan kata lain, hipotesis merupakan suatu dugaan sementara atau pendapat yang lemah,sehingga perlu dibuktikan dulu kebenarannya.

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara Motivasi intrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara Motivasi intrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw.

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara Motivasi ekstrinsik

dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw.

H2 : Ada hubungan yang signifikan antara Motivasi ekstrinsik dengan


(36)

23

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara Motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw. H3 : Ada hubungan yang signifikan antara Motivasi intrinsik dan motivasi


(37)

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 160) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Pada suatu penelitian penggunaan metode yang dipakai harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah sesuai aturan yang berlaku, agar penelitian tersebut dapat diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Oleh karena itu metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional.

Menurut Riduwan (2005 : 207) metode deskriptif korelasional yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan peristiwa atau

kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Suharsimi Arikunto (1998:99). Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah objek atau gejala-gejala dalam penelitian yang bebas dan tidak tergantung dengan


(38)

hal-25

hal lain dilambangkan dengan (X) dan variabel terikat adalah objek atau gejala-gejala yang keberadaannya tergantung atau terikat dengan hal-hal lain yang mempengaruhi dilambangkan dengan (Y).

berdasarkan judul penelitian, maka terdapat tiga variabel yaitu :

1. Variabel bebas (X1) yakni : Motivasi intrinsik siswa pada siswa

kelas X.

2. Variabel bebas (X2) yakni : Motivasi ekstrinsik siswa pada

siswa kelas X.

3. Variabel terikat (Y) yakni : Hasil keterampiln sepak takraw.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Desain Penelitian.SumberSugiyono (2008: 10)

Keterangan :

X1= Motivasi Intrinsik

X2 = motivasi Ekstrinsik

Y = Keterampilan gerak dasar sepak takraw

X

2

X

1


(39)

D. Definisi Operasional Variabel

Menurut Moh. Nazir dalam Rizki Dwi Cahya mengatakan bahwa : definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasi kegiatan,

ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Dengan kata lain definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur variabel. Jadi definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.(Moh. Nazir, 1983 : 152).

Oleh karena itu variabel-variabel tersebut dapat didefinisikan secara operasional sebagai berikut :

1. Motivasi Intrinsik adalah suatu dorongan yangtimbuldaridalam diri pesertadidik.Misalnya keinginan untuk mendapatketrampilantertentu, memperolehinformasidanpemahaman, mengembangkan

sikapuntukberhasil,

menikmatikehidupansecarasadarmemberikansumbangankepadakelom pok, keinginan untuk diterima oleh orang lain.

2. Motivasi Ekstrinsik adalah suatu doronganyangdisebabkanolehfaktor-faktordari luarpeserta didik. Misalnya situasibelajar,

nilai,ijazah,tingkatan,hadiah,medali,pertentangan dan persaingan. 3. Sepaktakraw adalah permainan bola rotan dengan cara menyepak dan

bola tidak boleh jatuh ketanah pada saat permainan berlangsung. Sedangkan menurut ahli mengatakan sepaktakraw adalah menyepak


(40)

27

bola dengan samping kaki, sisi kaki bagian dalam atau bagian luar kaki yang terdiri dari tiga orang pemain. Permainan ini dimainkan dalam sebuah lapangan yang berukuran panjang 13,40 M dan lebar 6,10 M.

E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 30) populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang sama walaupun prosentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh individu yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian. Populasi penelitian ini adalah

seluruhsiswakelas X SMA Negeri 1 Semaka Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 105 siswa.

2. Sampel Penelitian

Menurut Suharismi Arikunto (1998:109) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, apabila subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10 - 15% atau 20 - 25% atau lebih tergantung kemampuan peneliti. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 26 siswa di ambil 25% dari populasi dengan menggunakan pengambilan sampel secara acak (Random Sampling) dengan

menggunakan sistem undian. Cara menentukan undiannya dengan menulis angka 1 sampai 105 dalam sebuah kertas kecil lalu setiap


(41)

angka dipisahkan dalam satu lipatan kertas kecil, setelah itu siswa dipanggil untuk mengambil satu kertas lipatan tadi. Siswa yang

mendapat kertas lipatan berisikan No 1 sampai 26 maka siswa tersebut ditetapkan sebagai sampel penelitian.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dari penelitian ini adalah : 1. Metode Observasi

Observasi sering disebut juga sebagai metode pengamatan Suharsimi Arikunto (1998 : 133). Pada saat penelitian pendahuluan Peneliti menggunakan metode observasi untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara cermat dan sistematis diruang lingkup SMA Negeri 1 Semaka.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semaka. Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 97) Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai suatu hal yang dapat berupa catatan, transkrip, legger dan sebagainya.

