THE IMPLEMENTATION OF QUALITY MANAGEMENT ISO 9001:2008 IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL INDUSTRY TECHNOLOGY BANDAR LAMPUNG IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEKNOLOGI INDUSTRI BANDAR LAMPUNG

(1)

THE IMPLEMENTATION OF QUALITY MANAGEMENT ISO 9001:2008 IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL

INDUSTRY TECHNOLOGY BANDAR LAMPUNG By FERI YULIUS

The focus of the research was on how the implementation of quality management system ISO 9001:2008 at SMKTI Bandar Lampung, with sub focus were on: 1) The attention of customers, 2) The Leadership, 3) The People Involvement, 4) The Process Approach, 5) The Approach on the Management System, 6) The Continuing Revision, 7) The Fact Approach and the Decision Maker, 8) The relationship of mutual importer, added by the human resources and all facilities in SMKTI Bandar Lampung.

The method used in the research was qualitative design through interview as the data taking method, observation, and documentation in SMKTI Bandar Lampung. While the data analysis was done through interactive analysis.

The result of the research related to the research focus showed : 1) The Application of Eight Principles of Quality Management at SMKTI Bandar Lampung, was initially done through commitment oriented on the customer satisfaction either internally or externally. 2) The condition of human resources at SMKTI Bandar Lampung in implementing the system of the quality management ISO 9001:2008 deeply supported viewed from education level and the competency as well. The commitment of all school components to realize their responsibilities to create the school goal was always defended. The steps done to do this commitment namely there is always communication the vision, mission, and school goals and also remind each of the duties and the responsibilities. 3) The condition of facilities and infrastructures owned by SMKTI Bandar Lampung are one of the aids to maintain the process of the running of the implementation of ISO 9001:2008 so that all documents and records can be saved well and can be easily accessed by all persons involved either directly or indirectly.


(2)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

TEKNOLOGI INDUSTRI BANDAR LAMPUNG

OLEH FERI YULIUS

Fokus penelitian ini adalah bagaimana implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMKTI Bandar Lampung, dengan sub fokus pada: 1) Pusat perhatian pada pelanggan, 2) Kepemimpinan, 3) Pelibatan orang, 4) Pendekatan proses, 5) Pendekatan sistem pada manajemen, 6) Perbaaikan berkelanjutan, 7) Pendekatan fakta dan pengambilan keputusan, 8) Hubungan pemasok saling menguntungkan, ditambah dengan kondisi sumber daya manusia dan sarana prasarana yang ada di SMKTI Bandar Lampung.

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah rancangan kualitatif dengan metode pengambilan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi di SMKTI Bandar Lampung. Sedangkan analisis data dilakukan melalui analisis interaktif.

Hasil penelitian terkait fokus penelitian menunjukan : 1) Penerapan delapan prinsip manajemen mutu di SMKTI Bandar Lampung, diawali dengan komitmen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan baik dari internal maupun eksternal. 2) Kondisi Sumber Daya Manusia yang ada di SMKTI Bandar Lampung dalam mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sangat mendukung baik dilihat dari jenjang pendidikan ataupun dari segi kemampuan yang dimiliki. Komitmen dari seluruh komponen sekolah untuk sadar akan tanggung jawabnya masing-masing demi untuk mewujudkan tujuan sekolah harus selalu dipertahankan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam membangun komitmen ini antara lain dengan selalu mengkomunikasikan visi, misi dan tujuan sekolah serta mengingatkan akan tugas dan kewajiban masing-masing. 3) Kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMKTI Bandar Lampung menjadi salah salah satu modal untuk dapat memelihara proses berjalannya implementasi ISO 9001:2008 agar semua dokumen dan rekaman dapat tersimpan dengan baik dan mudah diakses oleh semua personil yang terlibat baik langsung ataupun tidak langsung


(3)

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO

9001:2008 PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

TEKNOLOGI INDUSTRI

BANDAR LAMPUNG

( Tesis )

Oleh Feri Yulius

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2014


(4)

(5)

(6)

(7)

Feri Yulius, Lahir di Desa Aromantai, Kecamatan Jarai, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan pada 09 Nopember 1967, merupakan putra ke tiga dari Bapak Muhammad Amin (alm) dan Ibu Rusnap

Penulis Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Muhammadiyah Jarai pada tahun 1981, Sekolah Menengah Pertama di SMP Muhammadiyah Jarai pada tahun 1984 dan Sekolah Menengah Atas di STM Negeri Lahat pada tahun 1987 serta menyelesaikan program sarjana di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Padang pada tahun 1991. Sejak tahun 2011 melanjutkan studi S2 pada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung

Sejak tahun 1992 penulis diangkat . Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Perindustrian.RI. Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri (PUSDIKLAT) sebagai guru di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri Bandar Lampung sampai sekarang


(8)

MOTO

Orang bijak akan selalu mengambil keputusan di antara logika dan hati nurani

Seseorang yang melakukan satu kesalahan dan tidak berusaha merubahnya,itu artinya ia telah melakukan satu kesalahan lagi. ~ Confucius

Orang yang bahagia itu adalah orang yang selalu bersyukur dari sekecil apapun nikmat yang ia terima, yaitu dengan cara menyediakan waktu untuk membaca kerana membaca itu sumber ilmunya, menyediakan waktu untuk tertawa kerana tertawa itu musik jiwanya, menyediakan waktu untuk berfikir kerana berfikir itu modal kemajuannya, menyediakan waktu untuk beramal kerana beramal itu awal keberhasilannya dan selalu menyediakan waktu beribadah kerana beribadah itu adalah kunci dari segala ketenangan jiwanya


(9)

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan karya kecilku kepada orang orang yang kucintai, kukasihi dan kusayangi

Ayah dan ibuku

Muhammad Amin dan Rusnap

yang selalu berdo’a dan memberikan semangat tanpa lelah demi kesuksesan

anaknya Istriku Nelly Selviana

yang cantik dan selalu ceria dalam segala situasi demi memberikan semangat pada suaminya dalam kondisi apapun

Anak anaku

Fitri Mardhotillah Gumay Fenolia Sandhora Gumay Muhammad Renaldi Gumay

yang selalu patuh apa yang disuruh oleh kedua orang tuanya serta tekun dan rajin belajar, membuat saya termotivasi untuk segera menyelesaikan karya kecilku ini


(10)

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan teisis ini. Tesis ini penulis beri judul “ Implimentasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Pada Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri Bandar Lampung dan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung

Penulis menyadari Penyelesaian tesis ini tidak mungkin dilakukan tanpa dukungan moril, mental, materil dan spirituil dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam dalamnya serta penghargaan yang setinggi tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sugeng P. Harianto, M.S Rektor Universitas Lampung, 2. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo M.S Direktur Program Pascasarjana Universitas

Lampung

3. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4. Bapak Dr. Sumadi, M.S. Ketua Program Studi Magister Manajemen Pendidikan dan sekaligus Pembimbing Tesis ini

5. Ibu Dr. Sowiyah, M.Pd. Sekretaris Program Studi Magister Manajemen Pendidikan


(11)

Manajemen Pendidikan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu 8. Mas Bagio yang paling sibuk membantu segala sesuatu sejak seminar

proposal hingga ujian komprehensif

9. Istriku tercinta yang selalu memberikan semangat dan kasih sayangnya dari hari ke hari hingga penyelesaian tesis ini

10.Anak anaku yang selalu memberikan motivasi dalam bentuk keceriaan setiap kali memulai penulisan

11.Ibuku tercinta yang selalu memberikan do,a untuk selalu semangat dalam penyelesaian tesis ini

12.Rekan rekan seperjuangan mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pendidikan terutama angkatan 2011, yang selalu memberikan motivasi, informasi mulai dari awal perkuliahan hingga selesainya tesis ini

Dan masih banyak lagi pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu di kesempatan ini yang telah membantu dalam penyelesaian tesis.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih sangat jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semuah pihak demi kesempurnaan tesis ini sangat penulis harapkan. Akhirnya atas segala bantuannya dari semuah pihak penulis ucapkan banyak terimah kasih.

Bandar Lampung, September 2013 Penulis


(12)

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP

MOTTO

PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR GAMBAR... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 6

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

1.6 Defisi Istilah ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Implementasi ... 13

2.2 Pengertian Manajemen ... 14

2.3 Pengertian Mutu ... 15

2.4 Pengertian Manajemen Mutu ... 17

2.4.1 Falsafah Manajemen Mutu ... 18

2.4.2 Konsep Dasar Penerapan Manajemen Mutu ... 20

2.4.3 Perinsip Dasar Manajemen Mutu... 21

2.4.4 Kendala Dalam Penerapan Manajemen Mutu... 24

2.5 Struktur dan Elemen Mutu ... 24

2.6 Tantangan Menciptakan Mutu ... 26

2.7 Sumber Daya Manusia... 27

2.8 Sarana dan Prasarana... 28


(13)

3.2 Lokasi Penelitian... 32

3.3 Instrumen Penelitian... 32

3.4 Sampel dan Sumber Data... 33

3.5 Tehnik Pengumpulan Data... 33

3.5.1 Wawancara... 33

3.5.2 Observasi... 34

3.5.3 Analisis Dokumen... 34

3.6 Analisis dan Penafsiran Data... 34

3.7 Pengecekan Keabsahan Data... 36

3.8 Tahapan Penelitian... 41

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN 4.1 Latar Penelitian... 44

