mengakhiri adegan biasanya motif gerak trapsila, gedhek, jengkeng, sabetan, memutar kebelakang, srisig, masuk.
Pada perwatakan tari, terdapat juga perwatakan gerak gecul yang hanya digunakan untuk tokoh-tokoh tertentu. Kategori ini dibedakan gerak
gecul untuk tokoh Sengkuni, Bathara Narada, Pendita Durna dengan gerak gecul untuk Punakawan Pandawa yaitu Semar, Gareng, Petruk, dan
Bagong, atau gecul untuk tokoh putri seperti Limbuk dan Cangik. Bentuk motif gerak gecul cenderung sederhana dan tidak banyak variasi gerak.
1. Introduksi
Prabu Kala Pracona dan Patih Sekipu adalah tokoh raksasa dengan karakter gagah yang menggunakan gerak bapang. Prabu
Kala Pracona lumaksana, sabetan, lalu ulap-ulap. Patih Sekipu menemui Prabu Kala Pracona dengan menggunakan gerak
lumaksana level bawah lalu jengkeng dan nyembah. Ketika menyampaikan antawecana sikap tangan kanan Prabu Kala Pracona
menthang ke atas dan nekuk disesuaikan dengan penyampaian antawecana. Patih Sekipu menyampaikan antawecana dengan sikap
tangan nyembah disesuaikan dengan penyampaian antawecana. Bertempat di Repat Kepanasan Patih Sekipu serta para prajurit
menerima datangnya Bathara Narada dengan membawa bayi yang menjadi jagonya para dewa. Patih Sekipu lumaksana lalu tancep,
ketika menyampaikan antawecana tangan menthang ke atas. Bathara Narada masuk dengan gerak gecul ciri khas tokoh, gerakan kaki
berjalan kecil-kecil nacah dengan tangan menuding ke depan dahi dan sikap badan yang tegap.
Bayi Tetuka lalu di banting ke tanah, tetapi tidak mati malah semakin bertumbuh besar, semakin lama semakin besar. Sekipu lalu
meminta Tetuka agar dibuat menjadi dewasa dengan cara dimasukan kedalam Kawah Candradimuka. Setelah keluar dari Kawah
Candradimuka, Tetuka menjadi dewasa lalu Sekipu digigit lehernya dan mati seketika. Datanglah Bathara Narada dengan ciri khas pembawaan
tokoh. Tetuka sabetan lalu tancep dan ketika menyampaikan antawecana menthang nekuk disesuaikan dengan antawecana. Setelah dimasukan ke
Kawah Candradimuka Tetuka tumbuh dewasa menjadi Raden Gatutkaca. Raden Gatutkaca adalah tokoh satria gagah yang
menggunakan gerak kalangkinantang. Datangnya Prabu Kala Pracona bersama para prajurit untuk berperang melawan Raden Gatutkaca, semua
prajurit dan Prabu Kala Pracona dibunuh dengan cara dipotong kepalanya oleh Raden Gatutkaca.
2. Madeg Negari Tunggarana
Prabu Kala Pustaka bertatap muka dengan Patih Sumber Katong dan Senopati Dhendhapati. Berdiskusi setelah sepeninggalnya
Prabu Arimba dan kosongnya Pringgodani. Karakter tokoh Prabu Kala Pustaka menggunakan kalang kinantang sedangkan Sumber
Katong dan Dhendapati menggunakan bapang kesatriyan. Patih Sumber Katong dan Senopati Dhendapati sembahan, sabetan,
lumaksana, ombak banyu, srisig, besut, jengkeng, sila, tangan ngapurancang di atas paha kiri. Prabu Kala Pustaka kiprahan pacak-
jangga. trap jamang, entrakan, tumpang tali, usap bara samir, nebak bumi, sabetan, srisig, besut, tancep. Patih Sumber Katong dan Senopati
Dhendapati menyampaikan antawecana dengan sikap tangan kanan mengepal dengan ibu jari lurus. Prabu Kala Pustaka sikap menthang dan
nekuk disesuaikan dengan penyampaian antawecana.
3. Madeg Negari Ngamarta