3. Metode Angket / Kuisioner.

Merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang motivasi belajar yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.Tujuan dari angket ini adalah untuk memperoleh informasi dari siswa. Angket dalam


(42)

29

penelitian ini bersifat tertutup agar terdapat kesamaan jawaban masing-masing responden sehingga proses pengolahan datanya lebih mudah. Tes ini dilakukan dengan cara membagikan angket yang telah dihitung validitas dan reliabelitasnya kemudian siswa diberikan kesempatan untuk mengisi butir-butir tes yang ada dalam angket. Setelah data dari angket terkumpulkan kemudian angket di dihitungdenganmenggunakananalisisdatastatistikdenganrumus deskriptifpersentase.

G. Lokasi dan Subjek Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Semaka yang berlokasi di SMA Negeri 1 Semaka Kabupaten Tanggamus.

H. Instrumen Penelitian

Menurut Suharismi Arikunto (2006 : 188) instrumen adalah alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini ada dua

instrumen yang digunakan yaitu, angket dan tes keterampilan.Angket yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar (intrinsik dan ekstrinsik) pada siswa. Angket ini telah diuji cobakan oleh Eva Fauziah, yang memiliki tingkat reliabilitas 0,83 dan validitas 0,97. Serta instrumen tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan gerak dasar sepak takraw adalah jenis tes yang telah diujicobakan oleh Nurhasan, yang memiliki


(43)

tingkatreliabilitas 0,78 dan validitas 0,99. Tes keterampilan dasar sepak takraw yaitu :

a. Tes Servis

Tujuan : menggukur keterampilan servis

Pelaksanaan tes :

1. Subyek melakukan servis ke lapangan lawan yang telah diberi garis dan angka-angka.

2. Setiap subyek diberi kesempatan melakukan servis sebanyak 3 kali.

3. Pelambung melambungkan bola kearah subyek. Cara menskor :

Skor diambil dari skor yang terdapat di daerah sasaran dimana bola jatuh.

Bola yang melewati net hasilnya dijumlahkan dengan skor daerah dimana bola jatuh dipetak lapangan.

Jika bola jatuh tepat pada garis yang membatasi dua petak sasaran maka skor yang dicatat adalah angka yang tertinggi.

Bola yang terkena net ataupun keluar dari lapangan permainan tidak dinilai.

Skor keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlah skor sasaran dengan skor dari 3 kesempatan melakukan servis.


(44)

31

Gambar 3.Lapangan tes servis dalam Rahmat Dodi Ariesna (2009)

a. Tes Kontrol Bola (ball control)

Tujuan : mengukur keterampilan mengontrol bola

Pelaksanaan Tes :

1. bola dikontrol dengan menggunakan sepak sila

2. Perhitungan bola tiga kali sepakan dihitung satu

3. bola yang jatuh ketanah dapat dimainkan lagi, sampai waktu yang tersedia habis.

4. Kontrol bola yang dihitung harus setinggi dada

5. Luas lapangan kontrol tidak dibatasi


(45)

Cara Menskor :

1. Skor diambil dari jumlah kontrolan bola yang dapat dilakukan selama 1 menit.

2. Sepakan yang tidak setinggi dada tidak dihitung.

3. Skor keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan kesemua skor kontrol.

b. Tes Operan (passing)

Tujuan : mengukur keterampilan mengoper bola

Pelaksanaan tes :

1. Subyek berada pada garis serang yang ditetapkan

2. Seorang pelambung bola dari daerah lawan, melambungkan bola kepada testee melewati net.

3. Sabyek mengontrol bola satu kali dulu. Kemudian barulah melakukan operan dengan sepak sila.

4. Operan yang dilakukan harus melewati net yang direntangkan dan bola jatuh dalam daerah serang yang mempunyai nilai.

5. Setiap subyek di beri kesempatan melakukan 3 kali operan.


(46)

