MANAJEMEN DIRI DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 1 BANDAR MATARAM
(2)
MANAJEMEN DIRI DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI I BANDAR
MATARAM
(Skripsi)
Oleh
IKE PURNAMA SARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(3)
i
ABSTRAK
MANAJEMEN DIRI DALAM PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 1 BANDAR
MATARAM
Oleh
Ike Purnama Sari
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan manajemen diri dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan manajemen diri dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-IX yang mengikuti ekstrakurikuler tari yang berjumlah 19 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan tes praktik. Instrumen penelitian yang digunakan, yaitu tes praktik, lembar aktivitas siswa dan penilaian manajemen diri. Hasil penelitian ini berdasarkan penerapan manajemen diri dalam pembelajaran tari bedana dapat membantu guru dan siswa dalam mengatur waktu proses belajar siswa dalam menentukan tujuan, mengevaluasi kemajuan dan penguatan diri, namun penerapan manajemen diri tidak menjadi ukuran keberhasilan siswa dalam melakukan tes praktik dalam pembelajaran tari bedana, rata-rata memperoleh nilai 63 berada pada kriteria cukup. Berdasarkan hasil tes praktik dengan aspek ketepatan gerak, ketepatan hitungan, dan ekspresi memperoleh nilai rata-rata 66 tergolong dalam kriteria cukup.
(4)
i
ABSTRACT
MANAGEMENT IN LEARNING TO BEDANA DANCE
EXTRACURRICULAR ACTIVITIES AT JUNIOR STATE 1 BANDAR
MATARAM
By
Ike Purnama Sari
The problem in this research is how the implementation of self-management and student learning outcomes in learning bedana dance in extracurricular activities at SMP Negeri 1 Bandar Mataram. This study aimed to describe the application of self-management and student learning outcomes in learning bedana dance in extracurricular activities at SMP Negeri 1 Bandar Mataram.
This study used a qualitative descriptive method. Source of data in this study were students of class VII-IX which follow extracurricular dance totaling 19 students. Data collection techniques in this study is the observation, interviews, documentation and testing practices. The research instrument used, namely the practice test, student activity sheets and assessment of self-management.
The results of this study based on the application of self-management in bedana dance learning can help teachers and students in a set time in the students' learning process to set goals, evaluate progress and strengthening themselves, but the application of self-management is not a measure of student success in the practice test bedana dance lessons, the average gain in the value of 63 is sufficient criteria. Based on the test results of the practice with aspects of the motion accuracy, precision counts, and expression obtain an average value of 66 classified in sufficient criteria.
(5)
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Motif Gerak Tahtim ... 25
2. Motif Gerak KhesekGantung ... 26
3. Motif Gerak KhesekInjing ... 26
4. Motif Gerak Ayun ... 27
5. Motif Gerak AyunGantung ... 27
6. Motif Gerak HumbakMoloh ... 28
7. Motif Gerak Gelek... 28
8. Motif Gerak Belitut ... 29
9. Motif Gerak Jimpang ... 30
10. SMP Negeri 1 Bandar Mataram ... 53
11. Proses Pembelajaran Motif GerakTahtim ... 62
12. Proses Pembelajaran Motif Gerak KhesekGantung ... 65
13. Proses Pembelajaran Motif Gerak KhesekInjing... 67
14. Siswa Sedang Mengisi Angket... 72
15. Proses Pembelajaran Motif Gerak Ayun ... 76
16. Proses Pembelajaran Motif Gerak AyunGantung ... 78
17. Proses Pembelajaran Motif Gerak HumbakMoloh ... 80
18. Proses Pembelajaran Motif Gerak Gelek ... 90
19. Proses Pembelajaran Motif Gerak Belitut ... 92
20. Proses Pembelajaran Motif Gerak Jimpang ... 94
21. Proses Pengulangan Motif Gerak ... 107
22. Proses Tes Motif Gerak ... 119
23. Proses Pengulangan Motif Gerak ... 133
24. Proses Tes Pengulangan Motif Gerak Perkelompok ... 147
(6)
(7)
(8)
x
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kuasa alam semesta yang telah melimpahkan segala rahmat dan idayahnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada program studi pendidikan seni pertunjukan jurusan bahasa dan seni, FKIP Universitas Lampung. Skripsi yang berjudul “Manajemen Diri Dalam Pembelajaran Tari bedana Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMP Negeri 1 Bandar Mataram”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. Selaku Wakil Dekan III FKIP Universitas Lampung serta sebagai pembimbing I, terima kasih atas kesabaran, kesediannya untuk memberi bimbingan, masukan dan motivasi;
2. Dr. I Wayan Mustika, M.Hum. Selaku pembimbing II, terima kasih atas kesabaran, kesediaannya untuk memberi bimbingan, masukan dan motivasi;
(9)
xi
3. Agung Kurniawan, S.Sn.M.Sn., selaku penguji terima kasih atas masukan dan kritikannya sehingga saya dapat memperbaiki skripsi menjadi lebih baik; 4. Dr. Bujang Rahman, M.Si., dekan FKIP Universitas Lampung;
5. Fitri Daryanti, S.Sn.M.Sn., ketua program studi pendidikan seni pertunjukkan;
6. Suhardi, S.Pd.MM., selaku kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bandar Mataram yang telah memberikan izin penelitian, motivasi dan bimbingan;
7. Dwi Asih Pratiwi, S.Pd., selaku guru pembimbing di kegiatan ekstrakurikuler yang telah mendamping disela-sela kesibukan saat proses observasi;
8. Guru-guru dan murid-murid SMP Negeri 1 Bandar Mataram yang saya banggakan atas kerjasamanya dan bantuannya dalam proses menyelesaikan skripsi ini;
9. Orang tua tercinta Bapak I Nengah Jagra dan Ibu Samini, yang selalu mendoakan, menasehati, memberi semangat, mengajarkan ketegaran dan tanggung jawab. Kuucapkan milyaran terima kasih atas segala doa dan tetesan keringat yang selama ini telah bekerja keras membiayai sekolah, dari Sekolah Dasar sampai Sarjana;
10. Saudara yang sangat kusayangi, I Komang Adi Saputra, Gede Puja Ardika dan Made Wiratama yang selalu memberikan keceriaan di kala senang dan duka, yang akan selalu terukir sepanjang masa menjadi saudara yang saling mencintai dan menghargai;
11. Dewa Bagus Wijaya, teman terkasih yang selalu di hati yang telah memberikan semangat, memotivasi, menghargai arti waktu, dan selalu mendoakan;
(10)
xii
12. Sahabatku Geng Asyik Fivita, Sumarmi, Devi, Rhisma dan Maria yang selalu memberikan keceriaan, menyemangati dan membantu;
13. Sahabat Geng Tri, Beni Munandar dan Dahliana Nasution, yang memberikan keceriaan semangat dan masukan;
14. Adik-adik kos yang tercinta, Puput, Wayan Prami, Nike dan Komang Pit, yang selalu menemani dikala suka cita, selalu menghibur ketika lelah, memberi semangat, dukungan dan selalu mengingatkan untuk menyusun skripsi;
15. Semua adik kos Kampung Hawa Gang Masjid 1, Puput, Wayan Prami, Nike, Komang Pit, Uca, Ayu, Ajeng, Alifa, Lia, Septia, Miftha, Tuwin, Anggun, Dara, Yani, Anisa Dan Ses. terima kasih telah memberikan dukungan dan semangat;
16. Teman-teman seperjuangan seni pertunjukan angkatan 2010, Fivita, Sumarmi, Maria, Risma, Devi, Galuh, Rima, Roro, Anna, Hana, Rani Okta, Winda, Rosita, Eka, Fatime, Tanjung, Agel, Ilham, Dewa, Tahta, Setiadi, Ratih, Ardel, Indah, Arum Puspita, Anarika, Mitha, Marlina, Nabila, Dwitya, Rani Nurma, Sendi, Zairi Dan Rahma;
17. Kakak-kakak dan teman-teman pendidikan seni pertunjukkan angkatan 2008, 2009, 2011, 2012, 2013 dan 2014 terima kasih atas dukungan dan doa kalian semua;
18. Teman-teman PPL dan KKN ( Dahliana, Beni, Nuri, Hani, Ades, Arinta, Aji, Marcel, Rohli, Rama, Anwar) terima kasih atas semangat dan dukungan yang kalian berikan selama ini;
(11)
xiii
19. Mas Jaya, Mbak Eva, Mbak Jj, Mbah Bahri, Pak Heru dan seluruh staf kampus pendidikan seni tari FKIP Unila atas dukungan dan doa serta partisipasinya;
20. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua;
Bandar Lampung, Penulis
(12)
viii
PERSEMBAHAN
Segala puji syukur hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan nikmat dan rahmat yang selalu menyertai dalam kehidupan keluarga dan orang-orang terdekat yang selalu menyayangiku. Segala yang telah diberikan kuucapkan beribu-ribu limpahan terima kasih.
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bukti dan cinta kasihku kepada
1. Ida Sanghyang Whidi yang selalu memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga saya dapat menyelesaikan studi sampai jenjang sarjana dan atas anugrahnya yang selalu dilimpahkan.
2. Orang tua tercinta Bapak I Nengah Jagra dan Ibu Samini, yang selalu mendoakan, menasehati, memberi semangat, mengajarkan ketegaran dan tanggung jawab. Kuucapkan terima kasih segala doa dan cucuran keringat yang selama ini telah bekerja keras membiayai sekolah, dari Sekolah Dasar sampai Sarjana.
3. Saudara yang sangat kusayangi, I Komang Adi Saputra, Gede Puja Ardika dan Made Wiratama yang selalu memberikan keceriaan di kala senang dan
(13)
ix
duka, yang akan selalu terukir sepanjang masa menjadi saudara yang saling mencintai, menyayangi dan menghargai.
