PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ABSTRAK
PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH
PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG
TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh
DYAH RAHAYU ARMANTO
Masalah penelitian ini adalah kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah.
Permasalahannya adalah “apakah kemampuan penyesuaian diri di sekolah dapat
ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X SMA
Negeri 1 Kotagajah?. Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan
kemampuan penyesuaian diri siswa di sekolah melalui layanan bimbingan
kelompok.
Metode penelitian adalah metode quasi eksperimen desain nonequievalent control
group design. Subjek penelitian sebanyak 24 orang siswa dibagi menjadi
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, masing-masing terdiri dari 12 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan skala penyesuaian diri siswa di sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan penyesuaian diri siswa di
sekolah dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok, terbukti dari
hasil analisis data penyesuaian diri siswa di sekolah menggunakan uji-t, dari hasil

analisis data post-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
diperoleh thitung = 3,215 dan ttabel 0, 05 = 1.717. thitung > ttabel. Dengan demikian, Ha
diterima, artinya bahwa kemampuan penyesuaian diri di sekolah dapat
ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X SMA
Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah tahun pelajaran 2013/2014.
Kesimpulannya adalah kemampuan penyesuaian diri disekolah dapat ditingkatkan
melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X SMA Negeri 1
Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014.
Saran yang diberikan adalah kepada (1) Siswa hendaknya mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri di
sekolah, (2) Guru bimbingan dan konseling hendaknya mengadakan kegiatan
bimbingan kelompok secara rutin untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian
diri di sekolah (3) Peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang
kemampuan penyesuaian diri di sekolah dengan bimbingan kelompok hendaknya
dapat menggunakan subjek berbeda dan meneliti variabel lain dengan mengontrol
variabel yang sudah diteliti sebelumnya.
Kata kunci: bimbingan dan konseling, bimbingan kelompok, penyesuaian diri di
sekolah

Penulis lahir tanggal 28 Mei 1992 di Desa Kotagajah, Kecamatan

Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung. Penulis adalah
putri ketiga dari empat bersaudara, pasangan Bapak Suhermanto
dan Ibu Suharyati.

Penulis menempuh pendidikan formal yang diawali dari: TK Pertiwi lulus
tahun 1998; SD Negeri 2 Kotagajah lulus tahun 2004; SMP Negeri 2 Kotagajah
lulus tahun 2007; kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 1 Kotagajah lulus
tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional
Penerimaan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selanjutnya,
pada tahun 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktik
Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (PLBK-S) di SMP Negeri 3
Tulang Bawang Udik, kedua kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Way Sido,
Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung.

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirrabbil’aalamin, segala puji dan syukur penulis persembahkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta
kekuatan lahir dan batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan
rintangan serta kesulitan yang dihadapi, namun berkat bantuan dan motivasi serta
bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan

skripsi

yang berjudul

“Penggunaan

Layanan

Bimbingan

Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Pada
Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran
2013/2014” ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

tidak terhingga kepada :
1.

Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ijin bagi penulis
untuk mengadakan penelitian.

2.

Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
FKIP Universitas Lampung.

3.

Bapak. Drs. Yusmansyah, M.Si selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling FKIP Universitas Lampung serta selaku Pembimbing Utama yang
telah memberikan masukan dan mengarahkan demi terselesaikannya skripsi
ini.

4.


Ibu Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A., Psi. selaku pembahas yang telah
membimbing dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

5.

Ibu Diah Utaminingsih, S.Psi., M.A., Psi. selaku Pembimbing Kedua yang
telah memberikan masukan dan mengarahkan demi terselesaikannya skripsi
ini.

6.

Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling FKIP UNILA terima kasih
untuk semua bimbingan dan pelajaran yang begitu berharga yang telah kalian
berikan untukku selama perkuliahan.

7.

Bapak Drs. Maksum Yusup, M.Pd.I sebagai kepala SMA Negeri 1 Kotagajah
yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

8.

Ibu Dra. Endang Setiyowati dan Ibu Titik Erna Wati, S.Pd selaku guru
bimbingan dan konseling, serta staf tata usaha, seluruh dewan guru dan siswasiswi SMA Negeri 1 Kotagajah yang telah bersedia membantu penulis dalam
mengadakan penelitian ini.

9.

Adikku tersayang Yogo Novian Armanto, mamasku Heri Armanto dan Febri
Armanto, Mbakku Happy dan Okta, Dua Jagoan Kecilku Keandre Obert
Armanto dan M. Omar Yusuf Armanto serta seluruh keluarga besarku, terima
kasih atas kasih sayang, doa, dan dukungan yang telah diberikan disetiap
hariku.

10. Mamasku Puja Sutrisna, terima kasih untuk semangat, doa, dukungan dan
waktunya yang selalu ada untukku dalam keadaan apapun selama ini.
11. Sahabat-sahabatku MMS (Metamorfosis Sempurna) Nyenil, Nenek, Mpok
Epin, Kiteng, Kemeng, dan Anyak, terimakasih untuk persahabatan yang

telah kalian berikan selama ini (semoga kita menjadi kupu-kupu yang cantik
walaupun dengan warna yang berbeda).
12. Bibeh-bibehku tersayang, Despong, Dina, Dedek, Kantil, dan Bunda,
terimakasih atas canda tawa, bantuan dan dukungannya, serta telah
memberikan warna dalam perjalanan perkuliahanku selama ini,
13. Teman-teman seperjuangan BK 2010, Noprita, Mamah, Wella, Bebi, Uni,
Aan Pur, Agus, Nces, Mbak Dita, Bebet, Nailul, Ayu, Mami, Amel, Mpus,
Mbul, Lusi, Desti, Ivana, Ara, Dewi, Suspa, Ika, Emil, Mbak Lulu, Natalia,
Mei, Putri, Wiwit, Nita, Rani, Nanang, Kak boy, Irsan, Adit, dan semuanya
terima kasih untuk kebersamaannya selama ini.

