PEMBELAJARAN TARI BEDANA MENGGUNAKAN METODE PEMODELAN PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 1 SUMBERJAYA LAMPUNG BARAT

(1)

ABSTRAK

Pembelajaran Tari Bedana Menggunakan Metode Pemodelan Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Sumberjaya

Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh

Ardelia Vasthi

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana langkah-langkah dan hasil pembelajaran tari bedana menggunakan metode pemodelan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP N 1 Sumberjaya Lampung Barat tahun pelajaran 2013/2014.

Teori yang di gunakan yaitu metode pembelajaran, metode pemodelan, tari bedana, dan ekstrakurikuler. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan 12 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tari. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, tes praktik dan non tes yaitu pengamatan penerapan metode pemodelan, pengamatan proses belajar siswa, pengamatan aktivitas siswa dan tes praktik untuk melihat hasil belajar siswa.

Prosedur pelaksanaan metode pemodelan dilaksanakan dalam 3 tahap yang diawali dengan siswa memerhatikan, kemudian siswa memeragakan ragam gerak bersama dengan guru, dan tahap terakhir siswa menganalisis mencari kelemahan yang dialami dan mencari penyelesaiannya.

Penilaian diberikan melalui tiga aspek yaitu: bentuk gerak, hafalan urutan gerak, dan ketepatan gerak dengan musik selain itu juga diadakan penilaian tentang aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan hasil pembelajaran tari bedana dengan menggunakan metode pemodelan menunjukan bahwa rata-rata dari seluruh aspek penilaian tari bedana mendapat kriteria baik dengan rata-rata skor 80.


(2)

ABSTRACT

BedanaDance’s Learning using Modeling Methods in Extracurricular Activity in Junior High School Number 1 Sumberjaya, Lampung Barat

2013/2014 of Academic Year Oleh

Ardelia Vasthi

The problem in this study is how the steps and bedana dance learning outcomes using modeling methods in extracurricular activities in SMP N 1 Sumberjaya West Lampung academic year 2013/2014.

The theory used is the method of learning, methods of modeling, dance bedana, and extracurricular. This type of research is descriptive qualitative. Sources of data in this study were teachers and 12 students who take extracurricular dance. Data collection techniques used in this study is observation, interviews, documentation, practice tests and non-test the application of the modeling method of observation, observation of student learning, observation of student activities and practice tests to see the results of student learning.

Procedures for implementing the modeling method implemented in 3 phases that begins with students watching, then students demonstrate a variety of motion along with the teachers, and students analyze the last stage look for weaknesses experienced and seek completion.

Assessment is provided through three aspects: the shape of motion, memorizing the sequence of motion, and precision motion with the music but it also held assessment of student learning activities at every meeting learning outcomes dance bedana using modeling methods showed that the average assessment of all aspects of dance bedana got a good criterion with an average score of 80.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Sumberjaya, Lampung Barat pada 16 Juli 1992, yang merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara pasangan Bapak Hasril dan Ibu Jumiati.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah Taman Kanak-kanak (TK) Yapsi pada tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Simpang Sari pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Sumberjaya pada tahun 2007, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sumberjaya pada tahun 2010. Tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Seni Tari. Tahun 2013 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Kebun Tebu Lampung Barat, Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Kebun Tebu, dan melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).


(8)

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung, Sholawat serta salam selalu tercurah kepada idolaku Rasulullah Muhammad SAW dan dari lubuk hati yang paling dalam kupersembahkan karya terbaik ini sebagai bukti kasih sayang dan cintaku kepada:

Teristimewa untuk orang tuaku yang selalu mendo‟akan ku disetiap sujudnya, terimakasih Bapakku Hasril yang selalu menjadi orang dibarisan terdepan untuk mendukung dan memberikan semangat yang luar biasa disetiap kegiatan yang aku jalani, terimakasih untuk wanita cantik Ibuku Jumiati, wanita yang luar biasa dalam mendidik anak-anaknya memberikan bimbingan dan nasihat-nasihat yang luar biasa, wanita yang tegar dalam menghadapi apapun untuk kemajuan pendidikan anaknya, terimakasih ibu, terimakasih untuk semua do‟a –do‟a dalam sujudmu untuk keberhasilan kami anakmu.

Saudara-saudaraku tercinta Windhu Jajat Wiratama kakak pertama yang kadang isengnya luar biasa, Thirza Wanizar kakak kedua yang berkulit sawo kematengan yang sedang berta‟aruf, dan kakak iparku Rika Sari yang paling cantik, terimakasih karena selalu mengingatkan, memberikan dukungan dan perhatian dalam mengerjakan penelitian dan pengerjaan skripsi ini, keponakan ku tercinta Azka Aldric Wiratama yang lagi ditunggu-tunggu ngomongnya dan yang hidungnya luar biasa mancung tapi kedalem, apabila melihat senyumannya seperti obat penghilang rasa lelah terutama bila dikecupnya masyaallah senangnya. Terimakasih untuk yang terkasih, karena selalu memberi semangat, perhatian, pengertian dan doanya agar cepat terselesaikannya skripsi ini.

Sahabatku tersayang Sendy Anisa, Arum Puspita Putri, Ratih Astari dan yang terpenting saudariku tercinta Eka Putrika Mutia dan Saudarakku terbaik sedunia Tanjung Asmara yang selalu memberi semangat, motivasi yang cerdas dan selalu mengingatkan setiap saat agar mengerjakan skripsi ini lewat bbm dan sms kecuali telfon mungkin tidak cukup pulsanya, terimakasih kuucapkan untuk kalian.

Sahabat dan saudara seperjuanganku Dewa Putu Eka Budi, dan kakak sekaligus guru yang luar biasa bang Diantori dalam proses mengenal dunia tari, yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan selalu ada untuk menghibur apapun itu keadaannya.


(9)

Moto

Bisa karena terbiasa

Bisa karena selalu berusaha

Bisa karena sering mencoba

Bisa karena tidak mudah putus asa

(Ir. Thirza Wanizar)

Ngeluruk tanpo bolo

Menang tanpo ngarasako

(filosofi jawa)

“Barang siapa bersungguh

-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya

itu adalah untuk dirinya sendiri”


(10)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Tari, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Skripsi ini berjudul “Pembelajatan Tari Bedana Menggunakan Metode Pemodelan Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai hak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Agung Kurniawan,S.Sn.,M.Sn. selaku Pembimbing I, terimakasih karena telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran-saran, dan nasehat demi terselesaikannya Skripsi ini.

2. Dr. I Wayan Mustika, M.hum selaku pembimbing II, terimakasih karena selalu mengingatkan dan membimbing sekaligus memberikan motivasi demi terselesaikannya Skripsi ini.

3. Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. selaku Penguji dan Pembahas, terima kasih atas saran-saran dan nasehat yang diberikan.

4. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, terimakasih karena telah memberikan saran-saran, dan nasehat demi terselesaikannya Skripsi ini.

5. Dwiyana Habsary S.Sn., M.Hum. sebagai dosen yang selalu memberiku motivasi dan semangat.

6. Dr. Muhammad Fuad, M. Hum. selaku ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Lampung.

7. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 8. Sukarman, S.Pd.MM selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sumberjaya


(11)

10.Sendy Anisa, Arum Puspita Putri, Ratih Astari sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan menemani dalam proses mengerjakan skripsi, Eka Putrika Mutia sahabat sekaligus saudariku dan saudaraku Tanjung Asmara yang selalu mengingatkan, tidak letih-letihnya membimbing dan memberiku motivasi yang luar biasa dalam menyelesaikan skripsi.

11.Teman-temanku Seni Tari seangkatan 2010, Dewa Putu Eka Budi, Hanna D. Alfath, Nabilla Kurnia Adzan, Debi Mei saputri, Marlina Zulkarnain, Sumarmi, Devilia Vebriana Junete, Yuliana, Rahmawati, Winda Prastika Ningrum, Miftha Ilhamsyah Putra, Rosita Wati, Tanjung Asmara, Rr. Tri Arum, Fatimah Azzahrah, Rani Oktarina, Anarika Sasmita, Fivita Ayu, Ike Purnama Sari, Maria R. Maharani, Rhisma Wahyuni, Agel Bayu Pinangkis, Fajar Indah Sari, Ary Mitha Anggraini, Galuh, Dwitya, Rani Nurma. Resti, Therecia, Zairi, Tahta Dwi Putra dan Setiadi Raharjo, terimakasih kawan untuk perjuangan dan kekeluargaannya.