4. Ibu/Bapak dosen yang telah melimpahkan ilmu yang sangat berharga selama menjalani studi. Pembimbing yang selalu sabar memberikan bimbingan skripsi. Pembahas yang selalu sabar membahas skripsi dan bimbingannya. 5. Dewa Bagus Wijaya, teman terkasih yang selalu di hati yang telah
memberikan semangat, memotivasi, menghargai arti waktu, dan selalu mendoakan.
6. Teman-teman seni Pertunjukan angkatan 2010, yang selalu memberikan semangat dan selalu membantu selama studi.
(14)
(15)
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Curup, Bengkulu pada 04 November 1991, sebagai anak kedua dari pasangan Bapak I Nengah Jagra, S.Pd dan Ibu Samini.
Pendidikan yang ditempuh oleh penulis adalah pendidikan Sekolah Dasar di (SD) Negeri 1 Wirata Agung, Lampung Tengah pada tahun 2004, Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Seputih Mataram, Lampung Tengah
pada tahun 2007, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Seputih Mataram, Lampung Tengah pada tahun 2010.
Tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan.
Tahun 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Suoh, desa Suka Marga, Kecamatan Suoh, Lampung Barat, dan pada 2014 penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Bandar Mataram, Lampung Tengah untuk meraih gelar sarjana pendidikan S.Pd.
(16)
vii
MOTO
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan-kegagalan berikutnya tanpa
kehilangan semangat
(17)
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
PERSETUJUAN ... iii
MENGESAHKAN ... iv
SURAT PERNYATAAN... v
RIWAYAT HIDUP ... vi
MOTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
SANWACANA ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR DIAGRAM ... xx
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 8
1.3Tujuan Penelitian ... 8
1.4Manfaat Penelitian ... 8
1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 10
2.2 Manajemen ... 13
2.2.1 Hakikat Manajemen... 13
2.2.2 Manajemen Yang Fleksibel, Efektif, Dan Efisien .. 15
2.2.3 Manajemen Pengajaran ... 16
2.2.4 Manajemen Diri ... 16
2.3 Pembelajaran ... 20
2.4 Tari Bedana ... 23
2.4.1 Ragam Gerak Tari Bedana ... 24
2.4.2 Musik Pengiring Tari Bedana ... 31
2.4.3 Busana Dan Aksesoris Tari Bedana ... 33
(18)
xv
2.5 Ekstrakurikuler ... 34
2.5.1 Pengertian Estrakurikuler ... 34
2.5.2 Tujuan Ekstrakurikuler ... 35
2.5.3 Jenis-Jenis Ekstrakurikuler ... 35
2.5.4 Prinsip-Prinsip Program Ekstrakurikuler ... 36
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 37
3.2 Sumber Data ... 38
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.3.1 Observasi ... 38
3.3.2 Wawancara ... 39
3.3.3 Dokumentasi ... 40
3.4 Instrumen Penilaian ... 41
3.5 Teknik Analisis Data ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 53
4.1.1 Profil Sekolah ... 53
4.1.2 Data Siswa Dalam 3 (Tiga) Tahun Terakhir ... 54
4.1.3 Visi Dan Misi Sekolah ... 54
4.2Prapenelitian ... 55
4.3Hasil Penelitian ... 57
4.3.1 Pertemuan Pertama ... 58
4.3.2 Pertemuan Kedua... 71
4.3.3 Pertemuan Ketiga ... 86
4.3.4 Pertemuan Keempat... 105
4.3.5 Pertemuan Kelima ... 117
4.3.6 Pertemuan Keenam ... 130
4.3.7 Pertemuan Ketujuh ... 144
4.3.8 Pertemuan Kedelapan ... 158
4.3.9 Hasil Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Manajemen Diri Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Tari ... 170
4.4 Pembahasan ... 173
4.4.1 Pengamatan Hasil Pembelajaran Tari Bedana ... 173
4.4.2 Pengamatan Hasil Manajemen Diri Siswa Pada Pembelajaran Tari Bedana ... 176
(19)
xvi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 181 5.2 Saran ... 183
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(20)
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Ragam Gerak Tari Bedana ... 25
2.2 Busana Dan Aksesoris Tari Bedana Untuk Wanita ... 33
2.3 Busana Dan Aksesoris Tari Bedana Untuk Pria ... 33
3.1 Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 41
3.2 Penentuan Patokan Dengan Perhitungan Persentase Untuk Skala Lima ... 42
3.3 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa ... 43
3.4 Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima ... 44
3.5 Instrumen Penilaian Manajemen Diri Siswa ... 45
3.6 Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima ... 47
3.7 Lembar Angket... 47
4.1 Data Siswa ... 54
4.2 Jadwal Kegiatan Belajar-Mengajar ... 57
4.3 Daftar Nama Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Tari ... 58
4.4 Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 69
4.5 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Pertama ... 71
4.6 Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 82
4.7 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kedua ... 84
4.8 Lembar Penilaian Tujuan Belajar Siswa ... 85
4.9 Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 96
4.10 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Ketiga ... 98
4.11 Lembar Penilaian Tujuan Belajar Siswa ... 99
4.12 Hasil Tujuan Belajar Siswa Tentang Manajemen Diri Siswa Pertemuan Kedua Untuk Pengulangan Pertemuan Ketiga Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 101
4.13 Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 110
4.14 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Keempat ... 112
4.15 Lembar Penilaian Tujuan Belajar Siswa ... 112 4.16 Hasil Tujuan Belajar Siswa Tentang Manajemen
(21)
xviii
Diri Siswa Pertemuan Ketiga Untuk Pengulangan Pertemuan
Keempat Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 114
4.17 Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 122
4.18 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kelima ... 124
4.19 Lembar Penilaian Tujuan Belajar Siswa ... 125
4.20 Hasil Tujuan Belajar Siswa Tentang Manajemen Diri Siswa Pertemuan Keempat Untuk Pengulangan Pertemuan Kelima Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 127
4.21 Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 135
4.22 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Keenam ... 137
4.23 Lembar Penilaian Tujuan Belajar Siswa ... 138
4.24 Hasil Tujuan Belajar Siswa Tentang Manajemen Diri Siswa Pertemuan Kelima Untuk Pengulangan Pertemuan Keenam Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 140
4.25 Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 149
4.26 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Ketujuh ... 151
4.27 Lembar Penilaian Tujuan Belajar Siswa ... 151
4.28 Hasil Tujuan Belajar Siswa Tentang Manajemen Diri Siswa Pertemuan Keenam Untuk Pengulangan Pertemuan Ketujuh Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 153
4.29 Lembar Hasil Pengamatan (Wiraga) Pada Pertemuan Kedelapan ... 161
4.30 Lembar Hasil Pengamatan (Wirasa) Pada Pertemuan Kedelapan ... 162
4.31 Lembar Hasil Pengamatan (Wirama) Pada Pertemuan Kedelapan ... 163
4.32 Distribusi Aktivitas Siswa Pada Pertemuan Kedelapan ... 164
4.33 Lembar Penilaian Tujuan Belajar Siswa ... 165
4.34 Hasil Tujuan Belajar Siswa Tentang Manajemen Diri Siswa Pertemuan Ketujuh Untuk Pengulangan Pertemuan Kedelapan Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 167
4.35 Lembar Penilaian Tujuan Belajar Siswa ... 170
4.36 Lembar Hasil Evaluasi Kemajuan Siswa ... 171
4.37 Lembar Hasil Penguatan Diri Siswa ... 172
4.38 Hasil Akhir Pembelajaran Tari Bedana ... 173
4.39 Pencapaian Hasil Akhir Pembelajaran Tari Bedana ... 176
4.40 Pencapaian Hasil Penerapan Manajemen Diri Siswa ... 176
4.41 Pencapaian Hasil Akhir Tujuan Belajar Siswa ... 178
4.42 Pencapaian Hasil Akhir Penerapan Manajemen Diri Evaluasi Kemajuan Siswa ... 178
4.43 Pencapaian Hasil Akhir Penerapan Penguatan Diri Siswa ... 179
(22)
xx
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Diagram Lembar Pengamatan Tes Praktik Pertemuan Pertama .... 70 4.2 Diagram Lembar Pengamatan Tes Praktik Pertemuan Kedua ... 84 4.3 Diagram Lembar Pengamatan Tes Praktik Pertemuan Ketiga ... 98 4.4 Diagram Lembar Pengamatan Tes Praktik Pertemuan Keempat .. 111 4.5 Diagram Lembar Pengamatan Tes Praktik Pertemuan Kelima ... 123 4.6 Diagram Lembar Pengamatan Tes Praktik Pertemuan Keenam .... 136 4.7 Diagram Lembar Pengamatan Tes Praktik Pertemuan Ketujuh .... 150 4.8 Diagram Hasil Akhir Pembelajaran Tari bedana ... 175 4.9 Diagram Hasil Akhir Tujuan Belajar Siswa ... 177 4.10 Diagram Hasil Akhir Aktivitas Siswa ... 180
(23)
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 mendefinisikan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan, masyarakat, bangsa dan negara (Pidarta, 2014:11). Berdasarkan uraian di atas pendidikan penting untuk upaya pengembangan individu yang dilakukan melalui kegiatan pendidikan dan pengajaran. Hal tersebut merupakan faktor kegiatan pendidikan yang sangat penting dalam penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni termasuk seni tari.
Dalam dunia pendidikan siswa harus aktif dalam proses belajar, namun semua itu tidak akan terwujud bila individu itu sendiri tidak ada kemauan. Pendidikan berdasarkan undang-undang di atas yang menyatakan bahwa peserta didik secara aktif mengembangkan potensi salah satunya pengendalian diri, yang artinya, peserta didik diharapkan mampu mengendalikan diri saat proses belajar dalam hal ini manajemen diri penting digunakan untuk menunjang proses belajar karena saling terkait satu sama lainnya untuk mencapai tujuan belajar yang lebih aktif.