4.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi... 46

4.1.2 Tujuan Pendidikan... 47

4.1.3 Profil Kemampuan Tamatan... 47

4.2 Paparan Data... 48

4.2.1 Prinsip Dasar Manajemen Mutu... 49

4.2.2 Kondisi Sumber Daya Manusia... 84

4.2.3 Kondisi Sarana dan Prasarana... 86

4.3 Temuan Penelitian... 88

4.3.1 Prinsip Dasar Manajemen Mutu... 88

4.3.2 Kondisi Sumber Daya Manusia... 95

4.3.3 Kondisi Sarana dan Prasarana... 96

BAB V PEMBAHASAN DAN TEMUAN PENELITIAN 5.1 Prinsip Dasar Manajemen Mutu... 98

5.2 Kondisi Sumber Daya Manusia... 106

5.3 Kondisi Sarana dan Prasarana... 108

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 110

6.1.1 Prinsip Dasar Manajemen Mutu... 110

6.1.2 Kondisi Sumber Daya Manusia... 113

6.1.3 Kondisi Sarana dan Prasarana... 113

6.2 Implikasi ... 113

6.3 Saran saran... 114


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tingkat kelulusan Ujian Nasional SMKTI Tahun 2012/2013 Tabel 2. Komposisi Tenaga Pendidik SMKTI Bandar Lampung Tabel 3. Komposisi Tenaga Kependidikan SMKTI Bandar Lampung Tabel 4. Sarana dan Prasarana SMKTI Bandar Lampung


(15)

DAFATR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 3.1. Langkah Analisis Data Berdasarkan Model Interaktif Miles dan Huberman (1992) yang di Modifikasi Gambar 4.1. Proses Inti Diklat SMKTI Bandar Lampung

Gambar 4.2. Diagram Konteks Kebijakan Manajemen Sekolah SMKTI Bandar Lampung

Gambar 4.3. Diagram Konteks Sumber Daya Manusia SMKTI Bandar Lampung Gambar 4.4. Diagram Konteks Sarana dan Prasarana SMKTI Bandar Lampung


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rekaputalasi Hasil Wawancara Penelitian

Lampiran 2. Kuesioner Kepuasan Pelanggan Internal dan Hasil Kuesioner Lampiran 3. Kuesioner Kepuasan Pelanggan Eksternal dan Hasil Kuesioner


(17)

B A B I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pentingnya peran pendidikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kian lama kian disadari. Merujuk kepada UUD 1945 hasil amandemen, seluruh komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi alokasi anggaran pendidikan. Hal ini secara tegas mencerminkan adanya kesadaran bersama, betapa kemajuan bangsa akan sangat ditentukan oleh kemajuan dalam bidang pendidikan. Pelaksanaannya, pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional sebagai penanggung jawab teknis misi besar ini, menguraikannya menjadi tiga pilar utama : (1) Pemerataan dan Perluasaan Akses pendidikan, (2) Peningkatan Mutu, Relevansi dan daya saing, (3) Penguatan tata kelola, Akuntabilitas, dan pencitraan publik. Tiga pilar ini diyakini akan mampu secara berkesinambungan meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional di Indonesia.

Pendidikan kejuruan sebagai salah satu bagian dari sistem Pendidikan Nasional memainkan peran yang sangat strategis bagi terwujudnya angkatan tenaga kerja nasional yang trampil. Sekolah Menengah Kejuruan dalam hal ini memiliki peran penting bagi pencapaian tujuan menyiapkan siswa dengan keterampilan dan sikap profesional hingga siap memasuki lapangan kerja. Apalagi globalisai bukan lagi masa yang akan datang, tetapi telah menjadi kenyataan,


(18)

karenanya dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki multi ketrampilan, luwes, pembelajar dan memiliki jiwa kewirausahaan.

Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung semula didirikan oleh Dinas Perindustrian Rakyat Propinsi Lampung berdasarkan SK No.217/D/1968 dengan nama Sekolah Perindustrian Menengah Atas (SPdMA) Tanjungkarang, kemudian berdasarkan SK Gubernur No. 5/G/TU/68 diubah menjadi Sekolah Teknik Industri dan Kerajinan Menengah Atas (STIKMA) Tanjungkarang, selanjutnya berdasarkan SK Menteri Perindustrian RI No. 235/M/SK/6 tanggal 24 Juni 1985 diubah menjadi Sekolah Menengah Teknologi Industri Tanjungkarang, dan akhirnya pada tahun 2010 berdasarkan nota kesepakatan antara Kementerian Perindustrian RI dengan Kementerian Pendidikan Nasional RI Nomor. 358/M-IND/6/2010 dan Nomor. 06/VI/KB/2010 tanggal 9 Juni 2010 tentang penyelenggaraan dan pembinaan serta nomenklatur pendidikan menengah kejuruan, namanya di ubah menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri Bandar Lampung (SMKTI) Sampai sekarang. Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung merupakan satu dari Sembilan sekolah menengah kejuruan di bawah naungan Pusat Pendidikan dan Latihan (PUSDIKLAT) Industri Departemen Perindustrian. Pada tahun 2005 Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung telah diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasiona Sekolah Menengah (BAN SM). Selain telah terakreditasi dengan nilai A, dan pada tahun 2007 Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung juga telah berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000 dari Badan Sertifikasi SAI Global kemudian tahun 2008 di revisi menjadi ISO 9001:2008. Dalam rangka menjadi sekolah terbaik di bidang kimia industri dan analisis sekolah dan telah


(19)

bekerjasama dengan PUM Belanda sebagai lembaga konsultansi di bidang pendidikan.

Kementerian perindustrian melalui pusdiklat perindustrian telah melakukan berbagai upaya perbaikan untuk meningkatkan bidang pendidikan dengan adanya komitmen dengan di dukungnya program-program pengembangan sekolah, dan sarana prasarana penunjang.

Pemerintah daerah sudah cukup memberikan bantuan dengan adalanya kerjasama baik melalui pelatihan guru, bantuan siswa miskin dan program bantuan operasional sekolah dengan mengelola program keahlian yang sudah cukup spesifik Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung melaksanakan 2 (dua) program keahlian, yaitu Program Keahlian Kimia Industri dan Program Keahlian Kimia Analisis.

Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung sejak tahun 2007 adalah salah satu unit pendidikan kejuruan yang sudah mengaflikasikan prinsip-prinsip Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 yang dibuktikan dengan adanya sertifikat ISO 9001 : 2008, sertifikat ISO 9001:2008 Secara prinsip sebenarnya siapa saja dapat menerapkan manajemen dengan pendekatan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dimana sistem ini merupakan sistem manajemen yang menekankan kepada kepuasan pelanggan. Pelanggan pada sistem manajemen mutu adalah pelanggan internal, pelanggan eksternal, pihak yang berkepentingan (interested parties). Tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi dan kecepatan perubahan yang saat ini tidak terelakkan sudah barang tentu tidak dapat dianggap sesuatu yang bisa diabaikan. Sekolah sebagai lembaga


(20)

pendidikan juga sebagai agen perubahan (agen of change) perlu memperhatikan adanya tuntutan perubahan tersebut.

Dalam menerapkan prinsip manajemen mutu ISO 9001:2008 guna memenuhi kepuasan pelanggan maka dikenal delapan prinsip dasar manajemen yaitu : Customer fokus (perhatian pada pelanggan), Leadership (kepemimpinan), Involvement of people (Pelibatan Orang), Proces approach (Pendekatan Proses), System approach management (Pendekatan pada manajemen), Continual improvement (Perbaikan berkelanjutan), Factual approach to decision making (Pengambilan keputusan berdasarkan fakta) dan Mutually benefical supplier relatonship (Hubungan pemasok yang saling menguntungkan). Delapan dasar prinsip manajemen mutu tersebut merupakan dasar penerapan sistem manajemen mutu dalam kelompok ISO 9000. Alasan penerapan sistem manajemen mutu adalah untuk membantu organisasi dalam meningkatkan kepuasan pada pelanggannya atas layanan produk dari organisasi. Pelanggan menghendaki produk sesuai dengan karakteristik yang dapat memuaskan kebutuhan dan harapan mereka. Kebutuhan dan harapan dinyatakan dalam spesifikasi produk yang secara terpadu dinamakan persyaratan pelanggan. Persyaratan pelanggan dapat ditentukan melalui kontrak oleh pelanggan atau dapat ditetapkan oleh organisai sendiri. Dalam kedua hal tersebut apabila dapat dipenuhi oleh organisasi maka pelanggan menetapkan keberterimaan produk. Karena kemajuan teknologi dan kebutuhan serta harapan pelanggan yang senantiasa meningkat dan berubah serta tekanan persaingan yang ketat, maka untuk dapat selalu memuaskan pelanggannya, organisasi didorong untuk selalu memperbaiki proses produknya secara terencana dan dan terukur. Pendekatan sistem manajemen mutu mengajak


(21)

organisasi untuk menganalisis persyaratan pelanggan, menetapkan proses yang mampu memberi sumbangan bagi produk yang dapat diterima oleh pelanggan dan supaya konsisten dalam menjaga kualitas produk maka proses-proses tersebut harus terkendali.

Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung menetapkan, mendokumentasikan dan memelihara sistem manajemen mutunya dan secara terus menerus memperbaiki keefektifannya sesuai dengan persyaratan standart Internasional ISO 9001:2008. Seluruh aktivitas yang dikelolah oleh Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung sebagaimana tercantum pada bagan Proses Bisnis merupakan gambaran sistem penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung, semua aktivitas dipantau, diukur dan dianalisa untuk penerapan tindakan yang diperlukan guna mencapai hasil yang direncanakan dan perbaikan berlanjut dari semua aktivitas. Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung memastikan tersedianya sumberdaya yang cukup untuk mendukung pelaksanaan semua proses dan aktivitas di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung. Dokumentasi sistem manajemen mutu Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung terdiri dari 4 (empat) tingkat : Dokumen tingkat satu melipti kebijakan mutu, sasaran mutu dan pedoman mutu yang memenuhi persyaratan ISO 9001:2008 dan merupakan pedoman bagi penyusunan dukumen tingkat dibawahnya serta aktivitas lembaga. Dokumen tingkat dua meliputi Prosedur Opersional Standart (POS), yang menjabarkan cara melaksanakan suatu proses atau kegiatan yang dipersyaratkan oleh standart ISO


(22)

9001:2008. Dokumen tingkat tiga meliputi Instruksi kerja, yang merinci aktivitas yang berlaku untuk suatu proses, dibuat bila ketiadaannya dapat merugikan mutu. Dokumen tingkat empat meliputi Formulir-formulir yang merupakan sarana dalam operasi mutu sehari hari, serta rakaman yang merupakan bukti dilakukannya aktivitas mutu yang ditentukan.

Implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung masih dirasakan beberapa kekurangan dan kelemahan, hal ini disebabkan oleh banyak hal antara lain pergantian pucuk pimpinan sekolah, pergantian posisi dari guru guru lama ke guru yang baru, adanya mutasi, penambahan personel guru yang baru, tidak semua sumber daya manusia yang ada di sekolah mengerti dan memahami dokumen manajemen mutu ISO 9001:2008, Hal ini menjadi menarik perhatian penulis untuk menelaah bagaimana implemenasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung setelah lima tahun berjalan sejak tahun 2007 dimana dalam kurun waktu tersebut telah banyak perubahan-perubahan terutama sumber daya manusia yang menjadi pelakunya.

Suatu sistem manajemen mutu merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standart untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk yang dijalankan terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu dalam rangka mengutamakan kepuasan pelanggan.


(23)

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus utama penelitian ini adalah bagaimana implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung. Melihat dari fokus utama ini maka dapat diambil beberapa sub fokus sebagai berikut :

1.2.1 Implementasi Manajemen Mutu Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung dengan penerapan delapan prinsip manajemen mutu :

1.2.1.1 Pusat Perhatian Pada Pelanggan ( Costomer Fokus ) 1.2.1.2 Kepemimpinan ( Leadership )

1.2.1.3 Pelibatan Orang ( Involvement Of People) 1.2.1.4 Pendekatan Proses ( Proces Approach )

1.2.1.5 Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System Approach To Management)

1.2.1.6 Perbaikan Berkelanjutan ( Continual Improvement)

1.2.1.7 Pendekatan Fakta dan Pengambilan Keputusan (Factual Approach to decision Making)

1.2.1.8 Hubungan Pemasok saling Menguntungkan (Mutually Benefical Supplier Relationship)

1.2.2 Kondisi Sumber Daya Manusia yang ada sekarang di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung

1.2.3 Kondisi Sarana Prasarana yang ada sekarang di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung


(24)

1.3Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.3.1 Bagaimana Implementasi delapan perinsip manajemen mutu seperti pada fokus diatas di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung

1.3.2 Bagaimana kondisi Sumber Daya Manusia yang ada sekarang di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung

1.3.3 Bagaimana kondisi Sarana Prasarana yang ada sekarang di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data dan informasi tentang implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung.

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1.4.1 Mengetahui bagaimana implementasi delapan perinsip manajemen mutu di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung dengan diterapkannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 1.4.2 Mengetahui Bagaimana kesiapan Sumber Daya Manusia yang ada

sekarang di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung, dengan diterapkannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.


(25)

1.4.3 Mengetahui Bagaimana kondisi Sarana Prasarana yang ada sekarang di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung, dengan diterapkannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

1.5 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang akurat dan relavan, dan dapat digunakan oleh :

1.5.1 Tim Manajemen Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada tim manajeman Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung tentang seberapa jauh emplementasi sistem manajemen mutu yang selama ini diterapkan pada aktivitas pelayanan terhadap pelanggan di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung

1.5.2 Pihak Lain / Pelanggan

Hasil penelitian ini daiharapkan memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pelanggan untuk menyampaikan berbagai saran, masukan maupun kritikan terhadap pihak sekolah.

1.5.3 Guru dan Karyawan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat Membangun kesadaran guru dan karyawan tentang perlunya memberikan pelayanan prima terhadap


(26)

pelanggan (Peserta didik ) dan mendidik diri sendiri agar taat terhadap sesuatu yang telah disepakati.

1.5.4 Penulis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman penulis terhadap sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.Khusunya di unit pendidikan Bandar Lampung.

1.6 Definisi Istilah

Beberapa istilah yang perlu diuraikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.6.1 Implementasi

Merupakan upaya untuk melaksanakan apa yang seharusnya telah diputuskan oleh pengambil kebijakan, dalam hal ini pengambil keputusan harus mampu merumuskan sesuai dengan aspirasi publik dan pelaksana kebijakan dilapangan mampu merealisasikan substansi kebijakan yang telah di rumuskan tersebut.

1.6.2 ISO 9001:2008

ISO berasal dari kata Yunani ISOS yang berarti sama, kata ISO bukan diambil dari singkatan nama sebuah organisasi walau banyak orang awam mengira ISO berasal dari International Standard of Organization, sama sekali bukan. ISO 9001 merupakan standard international yang mengatur tentang sistem management Mutu (Quality Management System), oleh karena itu seringkali disebut sebagai “ISO 9001, QMS” adapun tulisan 2008 menunjukkan tahun revisi, maka ISO 9001:2008 adalah system


(27)

manajemen mutu ISO 9001 hasil revisi tahun 2008. Pertanyaan berikut yang muncul, apakah ISO sering mengalami revisi ? jawabnya : YA. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, terutama semakin luasnya dunia usaha, maka kebutuhan akan pengelolaan system manajemen mutu semakin dirasa perlu dan mendesak untuk diterapkan pada berbagai scope industry yang semakin hari semakin beragam. Versi 2008 ini adalah versi terbaru yang diterbitkan pada Desember 2008 lalu. Organisasi pengelola standard international ini adalah International Organization for Standardization yang bermarkas di Geneva – Swiss, didirikan pada 23 February 1947, kini beranggotakan lebih dari 147 negara yang mana setiap negara diwakili oleh badan standardisasi nasional (Indonesia diwakili oleh KAN)

1.6.3 Manajemen Mutu

Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan dan pengarahan suatu kelompok orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi, Sedangkan manajemen memiliki fungsi dasar sebagai Planning, Organizing, Staffing, Directing, and Controlling.

Mutu didefinisikan “kemampuan untuk memenuhi persyaratan -persyaratan” kebutuhan atau harapan yang ditetapkan secara langsung atau tidak langsung oleh organisasi atau perorangan yang menerima suatu produk (pelanggan) berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh suatu produk.


(28)

1.6.4 SMKTI (Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri)

Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Teknologi Industri adalah lembaga pendidikan tingkat menengah yang memiliki kekhususan dalam kejuruan. Lembaga ini dibawah pembinaan Pusat Pendidikan dan Latihan industri (Pusdiklat Industri) Kementerian Perindustrian RI dan secara teknis bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI


(29)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Implementasi

Implementasi akan menentukan keberhasilan suatu kebijakan, baik yang dikeluarkan oleh suatu organisasi publik maupun oleh pemerintahan. Menurut Baedhowi (2009:22-23) konsep implementasi kebijakan paling sedikit memiliki tiga makna, yaitu

(1) Implementasi sebagai suatu proses atau pelaksanaan kebijakan (2) Implementasi sebagai suatu keadaan akhir atau pencapaian suatu kebijakan (0utput), dan (3) Implementasi sebagai proses pelaksanaan dan pencapaian tujuan sebuah kebijakan.

Maka tujuan dari Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 adalah

“Pelaksanaan sebuah kebijakan yang urutan prosesnya berdasarkan standar yang sudah ditentukan secara internasional, guna mencapai tujuan dari sebuah kebijakan itu sendiri, dengan indikator pelayanan perima demi kepuasan

pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal”.

Van Horn dan Van Meter dalam Subarsono (2006:100) mengartikan Implementasi kebijakan sebagai :

“ tindakan-tindakan oleh individu publik dan swasta (atau kelompok) yang diarahakan pada prestasi tujuan yang ditetapkan dalam keputusan


(30)

Implementasi merupakan upaya untuk melaksanakan apa yang seharusnya telah diputuskan oleh pengambil kebijkan. Pengambil keputusan harus mampu merumuskan sesuai dengan aspirasi publik, dan pelaksana kebijakan di lapangan mampu merealisasikan substansi kebijakan yang telah dirumuskan tersebut. Menurut Gerston dalam Baedhowi (2009:27), keberhasilan implementasi suatu kebijakan mensyaratkan adanya empat faktor, yaitu :

(1) Translation ability, yaitu kemampuan staf pelaksana untuk menterjemahkan apa yang sudah diputuskan oleh pengambil keputusan untuk dilaksanakan,

(2) resources (sumberdaya), khususnya yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia, Finansial dan Peralatan/Sarana,

(3) limited numberof players, yaitu jumlah pelaksana kebijakan yang tidak terlalu banyak, agar tidak menimbulkan kebingungan dan kompetisi yang tidak sehat, dan

(4) accountability, yaitu adanya proses pertangjawaban dari pelaksana kebijkan terhadap apa yang sudah dilaksanakan

2.2 Pengertian Manajemen

Malayu Hasibuan (2004;2) memberikan pengertian manajemen dalam

bukunya “ Dasar, Pengertian dan Masalah Manajemen” sebagai berikut :

“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber

daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efesien untuk

mencapai tujuan tertentu”

Sedangkan Kotler dalam bukunya “ Manajemen” Edisi Bahasa Indonesia (2004; 6) menyatakan bahwa


(31)

“Manajemen adalah sebuah proses pengkoordinasian kegiatan kerja

sedemikian rupa sehingga dapat diselesaikan secara efektif dan efesien

dengan dan melalui orang lain”.

Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan orang bimbingan dan pengarahan suatu kelompok orang-orang untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Manajemen memiliki fungsi dasar sebagai Planning, Organizing, Staffling, Directing and Controling.

Dari beberapa definisi manajemen diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa manajemen adalah pelaksanaan rencana kegiatan dengan cara melibatkan orang lain dengan berpedoman kepada planing, organizing, actuanting dan controling (POAC).