33

1. Skor diambil dari skor yang terdapat dimana bola jatuh didaerah sasaran.

2. Operan yang melewati net tidak akan dinilai.

3. Skor keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan kesemua skor sasaran dari 3 kali melakukan operan.

Gambar 4.Lapangan tes operan dalam Rahmat Dodi Ariesna (2009)

c. Tes Smash

Tujuan : mengukur keterampilan smash

Pelaksanaan Tes :

1. Testee mengambil tempat didepan net dan siap melakukan smash.


(47)

2. Bola dilambungkan kearah testee berdasarkan ketinggian yang dikehendaki, biasanya setinggi tiga meter diudara dekat net.

3. Testee akan melompat dan melakukan smsh melewati atas net kelapangan lawan.

4. Setiap testee diberi kesempatan melakukan 3 kali smash.

Cara menskor :

1. Skor diambil dari skor yang terdapat didaerah sasaran dimana bola jatuh.

2. Jika bola jatuh tepat pada garis yang membatasi dua petak sasaran maka skor yang dicacat adalah angka yang tertinggi.

3. Skor keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor sasaran dengan skor waktu dari 3 kali kesempatan melakukan smash.

4. Smash yang keluar dari lapangan atau tidak melewati net tidak akan dinilai.


(48)

35

Gambar 5. Lapangan tes smashdalam Rahmat Dodi Ariesna (2009) d. Alat atau fasilitas :

1. Lapangan bermain sepak takraw 2. Bebarapa buah bola sepak takraw 3. Net sepak takraw

4. Formulir pencatat skor 5. Formulir pencatat waktu 6. Stop watch

e. Petugas pelaksana :

Pencatat skor

Pelambung bola

Pencatat waktu


(49)

Analisis data atau pengolahan data merupakan suatu langkah penting dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat

menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis statistik dan analisis non statistik. Pada dasarnya statistik mempunyai dua pengertian yang luas dan yang sempit. Dalam pengertian yang luas statistik merupakan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, mengajukan, dan menganalisis data yang berwujud angka.

Sedangkan dalam pengertian yang sempit statistik merupakan cara yang digunakan untuk menunjukkan semua kenyataan yang berwujud angka. Data yang dinilai adalah data variabel bebas : Motivasi intrinsik (X

1),

MotivasiEkstrinsik (X

2), serta variabel terikat yaitu keterampilan gerak

dasar sepak takraw (Y).

a. Teknik korelasi Product Moment

Menurut Suharsimi Arikunto (2002), untuk menguji hipotesis antara X1 dengan Y dan X2 dengan Y menggunakan statistik korelasi product

moment dengan rumus sebagai berikut:

=

Keterangan :

r xy = Koefesien korelasi

N = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y

xy r 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N


(50)

37

∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y

∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

Dari hasil analisis maka didapat koefisien korelasi antara motivasi intrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw

1

X

r 0,412

dan rtabel = 0,388

Jadi kesimpulannya, terdapat hubungan yang positif/ cukup kuat antara motivasi intrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw.

Sedangkan koefisien korelasi antara motivasi ekstrinsikdengan keterampilan gerak dasar sepak takraw

1

X

r -0,114dan rtabel = 0,388

Jadi kesimpulannya, tidak ada hubungan yang positif/ cukup kuat antara motivasi ekstrinsik terhadap keterampilan gerak dasar sepak takraw.

Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat

dengan :

Uji signifikan motivasi intrinsik :

2

r n-2 t =


(51)

dengan distribusi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-2 uji satu pihak, sehingga didapat nilai = 1,711. Ternyata

berarti tidak ada hubungan yang signifikan.

Uji Signifikansi motivasi ekstrinsik :

dengan distribusi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-2 uji satu pihak, sehingga didapat nilai = 1,711. Ternyata

berarti tidak ada hubungan yang signifikan.

1. Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika thitung> ttabel, dan

terima Ho jika thitung< ttabel. Untuk dk distribusi t diambil n-2

dengan α = 0,05, dan untuk mencari besarnya sumbangan ( kontribusi ) antara variabel X dan variabel Y maka

menggunakan rumus Koefisien Determinansi :

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Detreminansi r = Koefisien Korelasi

Maka koefisien determinasi motivasi intrinsik : sebagai berikut :

KP = r2x 100 % KP = (0,412)2 x 100 %


(52)

39

KP = 16,99%

Jadi, variabel motivasi intrinsik memberikan sumbangan atau kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar sepak takraw sebesar 16,99%, dan sisanya (83,01%) ditentukan oleh faktor lain.

Sedangkan koefisien determinasi motivasi ekstrinsik : KP = r2x 100 %

KP = (-0,114)2 x 100 % KP = 1,31%

Jadi, variabel motivasi ektrinsik memberikan sumbangan atau kontribusi terhadap keterampilan bermain sepak takraw sebesar 1,31%, dan sisanya (98,69%) ditentukan oleh faktor lain.

2. Menurut Riduwan ( 2005:144), untuk menguji hipotesis antara X1 dengan X2 digunakan statistik F melalui model

korelasi ganda antara X1 dengan X2, dengan rumus :

Keterangan:

r x1x2 = Koefesien korelasi antara X1 dengan X2

N = Jumlah sampel X1 = Skor variabel X1

X2 = Skor variabel X2

∑ X1 = Jumlah skor variabel X1

∑ X2 = Jumlah skor variabel X2

2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 X X N X X N X X X X N rxx


(53)

∑ X12 = Jumlah dari kuadrat skor variabel X1

∑ X22 = Jumlah dari kuadrat skor variabel X2

Didapat koefisien korelasi antara X1 dan X2 :

103 , 0 . X . X1 2

r

rtabel = 0,388

Jadi kesimpulannya, tidak ada hubungan yang positif/ cukup kuat antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw.

b. Setelah dihitung r x1. x2, selanjutnya dihitung dengan rumus korelasi

ganda. Analisis korelasi ganda dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan yaitu untuk mengetahui besarnya hubungan variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) baik secara

terpisah maupun secara bersama-sama.

Pengujian hipotesis menggunakan rumus Korelasi Ganda dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

R X1 X2 = Koefisien Korelasi Ganda antar variabel X1 dan X2

secara bersama-sama dengan variabel Y rX1.Y = Koefisien Korelasi X1 terhadap Y

r X2.Y = Koefisien Korelasi X2 terhadap Y

r X1 X2 = Koefisien Korelasi X1 terhadap X2

2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1

1

2

X X X X Y X Y X Y X Y X Y X X

r

r

r

r

r

R


(54)

41

Dari analisis korelasi ganda antara X1 dan X2 didapat hasilsebagai

berikut :

2 1X

X

r 0,418

Dilanjutkan dengan uji F untuk mencari taraf signifikan antara variabel X1, X2 dan Y, dengan rumus sebagai berikut :

Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika F hitung> F tabel, dan terima

H0 F hitung< F tabel. Dimana distribusi dk pembilang k=2 dan dk

penyebut (n-k-1) dengan mengambil taraf uji α = 0,05.sehingga didapat nilai = 2,00. Oleh karena itu dari hasil

analisis berarti ada hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Adapun koefisien determinasi sebagai berikut : KP = R2x 100 %

KP = (0,418)2 x 100 % KP = 17,50%

Oleh karena itu, variabel motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik memberikan sumbanganatau kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar sepak takraw sebesar 17,50 %, dan sisanya 82,50% ditentukan oleh faktor lain.

2 2

R

K

F =

(1

R )


(55)

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan atau sumbangan yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semaka Tanggamus Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Terdapat hubungan atau sumbangan yang tidak signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semaka Tanggamus Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Terdapat hubungan atau sumbangan yang signifikan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw pada siswa kelas X SMA Negeri Semaka Tanggamus Tahun Pelajaran 2013/2014.


(56)

55

B. Saran

Saran berdasarkan kesimpulan penelitian di atas adalah sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lanjutan tentang motivasi belajar disarankan untuk mencari indikator lain yang sekiranya mampu menunjang motivasi belajar.