(24)
2
Manajemen diri adalah kegiatan di mana siswa harus mampu mengontrol dirinya dalam segala hal, salah satunya adalah dalam proses pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki manajemen diri, namun tidak diterapkan sesuai dengan teori manajemen diri terutama pada saat proses belajar di kelas. Dalam hal ini, pendidik sangat berperan penting untuk menumbuhkan manajemen diri siswa. Tanpa disadari pendidik telah mengunakan manajemen diri saat proses pembelajaran akan tetapi, pendidik tidak menyadari telah menerapkan manajemen diri pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru hanya menyampaikan arahan tanpa
melihat kembali hasil pengarahan yang telah diberikan sebelumnya.
Untuk dapat melaksanakan manajemen diri secara maksimal maka guru berperan penting dalam membantu siswa mengatur proses belajar agar siswa mampu mencapai tujuan belajar. SMP Negeri 1 Bandar Mataram dalam proses belajar guru hanya menyampaikan materi manajemen diri tanpa pembinaan kepada siswa sehingga siswa mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan belajar yang
diinginkan. Manajemen diri diterapkan hanya sekilas dan tidak diterapkan dengan sungguh-sungguh oleh guru. Dalam proses pembelajarannya siswa kurang
memahami bagaimana seharusnya manajemen diri itu diterapkan dalam dirinya.
Guru hanya menyampaikan tidak memberi evaluasi tentang manajemen diri kepada siswa sehingga tidak terjadinya interaksi timbal balik antara guru dan siswa. Jika guru sungguh-sungguh menerapkan manajemen diri kepada siswa maka guru secara tidak langsung akan terbantu karena akan mempercepat proses belajar dan siswa lebih terlatih mengatur proses belajar serta bertanggung jawab pada dirinya. Siswa mampu mencapai target yang diinginkan jika manajemen diri diterapkan dengan baik, sebaliknya siswa tidak akan mempunyai rasa tanggung
(25)
3
jawab pada dirinya dalam proses belajar sebab manajemen diri yang diberikan tidak sesuai dengan tahap-tahap yang seharusnya.
Penelitian ini penting dilakukan untuk melihat sejauh mana penerapan manajemen diri digunakan saat proses belajar. Manajemen diri dikatakan baik jika
penerapannya sesuai dengan teori manajemen itu sendiri. Guru berperan penting untuk membantu siswa dalam meningkatkan manajemen diri yang lebih baik karena sebelumnya manajemen diri yang diberikan belum sesuai dan tidak tampak.
Manajemen diri penting digunakan dalam proses pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler agar siswa mampu mengatur proses belajar sehingga apa yang ingin dicapai dalam proses belajar mampu terwujud. Guru mengarahkan bagaimana baiknya manajemen diri dilakukan, guru memberi penjelasan, guru melihat dan guru menilai kinerja siswa sehingga siswa semangat dan terarah dalam memanajemen dirinya. Dalam proses memanajemen diri, siswa mengulang kembali materi yang telah diberikan secara mandiri dan mempelajari kembali materi di luar proses belajar. Dalam proses latihan manajemen diri, siswa-siswi harus melewati tahap-tahapan, yaitu menentukan tujuan, evaluasi kemajuan dan penguatan diri, jika semua telah terlaksana maka dalam proses manajemen diri dalam pembelajaran tari bedana berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Penggunaan manajemen diri pada pembelajaran seni tari dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram adalah untuk melatih siswa dalam mengontrol waktu saat proses pembelajaran motif gerak tari bedana. Siswa
(26)
4
diharapkan mampu dalam menentukan tujuan tari bedana dan mengevaluasi kinerjanya sendiri agar mereka mengerti sejauh mana mereka mengetahui kemampuan proses belajarnya. Ketika siswa bisa menentukan tujuan sendiri mereka akan berusaha mencapai tujuan apa yang mereka inginkan dan mampu mengontrol waktu dalam proses belajar tari bedana, pembelajaran dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler karena digunakan untuk mempercepat proses latihan dengan tidak mengulang kembali gerakan yang telah diberikan sebelumnya sehingga kegiatan ekstrakurikuler bisa lebih ditingkatkan untuk melihat bakat dan kemampuan siswa.
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Dalam pembelajaran interaksi antara peserta didik dengan pendidik atau guru sangat berperan penting karena sama-sama berperan untuk bertukar informasi. Proses interaksi peserta didik dengan pendidik akan menghasilkan ilmu dan pengetahuan serta pembentukan sikap dan kepercayaan diri peserta didik.
Tujuan pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Peserta didik akan menyerap apa yang diberikan oleh pendidik jika proses pembelajaran itu berlangsung dengan baik dalam prosesnya dan peserta didik harus mampu mencapai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai. Untuk mencapai kompetensi dan penyerapan pengetahuan serta sikap maka tujuan pembelajaran harus tersusun sesuai dengan tahapan penting dalam rangkaian pengembangan desain pembelajaran menjadi acuan untuk menentukan jenis
(27)
5
materi pembelajaran,strategi pembelajaran,metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran akan menjadi terarah, fokus, dan menjadi efektif.
Tari bedana adalah salah satu jenis seni tari masyarakat suku Lampung, baik Lampung pepadun maupun Lampung sebatin. Tari bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbol adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat (Mustika, 2012:50).
Tari bedana dipilih dalam pembelajaran seni tari dalam kegiatan ekstrakurikuler karena tari bedana adalah tari tradisi Lampung yang mudah dipelajari sebagai gerak dasar tari Lampung lainnya. SMP Negeri 1 Bandar Mataram pada pembelajaran tari, guru hanya sebatas melatih tidak memberikan pembelajaran yang tepat sehingga peneliti ingin memberikan sumbangan dalam pembelajaran tari bedana yang lebih tepat agar siswa belajar dengan teknik yang benar. Tari bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang
mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbol adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Tari ini biasanya dibawakan oleh pemuda-pemudi dalam acara adat dan acara-acara yang tidak resmi sebagai ungkapan rasa gembira.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, di luar program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan (Suharsimi dalam Suryosubroto, 2009:287). Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Direktorat Pendidikan
(28)
6
Menengah Kejuruan menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang serta dapat mendukung program ekstrakurikuler dan program intrakurikuler (DPMK dalam Suryosubroto, 2009:288). Jadi ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler, yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa,
keterampilan melalui hobi dan minat intrakurikuler dan program kokurikuler (Suryosubroto, 2009:288).
Pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandar Mataram adalah kegiatan tambahan di luar pelajaran atau sering disebut dengan kegiatan ekstrakulikuler. Pembelajaran seni tari diadakan di ekstrakurikuler agar siswa dan siswi bebas memilih kegiatan ekstrakurikuler apa yang ingin mereka ikuti. Siswa-siswi bebas memilih minat yang mereka pilih sehingga dalam proses
pembelajaran dalam kegiatan ekstrakurikuler seni tari, siswa-siswi lebih bersemangat dalam mengikuti ekstakurikuler dengan minat yang telah mereka pilih agar dalam proses pembelajarannya berjalan lebih efektif.
Diadakannya kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 1 Bandar Mataram adalah untuk melakukan proses belajar tari bedana karena selama ini setiap tari yang diberikan dalam proses pembelajaran hanya sebatas belajar dengan proses pembelajaran yang tidak begitu detail maka dari itu diharapkan siswa mampu menarikan dan memperagakan seluruh ragam gerak tari bedana. Di dalam penerapannya dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram dengan menggunakan model pembelajaran manajemen diri, diharapkan siswa mampu memperagakan gerak tari bedana dengan menerapkan manajemen diri
(29)
7
perindividu. Dalam proses belajarnya siswa diharapkan mampu mengontrol dirinya dan mengatur proses latihan sehingga dalam pertemuan berikutnya siswa mampu memperagakan ragam gerak yang telah dipelajari dan melanjutkan ragam gerak tari bedana di pertemuan berikutnya.
SMP Negeri 1 Bandar Mataram berada di Kabupaten Lampung Tengah, alasan mengapa dipilihnya SMP Negeri 1 Bandar Mataram karena penerapan manajemen diri di sekolah saat proses pembelajaran ekstrakurikuler maupun intrakurikuler belum diterapkan dengan baik sesuai dengan teori yang telah ada . Penelitian ini pertama kali dilakukan di SMP Negeri 1 Bandar Mataram, pembelajaran dalam kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada hari Rabu dan hari Jumat. Waktu kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 13.00 siang sampai dengan pukul 14.30 sore, sedangkan pada hari Jumat dilaksanakan dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 10.30. Tempat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler berlokasi di SMP Negeri 1 Bandar Mataram. Ekstrakurikuler tari di sekolah hanya dapat dilaksanakan 2 hari dalam seminggu. Dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram salah satu tari yang diajarkan, yaitu tari bedana.
SMP Negeri 1 Bandar Mataram menjadi subjek dalam penelitian disebabkan dalam berlatih tari di sekolah ini, guru belum memberikan praktik menari dengan begitu detail dalam berlatih tari. Siswa memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai tujuan menjadi sebuah tarian. Penelitian ini bermaksud untuk melihat sejauh mana penerapan manajemen diri yang diberikan oleh guru saat proses berlajar tari yang berlangsung.
(30)
8
Penelitian tentang tari bedana yang sebelumnya telah dilakukan oleh kakak tingkat, namun dengan metode dan model pembelajaran yang berbeda sehingga dalam proses penerapannya berbeda-beda dan dengan hasil yang berbeda. Penelitian tentang manajemen diri sebelumnya belum pernah diterapkan oleh peneliti sehingga peneliti ingin melakukan penelitian dengan menggunakan manajemen diri dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram. Data observasi yang sebelumnya telah diteliti digunakan sebagai pelengkap data untuk penelitian yang akan dilaksanakan.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Bagaimanakah penerapan manajemen diri dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Badar Mataram?
1.3 Tujuan Peneliti
Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti memiliki tujuan
1. mendeskripsikan penerapan manajemen diri dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram
2. mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam penerapan manajemen diri dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram
1.4Manfaat Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
(31)
9
Menjadi bahan masukan bagi guru dalam melakukan manajemen diri saat proses pembelajaran dengan berbagai bidang ekstrakurikuler maupun intrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram.