2.3 Pengertian Mutu

Apa sesungguhnya mutu itu ? Pertanyaan ini akan menghasilkan berbagai jawaban, karena mutu atau kaulitas akan berlainan bagi setiap orang, yang sangat tergantung pada persepsi dan konteknya. Banyak pakar yang mencoba mendefinisikan mutu berdasarkan sudut pandang masing-masing, meskipun tidak ada definisi mengenai mutu yang diterima secara universal, maka dari definisi yang ada terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen sebagai berikut : 2.3.1 Mutu meliputi “Objek‟ yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. 2.3.2 Mutu yang berkaitan dengan manajemen mencakup berbagai dimensi yaitu

masukan (Input), proses (proces), luaran (output) dan dampak (outcome) 2.3.3 Mutu merupakan keadaan yang dinamis, selalu berubah (misalnya seuatu

yang dianggap mempunyai mutu tertentu saat ini, mungkin dianggap kurang bermutu pada masa mendatang.


(32)

Dengan mendasarkan pada elemen-elemen tersebut, Hoyle David (2000; 443) menyebutkan definisi mutu sebagai berikut :

The qualiy system is composed of all the oraniztion policies, procedures, plans, resources and delineation of resfonsibilty and autority all deliberately aimed at achieving product or service quality levels consistent with custommer statisfaction and the organization’s objectives, when these policies, prosedures, plans and so forth, are taken together, they define how the organization work how quality is

managed”.

Artinya sistem mutu terdiri dari semua kebijakan, prosedur, rencana, sumber daya, proses dan penggambaran dari pertanggungjawaban serta kewenangan, semua disengaja dengan tujuan untuk mencapai tingkat mutu dari produk atau jasa yang konsisten dengan kepuasan pelanggan dan tujuan-tujuan organisasi.

“ Mutu merupakan keadaan dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

proses dan sumber daya (resources) yang dapat memenuhi atau melebihi

harapan”.

Menurut Joseph M. Juran seperti yang dikutip oleh Vincent Gaspersz (2002; 7) apabila diterjemahkan, mendefinisikan manajemen mutu sebagai

“ Suatu kumpulan aktivitas yang berkaitan dengan mutu tertentu yang memiliki

karakteristik”. Mutu adalah karakteristik „sesuatu‟ yang harus dipelihara secara

kuntinyu untuk mencapai persyaratan pelanggan baik tertulis maupun tidak tertulis, sesuai dengan kegunaan. Definisi tersebut mengandung makna yang sangat dalam khususnya dalam bidang jasa. Apabila pemberi jasa mengerti tentang atribut yang dipergunakan oleh klien untuk menilai mutu pelayanan maka pemberi jasa dapat mengambil langka untuk memantau atau meningkatkan kinerja sesuai dengan atribut tersebut. Bila hal tersebut dilakukan oleh pemberi jasa maka


(33)

akan didapat tingkat persepsi mutu yang tinggi dan akan timbul kepuasan kepada pelangggan.

Menurut buku petunjuk pengembangan SMK berstandar Nasional dan Internasional (2006; 26) mutu didefinisikan sebagai “kemampuan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan “, kebutuhan atau harapan yang ditetapkan secara langsung atau tidak langsung oleh organisasi atau perorangan yang menerima suatu produk atau jasa. Jika mutu diterapkan disekolah maka yang diharapkan adalah kemampuan sekolah untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh pelanggan yaitu siswa, orang tua siswa, pengguna tamatan (eksternal).

Pengertian mutu secara klasik adalah “Berfokus pada aktivitas inpeksi yang mengandalkan strategi pendeteksian untuk mencegah produk tidak sesuai ke

tangan konsumen”. Sedangkan pengertian mutu secara modern adalah “Berorientasi pada strategi pencegahan sebelum terjadinya kerusakan dengan

jalan melaksanakan aktivitas dengan baik dan benar pada waktu pertama kali mulai melakukan suatu aktivitas.

Pendapat penulis, Mutu adalah kesesuaian antara rencana dengan realisasi, jika mutu diterapkan di sekolah maka kesesuian antara rencana atau program yang ditetapkan disekolah dengan realisasi yang terjadi pada aktivitas yang berjalan disekolah.

2.4 Pengertian Manajemen Mutu (Total Quality Management)

Edward Salllis (2011:25) mendefinisikan Manajemen Mutu (Total Quality Management)


(34)

“Manajemen Mutu Terpadu adalah suatu filosofi tentang perbaikan terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan

para pelanggannya saat ini dan masa yang akan datang”

Definisi lain adalah bahwa Total Quality Management adalah suatu pendekatan yang sistematis, praktis dan strategis dalam menyelenggarakan suatu organisasi yang mengutamakan kepentingan pelanggan

Pada buku panduan program pengembangan SMK bertaraf Nasional dan Internasional 2006 Manajemen mutu didefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan bimbingan dan pengarahan suatu kelompok orang untuk memenuhi persyaratan yang diharapkan oleh pelanggan baik pelanggan kelompok maupun perorangan berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh suatu produk. Dari penjelasan beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa manajemen mutu adalah perencanaan suatu kegiatan dengan cara melibatkan orang lain dengan menjalankan prinsip Planning, Organizing, Actuanting, Controling (POAC) dalam rangka mengutamakan kepuasan pelanggan.

2.4.1 Falsafah Manajemen Mutu (Total Quality Management)

Falsafah dasar dari manajemen mutu adalah perbaikan terus menerus secara berkesinambungan. Hal ini dapat berlangsung apabila setiap orang melakukan usaha yang terus menerus dalam memecahkan masalah yang timbul dan menghindari timbulnya masalah baru. Oleh karena itu manajemen mutu memandang masalah sebagai sumber peluang nntuk perbaikan dan keberhasilan. Pemecahan masalah dalam manajemen mutu tidak hanya berhenti pada penyelesaian yang bersipat sesaat, tetapi harus melibatkan usaha pencegahan agar


(35)

masalah itu tidak timbul kembali, oleh sebab itu setiap usaha standarisasi merupakan hal yang penting dalam manajemen mutu. Setiap masukan (input dan Struktur) dan metoda kerja (proses) yang menghasilkan jasa atau produk (output) yang sesuai dengan yang telah ditetapkan, perlu distandarisasikan untuk meningkatkan mutu, maka standar yang ada perlu dievaluasi dan diperbaiki secara terus menerus.

Pada umumnya penerapan manajemen mutu yang berfokus pada mutu, justru akan menurunkan biaya dan menaikkan produktivitas, karena :

2.4.1.1 Peningkatan mutu akan megurangi variasi sistem jasa dan sistem produksi.

2.4.1.2 Penurunan biaya diakibatkan oleh:

 Berkurangnya kerja ulang (rework) yang sebenarnya tidak perlu.  Berkurangnya kesalahan

 Berkurangnya penundaan

 Penggunaan peralatan yang tepat  Efesiensi penggunaan waktu.

2.4.1.3 Peningkatan produktivitas diakibatkan oleh  Penggunaan biaya yang lebih stabil  Kumsumen yang meluas

 Memeberi jaminan untuk persaingan masa mendatang  Pengembangan modal lebih terarah.

Mutu merupakan hasil dari serangkaian proses yang saling terkait sedemikian rupa sehingga menghasilkan produk atau jasa dengan tingkat mutu tertentu. Oleh sebab itu pengendalian dan peningkatan mutu harus melibatkan setiap fungsi dari


(36)

lapisan yang ada dalam organisasi. Dalam sejarah perkembangannya, tanggung jawab pengendalian mutu secara khusus ada yang dibebankan pada suatu bagian tertentu yaitu departemen/ bagian kontrol kualitas (Qualiti Control). Pada konsep manajemen mutu yang ada pada saat ini adalah manajer dan pelaksana diseluruh komponen organisasi manjadi suatu kelompok yang saling menunjang dalam menghasilkan produk bermutu.

2.4.2 Konsep Dasar Penerapan Manajemen Mutu (Total Quality Management) Dalam rangka penerapan manajemen mutu pada lembaga jasa atau produk maka terdapat beberapa konsep dasar, yang merupakan patokan jika kita akan mengemplementasikan manajemen mutu di perusahaan, yaitu meliputi :

2.4.2.1 Mananjemen mutu pada hakekatnya merupakan proses perbaikan mutu yang berkesinambungan (continous improvement), dimana perbaikan tersebut diiringi usaha pemeliharaan dan penyempurnaan.

2.4.2.2 Mananjemen mutu didalam penerapannya melibatkan semua unsur- unsur internal dan secara terus menerus melakukan usaha peningkatan mutu yang didasari semangat kebersamaan yang tulus dan iklas.

2.4.2.3 Pelaksanaan manajemen mutu dilaksanakan secara bertahap (Step by step) dengan melakukan serangkaian praktek kegiatan yang dimulai dengan menyusun skala prioritas dan mendasarkan pada ketersediaan sumber daya pendukung.

2.4.2.4 Pelaksanaan manajemen mutu harus berorientasi kepada seluruh kegiatan dan pelayanan yang diberikan dan harus dilakukan penilaian yang dilakukan secara terus menerus agar setiap permasalahan yang


(37)

timbul dapat diatasi sedini mungkin, sehingga dapat dilakukan dilakukan penyesuaian- penyesuaian.

2.4.2.5 Perubahan sikap mental, etos kerja yang kundusif serta memberikan dorongan dan penghargaan terhadap keberhasilan yang dicapai.

2.4.3 Prinsip dasar manajemen mutu (Total Quality Management)

Delapan (8) prinsip manajemen mutu merupakan konsep bagaiamana cara memimpin, mengatur, dan mengendalikan suatu organisasi atau badan usaha dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen itu. Sistem manajemen mutu dapat dioperasikan secara konsisten, sistematis dan transparan.