2. Sebagai upaya pengembangan aspek afektif, kognitif, dan

psikomotor, hendaknya siswa di SMA Negeri 1 Semaka khususnya kelas X dapat mempertahankan derajat kesehatan, perhatian, minat, dan bakatnya yang telah mampu mempengaruhi motivasi belajarnya menjadi lebih baik.

3. Bagi guru hendaknya selalu berinovasi dalam penggunaan metode mengajar dan dapat mempertahankan metode mengajarnya yang telah baik supaya mampu memotivasi siswa lebih aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Mengetahui motivasi belajar siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa, agar dalam proses pembelajaran apa yang diberikan oleh guru akan lebih mudah diterima oleh siswa.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Antariksa Natawidjaya, Rochman. 1979. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Mutiara.

Ardalina, Lasti. 2010. Hubungan Motivasi Internal dan Eksternal dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga (Skripsi). Penjaskes FKIP.

Universitas Lampung. Lampung

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Revisi ke-VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dwi Cahya, Rizki. 2013. Pengaaruh Pendekatan Pembelajaran Drill dan Bermain

(Skripsi). Penjaskes FKIP. Universitas Lampung. Lampung.

Fauziah, Eva. 2013. Hubungan Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi (Skripsi). Penjaskes FKIP. Universitas Lampung. Lampung. Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi.

Hamzah B. Uno. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.

Husdarta, H.J.S. 2012. Psikologi Olahraga. Bandung: PT Remaja http://id.wikipeda.org/wiki/Sepak_takraw

http://www.tech.nite.go.jp/.../ifitness/hannou.gif


(58)

57

Lutan, Rusli. 2000. Belajar keterampilan motorik, pengatar teori dan metode. Dirjen. Dikti, PLPTK, Jakarta.

Muhajir. 2007. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Bandung: PT Erlangga.

Nurhasan. 2000. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga (Skripsi). FPOK IKIP Bandung. Bandung.

Nurseto Frans, Oktina Diah. 2011. Psikologi Olahraga Kunci Sukses Mencapai Prestasi.

Rahyubi. 2012. Gerak dan Keterampilan. Jakarta: PT Gramedia.

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Jakarta: ALFABET.

Rusyan, Tabrani, dkk. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya.

Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo.

Sepak Takraw Seluruh Indonesia. 1999. Mari Bermain Sepak Takraw. PB. PERSETASI. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D Bandung: Alfabeta.

Surisman. 2012. Sepak Takraw. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Sutrisno Hadi. 1990. Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai dengan Basica. Yogyakarta: Andi Offset.

Tim Penyusun. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Universitas Lampung . 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UniversitasLampung. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Yudha Purnama, Putra. 2013. Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri dan Motivasi dengan Keterampilan Gerak Dasar Sepak Takraw (Skripsi). Penjaskes FKIP. Universitas Lampung. Lampung.


(1)

∑ X12 = Jumlah dari kuadrat skor variabel X1

∑ X22 = Jumlah dari kuadrat skor variabel X2

Didapat koefisien korelasi antara X1 dan X2 :

103 , 0 . X . X1 2

r

rtabel = 0,388

Jadi kesimpulannya, tidak ada hubungan yang positif/ cukup kuat antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw.

b. Setelah dihitung r x1. x2, selanjutnya dihitung dengan rumus korelasi

ganda. Analisis korelasi ganda dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan yaitu untuk mengetahui besarnya hubungan variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) baik secara

terpisah maupun secara bersama-sama.

Pengujian hipotesis menggunakan rumus Korelasi Ganda dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

R X1 X2 = Koefisien Korelasi Ganda antar variabel X1 dan X2

secara bersama-sama dengan variabel Y rX1.Y = Koefisien Korelasi X1 terhadap Y

r X2.Y = Koefisien Korelasi X2 terhadap Y

r X1 X2 = Koefisien Korelasi X1 terhadap X2

2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1

1

2

X X X X Y X Y X Y X Y X Y X X

r

r

r

r

r

R


(2)

41

Dari analisis korelasi ganda antara X1 dan X2 didapat hasilsebagai

berikut : 2 1X

X

r 0,418

Dilanjutkan dengan uji F untuk mencari taraf signifikan antara variabel X1, X2 dan Y, dengan rumus sebagai berikut :

Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika F hitung> F tabel, dan terima

H0 F hitung< F tabel. Dimana distribusi dk pembilang k=2 dan dk

penyebut (n-k-1) dengan mengambil taraf uji α = 0,05.sehingga didapat nilai = 2,00. Oleh karena itu dari hasil

analisis berarti ada hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Adapun koefisien determinasi sebagai berikut : KP = R2x 100 %

KP = (0,418)2 x 100 % KP = 17,50%

Oleh karena itu, variabel motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik memberikan sumbanganatau kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar sepak takraw sebesar 17,50 %, dan sisanya 82,50% ditentukan oleh faktor lain.