2. Siswa
Untuk mengatur proses belajar dan melatih tanggung jawab agar tecapai tujuan belajar yang maksimal di bidang ekstrakurikuler maupun intrakurikuler.
3. Sekolah
Lembaga pendidikan hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran yang lebih efektif menjadi refrensi dalam melaksanakan proses pembelajaran seni tari.
1.5 Ruang Lingkup Peneliti
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi:
1. Objek penelitian adalah pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram
2. Subjek penelitian adalah siswa dan guru di SMP Negeri I Bandar Mataram tahun pelajaran 2014/2015
3. Tempat penelitian di SMP Negeri 1 Bandar Mataram 4. Waktu penelitian adalah tahun ajaran 2014/2015
(32)
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berikut ini dikemukakan bubu-buku yang digunakan dalam penelitian, hal ini dilakukan agar menunjukkan konsep dan teori yang relevan untuk analisis data dalam proses penelitian.
2.1 Landasan Teori
Teori berperan penting dan diperlukan dalam penelitian yang menjadi dasar penguat teori-teori yang digunakan. Cara ilmiah yang digunakan dalam
mengumpulkan data agar data lebih akurat dan terpercaya menjadi acuan penting dalam penelitian menjadi ciri landasan teori yang selalu digunakan dalam karya ilmiah. Teori ialah seperangkat azas yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia nyata (Gredler, 1994:5). Satu ciri teori yang penting ialah bahwa teori itu “membebaskan penemuan peneliti secara individual dari
kenyataan kesementaraan waktu dan tempat untuk digantikan dengan suatu dunia
yang lebih luas” (Mckeachie dalam Gredler, 1994:5).
Secara khusus, teori memberikan dua kelebihan dari pada sumber-sumber pengetahuan yang lain. Pertama bahwa azas itu dapat di uji. Eksperimen dapat dilakukan untuk menentukan apakah asas itu cocok pada kenyataan. Suatu contoh
asas ialah “latihan yang disertai dengan balikan korektif pada performansi memperlancar belajar menguasai keterampilan motorik”. Satu cara menguji asas
(33)
11
ini ialah dengan membandingkan performansi siswa-siswa yang diajar dengan cara lain. Keuntungan teori yang kedua ialah bahwa tidak seperti hasil
pengamatan yang terlepas, teori mengandung generalisasi tentang gejala-gejala dan dengan demikian dapat diterapkan pada beberapa keadaan. Pernyataan di atas dengan hubungan antara belajar keterampilan motorik dan latihan dengan balikan merupakan generalisai yang berlaku bagi keterampilan-keterampilan yang
sederhana (Gredler, 1994:5).
Teori ilmiah (teori formal) adalah teori yang dibangun berdasarkan hasil-hasil penelitian (Thobroni dan Mustofa, 2011:13). Dalam penelitian ini salah satu teori yang digunakan adalah teori ilmiah karena dalam penelitian ini peneliti
melakukan observasi lapangan sehingga peneliti mendapatkan data-data atau hasil penelitian langsung dengan cara ilmiah.
Untuk mendukung proses penelitian yang dilakukan menggunakan teori penelitian. Ada beberapa teori yang digunakan. Dalam penelitian ilmiah ini peneliti menggunakan teori pembelajaran dan model pembelajaran. Teori pembelajaran digunakan untuk melihat proses pembelajaran dalam kegiatan ekstrakurikuler yang berlangsung selama 8 (delapan) kali pertemuan pada saat penelitian. Model pembelajaran digunakan untuk melihat penerapan manajemen diri siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram.
Teori pembelajaran adalah perspektif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal. Teori pembelajaran ini menaruh perhatian bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar. Teori pembelajaran mengungkapkan hubungan antara kegiatan
(34)
12
pembelajaran dan proses psikologi dalam diri siswa (Thobroni dan Mustofa, 2011:57). Dalam proses kegiatan pembelajaran menggunakan metode demostrasi. Metode demonstrasi sebagai metode pembelajaran seni tari karena metode ini merupakan pertunjukan tentang suatu proses terjadinya suatu peristiwa atau benda-benda sampai penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik (Sagala, 2003:210). Metode
demonstrasi digunakan untuk melakukan kegiatan dalam proses pembelajaran dalam bentuk materi yang dijelaskan dan dipraktikkan kepada siswa.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolan kelas (Arends dalam Trianto, 2010:51). Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian di SMP Negeri 1 Bandar Mataram ini adalah manajemen diri, yaitu untuk mengontrol atau mengatur proses belajar siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari.
Fungsi model pembelajaran di sini adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Suatu perencanaan atau suatu pola yang dipergunakan sebagai dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran seperti buku-buku, film, komputer, kurikuler, dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa setiap model yang akan di gunakan dalam pembelajaran
(35)
13
menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut (Joyce dalam Trianto, 2010:53).
2.2 Manajemen
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian manajemen sebagai (1) mengelola orang-orang, (2) pengambilan keputusan, (3) proses mengorganisasian dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang sudah ditentukan. Pendapat pertama merupakan penanganan terhadap para anggota organisasi, sedangkan pendapat kedua dan ketiga mencangkup para anggota dan materi. Orang dan materi termasuk dana diatur dan diarahkan, kemudian diputuskan aturan-aturan dan hasil arahan itu untuk mencapai tujuan organisasi. Mengarahkan orang-orang agar melaksanakan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan, berarti membuat orang-orang itu mengatur sarana, bahan, alat, dan biaya serta dengan metode tertentu melakukan aktivitas mereka masing-masing. Kalau orang-orang ini bekerja sama dengan atasannya yang mengarahkan dirinya maka mereka semua berarti mengintegrasikan sumber-sumber. Dalam praktik individu yang bertugas mengarahkan orang-orang itu tidak hanya pemimpin, menghimbau dengan bicara saja, tetapi ikut memikirkan kedua pendapat itu pada hakikatnya sama, hanya tekanan yang berbeda (Pidarta, 2011:7-8).
2.2.1 Hakikat Manajemen
Dalam organisasi penjelajah alam yang baik yang terdiri atas dua orang atau lebih juga tampak ada administrasi, manajemen, dan supervisi. Administrasi di sini mencangkup seluruh kegiatan mereka, dari persiapan, perjalanan, sampai mereka sampai pada tujuan. Manajemen terletak pada kegiatan-kegiatan awal, yaitu
(36)
14
mencangkup apa yang perlu dipersiapkan, jalan mana yang akan ditempuh, kalau ada rintangan tertentu bagaimana cara mengatasinya, dan sejenisnya, serta apa yang menjadi bukti bahwa penjelajahan sudah sampai pada tujuan. Supervisi akan terjadi bila salah seorang anggota kelompok memberi petunjuk atau saran kepada temannya yang keliru atau menemui rintangan diperjalanan. (Pidarta, 2011:16).
Mula-mula fungsi manajemen banyak ragamnya seperti merencanakan seperti, mengorganisasi, menyusun staf, mengarahkan, mengoordinasi dan mengontrol, mencatat dan melaporkan, dan menyusun anggaran belanja. Selanjutnya dibuat menjadi lebih sederhana sehingga terdiri dari merencanakan, mengorganisasian, memberi komando, mengordinasi dan mengontrol.
Sesudah manajemen membuahkan aktivitas-aktivitas tertentu dalam lembaga pendidikan dengan program-programnya, sasarannya, anggarannya, keriteria pelaksanaan dan keberhasilan, dan petunjuk-petunjuk kepada para pelaksana, proses pendidikan dilaksanakan. Supervisor membimbing para pelaksana, sementara itu manajer telah siap menerima laporan baik dari supervisor tentang hal-hal yang prinsip, maupun dari pelaksana pendidikan itu sendiri. Para manajer juga melakukan pengawasan atau kontrol langsung terhadap proses pendidikan yang sedang berjalan. Hasil pengawasan dan laporan-laporan diolah oleh manajer sebagai umpan balik untuk memberikan revisi seperlunya kepada proses
pendidikan tersebut (Pidarta, 2011:16-18).
Memperhatikan uraian di atas, ternyata manajemen merupakan aktivitas yang paling menentukan. Sebab ia ibarat perintis, pemacu dan pengontrol adalah juga berada di tangannya. (Pidarta,2011:19).
(37)
15
2.2.2 Manajemen Yang Fleksibel, Efektif, Dan Efisien.
Manajemen yang baik adalah manajemen yang tidak jauh menyimpang dari konsep, dan yang sesuai dengan objek yang ditanganinya serta tempat organisasi itu berada. Sebagian dari suatu ilmu, seharusnya manajemen itu tidak boleh menyimpang dari konsep manajemen yang sudah ada, namun variasi bisa terjadi akibat kreasi dan inovasi para manajer. Variasi ini berkaitan dengan objek yang ditangani dan tempat organisasi itu. Artinya, setiap objek membutuhkan cara tersendiri untuk menanganinya, begitu pula masing-masing tempat organisasi memiliki situasi dan kondisi yang berbeda yang membutuhkan penyesuaian pula bagi manajemen pada organisasi itu. Itulah sebabnya variasi-variasi seperti itu wajar ada dan bisa diterima.
Manajemen yang dapat menyesuaikan diri dengan berbagai situasi dan kondisi disebut manajemen yang fleksibel. Manajemen ini tidak kaku, ia dapat
berlangsung dalam kondisi dan situasi yang berbeda-beda. Kebijakan-kebijakan pemerintahan baru, tuntutan-tuntutan masyarakat yang berubah dari semula, perubahan-perubahan nilai masyarakat, dan sebagainya tidak akan menghentikan aktivitas manajer ini. Manajemen akan berjalan terus dengan revisi di sana-sini. Hal ini menjamin kelangsungan hidup organisasi. Oleh sebab itu, para manajer perlu mengusahakan manajemennya agar bersifat fleksibel (Pidarta, 2011:20).
