MAKALAH TEORI AKUNTANSI

MAKALAH TEORI AKUNTANSI
PRINSIP EKUITAS
Nama kelempok
Nur Aida
(10430030)
Riza Mononica .N (10430168)
Sentot prawirodirjo
(10430192)
Rr. Andiniar P.I
(10430212)
Wahyu purwanto
(09430204)

• EKUITAS
 

Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun modal lebih
dekat maknanya dengan istilah capital. Karena ekuitas mengandung unsur pemilikan
(ownership), untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut sebagai aset bersih (net assets)
untuk menghindari kesan adanya pemilikan.
Karena konsep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan pemilikan,

informasi tentang ekuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena hal tersebut
menunjukan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang saham. Dari
sudut  pemegang  saham, ekuitas pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau
nilai yang tertanam dalam perseroan. Kalau dipandang dari sudut  kesatuan  usaha,
ekuitas pemegang saham merupakan “utang” perseroan kepada para pemegang saham.
Oleh karna itu, ekuitas pemegang saham dapat juga dipandang sebagai gambaran
hubungan yuridis antar perseroan dan pemegang saham. Dengan kedudukannya yang
demikian persoalannya adalah bagaimana melaporkan atau menyajikan informasi elemen
ini agar hubungan tanggung jawab yuridis dapat dipertahankan.
Ekuitas pemegang saham itu sendiri terdiri atas dua komponen penting yaitu modal
setoran (paid-in atau contributed capital) dan laba ditahan (retained earnings). Sebagai
pasangan modal setoran, laba ditahan dapat disebut sebagai modal bentukan atau ciptaan
(earned capital).

• PENGERTIAN
Menurut PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak
residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban. Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk
menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti
ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa

datang. Karena didefinisi atas dasar aset dan kewajiban,
nilai ekuitas juga bergantung pada bagaimana aset dan
kewajiban diukur.

• KOMPONEN EKUITAS PEMEGANG 
SAHAM
Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas
pemegang saham diklasifikasi atas dasar dua komponen
penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal
setoran dipecah menjadi modal saham (capital stock)
sebagai modal yuridis (legal capital) dan modal setoran
tambahan (additional paid-in capital), dan komponen
lain yang merefleksi transaksi pemilik (misalnya saham
treasuri atau modal sumbangan).

• TUJUAN PENYAJIAN EKUITAS
Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham
akan sangat dipengaruhi oleh tujuan penyajian informasi
tersebut kepada pemakai statemen keuangan. Pada
umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang

saham adalah menyelidiki akan informasi kepada yang
berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan
(stewardship) manajemen serta menyediakan informasi
tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan
pemegang ekuitas lainnya. Informasi tentang kewajiban
yuridis perseroan terhadap para pemegang saham dan
pihak lainnya juga merupakan tujuan penyajian ekuitas
pemegang saham ini.

• PEMBEDAAN MODAL SETORAN DAN LABA DITAHAN
Ditinjau dari sumbernya, ada beberapa komponen yang membentuk
ekuitas pemegang saham yaitu:
a. jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham
b. laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen
c. jumlah rupiah yang timbul akibat apresiasi/revaluasi aset visis tertentu
d. jumlah rupiah donasi dari pihak nonpemegang saham
e. sumber lainnya
Pembedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting.
Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya
melaba (earning power) sehingga laba ditahan harus selalu dipisahkan

dengan modal setoran meskipun jumlahnya akhirnya ditotal untuk
membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga penting secara
yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar (basic fund) yang
harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan bagi pihak
lain. Dana ini hanya dapat ditarik kembali dalam likuidasi atau dalam
keadaan luar biasa lainnya. Sementara itu, laba ditahan adalah jumlah
rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian dividen.

• MODAL YURIDIS
Modal yuridis timbul karena ketentuan
hukum yang mengharuskan bahwa harus
ada sejumlah rupiah yang dipertahankan
dalam rangka perlindungan terhadap pihak
lain. Bentuk ketentuan hukum ini adalah
bahwa saham harus mempunyai nilali
nominal atau nilai minimum yang dinyatakan
untuk menunjukkan hak yuridis. Modal
yuridis merupakan jumlah rupiah “minimal”
yang harus disetor oleh investor sehingga
membentuk modal yuridis (legal capital).