Prinsip manajemen ini perlu dipahami oleh seluruh personel yang bernaung di lembaga yang bersangkutan, dibawah ini diuraikan delapan prinsip manajemen mutu seri ISO 9001:2008 :

2.4.3.1 Pusat perhatian pada pelanggan (Costomer Focus)

Perhatian utama sebuah organisasi adalah pelanggan. Organisasi bergantung pada pelanggannya dan oleh sebab itu hendaknya organisasi berusaha memahami kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang dari pelanggannya, dan selalu berusaha untuk dapat melampauai harapan pelanggan. Berkembang tidaknya sebuah organisasi tergantung pada ada tidaknya pelanggan yang dilayaninya. Siapa pelanggan Sekolah ?, Pelanggan sekolah secara internal adalah guru dan pegawai yang ada disekolah dan berhubungan langsung dengan pelaksanaan pendidikan di sekolah, sedangkan secara eskternal pelanggan sekolah adalah siswa,


(38)

orang tua siswa, instansi lain yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan sekolah.

2.4.3.2 Kepemimpinan (Leadership)

Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi. Mereka hendaknya menciptakan dan memelihara lingkungan internal tempat orang dapat melibatkan dirinya secara penuh dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin sangat penting artinya bagi keberlangsungan manajemen di sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin bersama-sama dengan semua sumberdaya manusia yang ada disekolah merencanakan, menetapkan sarsaran, melaksanakan, melakukan tindakan pencegahan,melakukan tindakan koreksi, mengevaluasi dan meningkatkan secara berkelanjutan tentang berbagai kegiatan pelayanan terhadap pelanggan.

2.4.3.3 Pelibatan Orang (Involvement Of Peolple)

Orang pada semua tingkatan mulai dari penjaga sekolah, tenaga administrasi, guru, ketua kompetensi keahlian, wakil kepala sekolah dan kepala sekolah itu sendiri adalah inti sebuah organisasi sehingga pelibatan mereka secara penuh memungkinkan kemampuannya dapat dipakai untuk kemanfaatan organisasi secara keseluruhan.

2.4.3.4 .Pendekatan Proses (Proces Approach)

Agar hasil yang dikehendaki tercapai lebih efesien, maka kegiatan dan sumber daya yang ada seperti sumberdaya manusia, bangunan, peralatan, dan infrastruktur lainnya yang tersedia di sekolah dikelolah sebagai satu proses yang sinergis. Setiap proses tentunya memerlukan suatu


(39)

kesepakatan aturan main berupa mekanisme kerja yang tertuang dalam suatu skema alur kegiatan. Skema selanjutnya didikripsikan dalam sebuah prosedur atau instruksi kerja yang memudahkan setiap individu dalam organisasi untuk melaksanakan tugasnya secara baik dalam suatu proses yang disepakati.

2.4.3.5 Pendekatan sistem pada manajemen (System Approach To Management) Mengetahui, memahami dan mengalola proses yang saling terkait sebagi

sistem memberi sumbangan pada keefektifan dan efesiensi organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk itu dalam pelaksanaanya sistem yang telah disepakati bersama harus dilaksanakan secara konsisten.

2.4.3.6 Perbaikan berlanjut (Continual Improvement)

Sebuah organisasi yang baik akan memperhatikan suatu perbaikan yang berlanjut, artinya bahwa organisasi secara menyeluruh handaknya menjadikan perbaikan sebagai tujuan tetap bagi organisasi, kekurangan atau kesalahan dalam melaksanakan suatu kegiatan bagi suatu organisasi adalah merupakan hal yang wajar, namun bagaimana organisasi dapat secara terus menerus memperbaikinya sehingga tidak ada sebuah kesalahan kekurangan yang sama terjadi berulang ulang.

2.4.3.7 Pendekatan Fakta dalam Pengambilan keputusan (Factual Approach to decision Making)

Keputusan yang diambil oleh sebuah organisasi tidak dapat dilakukan tanpa suatu analisis yang memadai. Untuk itu diperlukan adanya suatu upaya untuk secara terus menerus melakukan pencatatn perakaman terhadap segala sesuatu yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan dalam


(40)

rangka memenuhi tuntutan pelanggan. Dengan demikian maka suatu keputusan yang efektif akan dapat diambil didasarkan pada anlisis data dan informasi yang telah dikumpulkan melalui rekaman sebelumnya. 2.4.3.8 Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan (Mutually Benefical

Supplier Relationship)

Sebuah organisasi dan pemasoknya saling bergantung satu sama lain. Saling ketergantungan ini didasarkan pada adanya kepentingan yang saling ketergantungan pula. Hubungan keduanya diharapkan dapat menjadi pendorong peningkatan kemampuan keduanya dalam menciptakan nilai masing-masing. Nilai dimaksud seperti adanya saling percaya, saling menepati janji, saling menampilkan kejuruan dan saling menghormati satu sama lain.

2.4.4 Kendala dalam Penyelenggaraan Manajemen Mutu

Disamping beberapa keunggulan yang ada pada manajemen mutu, maka dalam pelaksanaannya ternyata tidak semudah yang digambarkan. Beberapa kendala yang sering muncul dalam penerapan manajemen mutu :

2.4.4.1 Sikap mental Pemimpin/ Pengelola organisasi 2.4.4.2 Tidak adanya tindak lanjut dari evaluasi program 2.4.4.3 Gaya kepemimpinan yang tidak mendukung 2.4.4.4 Kurangnya rasa memiliki para pelaksana

2.4.4.5 Prinsip melakukan sesuatu secara benar sejak awal belum membudaya 2.4.4.6 Prinsip perbaikan kualitas untuk manfaat belum disadari


(41)

2.4.4.8 Belum yakinnya adanya sinergi dalam tim kerja

2.4.4.9 Belum sepenuhnya „pelanggan ekternal‟ mengunggulkan mutu

2.5 Struktur dan Elemen Mutu.

Iman Sudarwo (2003;159) mengemukakan struktur dan elemen ISO sebagai berikut :

2.5.1 Sistem Mutu (Quality System)

Merupakan bagian dari praktek tanggung jawab, kebijakan dan prosedur yang digunakan sebuah organisasi untuk melaksanakan dan mempertahankan tingkatan mutu dalam produk, proses dan jasa.

2.5.2 Manajemen Mutu (Quality Manajemen)

Merupakan keseluruhan metode untuk mengatur mutu dalam suatu organisasi praktek standart untuk manajemen sistem yang bertujuan manjamin keseuaian dari persyaratan tertentu meliputi produk, jasa, kinerja proses dan sumber daya manusia.

2.5.3 Sistem manajemen mutu (Quality Management System)

Merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek Untuk mengemplementasikan sistem manajemen mutu, komitmen adalah salah satu kata kunci setelah pemahaman,komitmen akan muncul apabila pelaku sistem manajemen mutu sudah memahami apa yang dimaksud dengan manajemen mutu, mengerti manfaat penerapan sistem manajemen mutu, mengerti tujuan penerapan prinsip manajemen mutu dan sadar akan manfaat yang akan dirasakan dengan diterapkannya sistem manajemen mutu. Bentuk komitmen yang ditunjukkan oleh seluruh pimpinan,guru dan


(42)

karyawan Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung. secara nyata dituangkan pada dokumen kebijakan mutu. Kepala sekolah bersama tim manajemen mutu membuat dokumen kebijakan mutu dan di ikrarkan secara bersama sama oleh seluruh sumber daya manusia yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung.

2.6 Tantangan Menciptakan Mutu.

Mutu tidak terjadi secara tidak disengaja tetapi merupakan hasil suatu perencanaan, dalam setiap penerapan mutu pasti disertai perubahan, mutu bukan species yang terbesar, tapi yang paling mampu beradaptasi terhadap perubahan,

untuk itu bagaimana agar produk organisasi ber “mutu” ? jawabnya adalah

organisasi harus memiliki sistem yang mampu mengukur mutu, apa yang maksud dengan sistem, sistem adalah suatu proses/aktivitas yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pengukuran dan peninjauan serta tindak lanjut untuk meningkatkan yang telah dicapai.

2.6.1 Persyaratan Umum

Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus menerus memperbaiki keefektipannya sesuai dengan persyaratan standar internasional. Maka organisasi harus :

2.6.1.1 Mengetahui proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu dan penerapannya diseluruh unit organisasi.


(43)

2.6.1.3 Menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa baik operasi maupun kendali proses-proses ini efektif.

2.6.1.4 Memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk mendukung operasi dan pemantauan proses-proses ini.

2.6.1.5 Memantau,mengukur dan menganalisa proses-proses ini

2.6.1.6 Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direncanakan dan perbaikan berlanjut dari proses-proses ini.

2.7 Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia, bukan mesin, dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Manajemen Sumber Daya Manusia berkaitan dengan kebijakan dan praktek-praktek yang perlu dilaksanakan oleh manajer, mengenai aspek-aspek Sumber Daya Manusia dari Manajemen Kerja.

Tidak ada definisi yang sama tentang Manajemen Sumber Daya Manusia, 3 (tiga) definisi sebagai perbandingan dapat dikemukakan sebagai berikut:

2.7.1 Bagaimana orang-orang dapat dikelola dengan cara yang terbaik dalam kepentingan organisasi, Amstrong (1994).

2.7.2 Suatu metode memaksimalkan hasil dari sumber daya tenaga kerja dengan mengintergrasikan MSDM kedalam strategi bisnis, Kenooy (1990). 2.7.3 Pendekatan yang khas, terhadap manajemen tenaga kerja yang berusaha

mencapai keunggulan kompetitif, melalui pengembangan strategi dari tenaga kerja yang mampu dan memiliki komitmen tinggi dengan


(44)

menggunakan tatanan kultur yang integrated, struktural dan teknik-teknik personel, Storey (1995).

Dari ke-3 definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, Manajemen Sumber Daya Manusia berkaitan dengan cara pengelolaan sumber daya insani, dalam organisasi dan lingkungan yang mempengaruhinya, agar mampu memberikan kontribusi secara optimal bagi pencapaian organisasi

Manajemen Sumber Daya Manusia terdiri dari dua fungsi, yaitu fungsi manajemen dan fungsi operasional .