12.Teman-teman KKN. Anggi Tias Prabawati, Woro Ningtiyas, Nissa Fatarina, Marisa Rahma Silvia, Andaria, Aditia Eko Prasetio, Agung Dwi Tamtomo, Heru Jaya Saputra, Deni, dan Gilang Aditama terimakasih kawan.

13.Mas Jaya, Mbak Eva, Mbah Bahri, Pak Heru, dan seluruh Staf Kampus Program Studi Pendidikan Seni Tari FKIP Universitas Lampung atas dukungan serta partisipasinya.

14.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis berharap semoga amal kebaikan mereka diterima oleh Allah SWT, dan akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda, dan diberi kebahagiaan dunia maupun di akhirat kelak. Harapan penulis semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 18 Agustus 2014 Penulis


(12)

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTACT ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

MOTO

PERSEMBAHAN SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Pemodelan dalam Pembelajaran ... 11

2.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemodelan ... 12

2.1.2 Tahap Pelaksanaan Metode Pemodelan ... 13

2.1.3 Langkah Pelaksaan Pemodelan ... 14

2.1.4 Tahap Akhir Pemodelan ... 15

2.2 Seni Tari ... 15

2.3 Tari Bedana ... 18

2.3.1 Gerak Dasar ... 18

2.3.2 Pengertian Tari Bedana ... 18

2.3.3 Busana dan Aksesoris Penari Bedana ... 20

2.2.4 Musik Iringan Tari Bedana ... 24

2.2.5 Ragam Gerak Tari Bedana ... 25

2.4 Ekstrakurikuler ... 41

2.4.1 Program Kegiatan Ekstrakurikuler ... 41

2.4.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler ... 42


(13)

3.2 Sumber Data ... 45

3.3 Teknik pengumpulan Data ... 45

3.3.1 Observasi ... 45

3.3.2 Wawancara ... 46

3.3.3 Dokumentasi ... 46

3.3.4 Tes Praktik (Perbuatan) ... 47

3.3.5 Non Tes ... 62

3.4 Instrumen Penelitian ... 66

3.5 Teknik Analisis Data ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 71

4.1.1 Sejarah Singkat Sekolah ... 71

4.1.2 Data Sekolah ... 73

4.1.3 Visi dan Misi Sekolah ... 74

4.1.4 Identitas Kepala Sekolah ... 75

4.1.5 Data Siswa ... 76

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 76

4.2.1 Permohonan Izin ... 76

4.2.2 Pertemuan Pertama ... 78

4.2.3 Pertemuan Kedua ... 93

4.2.4 Pertemuan Ketiga ... 106

4.2.5 Pertemuan Keempat ... 118

4.2.6 Pertemuan Kelima ... 132

4.2.7 Pertemuan Keenam ... 141

4.2.7.1 Pembahasan Metode Pemodelan ... 150

4.2.8 Pertemuan Ketujuh ... 151

4.2.8.1 Pembahasan Aktivitas Siswa ... 156

4.2.9 Pertemuan Kedelapan ... 157

4.3 Pembahasan ... 161

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 167

5.2 Saran ... 168

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Busana dan Aksesoris Wanita ... 20

Tabel 2.2 Busana dan Aksesoris Pria ... 22

Tabel 2.3 Ragam Gerak Tari Bedana ... 25

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Tes Praktik (Individu) 1 ... 47

Tabel 3.2 Lembar Pengamatan Tes Praktik (Individu) 2 ... 60

Tabel 3.3 Penentuan Patokan dengan Skala Lima ... 61

Tabel 3.4 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa ... 62

Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 65

Tabel 3.6 Lembar Penilaian Menggunakan Metode Pemodelan ... 67

Tabel 3.7 Penentuan Patokan dengan Skala Lima ... 70

Tabel 4.1 Data Siswa ... 76

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Metode Pemodelan Pertemuan Pertama ... 85

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama ... 87

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Ragam Gerak Tari Bedana ... 90

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Metode Pemodelan Pertemuan Kedua ... 98

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua ... 101

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Ragam Gerak Tari Bedana ... 103

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Metode Pemodelan Pertemuan Ketiga ... 111

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga ... 113

Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Ragam Gerak Tari Bedana ... 115

Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Metode Pemodelan Pertemuan Keempat ... 124

Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Keempat ... 127

Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Ragam Gerak Tari Bedana ... 129

Tabel 4.14 Hasil Pengamatan Metode Pemodelan Pertemuan Kelima ... 136

Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Kelima ... 138

Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Ragam Gerak Tari Bedana ... 145

Tabel 4.17 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Keenam... 147

Tabel 4.18 Pembahasan Metode Pemodelan ... 150

Tabel 4.19 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pertemuan Ketujuh ... 153

Tabel 4.20 Akumulasi Aktivitas Siswa ... 156

Tabel 4.21 Hasil Pengamatan Tes Praktik 2 ... 158

Tabel 4.22 Lembar Pengamatan Tes Praktik 1 dan 2 ... 159

Tabel 4.23 Pencapaian rata-rata Metode Pemodelan ... 163


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Pertama ... 171

Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Kedua ... 176

Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Ketiga ... 181

Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Keempat ... 186

Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Kelima ... 192

Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Keenam ... 196

Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Ketujuh... 200

Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Kedelapan ... 202

Lampiran II Lembar Penilaian Metode Pemodelan Kelas Ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Sumberjaya ... 204

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Sumberjaya ... 205

Lembar Pengamatan Tes Praktik 1 Kelas Ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Sumberjaya ... 206

Lembar Pengamatan Tes Praktik 2 Kelas Ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Sumberjaya ... 207

Lembar Pengamatan Tes Praktik 1 dan 2 Kelas Ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Sumberjaya ... 208

Penilaian Bentuk Gerak Tari Bedana ... 209

Penilaian Proses Pemodelan ... 222

Penilaian Aktivitas Siswa ... 225

Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 229

Lampiran III Hasil Wawancara Terhadap Guru Seni Budaya ... 231


(16)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Metode Pemodelan Pertemuan Pertama ... 86

Diagram 4.2 Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama ... 89

Diagram 4.3 Ragam Gerak Tari Bedana ... 91

Diagram 4.4 Metode Pemodelan Pertemuan Kedua ... 100

Diagram 4.5 Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua ... 102

Diagram 4.6 Ragam Gerak Tari Bedana ... 104

Diagram 4.7 Metode Pemodelan Pertemuan Ketiga ... 112

Diagram 4.8 Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga ... 114

Diagram 4.9 Ragam Gerak Tari Bedana ... 117

Diagram 4.10 Metode Pemodelan Pertemuan Keempat ... 126

Diagram 4.11 Aktivitas Siswa Pertemuan Keempat ... 128

Diagram 4.12 Ragam Gerak Tari Bedana ... 131

Diagram 4.13 Metode Pemodelan Pertemuan Kelima ... 137

Diagram 4.14 Aktivitas Siswa Pertemuan Kelima ... 139

Diagram 4.15 Metode Pemodelan Pertemuan Keenam ... 146

Diagram 4.16 Aktivitas Siswa Pertemuan Keenam ... 148

Diagram 4.17 Pembahasan Metode Pemodelan ... 151

Diagram 4.18 Aktivitas Siswa Pertemuan Ketujuh ... 154

Diagram 4.19 Akumulasi Aktivitas Siswa ... 157

Diagram 4.20 Hasil Pengamatan Tes Praktik 2 ... 159


(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya. Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.

Tujuan pendidikan yaitu menghasilkan manusia yang baik yaitu manusia yang dapat mempengaruhi lingkungan dimana dia berada (Slamet Imam Santoso dalam Faturrahman, 2012: 18). Tujuan pendidikan menurut kemdiknas: “undang -undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Faturrahman, 2012: 67).