14. Keluarga kecilku di Angansaka, Mamak, Cipa, Ublek, Mbak Eka, Mbak Esti,
Widi, Iyut, Desna, Kak Jati, serta sahabatku GALAXER terimakasih untuk
kebersamaannya selama ini.
15. Sahabat-sahabat seperjuanganku di Kampung Way Sido, Carina, Mbak Sulis,
Paul, Resta, Ebi, Uli, Fadil, Ardi, Dani dan semuanya terima kasih atas canda
tawa

kalian,


kebersamaan

itu

membuat

KKN

dan

PLBK

begitu

menyenangkan.
16. Teman – teman mahasiswa Bimbingan dan Konseling (2007-2012) yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas masukan, saran,
motivasi, serta semangatnya.
17. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih.


Hanya harapan dan doa semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat
ganda kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya dalam
mengharapkan keridhaan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat
umumnya dan bagi penulis khususnya, anak dan keturunan penulis kelak. Aamiin.

Bandar Lampung, Oktober 2014
Penulis

Dyah Rahayu Armanto

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I.


PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang dan Masalah .............................................................. 1
1. Latar Belakang .............................................................................. 1
2. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
3. Pembatasan Masalah ..................................................................... 6
4. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 7
1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
2. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 7
C. Ruang Lingkup ................................................................................... 8
D. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 9
E. Hipotesis ............................................................................................. 12

II.

TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................
A. Penyesuaian Diri dalam Bimbingan dan Konseling ............................
1. Bimbingan Konseling Pribadi-Sosial ............................................
2. Pengertian Penyesuaian Diri .........................................................
3. Penyesuaian Diri yang Baik ..........................................................

4. Proses Penyesuaian Diri ................................................................
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri ...................
6. Dinamika Penyesuain Diri pada Remaja .......................................
B. Layanan Bimbingan Kelompok ..........................................................
1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok ..................................
2. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok ........................................
3. Komponen dalam Layanan Bimbingan Kelompok .......................
4. Dinamika Kelompok .....................................................................
5. Asas-asas yang Digunakan dalam Layanan Bimbingan
Kelompok .......................................................................................
6. Teknik-teknik dalam Layanan Bimbingan Kelompok ..................
7. Tahap-tahap Penyelenggaraan Kelompok dalam Layanan
Bimbingan Kelompok ...................................................................
C. Keterkaitan Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok
untuk Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri ..........................

III.

13
13
13
14
15
15
18
23
25
25
27
28
30
32
33
36
43

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 46
A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 46

ii

B. Metode Penelitian ................................................................................
C. Subjek Penelitian .................................................................................
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ......................
1. Variabel Penelitian ........................................................................
2. Definisi Operasional Variabel .......................................................
E. Metode Pengumpulan Data .................................................................
G. Pengujian Instrumen Penelitian ...........................................................
1. Validitas Instrumen .......................................................................
2. Analisis Aitem ...............................................................................
3. Reliabilitas Instrumen ...................................................................
4. Teknik Analisis Data .....................................................................

46
48
49
49
49
51
52
52
53
54
55

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
A. Hasil Penelitian ...................................................................................
1. Gambaran Umum Pra Bimbingan Kelompok ...............................
2. Deskripsi Data ...............................................................................
3. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok .......
4. Data Skor Subyek Sebelum dan Setelah Mengikuti Layanan
Bimbingan Kelompok (Pretest dan Posttest) ................................
5. Analisis Data Hasil Penelitian .......................................................
6. Uji Hipotesis .................................................................................
B. Pembahasan .........................................................................................

58
58
58
60
62

V.

67
91
94
95

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 100
A. Kesimpulan ......................................................................................... 100
B. Saran .................................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA

v

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

3.1

Kriteria bobot nilai pada skala psikologi ............................................

52

3.2

Hasil Analisis Aitem yang Tidak Berkontribusi .................................

54

4.1

Kriteria Kemamapuan Penyesuaian Diri di Sekolah ...........................

60

4.2

Data siswa kelompok eksperimen ........................................................

61

4.3

Data siswa kelompok kontrol ...............................................................

61

4.4

Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian ..............................................

62

4.5

Skor pretest dan posttest kemampuan penyesuaian diri di sekolah
pada kelompok eksperimen .................................................................

4.6

68

Skor pretest dan posttest kemampuan penyesuaian diri di sekolah
pada kelompok kontrol ........................................................................

85

4.7

Data pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol .................

92

4.8

Analisis data hasil penelitian menggunakan uji t-test pada data

4.9

pretest terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ..........

92

Data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ...............

93

4.10 Analisis data hasil penelitian menggunakan uji t-test pada data
posttest terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol .........

93

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Hasil Wawancara Guru BK .................................................................