2.8 Sarana Dan Prasarana

Sarana dan prasarana sebagai bagian integral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan mempunyai fungsi dan peran dalam pencapaian kegiatan pembelajaran sesuai kurikulum satuan pendidikan. Agar pemenuhan sarana dan prasarana tepat guna dan berdaya guna (efektif dan efisien), diperlukan suatu analisis kebutuhan yang tepat di dalam perencanaan pemenuhannya.

Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan, misalnya : lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dsb.

Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Misalnya ; Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium dsb.


(45)

Dengan demikian dapat di tarik suatau kesimpulan bahwa Administrasi sarana dan prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.Menurut keputusan menteri P dan K No 079/ 1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :

2.8.1 Bangunan dan perabot sekolah

2.8.2 Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan , alat-alat peraga dan laboratorium.

2.8.3 Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunaakan alat penampil.

Sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran. Jika dilihat dari sudut murid, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan murid untuk memudahkan mempelajari mata pelajaran.

Prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru (dan murid) untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.

Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing, yaitu sarana pendidikan untuk “memudahkan penyampaian/mempelajari materi pelajaran,” prasarana pendidikan untuk


(46)

“digunakan langsung” dan “digunakan tidak langsung” dalam proses pendidikan

seperti telah disinggung di muka dimaksudkan. Jelasnya, disebut “langsung” itu terkait dengan penyampaian materi (mengajarkan materi pelajaran), atau mempelajari pelajaran. Papan tulis, misalnya, digunakan langsung ketika guru mengajar (di papan tulis itu guru menuliskan pelajaran). Meja murid tentu tidak digunakan murid untuk menulis pelajaran, melainkan untuk “alas” murid menuliskan pelajaran (yang dituliskan di buku tulis; buku tulis itulah yang digunakan langsung).

2.9. Kerangka Pikir Penelitian

Penerapan Delapan Prinsip Manajemen Mutu : 1.Pusat Perhatian pada pelanggan. 2.Kepemimpinan 3. Pelibatan Orang 4.Pendekatan Proses 5.Pendekatan Sistem Pada Manajemen 6.Perbaikan Berkelanjutan 7.Pendekatan Fakta dalam pengambilan Keputusan 8.Hubungan pemasok saling menguntungkan

Implementasi SMM ISO 9001:2008 di SMKTI Bandar Lampung

Kesiapan Sumber Daya Manusia

Kondisi Sarana dan Prasarana

Pelanggan Internal

Kepuasan Pelanggan

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelit

Pelanggan eksternal


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Pendekatan kualitatif untuk mendiskripsikan dan memahami optimalisasi fungsi manajerial kepala sekolah dalam Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001– 2008 di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung. Bogdan dan Biklen (1998) mengemukan bahwa penelitian kualitatif adalah: (1) penelitian kualitatif mempunyai latar yang alami sebagai sumber data dan peneliti dipandang sebagai instrument kunci, (2) penelitian ini bersifat deskriptif, (3) penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada hasil atau produk semata, (4) penelitian kualitatif cenderung menganalisanya secara induktif, (5) makna merupakan soal esensial dalam rancangan penelitian kualitatif.

Melalui pendekatan kualitatif ini peneliti dapat mengenal obyek yang bersangkutan, hal ini dapat terjadi karena pelibatan langsung dengan obyek penelitian. Pelibatan langsung ini akan dapat mengeksplorasikan optimalisasi fungsi manajerial kepala sekolah dalam implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001– 2008 di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung. Proses untuk memahami daya tarik yang dilakukan secara


(48)

langsung tersebut akan memerikan kontribusi yang penting dalam penelitian ini.

Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Interaksi para warga sekolah dan kepala sekolah akan dikaji dan diinterpretasikan oleh peneliti. Penelitian kualitatif menunjuk kepada prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa ungkapan, pandangan, pemikiran dan tindakan individu-individu maupun keadaan secara holistik. Penelitian kualitatif menempatkan pokok kajiannya pada suatu organisasi atau individu seutuhnya, dan tidak diredusir kepada variabel yang telah ditata atau sebuah hipotesis yang telah direncanakan sebelumnya (Bogdan & Taylor, 1993). Dasar pemilihan pendekatan tersebut di atas sejalan dengan pendapat Bogdan & Biklen dalam buku Suyitno (2006) yang menyatakan, bahwa pendekatan kualitatif memiliki karakteristik natural setting, peneliti sebagai instrumen kunci, menekankan pada proses, analisis data induktif, dan menekankan esensi pemaknaan terhadap setiap peristiwa yang terjadi dalam latar penelitian. Pertimbangan umum pendekatan ini, yakni pemaknaan secara holistik, hubungan secara langsung antara peneliti dengan subyek dan pentingnya penelitian yang bersifat natural . Bogdan & Biklen ( 1998) . Bentuk holistic ini didasarkan pada pandangan bahwa pengalaman dan tindakan merupakan keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian tidak dapat dipisah-pisahkan.


(49)

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 43 Bandar Lampung. Telpon (0721) 253383

3.3. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama dan di tambah dengan tim yaitu wakil manajemen mutu dan sekretaris manajemen mutu Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung

3.4. Sampel dan Sumber Data

Sampel dan sumber data dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling dan peneliti akan memilih kepala sekolah, wakil kepala sekolah ,Kepala sub. Bagian tata usaha dan personilnya, guru dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung. dan ditambah dengan semua dukomen yang berhubungan dengan pelaksanaan implementasi ISO 9001:2008 yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama dilakukan tahap orientasi dimana peneliti perlu mengumpulkan data secara umum dan luas tentang hal-hal yang menonjol, penting dan menarik untuk


(50)

diteliti lebih mendalam dan organisasi sekolah dalam kerangka optimalisasi fungsi manajerial kepala sekolah dalam implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001– 2008 di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung. Tahap kedua, perlu melakukan eksplorasi pengumpulan data yang dilakukan secara lebih terarah dan sesuai dengan mengetahui sumber data atau informan yang kompeten dan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup banyak tentang hal yang akan diteliti. Tahap ketiga, melakukan penelitian terfokus, yaitu mengembangkan penelitian eksploratif kepada fokus penelitian. 3.5.1 Wawancara

Yaitu kegiatan yang penulis lakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Pertanyaan yang diajukan bersipat bebas dan terbuka serta responden yang dipilih adalah orang-orang yang mempunyai wewenang dan mampu untuk menjelaskan serta memberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Wawancara dilakukan dengan dua bentuk,yaitu wawancara terstruktur (dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti). Sedang wawancara yang tak tersetruktur (wawancara dilakukan apabila adanya jawaban yang berkembang diluar pertanyaan-pertanyaan terstruktur namun tidak terlepas dari permasalahan penelitian )

3.5.2 Observasi

Yaitu kegiatan yang dilakukan penulis dengan cara malakukan pengamatan langsung terhadap objek yang penulis teliti. Dalam penelitan ini teknik observasi digunakan untuk memperkuat data,terutama aktivitas yang berkanaan dengan implementasi sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Dengan demikian hasil


(51)

observasi ini sekaligus untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kenyataan yang sebenarnya. Variabel-variabel yang diamati meliputi semua dokumen mutu yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung yakni : Pedoman Mutu, Kebijakan Mutu, Sasaran Mutu, Prosedur Operasional Standar (POS), Instruksi Kerja (IK) dan Formulir-formulir yang berlaku.

3.5.3 Analisis Dokumen

Yaitu kegiatan yang dilakukan penulis dengan cara menelaah dokumen ISO yang berlaku di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung.

3.6. Analisis dan Penafsiran Data

Bogdan dan Biklen dalam buku Suyitno (2006) mengemukakan bahwa analis data adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistimatik hasil wawancara, catatan-catatan dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan penyajian apa yang ditemukan. Analisa data ini dilakukan secara berulang-ulang (cyclical) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian secara teoritis analisis dan pengumpulan data dilaksanakan secara berulang-ulang guna memecahkan masalah (Mantja, 2005). Sebagaiman yang disampaikan oleh Suyitno (2006) data penelitian jenis kualitatif terdiri dari kata-kata bukan angka-angka, dimana deskripsinya memadukan interpretasi sehingga diketahui makna dari data. Dalam hal ini


(52)

menganalisa data ini, peneliti mengambil apa yang dikemukan oleh Miles dan Huberman (1984) bahwa ada tiga tahapan yang dikerjakan dalam analisis data, yaitu : (1) data reduction, (2) data display, (3) conclusion drawing verification. Data yang telah diperoleh, dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif (analisis interactive model) seperti gambar berikut :

Gambar 3.1 : Langkah Analisis Data Berdasarkan Model Interaktif Miles dan Huberman (1992), yang dimodifikasi

Mereduksi data dipadukan untuk membantu peneliti dalam menulis semua hasil data lapangan sekaligus merangkum, memilih dan memilah hal-hal pokok serta menganalisanya. Tahapan ini dimaksudkan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih tajam tentang hasil lapangan, mempermudah dalam melacak kembali bila diperlukan dan membantu dalam memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

Sajian data adalah proses penyusunan informasi yang komplek ke dalam satu bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih sederhana dan selektif, serta dapat dipahami maknanya, hal ini dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan Akhir

Sajian Data

Penarikan Kesimpulan Awal


(53)

pengambilan tindakan. Conclusion dapat dilakukan berdasarkan matrik-matrik yang telah dibuat untuk menemukan pola, topik atau tema sesuai dengan masalah penelitian, karena itu peneliti akan membuat kesimpulan-kesimpulan yang bersifat longgar dan terbuka, dimana pada awalnya mungkin terlihat belum jelas, namun dari sana akan meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar secara kokoh. Berdasarkan uraian di atas pada dasarnya penganalisaan data dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu selama proses pengumpulan data dan setelah data terkumpul.

3.7. Pengecekan Keabsahan Data

Kriteria yang digunakan dalam pengecekan keabsahan data atau pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini meliputi empat hal yaitu: kredibilitas, dipendabilitas, konfirmabilitas dan transferabilitas.