Peran pendidikan dalam berbagai lingkungan kehidupan terkait dengan lingkungan keluarga (informal), dan lingkungan sekolah (formal). Lingkungan sekolah atau pendidikan formal dimana peserta didik dibimbing untuk


(18)

mendapatkan bekal yang telah dipeoleh dari pendidikan informal dalam keluarga baik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap (Faturrahman, 2012: 18). Perubahan-perubahan dalam ketiga komponen tersebut menjadi hasil dari proses belajar, oleh karenanya hasil belajar dapat berupa perubahan kemampuan dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Kemampuan dalam bidang keterampilan dapat disalurkan dalam pembelajaran seni budaya di sekolah.

Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan di sekolah memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik, dasar ekspresi, dan sebagai tanggapan dari dalam kehidupan. Dalam seni budaya terbagi menjadi empat cabang kesenian seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dan seni teater. Disetiap cabang memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Mencermati tentang mata pelajaran yang ada dalam Kurikulum 2013, terdapat sejumlah mata pelajaran yang salah satunya adalah mata pelajaran pendidikan seni budaya dan prakarya. Mata pelajaran seni budaya dan prakarya ini terdiri dari bahan ajaran pendidikan seni rupa, seni musik, seni tari, seni teater dan prakarya. seni budaya dan prakarya adalah salah satu bagian dari struktur dan muatan kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya (karena seni adalah salah satu dari berbagai unsur budaya).

Sebagai materi pembelajaran, mata pelajaran Seni dan budayaperlu dipahami guru, seperti bagaimana arah yang tepat untuk mendidik dan membentuk karakter


(19)

anak. Arah atau pendekatan seni baik itu seni rupa, seni musik, seni tari ataupun seni teater, secara umum dapat dipilah menjadi dua pendekatan, yaitu: (1) seni dalam pendidikan dan (2) pendidikan melalui seni. Pertama, seni dalam pendidikan. Secara hakiki materi seni penting diberikan kepada anak. Maksudnya adalah, keahlian melukis, menggambar, menyanyi, menari, memainkan musik dan keterampilan lainnya perlu ditanamkan kepada anak dalam rangka pengembangan kesenian dan pelestarian kesenian.

Seni dalam pendidikan ini sejalan dengan konsep pendidikan yaitu sebagai proses pembudayaan yang dilakukan dengan upaya mewariskan atau menanamkan nilai-nilai dari generasi tua kepada generasi berikutnya. Oleh sebab itu, seni dalam pendidikan merupakan upaya kita sebagai pendidik seni dan juga lembaga yang menaungi kita untuk mewariskan, melestarikan, dan mengembangkan berbagai jenis kesenian yang ada baik lokal maupun mancanegara.

Pendidikan seni berbasis budaya sangat penting untuk perkembangan anak dimasa depan. Pendidikan seni tidak lagi sebagai mata pelajaran tambahan yang sewaktu-waktu bisa saja dihilangkan atau hanya sekedar pengisi sewaktu-waktu luang. Hal ini merupakan tugas para guru dan orang tua untuk mewujudkan hal tersebut. Dengan demikian pendidikan Seni Budaya adalah bagian penting dan efektif untuk mewujudkan hal tersebut, walaupun sampai saat ini masih diragukan dan dikesampingkan.

Mata pelajaran Seni Budaya salah satunya adalah seni tari, media yang digunakan adalah tubuh sebagai media ungkapan mengekspresikan jiwa manusia. Tari


(20)

merupakan bagian dari kebudayaan yang memiliki kekuatan dalam mewakili ciri khas kebudayaan tiap etnis di suatu daerah. Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna (meaning) (Hadi, 2007;13).

Bagong Kussudiardjo menyebutkan tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa harmonis. Keindahan yang dimaksud merupakan gerak yang telah dibentuk dan berirama seakan hidup dan dapat memberikan pesan yang dapat dimengerti dan berarti (Hidayat, 2005:04). Tari bedana merupakan tari tradisional kerakyatan daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Menurut sejarah, konon kabarnya tari bedana ini hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama islam (Firmansyah, Hasan, dan Kasmadi, 1996: 03). Melalui pembelajaran tari bedana siswa diharapkan dapat menumbuhkan rasa cintanya terhadap kebudayaan daerah melalui pembelajaran tari daerah.

Permasalahan terbesar yang dihadapi para peserta didik sekarang adalah mereka belum bisa menghubungkan antara apa yang akan mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan. Hal ini dikarenakan cara mereka memperoleh informasi belum tersentuh oleh metode yang benar-benar bisa membantu mereka, karena itu diperlukan suatu metode yang bisa memberi solusi dari masalah ini.


(21)

Metode merupakan cara yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah diterapkan (Sanjaya, 2006: 126). Salah satu metode yang bisa memberdayakan siswa adalah pendekatan kontekstual. Pembelajaran kontekstual memiliki komponen yang dapat diterapkan dalam pembelajaran yaitu komponen pemodelan. Maksudnya, proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya, guru memberikan contoh bagaimana cara mengoperasikan sebuah alat, guru kesenian memberi contoh bagaimana cara memainkan alat musik atau cara memainkan kipas ketika menari. Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga guru memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan, dengan demikian siswa dapat dianggap sebagai model (Sanjaya, 2006: 267).

Penggunaan model siswa dalam proses pembelajaran membuat siswa dapat melihat dengan jelas materi yang akan disampaikan sehingga siswa dapat berfikir kritis ketika penyampaian materi berlangsung. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam kegiatan yang mereka senangi (Suryosubroto, 2011: 287)

Pembelajaran seni tari membutuhkan waktu yang cukup lama dan keterbatasan kemampuan guru yang bukan dari lulusan asli seni, sehingga kegiatan seni tari di SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMP Negeri 1 Sumberjaya


(22)

Lampung Barat tidak berjalan efektif dikarenakan tidak ada pelatih tari, sehingga siswa berlatih tari ketika akan dilaksanakan acara perpisahan kakak kelas saja.

Sangat disayangkan minat siswa SMP Negeri 1 Sumberjaya yang tinggi dalam kegiatan seni khususnya seni tari tidak didukung dengan tidak adanya pelatih yang memang ahli dibidangnya dan tempat untuk mereka mengembangkan bakat dan kreativitas yang mereka miliki. Minat siswa yang tinggi terlihat saat salah satu mahasiswa program studi seni tari mendapatkan tugas PPL di sekolah SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat, tanggapan yang diberikan pada kegiatan seni tari sangat positif dan sangat didukung baik dari pihak sekolah maupun masyarakat sekitar.

Kondisi siswa dalam hal tari bedana dapat dikatakan belum maksimal, walaupun ada beberapa siswa yang telah dapat mengikuti gerakan tari bedana, dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa masih berpusat pada guru, sehingga siswa kurang dapat menggali kreativitas dari pemahaman yang mereka dapat dari proses pembelajaran, dengan alasan inilah peneliti tertarik melakukan penelitian pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Sumberjaya, peneliti akan mencoba menerapkan metode pemodelan dalam penyampaian materi tari bedana, peneliti akan melihat kemampuan siswa apakah dengan menggunakan metode ini siswa akan mengalami peningkatan dalam menerima dan mempraktekkan tari bedana dengan tepat.


(23)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah terurai di atas, dapat dirumuskan masalah:

Bagaimana langkah-langkah dan hasil pembelajaran tari bedana menggunakan metode pemodelan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu:

Mendeskripsikan langkah-langkah dan hasil pembelajaran tari bedana menggunakan metode pemodelan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yakni: 1. Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru dan sekolah agar dapat menggunakan hasil penelitian untuk mengetahui keterampilan anak terhadap pembelajaran tari bedana di SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat.

2. Siswa

Memberikan pelajaran pendidikan seni tari kepada siswa SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat untuk membantu kreatifitas siswa, sekaligus berfungsi sebagai stimulus untuk merangsang daya tangkap siswa.


(24)

3. Masyarakat

Membantu masyarakat khususnya orang tua siswa untuk mengembangkan bakat dan kreativitas yang dimiliki anaknya atau anak didiknya sehingga bakat dan kreatifitasnya terus tergali.