103

2. Blue Print Skala Penyesuian Diri di Sekolah setelah Uji Coba ..........

104

3. Hasil Uji Ahli Kisi-kisi Penyesuaian Diri di Sekolah .........................

106

4. Skala Penyesuaian Diri di Sekolah .....................................................

108

5. Laporan Proses dan Hasil Uji Coba Instrumen ...................................

110

6. Analisis Uji Validitas Instrumen (Uji Coba) .......................................

113

7. Reliabilitas ..........................................................................................

115

8. Penjaringan Subyek .............................................................................

116

9. Uji Normalitas Data Pre-test ...............................................................

123

10. Uji Homogenitas dan Uji-t Data Pre-test ..........................................

124

11. Uji Normalitas Data Post-test ............................................................

125

12. Uji Homogenitas dan Uji-t Data Post-test ........................................

126

13. Modul ................................................................................................

127

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.1

Kerangka pemikiran penelitian .............................................................. 11

2.1

Tahap Pembentukan ............................................................................... 37

2.2

Tahap Peralihan ...................................................................................... 39

2.3

Tahap Kegiatan ...................................................................................... 41

2.4

Tahap Pengakhiran ................................................................................. 42

3.1

Nonequivalent Control Group Design ........................................................ 47

4.1

Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Panji ...... 69

4.2

Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Yayang .. 71

4.3

Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Jesi ......... 72

4.4

Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Linda ..... 73

4.5

Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Retno ..... 75

4.6

Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Ita .......... 76

4.7

Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Agung .... 78

4.8

Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Fyla ........ 79

4.9

Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Vina ....... 81

4.10 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Putri ....... 82
4.11 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Ian ......... 83
4.12 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Sari ........ 84
4.13 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Eka ........ 86
4.14 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Yeni ....... 86
4.15 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Adi ......... 87
4.16 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Dina ........ 87
4.17 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Dio ......... 88
4.18 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Mega ..... 88
4.19 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Ananda .. 89
4.20 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Haqi ....... 89

iv

4.21 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Ovi ......... 90
4.22 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Nabila .... 90
4.23 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri
di Sekolah Celimedian ........................................................................... 91
4.24 Grafik Perubahan Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah Niko ....... 91

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah
1. Latar Belakang

Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas
perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan siswa yang berusia 15-18
tahun, yaitu tergolong usia remaja. Beberapa tugas perkembangan remaja
menurut Hurlock (2004:213) adalah mencapai tingkah laku yang bertanggung
jawab secara sosial, mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman
sebaya, serta mencapai peran sosial pria dan wanita. Untuk memenuhi tugas
perkembangannya, remaja harus menyesuaikan dirinya dan bergaul secara
harmonis baik dengan teman sebaya, orang dewasa, maupun peraturan yang
ada dalam berbagai situasi dimana remaja berada, dengan begitu remaja
mampu mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya, mempunyai
tingkah laku yang bertanggung jawab dan peran sosial yang baik di dalam
lingkungannya.

Pemenuhan tugas perkembangan manusia termasuk remaja dapat dibantu
melalui proses pendidikan. Hal ini sejalan dengan tugas sekolah yaitu sekolah

2

mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan
informasi saja, akan tetapi juga mencakup tanggung jawab pendidikan secara
luas. Demikian pula dengan guru, tugasnya tidak hanya mengajar, tetapi juga
berperan sebagai pendidik yang menjadi pembentuk masa depan, ia adalah
langkah pertama dalam pembentukan kehidupan yang menuntut individu
untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan (www.e-psikologi.com).

Namun lingkungan baru bagi beberapa orang menjadi stimulus yang terkadang
menjadi penyebab munculnya berbagai permasalahan, salah satunya adalah
penyesuaian diri. Begitu pula halnya dengan remaja yang baru menyelesaikan
pendidikannya di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan melanjutkan
ke jenjang selanjutnya, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA). Dimana
lingkungan ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan lingkungan
sebelumnya. Remaja akan menemukan teman-teman baru, guru-guru baru,
metode dan cara belajar serta peraturan/tata tertib yang sudah pasti berbeda
dengan sekolah sebelumnya. Hal ini membuat remaja harus mampu
melakukan penyesuaian diri agar dapat bertahan dan bisa menyelesaikan
pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Oleh karena itu, kemampuan penyesuaian diri sangat perlu dimiliki oleh
remaja dalam kehidupan mereka untuk melakukan penyesuaian diri yang baik
di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Menurut Willis
(2008:55) penyesuaian diri ialah kemampuan seseorang untuk hidup dan
bergaul secara wajar terhadap lingkungannya, sehingga ia merasa puas
terhadap dirinya dan lingkungannya. Sedangkan menurut Sunarto dan Agung

3

Hartono (2006:222) penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu
mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan
lingkungan.

Remaja yang tidak dapat melakukan penyesuaian diri tercermin dari tingkah
lakunya yang tidak mampu bertindak secara dinamis, dan luwes; tidak
sanggup bertindak secara terbuka dan menerima kritik dari tingakannya; tidak
percaya terhadap dirinya, orang lain, dan segala sesuatu di luar dirinya
sehingga merasa tersisih dan kesepian. Ketika remaja tidak mampu melakukan
penyesuaian diri dengan baik di lingkungan dimana ia berada seperti sekolah,
maka akan menimbulkan perasaan tidak nyaman berada dilingkungan tersebut.
Apabila perasaan tidak nyaman dibiarkan maka akan menimbulkan stres.
Menurut Santrock (2002:16) stres timbul karena transisi berlangsung pada
suatu masa ketika banyak perubahan pada individu, di dalam keluarga, dan di
sekolah yang berlangsung secara serentak.

Berdasarkan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara dengan guru
bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Kotagajah pada tanggal 6
November 2013 terdapat beberapa perilaku siswa kelas X yang diidentifikasi
memiliki penyesuaian diri di sekolah yang rendah, yaitu; ada beberapa siswa
yang tidak berani memulai menegur lebih dulu ketika bertemu dengan guru,
teman, dan staf sekolah; ada siswa yang hanya bergaul dengan teman satu
kelompoknya saja; ada siswa yang hanya diam saja saat diskusi kelompok;
ada siswa yang sulit beradaptasi dengan lingkungan baru terlihat siswa yang

4

menyendiri saat sedang tidak bersama teman sekelompoknya; serta ada siswa
yang kurang peduli dengan keadaan teman disekitarnya.