2

2

R

K

F =

(1

R )


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan atau sumbangan yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semaka Tanggamus Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Terdapat hubungan atau sumbangan yang tidak signifikan antara motivasi ekstrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semaka Tanggamus Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Terdapat hubungan atau sumbangan yang signifikan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan keterampilan gerak dasar sepak takraw pada siswa kelas X SMA Negeri Semaka Tanggamus Tahun Pelajaran 2013/2014.


(4)

55

B. Saran

Saran berdasarkan kesimpulan penelitian di atas adalah sebagai berikut: 1. Bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lanjutan tentang

motivasi belajar disarankan untuk mencari indikator lain yang sekiranya mampu menunjang motivasi belajar.

2. Sebagai upaya pengembangan aspek afektif, kognitif, dan

psikomotor, hendaknya siswa di SMA Negeri 1 Semaka khususnya kelas X dapat mempertahankan derajat kesehatan, perhatian, minat, dan bakatnya yang telah mampu mempengaruhi motivasi belajarnya menjadi lebih baik.

3. Bagi guru hendaknya selalu berinovasi dalam penggunaan metode mengajar dan dapat mempertahankan metode mengajarnya yang telah baik supaya mampu memotivasi siswa lebih aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Mengetahui motivasi belajar siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa, agar dalam proses pembelajaran apa yang diberikan oleh guru akan lebih mudah diterima oleh siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Antariksa Natawidjaya, Rochman. 1979. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Mutiara.

Ardalina, Lasti. 2010. Hubungan Motivasi Internal dan Eksternal dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga (Skripsi). Penjaskes FKIP.

Universitas Lampung. Lampung

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Revisi ke-VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dwi Cahya, Rizki. 2013. Pengaaruh Pendekatan Pembelajaran Drill dan Bermain

(Skripsi). Penjaskes FKIP. Universitas Lampung. Lampung.

Fauziah, Eva. 2013. Hubungan Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi (Skripsi). Penjaskes FKIP. Universitas Lampung. Lampung. Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi.

Hamzah B. Uno. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.

Husdarta, H.J.S. 2012. Psikologi Olahraga. Bandung: PT Remaja http://id.wikipeda.org/wiki/Sepak_takraw

http://www.tech.nite.go.jp/.../ifitness/hannou.gif


(6)

57

Lutan, Rusli. 2000. Belajar keterampilan motorik, pengatar teori dan metode. Dirjen. Dikti, PLPTK, Jakarta.

Muhajir. 2007. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Bandung: PT Erlangga.

Nurhasan. 2000. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga (Skripsi). FPOK IKIP Bandung. Bandung.

Nurseto Frans, Oktina Diah. 2011. Psikologi Olahraga Kunci Sukses Mencapai Prestasi.

Rahyubi. 2012. Gerak dan Keterampilan. Jakarta: PT Gramedia.

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Jakarta: ALFABET.

Rusyan, Tabrani, dkk. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya.

Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo.

Sepak Takraw Seluruh Indonesia. 1999. Mari Bermain Sepak Takraw. PB. PERSETASI. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D Bandung: Alfabeta.

Surisman. 2012. Sepak Takraw. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Sutrisno Hadi. 1990. Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai dengan Basica. Yogyakarta: Andi Offset.

Tim Penyusun. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Universitas Lampung . 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UniversitasLampung. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Yudha Purnama, Putra. 2013. Hubungan Tingkat Kepercayaan Diri dan Motivasi dengan Keterampilan Gerak Dasar Sepak Takraw (Skripsi). Penjaskes FKIP. Universitas Lampung. Lampung.