Efektivitas yang diinginkan bukanlah efektivitas penampilan atau efektivitas pribadi, melainkan efektivitas manajer. Efektivitas manajer tidak dapat terwujud hanya dengan efektivitas penampilan saja, seperti datang dan pulang tepat pada waktunya, selalu berpakaian dinas, mengadakan hubungan baik pada teman atau
(38)
16
bawahan, cepat mengambil keputusan, rajin dan sebagainya. Begitu pula efektivitas manajer sukar diperoleh melalui efektivitas pribadi, seperti bekerja untuk kepentingan diri sendiri, untuk kesejahteraan atau kepuasan kelompoknya dan sejenisnya (Pidarta, 2011:22).
2.2.3 Manajemen Pengajaran
Manajemen atau pengelolaan adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan. Oleh karena beberapa istilah mengandung makna yang sama, di dalam buku ini penggunaannya sering digilirgantikan. Kadang-kadang
“manajemen”, kadang-kadang “pengelolaan”. Dalam hal ini yang diatur atau
ditata adalah suatu proses pengajaran. Untuk arti “pengajaran” itu sendiri, dalam
bagian ini tidak akan dijelaskan lebih jauh. Secara sederhana, pengajaran menunjuk suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subyek yang sedang belajar (Arikunto, 1993:2).
2.2.4 Manajemen Diri
Aplikasi terbaru dari pandangan behavioral dalam belajar adalah manajemen diri, yaitu membantu siswa agar mampu mengontrol kegiatan belajarnya. Deskripsi teori manajemen diri secara umum terdiri dari tiga langkah utama, yaitu menentukan tujuan, memonitor dan mengevaluasi kemajuan, dan memberikan penguatan diri. Apabila tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan orang-orang mampu mendidik dirinya maka siswa harus belajar mengatur hidupnya dengan menentukan tujuannya sendiri, memonitor dan mengevaluasi prilakunya, dan menyediakan penguatan untuk dirinya. Dalam kehidupan orang dewasa,
(39)
17
penghargaan sering tidak tampak jelas, dan tujuan sering memerlukan waktu lama untuk mencapainya. Hidup dipenuhi oleh tugas-tugas yang perlu diurutkan dalam manajemen diri, agar kegiatan lebih teratur dan pencapaian tujuan bisa diprediksi (Uno, 2007:44).
Manajemen diri, yaitu membantu siswa agar mampu mengontrol kegiatan belajarnya. Peran siswa dalam kegiatan belajarnya merupakan perhatian utama dari para psikolog dan para pendidik saat ini. Manajemen diri secara umum terdiri dari tiga langkah utama, yaitu menetukan tujuan, memonitor dan mengevaluasi kemajuan, dan memberikan penguatan diri. Apabila tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan orang-orang mampu mendidik dirinya maka siswa harus belajar mengatur hidupnya dengan menentukan tujuannya sendiri, memonitor dan mengevaluasi prilakunya, dan menyediakan penguatan untuk dirinya (Uno, 2010:43-44).
Siswa mungkin terlibat dalam beberapa atau semua langkah untuk
mengimplementasikan program perubahan perilaku dasar. Mereka bisa membantu menemukan tujuan, mengobservasi pekerjaan sendiri, mencatat perkembangan perilaku, dan mengevaluasi kinerjanya sendiri. Akhirnya, mereka dapat memilih dan memberikan penguatan untuk dirinya sendiri. Keterlibatan ini dapat
membantu siswa belajar mengatur langkah kerjan di masa mendatang sehingga siswa mampu lebih mandiri. Dalam teorinya tentang tujuan fiktif (fictionalgoal) menyatakan bahwa perilaku seseorang diarahkan pada tujuan dimasa mendatang yang sudah disusun sendiri. Orang-orang bertindak dengan baik dalam
kehidupannya sehari-hari apabila ide-ide yang akan dikerjakan sudah disusun menjadi tujuan. Apabila tujuan sudah diketahui maka tindakan orang tersebut
(40)
18
selanjutnya akan lebih mantap dan perjalanan hidupnya akan berarti (Uno, 2007:44).
Dalam proses pembelajaran siswa sangat penting agar mampu menyusun tujuan sendiri. Sebaliknya guru harus berusaha secara maksimal untuk membimbing siswa dalam menyusun tujuan belajarnya sehingga bisa dijadikan pedoman perilakunya sehari-hari di kelas maupun di luar kelas.
Siswa bisa berpartisipasi dalam fase pencatatan dan evaluasi dari program perubahan prilaku. Beberapa contoh perilaku yang tepat untuk dicatat sendiri antara lain banyaknya tugas yang diselesaikan, waktu yang dihabiskan untuk mempraktikkan keterampilan, banyaknya buku yang di baca, dan frekuensi meninggalkan kelas tanpa permisi. Penguatan diri terjadi saat seseorang
memberikan hadiah kepada dirinya sendiri karena sukses mencapai prestasi atau kinerja yang sudah ditetapkan atau saat seseorang menghukum dirinya karena gagal mencapai prestasi atau kinerja yang sudah ditetapkan.
Penguatan diri sangat membantu, bagi siswa yang kurang memiliki motivasi berprestasi atau bagi siswa yang akurat dalam menentukan ukuran kesuksesan. Penguatan diri akan menarik perhatian siswa kearah tujuan yang spesifik dan mendorong dirinya untuk menyatakan kepuasan secara verbal dan memberikan hadiah kepada dirinya apabila tujuan sudah tercapai. Penguatan diri juga akan mendorong pencapaian tujuan berdasarkan usaha dengan dorongan sendiri dari pada usaha atas dorongan faktor-faktor dari luar (Uno, 2007:51).
(41)
19
Petunjuk dalam pelaksanaan manajemen diri, yaitu:
1. Memperkenalkan sistem secara positif. Contoh, (1) Berikan penekanan pada sistem secara positif, (2) Pertimbangkan untuk memulai program secara sukarela dan( 3) Jelaskan bagaimana Anda menggunakan program manajemen diri untuk diri anda.
2. Bantu siswa belajar menetapkan tujuan. Contoh, (1) Monitor tujuan sesering mungkin pada awal kegiatan, dan tentukan standar tinggi yang masuk akal dan (2) Buat pengumuman tujuan dengan menyuruh siswa menyampaikan tujuannya kepada guru, dan kepada teman-temannya, apa yang ingin dicapai.
3. Siapkan cara untuk siswa agar bisa mencatat dan mengevaluasi kemajuannya. Contoh, (1) Bagi perkerjaan menjadi langkah-langkah yang mudah diukur, (2) Siapkan model dari pekerjaan yang baik di mana keputusan lebih sulit, seperti menulis kreatif, dan (3) Berikan siswa from pencatatan atau checklis untuk mencatat kemajuan.
4. Cek akuransi catatan siswa dari waktu ke waktu, dan dorong siswa untuk mengembangkan bentuk penguatan diri. Contoh, (1) Lakukan pengecekan sesering mungkin saat siswa baru mulai belajar, dan selanjutnya dikurangi, (2) Berikan kesempatan kepada siswa untuk saling mengecek satu sama lain, (3) Apabila catatan siswa tepat, teslah keterampilan yang mestinya dikuasai siswa, dan berikan penghargaan kepada siswa yang evaluasi dirinya cocok dengan hasil tesnya dan (4) Berikan siswa ide melalui brainstorming untuk memberikan penghargaan kepada diri sendiri apabila dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
(42)
20
Manajemen sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui pekerjaan orang-orang ( the art of getting thingsdone through people). Definisi ini perlu mendapat perhatian karena berdasarkan kenyataan, manajemen mencapai organisasi dengan cara mengatur orang lain (Stoner dalam Fattah, 2008:3).
Manajemen sebagai suatu seni membutuhkan tiga unsur, yaitu pandangan, pengetahuan teknis, dan komunikasi. Ketiga unsur tersebut terkandung dalam manajemen. Oleh karena itu, keterampilan perlu dikembangkan melalui pelatihan manajemen, seperti halnya melatih seniman. Pada masa yang akan datang ada kemungkinan bidang manajemen akan lebih banyak menyerupai seni dari pada ilmu (Botinger dalam Fattah, 2008:3)
2.3Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan. Subjek belajar yang dimaksud adalah siswa atau disebut juga pembelajar yang menjadi pusat kegiatan belajar. Siswa sebagai subjek belajar dituntut untuk aktif mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah dan menyimpulkan sesuatu masalah (Kimble dalam Thobrani dan Mustofa, 2011:18).
Pembelajaran membutuhkan sebuah proses yang disadari yang cenderung bersifat permanen dan mengubah perilaku. Pada proses tersebut terjadi pengingatan informasi yang kemudian disimpan dalam memori dan organisasi kognitif. Selanjutnya, keterampilan tersebut diwujudkan secara praktis pada keaktifan
(43)
21
siswa dalam merespons dan beraksi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diri siswa ataupun lingkungannya (Thobrani dan Mustofa, 2011:19).
Pengertian di atas pembelajaran tidak hanya dilakukan hanya sekali tapi dilakukan dalam proses yang berulang-ulang. Proses belajar bukan hanya mencangkup materi, praktik juga dilakukan dalam proses yang berulang-ulang. Dalam proses belajar siswa dan guru saling berinteraksi, guru memberikan penjelasan dan mempraktikkan dan siswa aktif mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan memecahkan masalah, dan menyimpulkan dalam menerima pembelajaran yang telah diberikan oleh guru. Proses pembelajaran yang ingin dicapai agar siswa menguasai isi pelajaran adalah (aspek kognitif), mempengaruhi perubahan sikap, (aspek afektif), keterampilan (aspek psikomotor).
Pembelajaran tidak akan berjalan jika tidak ada proses belajar yang berlangsung, dalam proses belajar yang berlangsung siswa akan mendapatkan informasi dalam pembelajaran dan merubah prilakunya. Informasi yang didapat akan disimpan dalam memori sehingga dalam praktiknya siswa aktif dalam merespons peristiwa-peristiwa yang terjadi pada dirinya. Pembelajaran yang di dalamnya memerlukan adanya perencanaan pembelajaran, agar pembelajaran lebih efektif dan terarah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Tujuan pembelajaran berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan efektif dan efisien. Istilah ini merupakan pragdigma baru yang menekankan pada prinsip keragaman peserta didik atau pembelajar (learner), dan menggantikan istilah pengajaran atau mengajar yang menekankan prinsip keseragaman. Istilah pengajaran lebih
(44)
22
banyak berarti sebagai upaya menyampaikan informasi kepada pihak lain. Latar belakang teoritisnya berdasarkan pada teori psikologi behavioristik dan teori komunikasi searah.