• MODAL SETORAN LAIN
Nominal saham sering dianggap bukan merupakan
harga efektif saham sehingga secara akuntansi penentuan
nilai nominal saham sebenarnya tidak bermakna
ekonomik. Dalam hal tertentu, nilai nominal saham lebih
merupakan alat unuk pemerataan distribusi pemilikan
daripada untuk menunjukkan nilai saham itu sendiri.
Karena tidak bermakna ekonomik, saham dapat
diterbitkan tanpa nilai nominal (no par stock). Ada dua
alasan penerbitan saham tanpa nilai nominal yaitu (1)
untuk menghindari utang bersyarat dalam hal saham
terjual di bawah harga nominal dan (2) tidak ada
hubungan antara nilai nominal dengan harga pasar
saham.

• PERUBAHAN MODAL SETORAN
Tansaksi, kejadian, atau keadaan dapat menyebabkan perubahan dalam
modal setoran, modal setoran lain, dan laba ditahan baik secara individual
maupun bersamaan. Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran ini

adalah untuk membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi
operasi dan perubahan akibat transaksi operasi. Dalam hal kenaikan modal
setoran, pembedaan ini bermanfaat untuk mencegah memperlakukan kenaikan
akibat transaksi modal sebagai laba sehingga timbul kesan adanya jumlah
yang tersedia untuk pembagian dividen. Berbagai sumber yang dapat
mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoretisnya adalah:
a. Pemesanan saham (stock subscriptions)
b. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar (convertible bonds)
c. Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar (convertible
stock)
d. Dividen saham (stock dividends)
e. Hak beli saham, opsi, dan waran (stock rights, options, and
warrant)
f. Saham treasuri (treasury stocks)

• KARAKTERISTIK DIVIDEN SAHAM
Bagi pemegang saham, dividen saham bukan merupakan
pendapatan atau laba. Berbagai teori atau argumen diajukan untuk
menjelaskan mengapa dividen saham bukan merupakan laba bagi
penerimanya.

Dari sudut pandang kesatuan usaha, dividen saham bukan
merupakan pembagian laba karena tidak ada penurunan aset
perusahaan atau kenaikan utang perusahaan. Hal ini berbeda
dengan dividen kas jelas merupakan pendapatan bagi penerima
karena ada transfer kemakmuran (wealth) ke pemegang saham.
Bila dividen saham dipandang sebagai pendapatan in natura
karena menaikkan nilai investasi, pendapatan tersebut belum
terrealisasi bila belum dijual oleh penerimanya.Investasi naik
karena dividen saham dapat dijual atau kalau tidak dijual penerima
berhak menerima dividen tunai di masa datang atas saham tersebut.

• DIVIDEN SAHAM
Dividen saham adalah distribusi dividen dalam bentuk
saham yang sejenis dengan saham yang mula-mula
diterbitkan. Bila distribusi dividen saham tidak disertai
dengan kapitalisasi laba ditahan, dividen saham akan
menyerupai pemecahan saham (stock split). Pemecahan
saham adalah penurunan nominal (atau nilai nyataan/stated
value) per saham dengan cara menukar tiap satu saham
yang beredar dengan dua atau lebih saham baru yang nilai

nominal per sahamnya meruakan pecahan dari nilai nominal
saham semula. Bila perusahaan mendistribusi dividen
saham 20% tanpa disertai kapitalisasi, perusahaan
sebenarnya telah menurunkan nominal per saham menjadi
100/120 dari nilai nominal semula.

• KAPITALISASI ATAS DASAR NILAI NOMINAL 
Kalau tujuan penyajian informasi modal pemegang saham
adalah untuk menunjukkan modal yuridis (legal capital),
kapitalisasi dividen saham haruslah hanya sebesar nilai nominal
atau nyataannya. Jumlah ini sebesarnya merupakan jumlah
minimal yang harus dikapitalisasi untuk memenuhi ketentuan
yuridis.
Alasan pendukung kapitalisasi hanya sebesar nilai yuridis
adalah bahwa dividen saham bukan merupakan pendapatan dan
mengkapitalisasi sebesar harga pasar memberi kesan bahwa
dividen tersebut merupakan pendapatan yang di reinvestasi
kedalam perusahaan. Alasan lain yang dianggap cukup kuat
adalah bahwa harga pasar menggambarkan harga selluruh
ekuitas pemegang saham (modal setoran dan laba ditahan).