4. Sekolah

Pada akhirnya hasil dari penelitian ini dapat membantu sekolah berfikir mengenai metode-metode tepat yang dapat digunakan dalam penyampaian pembelajaran seni tari.

5. Peneliti

Untuk menambah dan memberikan pengetahuan peneliti dan mahasiswa pendidikan seni tari bahwa metode pemodelan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam penyampaian pembelajaran tari bedana.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah proses pembelajaran tari bedana menggunakan metode pemodelan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari yang berjumlah 12 siswa.


(25)

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini bertempat di sekolah SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat

4. Waktu Penelitian


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang pembelajaran, tari bedana dan metode pemodelan belum ada yang mencatat tentang pembelajaran tari bedana menggunakan metode pemodelan pada kegiatan ektrakurikuler di SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat.

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2013: 61).

Proses pembelajaran bisa disebut interaksi edukatif yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk satu tujuan tertentu, setidaknya adalah tercapainya tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam satuan pelajaran. Proses pembentukan setiap rencana latihan maupun pembelajaran yang baik mulai dengan penentuan tujuan pelajaran yang tepat (Sagala, 2013: 136). Dalam proses pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan dalam segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan pengajaran. Jika seorang guru pada suatu saat memiliki kekurangan dalam hal-hal tertentu, maka segera guru yang bersangkutan belajar untuk meningkatkan kompetensinya (Sagala, 2013: 139).


(27)

Tujuan pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran disuatu sekolah (Sanjaya, 2006: 68). Tari sebagai media pembelajaran setidaknya dapat disandarkan pada tujuan pembelajaran yaitu :

a. Sebuah strategi atau cara memupuk, mengembangkan sensitivitas dan kreativitas.

b. Memberi peluang seluas-luasnya pada siswa untuk berekspresi.

c. Mengembangkan kepribadian anak kearah pembentukan pribadi yang utuh dan menyeluruh, baik secara individu, sosial, maupun budaya.

(Hidayat, 2005: 2)

Dalam proses pembelajaran tari siswa saat ini diharapkan tidak hanya menerima apa saja yang diberikan oleh guru tetapi siswa harus mampu menganalisis dan kritis dalam menerima materi yang diberikan oleh guru sehingga materi yang disampaikan akan lebih jelas dan siswa mampu menerima materi dengan baik, maka salah satu metode penyajian pelajaran utuk memenuhi tuntutan tersebut adalah metode pemodelan.

2.1 Metode Pemodelan dalam Pembelajaran

Pemodelan atau metode modeling adalah salah satu komponen pembelajaran kontekstual. Pemodelan maksudnya adalah dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang dapat ditiru. Model ini


(28)

bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, dalam tari cara menggunakan kipas dengan begitu, guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar” (Sanjaya, 2006: 267).

Dalam pendekatan kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa, siswa dapat ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara menggerakan gerakan ayun gantung. Jika kebetulan ada siswa yang sudah pandai menari dan tampil didepan umum, siswa „contoh‟ tersebut dikatakan sebagai model, siswa lain dapat menggunakan model tersebut sebagai „standar‟ kompetensi yang harus dicapainya, model juga dapat didatangkan dari luar (Sanjaya, 2006: 267).

2.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemodelan: 1. Kelebihan Metode Pemodelan:

a. Pemilihan Informasi berdasarkan kebutuhan siswa. b. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

c. Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berfikir kritis, dan memecahkan masalah.

d. Keterampilan dikembangkan atas pemahaman. e. Pembelajaran terjadi diberbagai tempat.

1. Kekurangan Metode Pemodelan

2. Terbatasnya waktu dalam penyampaian materi yang akan disampaikan terhadap siswa.


(29)

2.1.2 Tahap Pelaksanaan Metode Pemodelan 1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses pemodelan dalam bentuk demonstrasi berakhir.

b. Persiapkan garis besar langkah-langkah pemodelan dalam bentuk demonstrasi yang akan dilakukan, seperti menyampaikan 2 ragam gerak tari bedana yang akan disampaikan oleh model yang sudah disediakan. c. Lakukan uji coba pemodelan.

Sebelum tahap persiapan dilakukan, guru harus mempersiapkan materi yang akan disampaikan atau berkaitan dengan materi pembelajaran. Biasanya sebelum pembelajaran dimulai siswa diminta untuk membersihkan ruangan yang akan digunakan untuk menerima materi tari bedana, karena di SMP Negeri 1 Sumberjaya sudah tersedia aula untuk proses pembelajaran praktek tari pada kegiatan ekstrakurikuler. Kemudian seorang model/guru menyiapkan media pembelajarannya seperti kaset CD, sound, atau alat pengeras suara lainnya.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ada beberapa hal yang harus dilakukan: a) Langkah pelaksanaan

Sebelum pemodelan dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:


(30)

a. Mengatur barisan dan tinggi badan yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas materi yang akan disampaikan oleh seorang model yang bisa ditiru.

b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai siswa dalam menerima materi yang akan disampaikan.

c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan siswa, misalnya siswa diminta memperhatikan ketika model sedang memperagakan ragam gerak tari bedana kemudian mempraktekkannya.

2.1.3 Langkah pelaksanaan pemodelan

Pada langkah pelaksanaan pemodelan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:

a. Memulai pemodelan dengan menciptakan susana yang menyenangkan.

b. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan metode pemodelan.

c. Guru memeragakan gerakan tari bedana dan siswa memerhatikan, lalu siswa mempraktikan gerakan tari bedana bersama dengan guru, lalu siswa mempraktikan sendiri gerakan yang telah diberikan oleh guru.

d. Pada proses siswa sendiri mempraktekkan gerakan yang telah diberikan, guru mengelompokkan siswa, siswa sebagai penari perempuan dan siswa sebagai penari laki-laki, siswa tersebut membentuk pola-pola tertentu misalnya, segi lima. Posisi siswa yang didepan menjadi contoh teman-temannya di belakang, ketika posisi arah hadap diubah siswa yang awalnya diposisi belakang atau di samping menjadi di depan harus siap menjadi model


(31)

dan memeragakan gerakan tari dengan benar. Dengan begitu siswa menganalisis gerakan yang tepat dari beberapa temannya dan dirinya ketika menjadi model.

e. Pada tahap ini siswa diajak untuk mengikuti atau menirukan gerak dengan benar. Setelah siswa mampu memeragakan gerakan yang diberikan oleh guru dengan benar, siswa diajak untuk menggerakan gerakan yang telah diberikan dengan iringan musik tari bedana, begitupun dengan seterusnya.

2.1.4 Tahap akhir pemodelan

Pada tahap ini proses pembelajaran perlu di akhiri dengan memberikan tugas kepada siswa, misalnya siswa diminta untuk berlatih sendiri dan mengingat ragam gerak tari bedana yang telah disampaikan oleh guru/model di luar jam latihan.

2.2 Seni Tari

Tari sejak awal merupakan sebuah seni kolektif, tari pada waktu itu masih sebagai bentuk pengungkapan yang bersahaja dan sangat tunduk pada kepentingan adat serta religi. Perkembangan selanjutnya, tari tidak lagi menjadi bagian dari aktivitas adat atau religi, tetapi kehadiran tari menjadi berdiri sendiri sebagai sebuah ekspresi seni yang mandiri, seperti bentuk seni tari yang dipelajari diberbagai pusat pelatihan tari, sanggar tari, dan sekolah-sekolah. Kehadiran tari bermula dari rangsangan (stimulus) yang mempengaruhi organ kinetik manusia. Tari merupakan bentuk seni yang mempunyai kaitan erat dengan konsep dan proses koreografis yang bersifat kreatif (Hidayat, 2005: 1).


(32)

Tarian sering disebut sebagai bentuk seni pertunjukan yang paling tua dari pada bentuk nilai seni tari itu sendiri. Artinya, untuk memahami atau memaknai nilai seni tari, yang pertama harus ada wujud atau bentuk dari tarian itu sendiri. Bagaimana memahami sesuatu itu kalau belum ada wujud. Wujud atau bentuk bisa juga nampak, juga bisa tidak nampak. Wujud yang dimaksud adalah dapat dilihat oleh mata dan diraba, begitu juga sebaliknya (Mustika, 2012: 43).