Apabila kemampuan penyesuaian diri di sekolah yang rendah tidak segera
diatasi maka akan terjadi berbagai macam permasalahan baru, seperti siswa
tidak mampu mencapai hasil belajar yang maksimal dan prestasinya akan
turun. Selain itu, kemampuan penyesuaian diri di sekolah yang rendah tidak
hanya akan berdampak pada diri mereka sendiri, namun juga orang tua, teman,
guru, lingkungan sekolah dan masyarakat akan merasakannya juga.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri di sekolah
pada siswa diperlukan upaya-upaya penanggulangan dengan memanfaatkan
layanan bimbingan dan konseling, sesuai dengan fungsi bimbingan dan
konseling, yaitu pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan
pengembangan.

Dalam layanan bimbingan dan konseling terdapat salah satu layanan yaitu
bimbingan kelompok. Dunsmoor & Miller, dalam Mc. Daniel 1969 (Prayitno
dan Erman Amti, 1999:93-94) merumuskan bahwa :
“…. Bimbingan membantu individu untuk memahami dan menggunakan
secara luas kesempatan – kesempatan pendidikan, jabatan dan pribadi
yang mereka miliki atau dapat mereka kembangkan, dan sebagai satu
bentuk bantuan sistematik dimana siswa dibantu untuk dapat
memperoleh penyesuaian diri yang baik terhadap sekolah dan
kehidupan.”

Selain itu, dalam bimbingan dan konseling terdapat empat bidang bimbingan,
yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan
karier. Dalam bimbingan pribadi, konselor membantu siswa untuk memiliki

5

kesadaran diri, rasa bertanggung jawab, dapat mengembangkan sikap positif,
mampu menghargai orang lain, mengembangkan keterampilan hubungan
pribadi, meningkatkan kepercayaan diri, dapat membuat keputusan secara
efektif, serta mandiri dalam mengambil keputusan sehingga siswa dapat
melakukan penyesuaian diri secara baik dengan lingkungannya. Hal ini senada
dengan pendapat dari Santrock (2003:260) yang menyatakan bahwa
kemandirian remaja dalam mengambil keputusan dan rasa kepercayaan diri
yang tinggi akan menunjukkan penyesuaian diri yang lebih baik.

Berdasarkan rumusan tersebut, bimbingan kelompok diperkirakan tepat
digunakan sebagai salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling untuk
dapat diberikan kepada siswa yang memiliki kemampuan penyesuaian diri di
sekolah yang rendah.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan
Kemampuan Penyesuaian Diri di Sekolah pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014”.

2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat siswa yang tidak berani memulai menyapa lebih dulu ketika
bertemu dengan guru, teman dan staf sekolah.
2. Terdapat siswa yang cuek dengan keadaan temannya.
3. Terdapat siswa yang hanya bergaul dengan teman satu kelompoknya saja.

6

4. Terdapat siswa yang hanya diam saja saat diskusi kelompok.
5. Terdapat siswa yang sulit melakukan kegiatan secara berkelompok.
6. Terdapat siswa yang sulit beradaptasi dengan lingkungan baru terlihat
siswa yang menyendiri saat sedang tidak bersama teman sekelompoknya

3. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penelitian dan agar tidak terjadi penyimpangan dalam
penelitian ini, maka perlu diadakan pembatasan masalah dengan tujuan agar di
dalam meningkatkan kemampuan penyesuaian diri di sekolah melalui layanan
bimbingan kelompok pada siswa tidak mengalami kekaburan pengertian serta
tidak mengalami penyimpangan.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan penyesuaian diri di sekolah
melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X SMA Negeri 1
Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014.

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah maka
masalah dalam penelitian ini adalah terdapat siswa kelas X SMA Negeri 1
Kotagajah Lampung Tengah yang memiliki kemampuan penyesuaian diri di
sekolah

yang

rendah.

Permasalahannya

adalah

apakah

kemampuan

penyesuaian diri di sekolah pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah
Lampung Tengah tahun pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan melalui
layanan bimbingan kelompok?

7

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan kemampuan penyesuaian diri di sekolah melalui
layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah
Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis
Secara teoritis penelitian ini berguna untuk menambah khasanah keilmuan
Bimbingan dan Konseling serta diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian serupa yang dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian
selanjutnya.

2. Kegunaan praktis
Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri di
sekolah yang rendah sehingga dapat membantu guru untuk mengatasi
siswa-siswa yang memiliki kemampuan penyesuaian diri di sekolah yang
rendah. Serta memberikan inspirasi kepada guru untuk menggunakan
metode yang lainnya dalam hal meningkatkan kemampuan penyesuaian
diri di sekolah atau hal lainnya.

8

C. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini agar penelitian
ini lebih jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan,
diantaranya adalah:

1. Ruang lingkup ilmu
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu bimbingan dan
konseling.
2. Ruang lingkup objek
Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah penggunaan layanan
bimbingan kelompok yang diberikan peneliti untuk meningkatkan
kemampuan penyesuaian diri di sekolah.
3. Ruang lingkup subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1
Kotagajah Lampung Tengah.
4. Ruang lingkup wilayah
Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1
Kotagajah Lampung Tengah.
5. Ruang lingkup waktu
Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran
2013/2014.