Konsep pembelajaran didasarkan pada teori psikologi konstruktivistik dan teori komunikasi konvergensi. Konsep pembelajaran ini merupakan inti pada lapisan pengalaman belajar, yaitu tempat peserta didik mengembangkan diri sendiri berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan (Thobroni dan Mustofa, 2011:41). Untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien di sini guru berperan penting dalam tujuan pembelajaran untuk memilih metode yang akan digunakan dalam menyajikan materi
pembelajaran sehingga tujuan yang disampaikan di atas tercapai. Tujuan pembelajaran yang diberikan setiap guru kepada siswanya untuk mengubah tingkah laku untuk mencapai tujuan berbeda-beda. Menentukan tujuan
pembelajaran bukan terpusat hanya kepada guru, namun siswa dan mata pelajaran. Setelah guru tahu apa yang dibutuhkan siswa barulah guru dapat mentukan apa yang hendak dicapai dengan berpedoman pada petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang ingin dicapai.
Pendidikan melalui seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan setiap anak (peserta didik) menemukan pemenuhan dirinya dalam hidup untuk mentransmisikan warisan budaya, memperluas
(45)
23
Proses pendidikan seni memiliki tujuan untuk mengembangkan peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Soeharjo bahwa, pendidikan seni adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan agar menguasai kemampuan kesenian sesuai dengan peran yang harus dimainkan. Selanjutnya, dari pengertian di atas memiliki implikasi bahwa pendidik seni diharapkan akan menghasilkan kemampuan peserta didik dalam dua hal. Pertama, kemampuan melakukan kegiatan seni seperti mampu meniru (imitasi) berekspresi. Kedua agar siswa memiliki kemampuan untuk menghargai buah pikir (dalam bentuk karya) serta menghargai karya orang lain dalam bentuk dan jenis karya seni tari (Soeharji dalam Mustika, 2012:29).
2.4 Tari Bedana
Tari bedana adalah tari tradisional kerakyatan yang telah berakar serta dirasakan sebagai suatu hasil budaya bernafaskan islam, yang di miliki oleh masyarakat pendukungnya, sebagai suatu simbol tradisi yang luas tentang pandangan hidup serta alam lingkungan yang ramah dan terbuka dan merupakan kesenian rakyat yang akrab dan bersatu serta mengandung nilai budaya yang dapat dijadikan cara dalam menginterprestasikan pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh pewaris generasi-generasi ke generasi (Firmansyah, dkk, 1996:4).
Tari bedana adalah salah satu jenis seni tari masyarakat suku Lampung, baik Lampung pepadun maupun Lampung sebatin (Mustika, 2012:50). Menurut Mustika dalam bukunya yang berjudul „ Teknik dasar gerak tari lampung’. Tari bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang
(46)
24
mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbol adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Tari ini biasanya dibawakan oleh pemuda-pemudi dalam acara adat dan acara-acara yang tidak resmi sebagai ungkapan rasa gembira. Menurut sejarah, konon kabarnya tari bedana ini hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam, maka tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia banyak memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, yang
memiliki fungsi yang sama pula, yaitu sebagai tari pergaulan (Mustika, 2012:51). Tari bedana merupakan kesenian rakyat yang akrab yang bersatu serta
mengandung nilai budaya yang dapat dijadikan cara dalam menginterprestasikan pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh ahli waris generasi ke generasi.
Tari bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang
mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, dan etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Di daerah Sumatra bagian timur (Riau, Jambi) termasuk Kalimantan Barat, tari ini terkenal dengan tari zapin atau jepen. Sedangkan di daerah Sumatra Selatan dan Bengkulu di kenal dengan tari dana, di Indonesia bagian Timur, seperti Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat bahkan Maluku tari ini di kenal dengan nama tari dana-dini (Firmansyah, dkk, 1996:4).
2.4.1 Ragam Gerak Tari Bedana
Ragam gerak tari bedana ada 9 (sembilan) yang masing-masing memiliki teknik gerak yang berbeda-beda. Makna filosofis yang terkandung dari gerak tari bedana
(47)
25
melambangkan sebagai bentuk dari kepedulian dengan lingkungan, hal ini dapat dilihat dari gerak awal. Penari mengawali dengan duduk tahtim kemudian memberi salam dan melangkah mundur dan maju (Mustika, 2012:51).
Berikut ini adalah ragam gerak tari dan keterangan ragam gerak tari bedana.
Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Bedana
No Ragam
Gerak Gerak
1 Tahtim
1 2 3
4 5 6
7 8
1.kaki kanan melangkah ke depan, 2.kaki kiri
melangkah ke depan, 3.kaki kanan
melangkah ke depan, 4.mundur kaki
kiri dan membalikkan badan ke kiri, 5.langkah kaki
kanan, 6.membalikkan
badan ke kiri angkat kaki kanan jinjit, 7.maju kaki kiri
badan
merendah kaki kanan jinjit, 8.menarik kaki
kanan ke sebelah kiri diteruskan dengan berjinjit (perempuan) dan jongkok (laki-laki).
(48)
26
2 Khesek Gantung
1 2
3 4
1.langkah kaki kanan ke depan, 2.langkah kaki
kiri,
3.ayunkan kaki kanan ke samping kanan dengan sikap kaki jinjit kemudian sikap tangan disikukan ke arah kanan sejajar bahu. 4.sikap kaki
kanan ditekuk ke depan disikukan rata-rata air dengan sikap tangan dikayuhkan (kimbang) diteruskan dengan kaki kanan merapat kaki kiri. 3 Khesek
Injing
1 2
3 4
1.langkah kaki kanan ke depan, 2.langkah kaki
kiri, 3.sikap kaki
kanan jinjit dan diletakkan di samping kaki kiri kemudian sikap tangan kimbang, sedangkan pandangan mengarah ke bawah atau menunduk 4.Kemudian pada
sikap kaki kanan dibuka ke samping kanan pandangan kembali menghadap ke depan dan tersenyum.
(49)
27
4 Ayun
1 2
3 4
1. langkah kaki kanan, 2. langkah kaki
kiri ke arah diagonal kanan, 3. mundur kaki
kanan,
4. angkat kaki kiri lalu diayunkan.
5 Ayun Gantung
1 2 3
4 5 6
1. langkah kaki kanan, 2. langkah kaki
kiri ke arah diagonal kanan, 3. mundur kaki
kanan,
4. angkat kaki kiri lalu diayunka 5-8 diayunkan ke
bawah dan ke atas sebanyak dua kali.
(50)
28
7 8 6 Humbak
Moloh
1 2
3 4
1. kaki kanan melangkah ke arah kanan, 2. kaki kiri
melangkah mengikuti dengan alunan lalu berjinjit, diulangi pada 1.4Gerakan tangan humbak moloh diukel tangan kanan ke arah samping dan tangan kiri menghadap ke depan dengan lemah gemulai, kemudian ke arah kiri.
7 Gelek
1 2 3
1.angkat lalu mengayunkan kaki kanan ke atas,
2.langkah kaki kanan, 3.langkah kaki
kiri,
4.langkah kaki kanan membuka ke arah kanan, 5.mundur kaki
kiri,
6.langkah kaki kanan
(51)
29
4 5 6
7 8
kiri depan, 7.langkah kaki
kiri, dan 8.kaki kanan
merapat kaki kiri kemudian berjinjit.
8 Belitut
1 2 3
4 5 6
1.langkah kaki kiri menyilang kaki kanan ke samping kanan, 2.kaki kanan
membuka ke samping kanan, 3-4 mengulang
gerakan hitungan ke-1 dan ke-2, 5. langkah kaki
kiri ke arah kiri, 6. langkah kaki
kanan berputar ke arah kiri, 7. langkah kaki
kanan 8. jinjit kaki kiri
di samping kaki kanan, sikap badan mendak, kemudian diikuti gerakan ke samping kiri.
(52)
30
7 8 9 Jimpang
1 2 3
4 5 6
7 8
1. langkah kaki kanan ke arah diagonal kanan, 2. langkah kaki
kiri,
3. mundur kaki kanan, 4. langkah kaki
kiri,
5. langkah kaki kanan berputar ke arah kiri belakang, 6. langkah kaki
kiri menghadap ke belakang, 7. langkah kaki
kanan berputar ke arah kiri menghadap ke depan,
8. angkat kaki kiri merapat kaki kanan dengan kaki kiri berjinjit.
(53)
31
2.4.2 Musik Pengiring Tari Bedana
Iringan pada tari bedana adalah iringan eksternal. Iringan eksternal adalah iringan musik yang berasal dari alat-alat musik. Iringan musik pada tari bedana adalah rebana sebagai ansambel. Bentuk iringannya sendiri dibagi menjadi dua, yaitu gupek dan tari. Gupek adalah iringan yang memiliki tempo yang cepat, digunakan pada awal dan akhir tari. Tari adalah iringan yang memiliki tempo yang lambat, digunakan pada pokok atau inti tari. Beberapa alat musik yang digunakan adalah rebana, ketipung, accordion, gong kecil, dan gambus lunik. Namun, demikian dalam pertunjukan personal, alat musik yang digunakan sesuai kebutuhan. Pembawa lagu/vokalis harus dapat membawakan lagu dengan nada atau irama yang tepat seiring dengan musik tari bedana tersebut (Firmansyah, dkk, 1996: 3). Musik dan tari adalah alat komunikasi melalui bunyi dan gerak bagi setiap insan.