Beberapa pengertian tari:

1. Tari menurut Edi Sedyawati, seorang arkeolog yang menaruh minat besar pada seni tari memahami seni tari sebagai berikut.

a. Pengertian tari bersifat terbatas adalah susunan gerak beraturan yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai suatu kesan tertentu.

b. Pengertian bersifat umum adalah bentuk upaya untuk mewujudkan keindahan susunan gerak dan irama yang dibentuk dalam satuan-satuan komposisi.

2. Tari menurut Wisnoe Wardahana, salah seorang tokoh tari modern Indonesia; tari adalah kerja rasa dari manusia yang penyalurannya melewati urat-urat. Pemahaman tentang gerak dan didalamnya secara inplisit terdiri dari otot dan atau urat tubuh, maka pengertian tari terkait dengan gerak dan sistemmekanisme tubuh yang bersifat teknis.

3. Tari menurut Soedarsono adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah. Soedarsono membedakan fungsi tari sebagai berikut:


(33)

Pada masa budaya purba, kepercayaan kepada dewa, ruh leluhur, dan alam gaib masih sangat kuat. Sehingga segala kegiatan dihubungkan dengan hal-hal magis dan spiritual dengan mengadakan upacara-upacara dengan maksud tertentu dengan media seni tari. Maksud dari pengadaan upacara ritual itu bermacam-macam diantaranya permohonan keselamatan, pesta rakyat, kelahiran, kematian, pernikahan, upacara pemotongan gigi dan lain-lain.

b. Seni Tari Sebagai Pergaulan

Tari pergaulan merupakan bentuk tari yang bersifat gembira. Tari ini berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, karena tari selalu menyesuaikan perkembagan budaya dan selera rakyat.

c. Seni Tari Sebagai Hiburan

Tari hiburan dipertunjukan sekedar memberi kepuasan perasaan saja tanpa membutuhkan pegamatan secara serius. Pada umumnya tari-tarian ini merupakan acara pelengkap pada acara-acara tertentu seperti ulang tahun kemerdekaan, pembukaan sebuah kantor atau gedung, penyambutan kenegaraan, dan sebagainya.

d. Seni Tari Sebagai Sarana Hiburan atau Tontonan

Tari yang berfungsi sebagai sarana hiburan atau tontonan merupakan tarian yang dipertontonkan untuk kepuasan manusia. Tari pertunjukan biasanya membawa misi-misi dan maksud tertentu agar mudah dipahami dan ditelaah peminatnya. Tari ini juga memiliki nilai estetis yang tinggi.


(34)

2.3 Tari Bedana 2.3.1 Gerak Dasar

Karya seni akan nampak bentuknya bilamana elemen-elemen itu telah disusun dalam suatu kesatuan organik. Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa bentuk adalah wujud yang mewadahi gagasan maupun ide dari senimannya dalam suatu karya seni. Artinya, apa yang ingin dituangkan oleh seniman, segala macam idenya dituangkan dalam bentuk-bentuk tertentu melalui media ungkapnya. Dengan demikian dalam dunia seni khususnya pada seni tari, gerak merupakan media ungkap tari.

Gerak adalah dasar ekspresi, oleh sebab itu gerak dipahami sebagai ekspresi dari semua pengalaman emosional yang diekspresikan melalui medium yang tidak rasoinal, atau tidak berdasarkan pada pikiran, tetapi pada perasaan, imaji, sikap, yakni gerakan tubuh atau gerakan seluruh tubuh (Hadi, 2007: 10). Tari adalah bentuk yang peka dari perasaan yang dialami manusia sebagai suatu pencurahan kekuatan (Hadi, 2007: 10).

2.3.2 Pengertian Tari Bedana

Tari bedana merupakan tari tradisional yang hidup dan berkembang pada masyarakat suku Lampung, baik Lampung Pepadun maupun Lampung Saibatin. Tari bedana merupakan pencerminan tata kehidupan masyarakat yang harus dipelihara, dibina, dan dikembangkan sebagai simbol adat istiadat, agama, dan etika bermasyarakat. Pada awalnya tari bedana dibawa oleh kaum pedagang atau


(35)

para pemuka agama Islam dari Gujarat maupun dari Timur Tengah yang berfungsi untuk syiar agama Islam kepada masyarakat (Firmansyah dkk., 1996: 3).

Dahulu tarian ini ditarikan oleh kaum pria, namun seiring dengan perkembangan zaman pada akhirnya tari ini mengalami pergeseran fungsi. Fungsi awalnya sebagai sarana syiar menjadi tari pergaulan sebagai sarana hiburan. Perkembangan zaman juga memengaruhi penari Bedana, kaum wanita sudah mulai menarikan tari bedana bahkan sekarang sudah ditarikan dengan berpasangan antara pria dengan wanita, tetapi tidak boleh bersentuhan. Tari bedana dahulu ditampilkan pada malam acara Nyambai Agung saat menyambut pesta adat perkawinan, khitanan, syukuran, maupun upacara lainnya (Firmansyah dkk., 1996: 3).

Tari bedana hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam, tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia ada yang memiliki kesamaan baik ragam maupun geraknya, serta memiliki fungsi yang sama sebagai tari pergaulan. Di daerah Sumatra bagian timur termasuk Kalimantan Barat, tari ini terkenal dengan Zapin atau Jepen, di daerah Sumatra Selatan dan Bengkulu dengan Tari Dana, sedangkan di Indonesia bagian timur seperti Nusa Tenggara Barat dan Maluku tari ini dikenal dengan nama Tari Dana-Dini (Firmansyah dkk.,1996: 3).

Penari mengawali dengan tahtim kemudian memberi salam dan melangkah maju dan mundur. Penari bedana dapat ditarikan oleh pria, wanita saja atau berpasangan dengan jumlah yang tidak terikat. Satu keunikan dalam tari bedana


(36)

walau ditarikan secara berpasangan, tetapi penari tidak perkenankan bersentuhan dengan pasangan menarinya, hal itu merupakan refleksi sebuah pergaulan masyarakat dan muda-mudi yang harus saling menjaga kehormatan diri dengan bukan mahramnya.

2.3.3 Busana dan Aksesoris Penari Bedana

Berikut akan disajikan tabel berisi busana dan aksesoris yang dipakai penari bedana.

Tabel 2.1 Busana dan Aksesoris Wanita

No

Busana dan Aksesoris

Wanita

Foto Keterangan

1 Gaharu Gaharu kembang goyang

yang dipakai di atas kepala

2 Sanggul Malang dan Bunga Melati

Sanggul malang dipasang di kepala yang dibalut dengan kembang/bunga melati dipasang di atas sanggul

3 Penekan Penekan yang digunakan


(37)

4 Subang Gawir

Subang gawir/anting yang dipasang di telinga

5 Kawai

Kurung

Kawai kurung pada tari Bedana terdapat berbagai warna dan tangan

berlengan panjang

6 Bebe Bebe yaitu kain aksesoris

yang dipakai di pundak

7 Papan Jajar Kalung papan jajar yang

dikalungkan di leher

8 Kalung Buah Jukum

Kalung buah jukum yang dipakai di leher


(38)

9 Gelang Kano

Gelang kano yang dipakai di lengan atas

10 Bulu Sertai Bulu sertai digunakan

sebagai ikat pinggang yang dipakai di perut

11 Kain Songket/ Tumpal

Kain sarung yang digunakan sebagai rok, selain sarug dapat menggunakan celana untuk pakaian tari Bedana

Tabel 2.2 Busana dan Aksesoris Pria No Busana dan

Aksesoris Pria

Foto Keterangan

1 Kopiah/Ikat Kepala

Kopiah/ikat kepala ini digunakan di atas kepala


(39)

2 Baju Teluk Belanga dan Celana Pangsi

Baju teluk belanga pada tari Bedana terdapat berbagai warna dan tangan berlengan panjang, celana pangsi digunakan sebelum memakai sarung belipat

3 Kalung Buah Jukum

Kalung buah jukum yang dipakai di leher

4 Gelang Kano Gelang kano yang

dipakai di

pergelangan tangan

5 Bulu Sertai Bulu sertai digunakan

sebagai ikat pinggang yang dipakai di atas lipatan sarung belipat

6 Sarung

Belipat/Tumpal

Sarung belipat/tumpal pada tari Bedana dipakai di luar celana pangsi


(40)

2.3.4 Musik Iringan Tari Bedana

Musik pengiring tari berfungsi sebagai iringan ritmis gerak tarinya, ilustrasi pendukung suasana tarinya, dan dapat terjadi kombinasi keduanya secara harmonis. Iringan pada tari bedana adalah iringan eksternal. Iringan eksternal adalah iringan musik yang berasal dari alat-alat musik. Iringan musik pada tari bedana adalah rebana sebagai ansambel. Bentuk iringannya sendiri dibagi menjadi dua yaitu gupek dan tarei.