• OPSI SAHAM
Opsi merupakan instrumen yang digolongkan sebagai sekuritas
turunan saham atau derivatif saham. Opsi disebut turunan karena
harus ada sekuritas yang melandasi atau menjadi basis. Secara unum
opsi dapat diartikan sebagai klaim untuk membeli atau menjual
saham tertentu yang sengaja diciotakan oleh investor lain. Terdapat
dua macam opsi yaitu call dan put. Opsi call memberi hak kepada
pemegang saham untuk membeli sejumlah saham dengan harga
tertentu setiap saat sebelum hak tesebut habis pada tanggal tertentu.
Sedangkan opsi put memberi hak kepada pemegang saham untuk
menjual sejumlah saham dengan harga tertentu setiap saat sebelum
hak tersebut habis pada tanggal tertentu. Biasanya opsi dijual oleh
penerbit dengan harga tertentu. Dalam arti khusus opsi saham adalah
semacam kontrak yang memberi hak kepada karyawan perusahaan
untuk membeli saham perusahaan dalam jangka waktu tertentu
dengan harga yang tertentu pula.

• WARAN
Perusahaan dapat juga menjual hak beli saham

kepada non pemegan saham dengan menjual kupon
pembelan saham atau waran. Waran adalah efek yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak
kepada pemengananya untuk memesan saham dari
perusahaan tersebu pada harga dan jangka waktu
tertentu.
Pemegang waran dapat membeli sejumlah saham
dengan mengembalikan waran tersebut dan membayar
sejumlah uamg kas tertentu.

• SAHAM TREASURI
Transaksi yang jelas akan mengurangi modal setoran adalah penarikan
kembali untuk sementara saham menjadi saham treasuri. Beberapa alasan
perusahaan melakuka penarikan kembali saham sebagai saham terasuri adalah :
• Saham tersebut akan diterbitkan kembali kepada karyawan dalam program
opsi saham. Dengan penggunaan saham treasuri dalam program opsi saham.
Proporsi pemilikan saham yang masih beredar tidak berkurang
dibandingakan kalau digunakan saham baru
• Saham tersebut akan digunakan untuk membeli perusahaan lain dalam
transaksi penggabungan usaha

Masalah teoritis yang melekat pada transaksi saham treasuri adalah:
• Penentuan jumlah rupiah yang harus dianggap sebagai pengurangan modal
setoran dan laba ditahan
• Pengungkapan pengaruhnya terhadap modal yuridis bila saham treasuri dijual
kembalimengenai hal ini ada dua pendekatan yaitu konsep satu trasaksi atau
konsep dua transaksi

• KONSEP SATU TRANSAKSI
Konsep ini juga disebut dengan metode kos karena jumlah rupiah total yang
dibayarkan dianggap seakan–akan merupakan kos pembelian saham treasuri.
Disebut satu transaksi karena pembelian saham terasuri dan penjualannya
kembali dianggap sebagai satu transaksi. Artinya, pembelian dan penjualan
dianggap sebagai kesatuan transaksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dengan transaksi saham treasuri tersebut.
Kalau sahan treasuri ini dijual kembali dengan harga diatas kos maka
jelaslah bahwa selisihnya akan menambah agio saham atau mengurangi disagio
saham. Denga kata lain selisih dibebankan ke modal setoran lain.
Contoh: seksi ekuitas modal pemengang saham dalam neraca suatu perusahaan
pada 1 januari 2005 menunjukkan modal saham Rp. 1.000.000 dan agio saham
Rp. 200.000. dalam tahun 2005 menunjukkan modal saham mempeoleh kembali
25 % sahamnya sebagai saham treasuri dengan harga Rp. 400.000 dan kemudian
saham tersebut diterbitkan kembali dengan harga Rp.340.000 bagaimana
perlakuan terhadap selisih rugi Rp. 60.000? Apakah sebagai likuidasi modal
setoran atau pembagian deviden?