Peneliti dan pelaku seni. Secara tradisional musik dan tari sangat erat hubungannya, keduanya saling membutuhkan karena keduanya mempunyai sumber yang sama, yaitu dorongan dan naluri ritmis manusia. Dalam bentuknya yang paling dasar, bunyi atau suara untuk mengiringi tari dapat dihasilkan oleh penari itu sendiri, seperti tepuk tangan, hentakan kaki, ataupun bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh perlengkapan penari yang dipakai, bahkan ada kalanya
(54)
32
Not angka lirik lagu tari bedana:
BEDANA
C. Minor 4/4 Moderato
. . 3 5 6 7 . 7 . . 7 3 3 3 . 2 7 6 . 7 1 . 7 . . . .
Ta . khi be . da . na Ta . khi be . da . na takhi kham tum . bai Ta . khi be . da . na Ta . khi be . da . na sa . ka ti . an . dan
. . 3 5 6 7 . 7 . . 7 3 3 3 . 2 7 6 . 7 1 . 7 . . . .
Ta . khi be . da . na Ta . khi be . da . na takhi kham tum . bai Ta . khi be . da . na Ta . khi be . da . na sa . ka ti . an . dan
. . 6 7 1 2 7 1 6 . 1 7 6 5 4 3 6 5 . 6 . 7 6 Nga . jimpang wa . ya nga . jimpang wa . ya cu . luk bu . ke . lai Da . li sa ga . ya da . li sa . ga . ta la . gu ta . yu . han
. . . .
. . 6 7 1 2 7 1 6 . 1 7 6 5 4 3 6 5 . 4 5 4 3 Nga . jimpang wa . ya nga . jimpang wa . ya cu . luk bu . ke . lai Da . li sa . ga . ta da . li sa . ga . ta la . gu ta . yu . han
. . . .
. . 6 7 1 2 7 1 6 . 1 7 6 5 4 3 6 5 . 4 5 4 3 Nga . jimpang wa . ya nga . jimpang wa . ya cu . luk bu . ke . lai da . li sa . ga . ta da . li sa . ga . ta la . gu ta . yu . han
. . . .
(55)
33
2.4.3 Busana Dan Aksesoris Tari Bedana
Busana tari dan aksesoris yang khas daerah Lampung. Hal ini perlu dikembangkan agar pemakaian busan tari bedana dapat diseragamkan dan memiliki identitas tersendiri (Firmansyah, dkk, 1996:13).
Tabel 2.2 Busana dan Aksesoris Tari Bedana Untuk Wanita
No Busana dan Aksesoris Wanita Keterangan
1 Gaharu Gaharu kembang goyang yang dipakai di atas kepala
2 Sanggul Malang dan Bunga Melati
Sanggul malang dipasang dikepala yang dibalut dengan kembang/bunga melati dipasang di atas sanggul
3 Penekan Penekan yang digunakan didahi
4 Subang Gawir Subang gawir/anting yang dipasang ditelinga 5 Kawai Kurung Kawai kurung pada tari bedana terdapat
berbagai warna dan tangan berlengan panjang 6 Bebe Bebe yaitu kain aksesoris yang dipakai
dipundak
7 Papan Jajar Kalung papan jajar yang dikalungkan dileher 8 Kalung Buah Jukum Kalung buah jukum yang dipakai dileher 9 Gelang Kano Gelang kano yang dipakai dilengan atas
10 Bulu Sertai Bulu sertai digunakan sebagai ikat pinggang yang dipakai diperut
11 Kain Songket/Tumpal Kain sarung yang digunakan sebagai rok, selain sarung dapat menggunakan celana untuk pakaian tari bedana
Tabel 2.3 Busana dan Aksesoris Tari Bedana Untuk Pria
No Busana dan Aksesoris Pria Keterangan
1 Kopiah/Ikat Kepala Kopiah/ikat kepala ini digunakan di atas kepala 2 Baju Teluk Belanga dan Celana
Pangsi
Baju teluk belanga pada tari bedana terdapat berbagai warna dan tangan berlengan panjang, celana pangsi digunakan sebelum memakai sarung belipat
(56)
34
3 Kalung Buah Jukum Kalung buah jukum yang dipakai dileher 4 Gelang Kano Gelang kano yang dipakai dipergelangan tangan 5 Bulu Sertai Bulu sertai digunakan sebagai ikat pinggang
yang dipakai di atas lipatan sarung belipat 6 Sarung Belipat/Tumpal Sarung belipat/tumpal pada tari bedana dipakai
di luar celana pangsi
2.4.4 Fungsi Tari Bedana
Tari bedana berfungsi sebagai tari pergaulan pemuda-pemudi Lampung yang menggambarkan keceriaan, persahabatan dan perkenalan muda-mudi Lampung. Tarian ini biasanya dibawakan oleh pemuda-pemudi dalam acara-acara adat dan acar-acara yang tidak resmi sebagai ungkapan rasa gembira (Mustika, 2012:50).
2.5 Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler di maksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran biasa (Suryosubroto, 2009:286).
2.5.1 Pengertian Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, di luar program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan (Suharsimi dalam Suryosubroto,
2009:287).
Kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan
(57)
35
pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum (Depdikbud dalam Suryosubroto, 2009:287).
2.5.2 Tujuan Ekstrakurikuler
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat pendidikan menengah kejuruan adalah
1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif, dan pisikomotor.
2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
2.5.3 Jenis-Jenis Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu bersifat rutin dan bersifat periodik. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus-menerus, seperti: latihan bola voly, latihan sepak bola, dan sebagainya, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas alam, kemping, pertandingan olah raga, dan sebagainya (Suryosubroto, 2009:288).
Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler, yaitu:
1. Pramuka sekolah 2. Olah raga dan kesenian
(58)
36
3. Kebersihan dan keamanan sekolah
4. Tabungan belajar dan pramuka (Tapelpram). 5. Majalah sekolah
6. Warung/kantin sekolah 7. Usaha kesehatan sekolah
(Nawawi dalam Suryosubroto, 2009:
2.5.4 Prinsip-Prinsip Program Ekstrakurikuler
Prinsip program ekstrakurikuler adalah (Sutisna dalam Suryosubroto, 2009:291).
1. Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program.
2. Kerja sama dalam tim adalah fundamental.
3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan. 4. Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil.
5. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa.
6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
7. Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya pada nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.
8. Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.
9. Kegiatan ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.
(59)
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu berdasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional yang artinya, kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empiris artinya, cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis (Sugiyono, 2013:2). Penentuan metode dalam sebuah penelitian merupakan langkah yang sangat penting karena metode dapat menentukan salah benarnya proses suatu penelitian dan berhasil tidaknya sebuah penelitian.
3.1 Desain Penelitian
Penelitian pendidikan yang digunakan, yaitu metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Sukardi, 2010:105). Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari inkuiri
(60)
38
naturalistik yang temuan-temuannya tidak diperoleh dari prosedur penghitungan secara statistik. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan hasil pengamatan selama proses penelitian yang berlangsung dan berdasarkan informasi di lapangan. Penelitian ini dilakukan secara ilmiah dengan kenyataan di lapangan. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan dan hasil pembelajaran manajemen diri dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram.
3.2 Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian berupa data-data dari siswa kelas VII yang berjumlah 12 orang, kelas VIII 4 orang dan siswa kelas IX 3 orang. Seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari berjumlah 19 orang dan guru seni budaya dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram serta hasil dokumentasi yang diringkas menjadi sebuah data penelitian.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan dalam pengumpulan data dan analisis data (Jauhari, 2010:38). Data-data yang diperoleh dan dianalisis Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
3.3.1 Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, serius, dan sistematis terhadap fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan cara pengamatan dan pencatatan (Jauhari, 2010:48).
(61)
39
Mengetahui keadaan tempat dengan berinteraksi langsung dengan sumber data dan mengamati dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram yang bertindak sebagai pengamat untuk mendapatkan informasi langsung.
Pengamatan bertujuan untuk melihat dan mendapatkan data mengenai pembelajaran tari tradisi Lampung yang belum mereka pelajari sebelumnya. Observasi dilakukan tertuju kepada siswa saat di dalam kelas atau proses belajar yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam menerima penerapan dalam berlatih tari bedana di dalam kegiatan ekstrakurikuler, setelah obervasi dilakukan peneliti mengetahui kemampuan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram sebagai data penelitian. Melalui observasi ini diharapkan siswa mampu menarikan tarian tradisi Lampung dan meningkatkan manajemen diri yang telah diajarkan dan diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram.
3.3.2 Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden oleh peneliti atau pewawancara dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (Soehartono dalam Jauhari, 2010:133).
Wawancara dilakukan langsung oleh peneliti untuk mendapatkan data langsung dari narasumber, yaitu guru seni budaya dalam kegiatan ekstrakurikuler dan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram. Wawancara yang dilakukan dengan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis
(62)
40
dengan cara terstruktur. Wawancara terstruktur ini dilakukan dengan cara
mencatat jawaban guru mata pelajaran seni budaya kepada ibu Asih pada tanggal 20 Juni tahun 2014 yang secara langsung dilakukan oleh peneliti, informasi yang telah didapat langsung dari narasumber tentang pembelajaran seni budaya dan ekstrakurikuler. Data yang telah didapat menjadi data hasil penelitian yang
menjadi refrensi bagi peneliti dalam penelitian di SMP Negeri 1 Bandar Mataram. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tertulis sesuai dengan data yang ingin diketahui oleh peneliti sehingga dalam melakukan wawancara lebih lancar dan terstruktur.
3.3.3 Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, foto-foto yang dikumpulkan dan diolah menjadi sebuah data yang dikumpulkan dan ditulis sebagai bukti atau keterangan dalam penelitian yang berlangsung. Dokumentasi peneliti dalam mengumpulkan data dengan mengumpulkan dokumen foto-foto, catatan harian dan gambar rekaman video. Alat yang digunakan pada saat proses yang berlangsung, yaitu kamera digital, handphone, alat tulis dan buku catatan yang harus selalu dibawa agar data yang diperoleh tersusun secara sistematis sesuai dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Proses pada saat melakukan penelitian tari bedana dengan menggunakan pengembangan manajemen diri dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram.
