Menggapai Mimpi Menuju Perubahan

igilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id berbasis aset juga membutuhkan studi data dasar baseline, monitoring perkembangan dan kinerja outcome. Tetapi bila suatu program perubahan menggunakan pendekatan berbasis aset, maka pendekatan berbasis aset bertanya tentang sejauh mana masyarakat mengenali dan memobilisasi secara produktif aset mereka sampai mendekati tujuan bersama. Pendekatan aset mendorong setiap orang untuk menuju proses perubahan dengan menggunakan aset yang mereka miliki. Supaya nantinya akan timbul sumber daya apa yang mereka bisa identifikasi dan kerahkan. Kemudian mereka menyadari bahwa sumber daya ini ada dan bisa dikelolah, dengan begitu bantuan dari piak lain menjadi bahan pertimbangan dan bahkan menjadi tidak penting. Selain masyarakat yang bisa mengerti apa kemampuan untuk mengembangkan aset yang mereka miliki di suatu Desa, jelas akan terlihat suatu perubahan yang ada. Proses ini tidak bisa dilihat dengan sekejap saja, namun peneliti yakin bahwa pengetahuan masyarakat mampu mengembangkan desa wisatanya. Dengan aspek keberlanjutan bisa dirasakan disini dengan perkembangannya terus menerus, pendamping dan fasilitator hanya ingin mendorong dan memunculkan aset yang sempat terabaikan, agar menjadi sesuatu yang bisa memberdayakan bagi mereka semua. igilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET

A. Kegunaan Teoritis

Selama melakukan pendampingan di lapangan, banyak sekali pengalaman dan tantangan yang di dapat selama pendampingan agrowisata. Selama kegiatan pendampingan berlangsung fasilitator banyak mendapatkan pelajaran baru dari segi sosial yang dapat menciptakan suasana kekeluargaan dan membaur bersama masyarakat. Langkah awal sebelum melakukan pendampingan, sebaiknya terlebih dahulu membangun kepercayaan dengan masyarakat Desa Ngringinrejo, namun sangatlah tidak mudah dalam hal membangun kepercayaan kepada masyarakat agar mereka bisa langsung menerima kedatangan orang baru di lingkungan mereka. Untuk membangun kepercayaan itu pendamping harus sering melakukan interaksi dan pengenalan diri terhadap masyarakat sekitar agrowisata. Setelah menjalin hubungan sacara baik, kemudian dilakukan pendampingan dan mengajak berdiskusi bersama masyarakat petani agrowisata. Awal pendampingan ini fasilitator mencoba berinteraksi dengan Bapak Syafi’i yang kebetulan kepala Desa selaku pengelola tempat agrowisata. Agar bisa masuk dan membaur dengan warga petani agrowisata dengan baik dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Fasilitator tidak membutuhkan waktu lama untuk berbaur, tahap awal yang dilakukan fasilitator yakni mulai menggalih informasi mengenai potensi yang ada di lingkungan sekitar agrowisata. Lalu beberapa harinya, kami bersama local leader melakukan pengamatan kondisi sesungguhnya di situs bersejarah itu, kami melanjutkan pembicaraan dan mengali informasi secara mendalam. 69