Bahasa Jawa, akan membuat pentas wayang wong menjadi lebih hidup dan mampu merasuk dalam relung jiwa pemain dan penonton. Tutur dialog di
antawecana wayang wong Bahasa Jawa inilah yang berbeda dengan pentas wayang modern atau yang murni untuk hiburankomersil.
Pada era globalisasi seperti saat ini pertunjukan wayang wong mulai cukup jarang dipentaskan. Salah satu faktor penyebabnya adalah banyak
generasi muda yang kurang tertarik mempelajari kesenian wayang wong. Mayoritas generasi muda hanya memiliki kecenderungan dan kemampuan
dalam segi kepenarian dan sedikit memiliki kemampuan dalam antawecana. Padahal sebenarnya antawecana ini dapat dipelajari dengan latihan yang
serius dan konsisten. Sangat disayangkan, dalam praktiknya, seorang pemain wayang wong dapat menari dengan lihai dan luwes, tetapi tidak dapat
melakukan antawecana. Pentas wayang wong yang berlangsung tanpa antawecana itu, oleh masyarakat kerap disebut sebagai wayang wong bisu.
Realitas tersebut menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian tentang antawecana pada lakon Gatutkaca Wisudha di Paguyuban
Parikesit Klaten, Jawa Tengah. Dari penelitian ini diharapkan pembaca atau generasi muda dapat mengerti pentingnya mempelajari antawecana sehingga
mereka tertarik untuk turut serta melestarikan kesenian wayang wong.
B. Fokus Masalah
Antawecana yang terdapat dalam lakon Gatutkaca Wisudha banyak sekali, antara lain: antawecana yang dilakukan dalam gendhing atau iringan
seperti antawecana yang dilakukan oleh Sekipu dan para prajurit ketika
membunuh Tetuka dengan cara digigit, antawecana yang dilakukan Janaka ketika berperang dengan Kala Mamrang, dan antawecana yang dilakukan
oleh setiap tokoh dalam berbagai adegan. Penelitian ini agar lebih terarah, maka penelitian yang dilakukan difokuskan pada antawecana wayang wong
lakon Gatutkaca Wisudha di Paguyuban Parikesit Klaten, Jawa Tengah. Alasan pembatasan masalah tersebut dikarenakan luasnya masalah yang
diteliti dan disesuaikan dengan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya penelitian.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk antawecana wayang wong lakon Gatutkaca Wisudha
di Paguyuban Parikesit Klaten, Jawa Tengah?
2. Bagaimana bentuk gerak tari dalam antawecana wayang wong lakon
Gatutkaca Wisudha di Paguyuban Parikesit Klaten, Jawa Tengah?
D. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan bentuk antawecana wayang wong lakon Gatutkaca Wisudha di Paguyuban Parikesit Klaten, Jawa Tengah.
2. Mendeskripsikan bentuk gerak tari dalam antawecana wayang wong lakon Gatutkaca Wisudha di Paguyuban Parikesit Klaten, Jawa Tengah.
E. Manfaat Penelitian
Selain tujuan tersebut di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam membantu meningkatkan wawasan, ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan,
khususnya seni tari. 2. Dapat dijadikan sebagai acuan penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan antawecana di dalam wayang wong. 3. Bagi penulis, penelitian ini dapat digunakan sebagai wadah berfikir
ilmiah untuk dapat memahami tentang antawecana wayang wong di Paguyuban Parikesit Klaten, Jawa Tengah
4. Bagi Paguyuban Parikesit Klaten, Jawa Tengah hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam
memelihara kelestarian kesenian wayang wong. 5. Sebagai bahan dokumentasi bagi calon peneliti lain dengan kajian yang
berbeda, dan dokumentasi bagi dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Klaten.
6
BAB II KAJIAN TEORI