9

D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah dasar dari penelitian yang disintesiskan dari faktafakta hasil observasi dan telaah kepustakaan yang memuat mengenai teori,
dalil atau konsep-konsep.

Dariyo

(2007:202) seseorang dituntut

untuk

dapat

mengembangkan

kemampuan menyesuaikan diri yaitu dengan berhubungan dan bergaul dengan
lingkungan hidupnya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka siswa dituntut
untuk dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik, baik di lingkungan
keluarga, masyarakat, ataupun lingkungan sekolah.

Penyesuaian diri pada siswa sangat penting dalam kelancaran pendidikanya.
Siswa yang dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah,
siswa akan mendapat banyak kemudahan dalam prosesnya perkembanganan
dan bersosialisasi. Namun dewasa ini dapat dilihat sebagai contoh observasi
penulis saat melaksanakan wawancara dengan guru bimbingan konseling di
SMA Negeri I Kotagajah, diketahui terdapat beberapa siswa memiliki
kemampuan penyesuaian diri yang rendah. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Colhcoun dan Accella 1995 yaitu siswa kurang percaya
diri, merasa tidak aman, tidak dapat mengekspresikan perasaan secara bebas.
Sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan
penyesuaian diri dengan lingkungan sekolahnya.

Penyesuaian diri di lingkungan sekolah dapat berupa penyesuaian diri dengan
teman sebaya, guru, peraturan/tata tertib sekolah, serta cara/metode belajar.
Apabila siswa memiliki kemampuan penyesuaian diri di sekolah yang rendah

10

maka siswa akan menyendiri, siswa akan menarik diri dari berbagai kegiatan
di sekolah, siswa sulit untuk melakukan kegiatan secara kelompok, hanya
bergaul dengan teman satu kelompoknya saja, mudah merasa gelisah sehingga
siswa tidak dapat belajar dengan maksimal, yang berakibat menurunnya hasil
belajar dan prestasi yang diperoleh tidak maksimal. Hal ini sejalan dengan
pendapat Willis (2008) yaitu seseorang yang tidak mampu menyesuaikan diri
dengan baik maka akan berakibat pada konflik batin pada diri mereka serta
kondisi yang selalu gelisah.

Masalah tersebut perlu mendapatkan perhatian serta penanganan yang khusus
dari pendidik terutama guru bimbingan dan konseling. Dalam bimbingan dan
konseling terdapat berbagai layanan yang dapat digunakan untuk membantu
siswa dalam meningkatkan kemampuan penyesuaian diri di sekolah; seperti
konseling individu, konseling kelompok , ataupun bimbingan kelompok.

Menurut Smith (Prayitno dan Amti, 1999:94) bimbingan adalah proses
layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka
memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan
dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi
yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik.

Adapun tujuan bimbingan kelompok, yaitu: mampu berbicara di depan
orang banyak; mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan,
perasaan, dan lain sebagainya kepada orang lain; belajar menghargai
pendapat orang lain; bertanggung jawab atas pendapat yang
dikemukakan; mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak
kejiwaan yang bersifat negatif); dapat bertenggang rasa; dan menjadi
akrab satu sama lain (Prayitno, 1995:178-179).

11

Jadi bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai upaya untuk membimbing
kelompok-kelompok siswa agar kelompok itu menjadi besar, kuat, dan
mandiri sehingga dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungannya
dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan
dalam bimbingan kelompok.

Menjadi akrab satu sama lain merupakan salah satu tujuan dari bimbingan
kelompok, hal ini berarti bimbingan kelompok dapat dijadikan sebagai media
untuk mengembangkan diri dan melatih siswa untuk memliki kontak serta
hubungan yang berkualitas sehingga dapat melakukan penyesuaian diri
dengan anggota kelompok lainnya, karena menurut Santrock (2003:260) pola
persahabtan juga mempengaruhi penyesuaian diri siswa, siswa yang memiliki
lebih banyak kontak dengan teman-temannya dan lebih banyak hubungan
persahabatan yang berkualitas memiliki persepsi positif terhadap diri mereka
sendiri dan terhadap sekolahnya dibandingkan dengan siswa yang memiliki
persahabatan yang hanya sedikit dan kurang berkualitas. Bimbingan kelompok
juga dapat digunakan sebagai media untuk melatih siswa untuk memahami
dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya serta diharapkan nantinya siswa
yang memiliki kemampuan penyesuaian diri rendah dapat menyesuaiakan diri
dengan baik.

Dari hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa bimbingan kelompok dengan
memanfaatkan dinamika kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan penyesuaian diri siswa. Berdasarkan uraian di atas kerangka pikir
dalam penelitian ini sebagai berikut :

12

Kemampuan
penyesuaian diri
siswa rendah

Bimbingan
Kelompok

Kemampuan
penyesuaian diri
siswa
meningkat

Gambar 1.1. Kerangka pemikiran penelitian

E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono,2012:64).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris melalui data-data yang terkumpul.
Maka hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah :
Ha

: Kemampuan penyesuaian diri di sekolah dapat ditingkatkan melalui
layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X SMA Negeri 1
Kotagajah Lampung Tengah tahun pelajaran 2013/2014.

H0

: Kemampuan penyesuaian diri di sekolah tidak dapat ditingkatkan
melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X SMA
Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah tahun pelajaran 2013/2014.

