lumaksana, ombak banyu, srisig, besut, jengkeng, sila, tangan ngapurancang di atas paha kiri. Prabu Kala Pustaka kiprahan pacak-
jangga. trap jamang, entrakan, tumpang tali, usap bara samir, nebak bumi, sabetan, srisig, besut, tancep. Patih Sumber Katong dan Senopati
Dhendapati menyampaikan antawecana dengan sikap tangan kanan mengepal dengan ibu jari lurus. Prabu Kala Pustaka sikap menthang dan
nekuk disesuaikan dengan penyampaian antawecana.
3. Madeg Negari Ngamarta
Prabu Puntadewa beserta para sanak saudara menerima datangnya Prabu Kresna, membicarakan kekosongan pemerintahan
negara Pringgondani. Prabu Kresna berpendapat yang berwenang menjadi raja di Pringgondani tidak lain adalah Gatutkaca. Pandawa
memiliki tiga karakter yaitu, 1 Puntadewa, Janaka, Nakula, dan Sadewa adalah putra alus luruh 2 Kresna adalah putra alus lanyap
3 Werkudara adalah gagah kambeng. Janaka, Nakula, dan Sadewa jengkeng, sembahan, sila,
ngapurancang di atas paha kiri. Kresna dan Puntadewa srisig, sabetan, lumaksana, besut, tancep. Werkudara lumaksana, besut, dan tancep.
Janaka, Nakula, dan Sadewa menyampaikan antawecana dengan sikap tangan kanan mengepal dengan ibu jari lurus. Kresna dan Puntadewa
sikap menthang dan nekuk disesuaikan dengan penyampaian antawecana. Werkudara menyampaikan antawecana dengan sikap
tangan kanan di menunjuk ke atas disesuaikan dengan antawecana yang
disampaikan. Kemudian Prabu Kresna dan para Pandawa mengutus Janaka untuk pergi ke Sapta Arga menemui kakek Abiyasa dan meminta
petunjuk dari beliau.
4. Gara-gara
Janaka menemui Punakawan untuk mengajak mereka pergi ke Sapta Arga. Semar badan agak membungkuk, pandangan muka agak ke
atas dan ketika sering menunduk, tangan kiri di letakkan pada pinggang dan tangan kanan mengepal dengan telunjuk pada pinggang dan tangan
kanan mengepal dengan telunjuk jari ke depan pada posisi di atas kepala, apabila berjalan pinggulnya bergoyang. Janaka srisig, besut, dan tancep.
Semar saat menyampaikan antawecana sikap tangan tangan kanan mengepal dengan telunjuk jari ke depan pada posisi di atas kepala untuk
memperjelas antawecana. Janaka sikap tangan menthang dan nekuk disesuaikan dengan penyampaian antawecana.
Perjalanan Raden Janaka bertemu Kala Mamrang kemudian terjadilah perang kembang melawan para raksasa. Kala Mamrang adalah
seorang raksasa dengan rahang bawah yang lebih panjang dari pada rahang atas. Janaka srisig, sabetan, lumaksana, ombak banyu, besut,
srisig, besut, tancep. Kala Mamrang gerakan menekuk tangan ceklek, memutar, sabetan, dan tancep. Kala Mamrang saat menyampaikan
antawecana sikap tangan menthang dan nekuk untuk memperjelas antawecana. Kemudian terjadilah perang kembang melawan para
rasaksa, akhirnya para raksasa kalah dan Janaka melanjutkan perjalanannya.
5. Madeg Kraton Pringgodani