Gupek adalah iringan yang memiliki tempo yang cepat, digunakan pada awal dan akhir tari. Tari adalah iringan yang memiliki tempo yang lambat, digunakan pada pokok atau inti tari. Beberapa alat musik yang digunakan adalah rebana, ketipung, accordion, gong kecil, dan gambus lunik. Namun demikian dalam pertunjukan personal, alat musik yang digunakan sesuai kebutuhan. Pembawa lagu/vokalis harus dapat membawakan lagu dengan nada/irama yang tepat seiring dengan musik tari bedana tersebut (Firmansyah dkk., 1996: 3).

Lirik lagu tari bedana:

Kitapun-kitapun jama-jama,

Kitapun jama-jama delomni masa sinji, Bugukhau-bugukhau lalang waya,

Bugukhau lalang waya jejama senang hati,

Bugukhau-bugukhau lalang waya tok kona sebik hati, Ngulah takhi-ngulah takhi bedana si kedau gham unyinni.


(41)

2.3.5 Ragam Gerak Tari Bedana

Berikut ini ragam gerak tari bedana dan keterangan ragam gerak tari bedana. Tabel. 2.3 Ragam gerak Tari Bedana

No Nama

Gerak Foto Deskripsi Gerak

1 Tahtim

1 2 3 4

5 6 7 8

1.Kaki kanan melangkah ke depan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum. 2.Kaki kiri melangkah

ke depan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum. 3.Kaki kanan

melangkah ke depan dengan sedikit mendak (merendah), tangan kanan

memutar ke depan, pandangan

mengarah ke depan dan tersenyum. 4.Mundur kaki kiri,

tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki),dan membalik-kan badan ke kiri dan


(42)

tersenyum.

5.Langkah kaki kanan dengan sedikit mendak (merendah), tangan kanan

memutar ke depan, pandangan

mengarah ke depan dan tersenyum. 6.Membalikan badan

ke kiri angkat kaki kanan jinjit, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.

7.Maju kaki kiri badan merendah kaki kanan jinjit, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.

8.Menarik kaki kanan ke sebelah kiri diteruskan dengan berjinjit (perem- puan), tangan dengan sikap

sembah, sikap badan menghadap ke depan dan tersenyum.


(43)

2 Khesek Gantung

1 2 3 4

1.Langkah kaki kanan ke depan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum. 2.Langkah kaki kiri,

tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum. 3.Ayunkan kaki kanan

ke samping kanan dengan sikap kaki jinjit, sikap tangan disikukan ke arah kanan sejajar bahu, badan tegak

pandangan ke kanan dan tersenyum. 4. Sikap kaki kanan

ditekuk ke depan disikukan rata-rata air, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan tegak dan tersenyum.


(44)

3 Khesek Injing

1 2 3 4

1. Langkah kaki kanan ke depan, langkah kaki kanan ke depan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum. 2. Langkah kaki kiri,

langkah kaki kanan ke depan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.

3. Sikap kaki kanan jinjit dan diletakkan di samping kaki kiri, sikap tangan

kimbang, sikap badan tegak dan pandangan

mengarah ke bawah atau menunduk dan tersenyum.

4. Sikap kaki kanan dibuka ke samping kanan, tangan kanan menyiku sejajar bahu, pandangan kembali menghadap ke depan dan


(45)

4 Ayun

1 2 3 4

5 6 7 8

1.Langkah kaki kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum. 2.Langkah kaki kiri ke

arah diagonal kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 3.Mundur kaki kanan,

tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 4.Angkat kaki kiri lalu

diayunkan ke atas, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 5.Langkah kaki kiri,

tangan dengan sikap kimbang (mengepal


(46)

dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 6.Langkah kaki kanan

ke arah diagonal kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 7.Mundur kaki kiri,

tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 8.Angkat kaki kanan

lalu diayunkan ke atas, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.


(47)

5 Ayun Gantung

1 2 3 4

5 6 7 8

1. Langkah kaki kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum. 2.Langkah kaki kiri ke

arah diagonal kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 3.Mundur kaki kanan,

tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 4.Angkat kaki kiri lalu

diayunkan ke atas rata-rata air, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 5.Kaki diayunkan ke


(48)

dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 6.Kaki diayunkan ke

atas, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 7.Kaki diayunkan ke

bawah, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 8.Kaki diayunkan ke

atas, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.


(49)

6 Humbak Moloh

1 2 3 4

5 6 7 8

1. Kaki kanan

melangkah ke arah kanan, tangan berbentuk „L‟ ke arah kanan dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari dibuka hingga ke atas bahu, sikap badan

mengikuti arah kaki dan tersenyum. 2. Kaki kiri melangkah

mengikuti di

belakang kaki kanan lalu berjinjit, tangan berbentuk „L‟ ke arah kanan hingga di bawah bahu dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari jempol dan tengah bertemu, sikap badan

mengikuti arah kaki dan tersenyum. 3. Kaki kanan

melangkah ke arah kanan, tangan berbentuk „L‟ ke arah kanan dengan posisi di atas bahu dengan telapak tangan mengarah kebawah dan jari tengan dan jempol bertemu , sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

4. Kaki kiri melangkah mengikuti di

samping kaki kanan lalu berjinjit, tangan berbentuk „L‟ ke


(50)

arah kanan hingga sejajar bahu dengan telapak tangan mengarah ke depan dan mengarah ke kanan, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum. 5. Kaki kiri melangkah

ke arah kiri, tangan berbentuk „L‟ ke arah kiri dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari dibuka hingga ke atas bahu, sikap badan

mengikuti arah kaki dan tersenyum. 6. Kaki kanan

melangkah mengikuti di belakang kaki kiri lalu berjinjit, tangan berbentuk „L‟ ke arah kiri hingga di bawah bahu dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari jempol dan tengah bertemu, sikap badan

mengikuti arah kaki dan tersenyum. 7. Kaki kiri melangkah

ke arah kiri, tangan berbentuk „L‟ ke arah kiri dengan posisi di atas bahu dengan telapak tangan mengarah kebawah dan jari tengan dan jempol bertemu , sikap badan mengikuti


(51)

arah kaki dan tersenyum. 8. Kaki kanan

melangkah mengikuti di samping kaki kiri lalu berjinjit, tangan berbentuk „L‟ ke arah kiri hingga sejajar bahu dengan telapak tangan mengarah ke depan dan mengarah ke kanan, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum. 7 Gelek

1 2 3 4

5 6 7 8

1. Angkat lalu

mengayunkan kaki kanan ke atas, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 2. Langkah kaki kanan,

tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 3. Langkah kaki kiri,

tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan


(52)

ekspresi senyum. 4. Langkah kaki kanan

membuka ke arah kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 5. Mundur kaki kiri,

tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 6. Langkah kaki kanan

menyilang kaki kiri depan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 7. Langkah kaki kiri,

tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 8. Kaki kanan merapat


(53)

berjinjit. tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan ke depan dengan ekspresi senyum.

8 Belitut

1 2 3 4

5 6 7 8

1. Langkah kaki kiri menyilang kaki kanan ke samping kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 2. Kaki kanan

membuka ke samping kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 3. Langkah kaki kiri

menyilang kaki kanan ke samping kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.