Sedangkan hipotesis penelitian ini adalah kemampuan penyesuaian diri di
sekolah dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa
kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah tahun pelajaran
2013/2014.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini
maka dapat dijelaskan bawah tinjauan pustaka adalah teori-teori yang relevan
yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang objek yang akan diteliti. Dengan
demikian, dalam penelitian ini diperlukan teori-teori yang mendukung variabel
yang akan diteliti. Berikut akan dibahas mengenai (1) Penyesuaian Diri, (2)
Layanan bimbingan kelompok, (3) Keterkaitan penggunaan layanan bimbingan
kelompok untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri.

A. Penyesuaian Diri dalam Bimbingan dan Konseling
1. Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial
Bimbingan pribadi-sosial merupakan salah satu bidang bimbingan yang
ada di sekolah. Menurut Dewa Ketut Sukardi (1993:11) mengungkapkan
bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan usaha bimbingan, dalam
menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian
diri, menghadapi konflik dan pergaulan. Sedangkan menurut Menurut Abu
Ahmadi (1991: 109) bimbingan pribadi-sosial adalah, seperangkat usaha
bantuan kepada peserta didik agar dapat mengahadapi sendiri masalahmasalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian
pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan

14

sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya
sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial
yang dialaminya.

Dari pengertian diatas, bimbingan pribadi-sosial adalah suatu usaha yang
diberikan kepada peserta didik untuk membantu mereka dalam
menghadapi

permasalahan

didalam

kehidupan

sosialnya,

seperti

permasalahan penyesuaian diri.

2. Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment
atau personal adjustment. Schneider mengemukakan pengertian mengenai
penyesuaian diri, yaitu bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses
mental dan tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan
diri sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam diri sendiri, yang
dapat diterima oleh lingkungannya.

Hurlock

(1999:95)

merumuskan

penyesuaian

diri

sebagai

suatu

kemampuan individu untuk diterima dalam kelompok atau lingkungannya,
karena ia memperlihatkan sikap serta tingkah laku yang menyenangkan.
Selain itu menurut Gerungan (1987:51) penyesuaian diri adalah mengubah
diri sesuai dengan keadaan atau keinginan diri atau sebaliknya.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, penyesuaian diri
adalah usaha individu untuk mengubah diri sesuai dengan keadaan diri,

15

keinginan diri dan masyarakat. Sehingga dapat menjalin hubungan dengan
lingkungannya karena ia dapat diterima oleh lingkungannya.

3. Penyesuaian Diri yang Baik
Menurut Ali & Asrori (2012:176) individu dikatakan memiliki
kemampuan penyesuaian diri yang baik (well adjusted person) jika
mampu melakukan respon-respon yang matang, efisien, memuaskan dan
sehat.

Orang yang dipandang mempunyai penyesuaian diri yang baik adalah
individu yang telah belajar bereaksi terhadap dirinya dan lingkungannya
dengan cara-cara yang matang, efisien, memuaskan dan sehat, serta dapat
mengatasi konflik mental, frustasi, kesulitan pribadi dan sosial tanpa
mengembangkan perilaku simptomatik dan gangguan psikosomatik yang
mengganggu tujuan-tujuan moral, sosial, agama dan pekerjaan. Orang
seperti itu mampu menciptakan dan mengisi hubungan antarpribadi dan
kebahagiaan timbal balik yang mengandung realisasi dan perkembangan
kepribadian secara terus-menerus.

4. Proses Penyesuaian Diri
Menurut Schneiders (Ali & Asrori, 2012:176) setidaknya terdapat tiga
unsur yang terlibat dalam proses penyesuaian diri, yaitu: motivasi, sikap
terhadap realitas, dan pola dasar penyesuaian diri. Tiga unsur tersebut akan
mewarnai kualitas proses penyesuaian diri individu.

16

1. Motivasi dan Proses Penyesuaian Diri
Faktor internal dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami proses
penyesuaian diri. Motivasi, sama halnya dengan kebutuhan, perasaan,
dan

emosi

merupakan

kekuatan

internal

yang

menyebabkan

ketegangan dan ketidakseimbangan dalam organisme. Ketegangan dan
ketidakseimbangan merupakan kondisi yang tidak menyenangkan
karena sesungguhnya kebebasan dari ketegangan dan keseimbangan
dari kekuatan-kekuatan internal lebih wajar dalam organisme apabila
dibandingkan dengan kedua kondisi tersebut. Ini sama dengan konflik
dan frustasi yang juga tidak menyenangkan, berlawanan dengan
kecenderungan organisme untuk meraih keharmonisan internal,
ketenteraman jiwa, dan kepuasan dari pemenuhan kebutuhan dan
motivasi.

Respon penyesuaian diri, baik atau buruk, secara sederhana dapat
dipandang sebagai suatu upaya organisme untuk mereduksi atau
menjauhi ketegangan dan untuk memelihara keseimbangan yang lebih
wajar. Kualitas respons, apakah itu sehat efisien, merusak, atau
patologis ditentukan terutama oleh kualitas motivasi, selain juga
hubungan individu dengan lingkungan.

2. Sikap terhadap Realitas dan Proses Penyesuaian Diri
Berbagai aspek penyesuaian diri ditentukan oleh sikap dan cara
individu bereaksi terhadap manusia di sekitarnya, benda-benda dan
hubungan-hubungan yang membentuk realitas. Secara umum dapat

17

dikatakan bahwa sikap yang sehat terhadap realitas itu sangat
diperlukan bagi proses penyesuaian diri yang sehat. Beberapa perilaku
seperti sikap antisosial, kurang berminat terhadap hiburan, sikap
bermusuhan, kenakalan, dan semaunya sendiri, semuanya itu sangat
mengganggu hubungan antara penyesuaian diri dengan realitas.