3.7.1 Kredibilitas

Kreadibilitas adalah suatu criteria untuk memenuhi bahwa data dan informasi yang dikumpulkan harus mengandung nilai kebenaran, yang berarti bahwa hasil penelitian kualitatif harus dapat dipercaya oleh pembaca yang kritis dan dapat diterima oleh orang-orang (responden) yang memberikan informasi yang dikumpulkan selama penelitian berlangsung. Agar penelitian memperoleh kredibilitas yang tinggi maka Lincorn dan Guba merekomendasikan tujuh teknik yang perlu dilakukan oleh para peneliti, yaitu melakukan: prolonged engagement, persistent observation, triangulation, pear debriefing, negative case analyst, referencyal adequment, checks dan member checking.


(54)

Prolonged engagement artinya bahwa peneliti harus berada di tempat penelitian yang cukup lama, dengan tujuan agar dapat menumbuhkan kepercayaan dari subyek yang diteliti, agar memahami atau mengetahui atau mengalami sendiri kompleksitas situasi dan agar dapat menghindarkan distorsi akibat kehadiran peneliti di lapangan. Persitent observation atau observasi yang dilakukan terus-menerus adalah suatu teknik yang digunakan untuk memahami suatu gejala yang lebih mendalam. Dengan teknik ini maka peneliti akan dapat menetapkan aspek-aspek mana yang penting dan yang tidak dan kemudian memusatkan perhatian kepada aspek-aspek yang relevan dengan penelitiannya. Triangulation atau melihat sesuatu dari berbagai sudut, artinya bahwa verifikasi dari penemuan dengan menggunakan berbagai sumber informasi dan berbagai motode pengumpulan data. Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

3.7.1.1 Triangulasi sumber data, dilakukan dengan cara: (1) membanding-kan apa yang dikatakan secara pribadi, (2) membandingkan data hasil wawancara dengan isi dokumen yang terkait, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, dan (4) membandingkan keadaan perpektif seseorang dari berbagai pendapat dan pandangan orang lain. Perbandingan ini akan memperjelas peneliti atas latar atas alasan-alasan terjadinya perbedaan pandangan tersebut, juga dimaksudkan sebagai usaha menemukan kesamaan pandangan.

3.7.1.2 Triangulasi motode, dengan menggunakan lebih dari satu strategi penelitian untuk memperoleh sebuah informasi yang sama. Untuk itu


(55)

dipergunakan dua cara, yaitu : mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil beberapa tehnik yang dipergunakan dalam pengumpulan data dan mengecek beberapa sumber data dengan metode yang sama. Pandangan triangulasi metode dimaksudkan untuk memvariasikan dan memvalidasi analisis kualitatif.

3.7.1.3 Kecukupan referensi, dimaksudkan agar data yang diperoleh di lapangan dapat diperiksa dengan rekaman berupa foto-foto maupun kaset pada saat analisis data. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara rekaman wawancara, dan mengambil foto-foto mengenai bentuk kegiatan dan peristiwa di sekolah. Hal ini dilakukan agar temuan penelitian cukup mantap untuk ditarik kesimpulan.

3.7.1.4 Pear deriefing ini dilakukan oleh peneliti dengan jalan meminta kepada koleganya (bukan partisipan yang mengetahui lapangan tempat penelitian). Kolega ini dapat menanyakan berbagai hal termasuk metode yang dipergunakan. Kesimpulan-kesimpulan sementara yang diperoleh peneliti serta kemungkinan adanya bias-bias yang disebabkan oleh peneliti.

3.7.1.5 Negative Case Analysis merupakan prosedur analisis yang digunakan oleh

peneliti untuk ”menghaluskan” kesimpulan-kesimpulan sampai diperoleh kepastian bahwa kesimpulan-kesimpulan itu merupakan gambaran optimalisasi dalam implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001/2008 di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung. Proses ini berlangsung terus dengan mempertimbangkan semua kasus yang dijumpai di lapangan. Dengan demikian kesimpulan terakhir


(56)

yang diperoleh dapat dikatakan menggambarkan realita yang ada di lapangan.

3.7.1.6.Refencycal Adequacy Check ini persiapan arsip data yang dikumpul-an selama penelitian lapangan. Arsip-arsip ini akan digunakan sebagai bahan referensi untuk mengecek apakah menyangsikan atau tidak. Apabila ada kesesuaian antara data/informasi dan kesimpulan-kesimpulan hasil penelitian (melalui proses validitas) maka dapat dikatakan bahwa kesimpulan itu dapat dipercaya (credible).

3.7.1.7 Member Check adalah salah satu tehnik yang amat penting untuk meningkatkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif adalah melibatkan partisipan (subyek) untuk mereviewnya. Proses ini dilakukan dengan jalan melibatkan subyek mereview data/informasi, interpretasi dan laporan hasil penelitian yang telah disiapkan oleh peneliti. Apabila subyek setuju dengan semua yang dilakukan peneliti maka kesimpulan hasil penelitian dapat dikatakan kredibel.

3.7.2 . Dependalibilitas

Agar temuan penelitian ini dapat dipertahankan dan dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah melalui uji keakuratan perolehan penelitian, maka peneliti melibatkan beberapa pihak ke dalam proses penelitian. Audittrail dilakukan oleh pembimbing berdasarkan dari bahan-bahan yang telah disiapkan peneliti melalui catatan lapangan waktu sewaktu wawancara, observasi, analisis data dan tafsiran atau simpulan. Cara ini dilakukan agar kekeliruan atau kesalahan di dalam


(57)

mengkonseptualisasikan rencana penelitian, pengumpulan dan analisis data serta menginterpretasikanya dapat ditanggulangi.

3.7.3 Konfirmabilitas (Confirmability)

Konfirmabilitas yaitu kriteria untuk menilai apakah hasil penelitian bermutu atau tidak. Jika dependability audit digunakan untuk menilai kualitas dari proses yang ditempuh oleh peneliti sampai dapat membuahkan hasil penelitian, maka Confirmability audit digunakan untuk menilai kualitas hasil penelitian itu sendiri. Confirmability audit dapat dilakukan bersamaan dengan dependability audit. Tetapi tekanan dari Confirmability audit adalah berkaitan dengan pernyataan apakah data/informasi serta interpretasi dan lain-lain dalam laporan penelitian didukung oleh materi-materi yang tersedia digunakan dalam audit-trail. Apabila Confirmability audit telah memutuskan bahwa hasil penelitian telah memenuhi keempat standar penelitian yaitu truth, aplikable, consistent dan netral maka hasil penelitian tersebut dapat dikatakan sudah diterima. Dengan kata lain bahwa hasil penelitian tersebut bermutu.

3.7.4 Keteralihan (Transferability)

Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa hasil penelitian yang dilakukan dalam latar tertentu dapat ditranformasikan atau dialihkan ke latar yang lain. Nilai transformasi atau keteralihan berkenaan dengan pertanyaan, sampai dimana hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam situasi-situasi lain. Pada dasarnya penerapan keteralihan merupakan suatu upaya berupa uraian rinci: penggambaran konteks tempat penelitian, hasil yang ditemukan sehingga dapat dipahami oleh orang lain


(58)

(pemakai). Untuk melakukan pengalihan ini, peneliti mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks dalam hal ini kejadian atau peristiwa yang berhubungan dengan masalah penelitian ini.

3.8. Tahapan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif terdapat empat tahapan penelitian, menurut Moloeng (2004:85), yaitu :

3.8.1 Tahap Pralapangan

Dalam tahapan ini, ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang peneliti ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami yaitu etika penelitian dilapangan. Kegiatan yang harus dlakukan adalah sebagai berikut : 3.8.1.1 Menyusun rancangan penelitian

3.8.1.2 Memilih lapangan penelitian 3.8.1.3 Mengurus perizinan penelitian

3.8.1.4 Menjajagi dan menilai keadaan lapangan penelitian 3.8.1.5 Memilih dan memanfaatkan informan

3.8.1.6 Menyiapakan perlengkapan penelitian 3.8.1.7 Persoalan etika penelitian

Pada tahap pralapangan, peneliti melihat bagaimana kebijakan manajemen mutu di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung, mengobservasi keadaan sekolah untuk mencari masalah atai isu yang bisa digali dan dikembangkan. Setelah menemukan isu-isu yang ada dilapangan, peneliti akan berdiskusi dengan kepala sekolah dan wakil manajemen mutu dan dilanjutkan dengan beberapa guru dan siswa sehingga dari diskusi-diskusi tersebut dapat ditemukan permasalahan yang ada. Baru setalah itu memilih dan


(59)

menentukan permasalahan yang hendak diteliti dan dibahas. Melihat dari hasil diskusi yang peneliti lakukan, maka peneliti memutuskan untuk membahas pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Selanjutnya peneliti mengumpulkan data data teori untuk mengadakan seminar proposal dan berlanjut terjun kelapangan.

3.8.2 Tahap Pekerjaan Lapangan

3.8.2.1 Memahami latar belakang penelitian 3.8.2.2 Memasuki lapangan penelitian

3.8.2.2 Mengumpulkan data dan informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitia

Pada tahap lapangan penulis akan melakukan wawancara, observasi, dan studi dokumen guna mendapatkan informasi yang akurat dan jelas

3.8.3 Tahap Analisis Data

Pada tahap ini penulis menganalisa data untuk membuat kesimpulan sementara dan mereduksi data hingga akhirnya penulis mampu membuat kesimpulan akhir dari proses penelitian dilapangan.

3.8.4 Tahap Pelaporan Hasil Penelitian

Tahapan akhir adalah pelaporan hasil penelitian, dimulai dari penulisan draf penelitian dan menjabarkan dengan lebih sistematis dan mampu menggambarkan fakta dilapangan sehingga mudah dipahami. Setelah semua proses dilkaukan maka peneliti melaksanakan seminar hasil, guna memaparkan hasil penelitian yang dilkaukan. Paling akhir dari kegiatan adalah ujian tesis dan pejilidan pelaporan hasil penelitian.