(54)

4. Kaki kanan membuka ke samping kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 5. Langkah kaki kiri ke

arah kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 6. Langkah kaki kanan

berputar ke arah kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 7. Langkah kaki kanan,

tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 8. Jinjit kaki kiri di

samping kaki kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai


(55)

sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mendak (merendah)

mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. Kemudian diikuti gerakan ke samping kiri. 9 Jimpang

1 2 3 4

5 6 7 8

1. Langkah kaki kanan ke arah diagonal kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 2. Langkah kaki kiri,

tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

3. Mundur kaki kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 4. Langkah kaki kiri,

tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan


(56)

langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 5. Langkah kaki kanan

berputar ke arah kiri belakang, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 6. Langkah kaki kiri

menghadap ke belakang, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 7. Langkah kaki kanan

berputar ke arah kiri menghadap ke depan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. 8. Angkat kaki kiri

merapat kaki kanan dengan kaki kiri berjinjit. tangan dengan sikap kimbang (mengepal


(57)

dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan ke arah depan dengan ekspresi senyum.

(Dokumentasi, Devielia: November 2013)

2.4 Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya, olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran biasa (Suryosubroto, 2011: 286).

2.4.1 Program Ekstrakurikuler

Proses belajar mengajar di sekolah bukan hanya dilaksanakan pada kegiatan intrakurikuler, melainkan juga dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan salah satu bidang yang diminati oleh siswa, misalnya dalam bidanng olahraga, kesenian, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan diluar struktur program dilaksanakan diluar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa (Suryosubroto, 2011: 287).


(58)

2.4.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah (Suryosubroto, 2011: 287) adalah:

1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor;

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif;

3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Jadi, ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler.

2.5 Evaluasi Belajar

Evaluasi belajar merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementasi kurikulum, sebagai upaya untuk menciptakan belajar di kelas. Fungsi utama evaluasi dalam kelas adalah untuk menentukan hasil-hasil urutan pengajaran. Hasil-hasil dicapai langsung berkaitan dengan penguasaan tujuan-tujuan yang menjadi target. Selain itu, evaluasi menempati kedudukan penting dalam rancangan kurikulum dan rancangan pengajaran.


(59)

Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengamati peranan guru, strategi pengajaran khusus, materi kurikulum dan prinsip-prinsip belajar untuk diterapkan dalam pengajaran. Tujuan evaluasi untuk memperbaiki pengajaran dan penguasaan tujuan tertentu dalam kelas. Fungsi evaluasi adalah mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output pembelajaran disamping proses pembelajaran itu sendiri, dengan evaluasi dapat diketahui sejauh mana siswa mengalami kemajuan dalam proses belajar setelah mengalami pembelajaran (Hamalik, 2001: 145).


(60)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Dipilihnya jenis penelitian deskriptif kualitatif karena gejala-gejala informasi atau keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian berlangsung mencirikan naturalistik yang menunjukan pelaksanaan penelitian ini terjadi secara ilmiah, dalam situasi normal yang tidak dimanipulsi keadaan dan kondisinya, kemudian dikumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagai mana adanya,tanpa dipengaruhi dengan sengaja (Kaelan,2012: 18).

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Dengan tidak mengubah, menambah atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian dan memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas, seperti apa adanya (Sugiyono, 2012: 3).

Metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifatinduktif/ kualitatif, dan penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2012: 9).


(61)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif untuk mengetahui bagaimana metode pemodelan dalam pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Sumberjaya. Kemudian memaparkan situasi atau peristiwa yang terjadi saat berlangsungnya penelitian, sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data-data yang berasal dari informan, yaitu guru seni budaya di SMP Negeri 1 Sumberjaya dan 12 siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian merupakan kegiatan yang penting. Teknik pengumpulan data adalah langkah yang strategis, karena tujuan penelitian yaitu mengumpulkan data. Ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

3.3.1 Observasi (Pengamatan)

Pengamatan atau observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis (Hadi dalam Sugiyono, 2012: 145). Metode pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam penelitian ini melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan ekstrakurikuler di SMP


(62)

Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat. Sebelum melaksanakan observasi, akan dilakukan pra observasi ke sekolah terlebih dahulu.

Observasi dalam penelitian ini yaitu kunjungan langsung ke sekolah sebelum penelitian dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung di lapangan kemudian mengidentifikasi masalah yang terjadi sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

3.3.2 Wawancara

Wawancara juga digunakan dalam teknik pengumpulan data. Wawancara digunakan apabila ingin dilakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Untuk mendapatkan data yang representatif baik data primer maupun sekunder, digunakan jenis deskipif kualitatif dengan teknik wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu sebagai bentuk komunikasi yang bertujuan memperoleh informasi (Sugiyono, 2012:194).

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini pada guru yang mengajarkan kegiatan ekstrakurikuler yaitu Hasril dan salah satu siswa yang mengikuti jalannya pembelajaran. Wawancara yang dilakukan yaitu mengenai bagaimana pembelajaran tari yang telah diterapkan pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah, prasasti, dan sebagainya. Dokumentasi sudah


(63)

lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memeroleh data tambahan yang berupa laporan gambaran, foto dan video yan diambil pada setiap pertemuan. Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang sekolah yang dijadikan tempat penelitian dan proses pembelajaran tari pada kelas ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat.

3.3.4 Tes Praktik (Perbuatan)

Perolehan data tentang hasil belajar metode pemodelan dalam tari bedana pada siswa kelas ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Sumberjaya Lampung Barat, digunakan tes praktik perbuatan atau produk gerak-gerak tari bedana. Untuk menyatakan gerak tari bedana yang dilakukan siswa sebagai hasil belajar digunakan instrumen yang berupa lembar pengamatan tes praktik, seperti dibawah ini:

Tabel 3.1 Lembar Penilaian tes praktik individu 1

No. Nama Ragam

Gerak

Ketentuan Gerak (kaki, tangan, sikap badan dan

ekspresi)

Keterangan Skor

Kriteria

1. Khesek Gantung

1.Langkah kaki kanan ke depan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.

2.Langkah kaki kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah

a.Siswa mampu memeragakan 4 ketentuan gerak

b.Siswa hanya mampu

memeragakan 3 ketentuan gerak

c.Siswa hanya mampu memeragakan 2 5 4 3 Baik Sekali Baik Cukup


(64)

gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.

3.Ayunkan kaki kanan ke samping kanan dengan sikap kaki jinjit, sikap tangan disikukan ke arah kanan sejajar bahu, badan tegak pandangan ke kanan dan tersenyum.

4.Sikap kaki kanan ditekuk ke depan disikukan rata-rata air, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan tegak dan tersenyum.

ketentuan gerak

d.Siswa hanya mampu

memeragakan 1 uraian gerak

e.Siswa tidak mampu memeragakan ragam gerak sesuai dengan ketentuan gerak 2 1 Kurang Gagal

2. Khesek Injing

1. Langkah kaki kanan ke depan, langkah kaki kanan ke depan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.

2. Langkah kaki kiri, langkah kaki kanan ke depan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.

3. Sikap kaki kanan jinjit dan diletakkan di samping kaki kiri, sikap tangan kimbang, sikap badan tegak dan

pandangan mengarah ke bawah atau menunduk dan tersenyum.

a.Siswa mampu memeragakan 4 ketentuan gerak

b.Siswa hanya mampu

memeragakan 3 ketentuan gerak

c.Siswa hanya mampu

memeragakan 2 ketentuan gerak

d.Siswa hanya mampu

memeragakan 1 uraian gerak

e.Siswa tidak mampu memeragakan ragam gerak sesuai dengan ketentuan gerak 5 4 3 2 1 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal


(65)

4. Sikap kaki kanan dibuka ke samping kanan, tangan kanan menyiku sejajar bahu, pandangan kembali menghadap ke depan dan tersenyum.