3. Pola Dasar dan Proses Penyesuaian Diri
Dalam penyesuaian diri sehari-hari terhadap suatu pola dasar
penyesuaian diri. Menurut Hurlock (2003:239) ketidakmampuan
menyesuaikan diri akan ditandai dengan berbagai bentuk tingkah laku,
seperti:
a. Tidak bertanggung jawab
b. Sikap yang agresif dan sangat yakin pada diri sendiri
c. Perasaan yang tidak aman yang membuat remaja patuh dan
mengikuti standar-standar kelompok
d. Merasa ingin pulang bila berada jauh dari lingkungan yang tak
dikenal
e. Perasaan menyerah
f. Terlalu banyak berkhayal untuk mengimbangi ketidakpuasan yang
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
g. Mundur ketingkat perilaku yang sebelumnya agar disenangi dan
diperhatikan.
h. Menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi,
proyeksi, berkhayal dan memindah-mindahkan.

Sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip penyesuaian diri yang
ditujukan kepada diri sendiri, orang lain maupun lingkungannya maka
proses maka proses penyesuaian diri menurut Sunarto (Ali & Asrori,
2012:178) dapat ditujukan ke dalam sepuluh hal, yaitu:
a. Individu di satu sisi merupakan dorongan keinginan untuk
memperoleh makna dan eksistensi dalam kehidupannya dan di sisi
lain mendapat peluang atau tuntutan dari luar dirinya sendiri.

18

b. Kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan di luar
dirinya secara objektif sesuai dengan pertimbangan yang rasional.
c. Mampu bertindak sesuai dengan potensi yang ada dan kenyataan
objektif di luar dirinya.
d. Mampu bertindak secara dinamis, luwes dan tidak kaku.
e. Bertindak sesuai dengan potensi-potensi positif sehingga dapat
menerima dan diterima lingkungan.
f. Hormat kepada sesama manusia dan mampu bertindak toleran,
serta dapat mengerti dan menerima keadaan orang lain meskipun
sebenarnya kurang serius dengan keadaan dirinya.
g. Sanggup merespon frustasi, konflik, dan stres secara wajar, sehat,
dan professional.
h. Sanggup bertindak secara terbuka dan menerima kritik dan
tindakannya.
i. Dapat bertindak sesuai dengan norma yang dianut oleh
lingkungannya serta selaras dengan hak dan kewajibannya.
j. Secara positif ditandai oleh kepercayaan terhadap diri sendiri,
orang lain, dan segala sesuatu di luar dirinya sehingga tidak pernah
merasa tersisih dan kesepian.

Apabila seseorang mampu melakukan hal-hal seperti di atas, artinya
orang tersebut mampu menghadapi tuntutan-tuntutan, baik dari dalam
diri maupun dari lingkungan sehingga terdapat keseimbangan
pemenuhan kebutuhan dengan tuntutan lingkungan, kemudian tercipta
keselarasan antara remaja dengan realitas. Sehingga remaja dapat
melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sekitarnya.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri
Menurut Scheneiders (dalam Ali dan Asrori, 2012:181-189), setidaknya
ada lima faktor yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri, yaitu :
kondisi fisik, kepribadian, proses belajar, lingkungan dan agama serta
budaya. Pada dasarnya penyesuaian diri dipengaruhi oleh faktor internal
dan faktor eksternal (Haryadi, 1997:110-112).

19

1. Faktor-faktor Internal
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi penyesuaian diri meliputi
faktor motif, faktor harga diri remaja, faktor persepsi remaja, faktor
belajar, faktor sikap remaja, faktor intelegensi dan minat, dan faktor
kepribadian.
1) Faktor Harga Diri dan Persepsi Remaja
Faktor harga diri remaja yaitu bagaimana remaja itu memandang
terhadap dirinya sendiri, baik pada aspek fisik, psikologis, sosial
maupun aspek akademik. Faktor persepsi remaja yaitu pengamatan
dan penilaian remaja terhadap objek peristiwa dan kehidupan, baik
melalui proses kognisi maupun afeksi untuk membentuk konsep
tentang objek tersebut. Remaja yang bersifat positif terhadap
sesuatu yang dihadapi akan lebih memiliki peluang untuk
melakukan penyesuaian diri daripada remaja yang sering bersikap
negatif.

2) Faktor Intelegensi dan Minat
Faktor intelegensi dan minat yaitu intelegensi merupakan modal
untuk menalar, menganalisis dan menyimpulkan berdasarkan
argumentasi yang matang, sehingga dapat menjadi dasar dalam
melakukan penyesuaian diri. Ditambah faktor minat, pengaruhnya
akan lebih nyata. Bila remaja telah memiliki minat terhadap
sesuatu, maka proses penyesuaian biasanya cepat dan lancar.

20

3) Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian yaitu pada prinsipnya tipe kepribadian
ekstrover akan lebih lentur dan dinamis, sehingga lebih mudah
melakukan penyesuaian diri dibanding tipe kepribadian introver
yang cenderung kaku dan statis. Unsur-unsur kepribadian yang
penting pengaruhnya terhadap penyesuaian diri adalah: kemauan
dan kemampuan untuk berubah, pengaturan diri, realisasi diri, dan
intelegensi.