(60)

BAB IV

LATAR PENELITIAN, PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

4.1. Latar Penelitian

Sekolah Menengah KejuruanTeknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung didirikan oleh Dinas Perindustrian Rakyat Propinsi Lampung berdasarkan SK No. 217/D/1968 dengan nama Sekolah Perindustrian Menengah Atas (SPdMA) Tanjungkarang. Berdasarkan SK Gubernur No. 5/G/TU/68 diubah menjadi Sekolah Teknik Industri dan Kerajinan Menengah Atas (STIKMA) dan berdasarkan SK Gubernur No. 6/SS/TU/1968 diubah menjadi Sekolah Teknologi Menengah Atas (STMA) Tanjungkarang . Kemudian berdasarkan SK Menteri Perindustrian RI No. 235/M/SK/6/1985 tanggal 24 Juni 1985 diubah menjadi Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMTI) Tanjungkarang dan akhirnya pada tahun 2010 berdasarkan nota kesepakatan antara Kementerian Perindustrian RI dengan Kementerian Pendidikan Nasional RI Nomor. 358/M-IND/6/2010 dan Nomor. 06/VI/KB/2010 tanggal 9 Juni 2010 tentang penyelenggaraan dan pembinaan serta nomenklatur pendidikan menengah kejuruan, namanya di ubah menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri Bandar Lampung (SMKTI) Sampai sekarang.

Sejak berdirinya Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung tahun 1968 sudah berperan selama 44 tahun dengan


(1)

114

ISO 9001:2008 agar semua dokumen dan rekaman dapat tersimpan dengan baik dan mudah diakses oleh semua personil yang terlibat baik langsung ataupun tidak langsung

Kurangnya sistem pemeliharaan dari sarana dan prasarana menjadi sebab dokumen dan rekaman terkadang sulit di akses oleh personil yang tidak langsung terlibat menjaga dokumen dan rekaman tersebut

6.2 Implikasi Hasil Penelitian

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMKTI Bandar Lampung diharapkan untuk menciptakan dampak positif bagi para pelanggan baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal demi tercapainya pendidikan yang berkualitas

6.3 Saran-saran

Berdasarkan dari kesimpulan hasil penelitian, dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

Bagi kepala Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung. untuk melaksanakan studi banding dalam implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, mengendalikan dan meningkatkan pemantauan terhadap konsistensi penerapan sistem manajemen mutu secara kontinyu melalui agenda pembahasan dalam rapat Manajemen untuk meningkatkan keefektifan sistem.


(2)

Bagi Guru dan karyawan atau pegawai di Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung.untuk lebih meningkatkan komitmen atau konsisten terhadap penerapan sistem manajemen mutu di area kerja (tingkat suborganisasi) masing-masing dengan penuh rasa tanggungjawab dan berorientasi mutu dengan memperhatikan instruksi kerja yang telah ditetapkan oleh pimpinan unit kerja masing-masing, serta menyediakan bukti keterlaksanaan penyelesaian

Bagi masyarakat termasuk dunia usaha dan dunia industri untuk dapat memberikan masukan yang obyektif terhadap output pendidikan dan pelatihan khususnya dalam meningkatkan hubungan kerja dengan lembaga pendidikan kejuruan yang saling memberikan sumbangan baik dalam pemanfaatan produk tamatan, keberadaan sumber daya manusia handal (khususnya instruktur),maupun program.

Bagi Pusat Pendidikan dan Pelatihan industri Kementerian Perindustrian. RI sebagai pihak pengambil keputusan yang lebih tinggi untuk dapat memberikan umpan balik bagi keberlangsungan peran dan fungsi Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Industri (SMKTI) Bandar Lampung. dalam membuat kebijakan yang lebih tepat berkaitan dengan peningkatan layanan mutu pendidikan.

Bagi peneliti berikutnya dapat melakukan studi yang lebih mendalam sehubungan dengan implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap upaya peningkatan pendidikan khususnya bagi pendidikan kejuruan, sehingga dapat lebih menyempurnakan temuan dari penelitian ini.


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ani M. Hasan, 2003, “Pengembangan Profesional Guru di Abad Pengetahuan”, Pendidikan Network : 24 Maret 2006

Baedhowi. 2009. Kebijakan Otonomi Daerah Bidang Pendidikan. Konsep Dasar dan Implementasi Pelita Insani Semarang

Bogdan, R. C & S. J Taylor. 1993. Introduction to Qualitative Research Methods,; A Phenomenological Approach to the Social Science, Alih Bahasa Arief F, John Wiley and Sons-Usaha Nasional, New York- Surabaya.

Bogdan, R. C., & Biklen,.S.K. 1998. Qualitative Research In Education :An Introduction to Theory and Methods. Boston : Allyn and Bacon.

Burhanuddin. 1994. Analisis Administrasi, Mmanajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

(BSN) Badan Standardisasi Nasional, 2001, Sistem Manajemen Mutu – Dasar – dasar dan Kosakata, Jakarta : BSN; (SNI 19-9000-2001)

(BSN) Badan Standardisasi Nasional, 2001, Sistem Manajemen Mutu Persyaratan, Jakarta : BSN; (SNI 19-9001-2001)

(BSN) Badan Standardisasi Nasional, 2001, Sistem Manajemen Mutu – Panduan untuk Perbaikan Kinerja, Jakarta : BSN; (SNI 19-9004-2001)

Chandra, Gregorius, 2001, Pemasaran Global, Yogyakarta : Andi Yogyakarta. Dimyati, H M. 2004. Paradigma dan Prinsip-Prinsip Penelitian Kualitatif.

Makalah Lokakarya Metodologi Peneliitian Kualitatif. Lembaga Penelitian UM Malang

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998); Total Quality Management (TQM), Andi Offset : Yogyakarta


(5)

117

Freeman, R.Edward, 1995, Manajemen Strategik – Pendekatan terhadap Pihak-pihak Berkepentingan, Terj. Rochmulyati Hamzah, Jakarta : PPM

Gaspersz, Vincent, 2002, Manajemen Bisnis Total dalam Era Globalisasi, Jakarta Gramedia Pustaka Utama.

Gitlon, Hoeard S, Shelly J. Gitlow, 1994, Total Quality Management in Action –

Combines Deming’s Philosophy and Japanese Management Ssytems,

USA: Prentice-Hall, Inc.

Hasibuan Malayu, 2004, Dasar, Pengertian dan Masalah Manajemen, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta

Hadari Nawawi, 2005, Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta Hoyle, David, 2000, Automotive Quality Systems Handbook, Boston :

Butterworth-Heinemann.

(ISO/TC176) International Organization for Standardization/Technical Committee 176, 2004: Quality management systems – Guidelines for Sustainable Growth, Geneva : ISO; (JIS/TR Q 0005:2005)

Keegan, Warren J., 1996, Manajemen Pemasaran Global , Alexander Sindoro (penerjemah), Bob Widyahartono (penyunting), Jakarta : Simon & Schuster (Asia) Pte.Ltd

Kaneko Noriharu, 1998, TQC in Service Industries, presented in Implementation of Total Quality Control and Standardization Activities II, August 26, 1998, Tokyo : JICA.

Kano, Noriaki, editor, 1996, Guide to TQM in Service Industries, Tokyo : Asian Productivity Organization.

Kartajaya, Hermawan, dkk., 2002, MarkPlus on Strategy, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2006. Petunjuk Pengembangan SMK Berstandar Nasional dan Internasional. Kementerian Pendidikan Nasioanl, Jakarta.

Kotler, Philip et.al., 2003, Rethinking Marketing Sustainable Market-ing Enterprise di Asia, Jakarta : Pearson Education Asia Pte.Ltd. dan PT. Prenhallindo

Lessem, Ronnie, 1989, Global Management Principles, UK : Prentice Hall International

Miles,M.B. dan Huberman. 1993. Analisis Data Kualitatif. Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. UI Press, Jakarta


(6)

Nayatani, Yoshinobu et.al., 1994, The Seven New QC Tools – Practical application for Managers, Japan : 3A Corporation.

Sallis Edward,2011. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. IRCiSoD, Jogjakarta

Subarsono,AG.2006 Analisis Kebijakan Publik : Teori dan Aplikasi. Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Sugiyono,2011. Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung

Saito, Shozo, 1998, Interpretation of ISO 9002 – Quality System Implementation Guide, Presented in Implementation of Total Quality Control and Standardization Activities II Course, 23 June - 3 September 1998, Tokyo: JICA.

Simamora, Bilson, 2001, ReMarketing for Business Recovery, Jakarta : PT. Gramedia

Sudarwo, Iman, (2003), Sistem Manajemen Mutu (SNI 19-9000-2001), dipresentasikan dalam Pertemuan Tim ISO 9000 BSN, 17 Pebruari 2003, Jakarta : BSN

Suyitno, Tanzeh. 2006. Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya: Elkhaf

Tjiptono, Fandy, 2001, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Thomas B. Santoso (2001), “ Manajemen Sekolah di Masa Kini (1)”, Pendidikan Network : 24 Maret 2006

Umeda, Masao, 1993, Seven Key Factors for Success on TQM, Japan : Japanese Standards Association.

Zakiyah, 1998, Making the National Accreditation Body More Attractive By Approach of Quality System - ISO 9001, Presented in Implementation of Total Quality Control and Standardization Activities II Course, August 29, 1998, Tokyo: JICA.

Zakiyah dan Mangasa Ritonga, 1999, Unjuk Kerja Manajer dalam Menerapkan Manajemn Mutu Terpadu Menyongsong Masa Depan Perusahaan, Jurnal Standardisasi, Vol.1/1999, Jakarta : BSN.

Zakiyah dan Mangasa Ritonga, 2004, Tantangan untuk Memperbaiki keterpurukan Industri Nasional –Daya Saing, Isu Strategis Tahun 2004, dalam http:// www.Pikiran- rakyat.com/cetak/0102/06/0605.htm.