3. Ayun 1.Langkah kaki kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.

2.Langkah kaki kiri ke arah diagonal kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

3.Mundur kaki kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

4.Angkat kaki kiri lalu diayunkan ke atas, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

5.Langkah kaki kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan

a.Siswa mampu memeragakan 4 ketentuan gerak

b.Siswa hanya mampu

memeragakan 3 ketentuan gerak

c.Siswa hanya mampu

memeragakan 2 ketentuan gerak

d.Siswa hanya mampu

memeragakan 1 uraian gerak

e.Siswa tidak mampu memeragakan ragam gerak sesuai dengan ketentuan gerak 5 4 3 2 1 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal


(66)

langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

6.Langkah kaki kanan ke arah diagonal kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

7.Mundur kaki kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

8.Angkat kaki kanan lalu diayunkan ke atas, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

4. Humbak Moloh

1. Kaki kanan melangkah ke arah kanan, tangan

berbentuk ‘L’ ke arah

kanan dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari dibuka hingga ke atas bahu, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

2. Kaki kiri melangkah mengikuti di belakang kaki kanan lalu berjinjit,

tangan berbentuk ‘L’ ke

arah kanan hingga di

a.Siswa mampu memeragakan 4 ketentuan gerak

b.Siswa hanya mampu

memeragakan 3 ketentuan gerak

c.Siswa hanya mampu

memeragakan 2 ketentuan gerak

d.Siswa hanya

5 4 3 2 Baik Sekali Baik Cukup Kurang


(67)

bawah bahu dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari jempol dan tengah bertemu, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

3. Kaki kanan melangkah ke arah kanan, tangan

berbentuk ‘L’ ke arah

kanan dengan posisi di atas bahu dengan telapak tangan mengarah

kebawah dan jari tengan dan jempol bertemu , sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

4. Kaki kiri melangkah mengikuti di samping kaki kanan lalu berjinjit,

tangan berbentuk ‘L’ ke

arah kanan hingga sejajar bahu dengan telapak tangan mengarah ke depan dan mengarah ke kanan, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

5. Kaki kiri melangkah ke arah kiri, tangan

berbentuk ‘L’ ke arah kiri

dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari dibuka hingga ke atas bahu, sikap badan

mengikuti arah kaki dan tersenyum.

6. Kaki kanan melangkah mengikuti di belakang kaki kiri lalu berjinjit,

tangan berbentuk ‘L’ ke

arah kiri hingga di bawah bahu dengan telapak tangan mengarah ke atas dengan jari jempol dan tengah bertemu, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

mampu

memeragakan 1 uraian gerak

e.Siswa tidak mampu memeragakan ragam gerak sesuai dengan ketentuan gerak


(68)

7. Kaki kiri melangkah ke arah kiri, tangan

berbentuk ‘L’ ke arah kiri

dengan posisi di atas bahu dengan telapak tangan mengarah kebawah dan jari tengan dan jempol bertemu , sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

8. Kaki kanan melangkah mengikuti di samping kaki kiri lalu berjinjit,

tangan berbentuk ‘L’ ke

arah kiri hingga sejajar bahu dengan telapak tangan mengarah ke depan dan mengarah ke kanan, sikap badan mengikuti arah kaki dan tersenyum.

5. Ayun Gantung

1. Langkah kaki kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.

2.Langkah kaki kiri ke arah diagonal kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

3.Mundur kaki kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi

a.Siswa mampu memeragakan 4 ketentuan gerak

b.Siswa hanya mampu

memeragakan 3 ketentuan gerak

c.Siswa hanya mampu

memeragakan 2 ketentuan gerak

d.Siswa hanya mampu

memeragakan 1 uraian gerak

e.Siswa tidak mampu memeragakan ragam gerak sesuai dengan ketentuan gerak 5 4 3 2 1 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal


(69)

senyum.

4.Angkat kaki kiri lalu diayunkan ke atas rata-rata air, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

5.Kaki diayunkan ke bawah, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

6.Kaki diayunkan ke atas, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

7.Kaki diayunkan ke bawah, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

8.Kaki diayunkan ke atas, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.


(70)

6. Gelek 1. Angkat lalu

mengayunkan kaki kanan ke atas, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

2. Langkah kaki kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

3. Langkah kaki kiri,tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

4. Langkah kaki kanan membuka ke arah kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

5. Mundur kaki kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

6. Langkah kaki kanan menyilang kaki kiri depan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki),

a.Siswa mampu memeragakan 4 ketentuan gerak

b.Siswa hanya mampu

memeragakan 3 ketentuan gerak

c.Siswa hanya mampu

memeragakan 2 ketentuan gerak

d.Siswa hanya mampu

memeragakan 1 uraian gerak

e.Siswa tidak mampu memeragakan ragam gerak sesuai dengan ketentuan gerak 5 4 3 2 1 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal


(71)

sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

7. Langkah kaki kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

Kaki kanan merapat kaki kiri kemudian berjinjit. tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan ke depan dengan ekspresi senyum. 7. Belitut 1. Langkah kaki kiri

menyilang kaki kanan ke samping kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

2. Kaki kanan membuka ke samping kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

3. Langkah kaki kiri menyilang kaki kanan ke samping kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

a.Siswa mampu memeragakan 4 ketentuan gerak

b.Siswa hanya mampu

memeragakan 3 ketentuan gerak

c.Siswa hanya mampu

memeragakan 2 ketentuan gerak

d.Siswa hanya mampu

memeragakan 1 uraian gerak

e.Siswa tidak mampu memeragakan ragam gerak sesuai dengan ketentuan gerak 5 4 3 2 1 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal


(72)

4. Kaki kanan membuka ke samping kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

5. Langkah kaki kiri ke arah kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

6. Langkah kaki kanan berputar ke arah kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

7. Langkah kaki kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

8. Jinjit kaki kiri di samping kaki kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mendak

(merendah) mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum. Kemudian diikuti gerakan ke samping kiri.


(73)

8. Jimpang 1. Langkah kaki kanan ke arah diagonal kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

2. Langkah kaki kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

3. Mundur kaki kanan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

4. Langkah kaki kiri, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

5. Langkah kaki kanan berputar ke arah kiri belakang, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

6. Langkah kaki kiri menghadap ke belakang, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai

a.Siswa mampu memeragakan 4 ketentuan gerak

b.Siswa hanya mampu

memeragakan 3 ketentuan gerak

c.Siswa hanya mampu

memeragakan 2 ketentuan gerak

d.Siswa hanya mampu

memeragakan 1 uraian gerak

e.Siswa tidak mampu memeragakan ragam gerak sesuai dengan ketentuan gerak 5 4 3 2 1 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal


(74)

dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

7. Langkah kaki kanan berputar ke arah kiri menghadap ke depan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan mengikuti arah kaki dengan ekspresi senyum.

8. Angkat kaki kiri merapat kaki kanan dengan kaki kiri berjinjit. tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan ke arah depan dengan ekspresi senyum. 9. Tahtim 1.Kaki kanan melangkah ke

depan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.

2.Kaki kiri melangkah ke depan, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.

3.Kaki kanan melangkah ke depan dengan sedikit mendak (merendah), tangan kanan memutar ke depan, pandangan

mengarah ke depan dan tersenyum.

4.Mundur kaki kiri, tangan dengan sikap kimbang

a.Siswa mampu memeragakan 4 ketentuan gerak

b.Siswa hanya mampu

memeragakan 3 ketentuan gerak

c.Siswa hanya mampu

memeragakan 2 ketentuan gerak

d.Siswa hanya mampu

memeragakan 1 uraian gerak

e.Siswa tidak mampu memeragakan ragam gerak sesuai dengan ketentuan gerak 5 4 3 2 1 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal


(75)

(mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki),dan membalik-kan badan ke kiri dan tersenyum.

5.Langkah kaki kanan dengan sedikit mendak (merendah), tangan kanan memutar ke depan, pandangan mengarah ke depan dan tersenyum.

6.Membalikan badan ke kiri angkat kaki kanan jinjit, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.

7.Maju kaki kiri badan merendah kaki kanan jinjit, tangan dengan sikap kimbang (mengepal dan lemah gemulai sesuai dengan langkah kaki), sikap badan menghadap ke depan dengan ekspresi senyum.

8.Menarik kaki kanan ke sebelah kiri diteruskan dengan berjinjit (perem- puan), tangan dengan sikap sembah, sikap badan menghadap ke depan dan tersenyum


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)