4) Faktor Proses Belajar
Belajar merupakan unsur penting dalam penyesuaian diri individu
karena pada umumnya respon-respon dan sifat-sifat kepribadian
yang diperlukan bagi penyesuaian diri diperoleh dan menyerap ke
dalam diri individu melalui proses belajar. Oleh karena itu,
kemauan belajar menjadi sangat penting karena proses belajar akan
terjadi dan berlangsung dengan baik dan berkelanjutan manakala
individu yang bersangkutan memiliki kemauan yang kuat untuk
belajar. Oleh sebab itu, perbedaan pola-pola penyesuaian diri sejak
dari normal sampai dengan malsesuai, sebagaian besar merupakan
hasil perubahan yang dipengaruhi oleh belajar dan kematangan.

2. Faktor-faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi penyesuaian diri remaja
meliputi faktor keluarga, faktor kondisi sekolah, faktor kelompok
sebaya, faktor prasangka sosial, serta faktor hukum dan norma sosial.

21

1) Faktor Lingkungan
Berbicara faktor lingkungan sebagai variabel yang berpengaruh
terhadap penyesuaian diri yang meliputi lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Faktor keluarga, terutama pola asuh
keluarga dapat mempengaruhi penyesuain diri remaja. Pola asuh
demokratis dengan suasana keterbukaan lebih memberikan peluang
bagi remaja untuk melakukan proses penyesuaian diri secara
efektif dibanding dengan pola asuh keluarga yang otoriter maupun
pola asuh yang bebas. Demikian pula keluarga sehat dan utama
lebih memberi pengaruh positif terhadap penyesuaian diri remaja.

Selain keluarga, kondisi sekolah yang sehat dimana remaja merasa
bangga dan kerasan terhadap sekolahnya setelah memberikan
landasan remaja untuk dapat bertindak menyesuaikan diri secara
harmonis

di

masyarakat.

Faktor

kelompok

sebaya

juga

mempengaruhi penyesuaian diri remaja karena hampir setiap
remaja

memiliki

teman

sebaya

dalam

bentuk

kelompok.

Kelompok-kelompok teman sebaya ini ada yang menguntungkan
pengembangan proses penyesuaian diri, tetapi ada pula yang justru
menghambat proses penyesuaian diri remaja.

Karena keluarga dan sekolah itu berada di dalam lingkungan
masyarakat, lingkungan masyarakat juga menjadi faktor yang dapat
berpengaruh terhadap perkembangan penyesuaian diri. Konsistensi
nilai-nilai, sikap, aturan-aturan, norma, moral dan perilaku

22

masyarakat akan diidentifikasi oleh individu yang berada dalam
masyarakat tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap proses
perkembangan penyesuaian dirinya.

2) Faktor Prasangka Sosial
Faktor prasangka sosial maksudnya adanya kecenderungan
sehingga masyarakat yang menaruh prasangka terhadap para
remaja, misalnya dengan memberi label remaja pasif, nakal, suka
diatur, suka menentang orangtua, suka cuek, suka minum-minum,
malas dan semacamnya. Prasangka sosial semacam itu jelas tidak
hanya menjadi kendala proses penyesuaian diri remaja, tetapi justru
akan memperdalam jurang kesenjangan bahkan sumber frustasi dan
konflik bagi remaja tersebut.

3) Faktor Hukum dan Norma Sosial
Faktor hokum dan norma sosial maksudnya adalah pelaksanaan
tegaknya hukum dan norma-norma sosial yang berlaku. Bila suatu
masyarakat ternyata hukum dan norma-norma sosial hanya
merupakan “slogan”, artinya tidak ditegakkan sebagaimana
mestinya, hal tersebut dapat melahirkan remaja-remaja yang malas
(adjusted).

Sebaliknya

bila

suatu

masyarakat

benar-benar

konsekuen menegakkan hukum dan norma-norma yang berlaku
maka akan mengembangkan remaja-remaja yang “walladjusted”,
sehingga faktor ketidakpastian hukum dan dilecehkannya norma-

23

norma sosial akan sangat berpengaruh terhadap penyesuaian diri
remaja.

4) Faktor Agama serta Budaya
Agama berkaitan erat dengan faktor budaya. Agama memberikan
sumbangan

nilai-nilai,

keyakinan,

praktik-praktik

yang

memberikan makna sangat mendalam, tujuan serta kestabilan dan
kesinambungan tetap hidup (Ali & Asrori, 2009:189). Dengan
demikian, faktor agama memiliki sumbangan yang berarti terhadap
perkembangan penyesuaian diri individu.

Budaya merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan individu. Hal ini terlibat jika dilihat dari adanya
karakteristik budaya yang diwariskan kepada individu melalui
berbagai media dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat. Selain itu, tidak sedikit konflik pribadi, kecemasan,
frustasi, serta berbagai perilaku neurotik atau penyimpangan
perilaku yang disebabkan secara langsung atau tidak langsung oleh
budaya sekitarnya.

Jadi, budaya yang dimiliki oleh siswa mempengaruhi mereka saat
melakukan penyesuaian diri di lingkungan sekolah maupun
lingkungan masyarakat.

24

6. Dinamika Penyesuaian Diri pada Remaja
Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang bersifat dinamis. Dinamika
penyesuaian diri melibatkan sejumlah faktor-faktor psikologis dasar yang
mengantarkan individu kepada perilaku penyesuaian diri yang baik
(perilaku ajastif). Menurut Ali dan Asrori (2012:190) perilaku ajastif
adalah respon-respon yang diarahkan kepada usaha memenuhi tuntutan
internal dan eksternal. Menyiapkan hubungan yang efektif antara indivi

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH PADA SMA NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 17 94

UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 46 70

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 77

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 4 62

JUDUL INDONESIA: MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 78

MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 69

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 27 73

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 87 64

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LABUHAN RATU LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 79

MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X IA.1 SMAN 1 KINALI

0 0 8