Dokumentasi ini perlu dilakukan untuk mengetahui kegiatan yang terjadi selama proses penelitian yang berlangsung.
(63)
41
3.4 Instrumen Penilaian
Teknik tes yang berupa pelaksanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa digunakan dalam penelitian ini. Data yang diperoleh berupa hasil belajar siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram dengan menggunakan tes praktik, manajemen diri dan aktivitas belajar siswa menggunakan nontes. Tes adalah sebuah instrumen pengumpulan data dalam penelitian untuk mengukur pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan responden (Jauhari, 2010:156).
Untuk mengukur tes praktik gerak tari bedana dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram digunakan lembar indikator penilaian hasil belajar siswa yang terdiri dari indikator-indikator wiraga, wirama, dan wirasa. Instrumen penilaian tari bedana sebagai berikut:
Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Tes Praktik
No Indikator Deskriptor Skor Skor
Mak
1 Wiraga (Gerak)
1. Siswa mampu menarikan ragam gerak tari bedana dengan teknik yang benar dan tepat.
2. Siswa hafal namun kurang tepat menggunakan teknik dengan benar pada saat menarikan tari bedana. 3. Siswa kurang hafal dan
menggunakan teknik kurang tepat pada saat menarikan tari bedana 4. Siswa kurang hafal dan tidak
menggunakan teknik dengan benar pada saat menarikan tari bedana. 5. Siswa tidak hafal dan tidak
menggunakan teknik dengan benar.
5 4 3 2 1 5
2 Wirama (Iringan musik)
1. Siswa mampu memperagakan ragam gerak tari bedana dengan iringan musik yang benar dan tepat tanpa ada kesalahan.
2. Siswa mampu memperagakan gerak tari bedana dengan iringan musik yang tepat namun terkadang mendahului tempo iringan musik.
5
4
(1)
ayungantung dan humbak moloh. Gerak tari
bedana yang telah diberikan pada pertemuan pertama dan kedua
Jika salah satu checklist tidak sesuai dengan data
yang sesungguhnya maka nilai dikurangi 3 -3
11 Pertemuan keempat berlatih dengan iringan musik dan hafal motif gerak tahtim, khesek gantung, khesekinjing, ayun, ayungantung,
humbak moloh, gelek, belitut, dan jimpang,
tari bedana yang telah diberikan pada pertemuan pertama sampai pertemuan keempat
5
Jika salah satu checklist tidak sesuai dengan data
yang sesungguhnya maka nilai dikurangi 3 -3
12 Pertemuan keenam siswa menarikan tari
bedana dengan iringan musik dan hitungan yang tepat serta hafalan ragam gerak dengan teknik yang benar.
5 Jika salah satu checklist tidak sesuai dengan data
yang sesungguhnya maka nilai dikurangi 3 -3
JUMLAH NILAI DAN CHECKLIST 63
Keterangan Cara Menghitung Checklist Pada Angket
A.Daftar pertanyaan nomor 1 terdapat 8 pertanyaan, pertanyaan nomor 1 berjumlah 8 skor, apabila siswa menchecklist pertanyaan nomor 2 dikurangi 1 skor, menchecklist pertanyaan nomor 3 dikurangi 2 skor, menchecklist pertanyaan nomor 4 dikurangi 3 skor, menchecklist pertanyaan nomor 5 dikurangi 4 skor, menchecklist pertanyaan nomor 6 dikurangi 5 skor, menchecklist pertanyaan nomor 7 dikurangi 6 skor dan menchecklist pertanyaan nomor 8 dikurangi 7 skor. Contoh: Apabila pertanyaan nomor 2 yang dichecklist, skor 8 dikurang 1 jadi skor berjumlah 7, begitu pun seterusnya cara menghitung pertanyaan nomor 2 sampai dengan pertanyaan nomor 8. Jika salah satu checklist tidak sesuai dengan data yang sesungguhnya maka nilai dikurangi 5.
B.Daftar pertanyaan nomor 2-9 masing-masing terdapat 5 pertanyaan jika siswa mengikuti latihan bedana dengan semangat mendapat skor maksimal 5.
(2)
51
nomor 2 mendapat 1 skor, mengisi checklist pertanyaan nomor 3 mendapat 1 skor, mengisi checlist pertanyaan nomor 4 mendapat 1 skor dan mengisi checklist
pertanyaan nomor 5 mendapat 1 skor. Apabila siswa menerapkan semua
pertanyaan nomor 1-5 maka siswa hanya mengisi checklist skor 5. Jika salah satu checklist dari masing-masing daftar pertanyaan tidak sesuai dengan data yang sesungguhnya maka nilai dikurangi 3.
C.Daftar pertanyaan nomor 10-12 masing-masing terdapat 1 pertanyaan setiap pertanyaan bernilai 5 skor. Apabila siswa mengisi checklist 1 pertanyaan mendapat 5 skor, namun jika salah satu checklist dari masing-masing daftar pertanyaan tidak sesuai dengan data yang sesungguhnya maka nilai dikurangi 3.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif adalah suatu proses pengelolaan data dengan cara mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, mengategorikan, dan menguraikan (Patton dalam Jauhari, 2010:137). Hasil analisis data disusun untuk mendeskripsikan pengembangan manajemen diri dalam pembelajaran tari bedana pada kegitan ekstrakurikuler di SMP N 1 Bandar Mataram dan Langkah-langkah dalam analisis data antara lain:
1. Mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran tari bedana dengan penerapan manajemen diri.
2. Menganalisis hasil tes tari bedana dengan menggunakan penerapan
manajemen diri yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik dengan baik dan benar.
(3)
3. Memberi nilai hasil tes praktik siswa, dengan menggunakan rumus persentasi sebagai berikut.
Nilai siswa = (skor siswa/skor maksimum) x 100%
4. Menentukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan, kemudian diukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari bedana
5. Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, merangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok yang sesuai untuk dianalisis.
6. Membuat kesimpulan dengan cara mengelola dan menganalisis data-data pada saat observasi, dokumentasi hasil tes praktik serta aktivitas siswa dan model.
(4)
181
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Penerapan manajemen diri pada pembelajaran tari bedana dapat membantu guru dan siswa dalam mengatur waktu proses belajar siswa dalam
pembelajaran tari, siswa dapat mengatur waktu belajar dalam hal
memperhatikan dan berlatih secara individu maupun berkelompok sehingga siswa mampu mencapai tujuan belajarnya. Penerapan manajemen diri pada pembelajaran tari bedana menggunakan tiga langkah utama, yaitu menentukan tujuan, mengevaluasi kemajuan, dan memberikan penguatan diri. Pengamatan penerapan manajemen diri hanya diamati di kegiatan ekstrakurikuler tari, pengamatan ini belum mencangkup keseluruhan bidang ekstrakurikuler maupun intrakurikuler sehingga hasil yang didapat dalam proses pengamatan hanya terbatas dalam bidang ekstrakurikuler tari bedana. Pembelajaran selama delapan kali pertemuan dilihat dari pengamatan hasil manajemen diri dalam menentukan tujuan memperoleh nilai rata-rata 79 kriteria baik, mengevaluasi
(5)
kemajuan memperoleh nilai rata-rata 76 kriteria baik dan penguatan diri memperoleh nilai rata-rata 35 kriteria kurang sekali. Manajemen diri secara keseluruhan mendapat nilai rata-rata 63 berada pada kriteria cukup.
2. Hasil pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMP Negeri 1 Bandar Mataram menunjukkan nilai siswa rata-rata sudah mampu memeragakan ragam gerak tari bedana secara keseluruhan dengan kriteria cukup. Ditinjau dari hasil tes praktik dengan aspek ketepatan gerak, ketepatan hitungan, dan ekspresi memperoleh nilai rata-rata 66 tergolong dalam kriteria cukup. Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tari bedana dengan menggunakan manajemen diri menunjukkan bahwa pada aspek Visual Activities memperoleh kriteria baik sekali dengan nilai rata-rata 92, pada aspek Listening Activities mendapatkan kriteria baik sekali dengan nilai rata-rata 85, pada aspek Motor Activities memperoleh kriteria cukup dengan nilai rata-rata 62, dan pada aspek Emosional Activities memperoleh kriteria baik dengan nilai rata-rata 80. Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil pengamatan aktivitas siswa mendapat nilai pembulatan sehingga memperoleh nilai rata-rata 79 dengan kriteria baik.
3. Penerapan manajemen diri dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Bandar Mataram. Tidak menjadi ukuran keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tari bedana, karena pengamatan yang dilakukan selama delapan kali pertemuan terlihat dari beberapa siswa yang tidak menerapkan manajemen diri mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan siswa yang menerapkan manajemen diri.
(6)
183
5.2 Saran
Saran untuk kepentingan penelitian penulis menyarankan sebagai berikut.
1. Bagi guru dalam proses pembelajaran model manajemen diri lebih diterapkan di ekstrakurikuler atau intrakurikuler tari di sekolah dengan teori manajemen diri agar lebih efektif saat proses pembelajaran seni tari atau bidang ilmu lainnya.
2. Untuk siswa dalam berlatih tari bukan hanya dalam proses belajar di saat pertemuan namun di luar pertemuan proses belajar tetap berjalan untuk mengasah kemampuan dalam menari sehingga manajemen diri harus diterapkan untuk mencapai tujuan belajarnya.
3. Untuk sekolah media yang sangat minim seperti sound sistem yang kurang canggih menghambat aktivitas peneliti saat digunakan dalam proses
pembelajaran dan tempat latihan yang tidak tersedia sehingga mengganggu proses latihan.
4. Untuk masyarakat pentingnya mengenalkan kebudayaan Lampung kepada anak didik dalam pergaulan dan saling menghargai kebudayaan yang telah ada di masyarakat serta melestarikan kebudayaannya.
5. Bagi peneliti penelitian ini bisa dilanjutkan dengan mengamati penerapan manajemen diri dalam bidang ekstrakurikuler maupun intrakurikuler lainnya.