• KONSEP DUA TRANSAKSI
Pemerolehan kembali saham sebagai saham treasuri dianggap sebagai likuidasi ekuitas
pemegang saham sedangkan penjualan kembali saham treasuri dianggap sebagai penerbita
saham baru. Konsep ini disebut dengan pendekatan nilai nominal karena harga penarikan atau
penjualan kembali ditandingkan dengan nilai nominal. Selisihnya dikompensasikan ke modal
setoran lain seluruhnya atau sebatas porsi modal setoran lain mula-mula sehingga selisihnya
dikompensasikan ke laba ditahan. Contoh jurnalnya adalah sebagai berikut :
Pada saat penarikan :
Modal saham ……………………………………… 250.000
Agio saham ……………………………………….. 150.000
Kas …………………………………………………. 400.000
Pada saat penjualan :
Kas ……………………………………………….. 340.000
Modal saham ………………………………………. 250.000
Agio saham ………………………………………… 90.000
Jurnal jika dipakai laba ditahan adalah sebagai berikut :
Modal saham ……………………………………… 250.000
Agio saham (50.000 mula – mula + 10.000)……….. 60.000
Laba ditahan ……………………………………….. 90.000
Kas …………………………………………………. 400.000

• PERUBAHAN LABA DITAHAN 
Kalau pemisahan antara transaksi modal dan transaksi operasi harus
tetap dipertahankan, hanya terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi
besarnya laba ditahan yaitu laba atau rugi periodic dan pembagian
deviden. Laba yang dipindahkan dari aku laba rugi adalah laba yang
merupakan selesih seluruh elemen transaksi operasi dalam arti luas
yang disebut laba komrehesif. Transaksi lain yang dapat mempengaruhi
laba ditahan adalah transaksi yang tergolong dalam transaksi modal
yang diuraikan dalam pembahasan perubahan modal setoran. Terdapat
beberapa hal yang dapat menyebabkan laba ditahan pada suatu periode
berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi khusus
yaitu:
• Penyesuaian periode yang lalu
• Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya
• Pengaruh perubahan akuntansi
• Kuasi reorganisasi

• PERUBAHAN AKUNTANSI
Karena alasan tertentu suatu perusahaan mungkin
melakukan kebijakan yang mempunyai pengaruh
terhadap konsistensi dalam proses akuntansi dan
pelaporan keuangan yang disebut dengan perubahan
akuntansi. Ada tiga macam perubahan akuntansi yaitu :
• Perubahan prinsip atau metode akuntansi (change in
accounting principle or method)
• Perubahan taksiran akuntansi (change in accounting
estimate)
• Perubahan kesatuan pelaporan (change in the
reporting entity)

• PERUBAHAN PRINSIP ATAU METODE 
AKUNTANSI
Perubahan ini misalnya adalah pergantian metode
depresiasi dari persentase nilai buku ke garis lurus atau
sebaliknya. Perubahan dapat disebabkan oleh terbitnya
standar baru yang menetapkan penggunaan metode
tertentu atau menolak sama sekali metode tertentu.
Misalnya saja, pelaporan sewaguna yang harus
menggunakan metode kapitalisasi untuk sewaguna yang
memenuhi kriteria kapitalisasi padahal sebelum adanya
standar tersebut perusahaan menggunakan metode
sewaguna operasi. Perubahan peraturan pajak dapat
memicu perusahaan untuk mengganti metode akuntansi.

• PERUBAHAN TAKSIRAN AKUNTANSI
Perubahan ini dapat terjadi sebagai akibat ditemukannya fakta baru
atau informasi baru atau akibat pengalaman tambahan yang diperoleh
perusahaan bersangkutan dengan taksiran tertentu. Contoh klasik
adalah perubahan taksiran umur fasilitas fisis setelah perusahaan
menggunakannya dalam beberapa periode akuntansi. Hal yang perlu
dicatat adalah perubahan semecam ini bukan merupakan kesalahan
(error) statemen keuangan periode sebelumnya. Untuk dapat dikatakan
sebagai kesalahan penyebab perubahan tersebut harus memenuhi
pengertian kesalahan seperti yang didefinisi dalam pembahasan
kesalahan. Perubahan taksiran biasanya juga berbeda dengan
perubahan akuntansi. Misalnya, pengurangan umur ekonomik suatu
fasilitas fisis merupakan perubahan taksiran sedangkan pergantian dari
metode garis lurus ke metode lain merupakan perubahan akuntansi
walaupun kedua perubahan tersebut mungkin menghasilkan jumlah
rupiah dan pengaruh perubahan yang sama terhadap laba.

• PENGARUH DEFISIT TERHADAP KREDITOR
Setiap defisit akan mengurangi batas perlindungan
(margin of protection) yang sebelumnya dinikmati oleh
kreditor perseroan dan tingkat pengurangan ini akan
menjadi makin berpengaruh kalau defisit semakin besar.
Kalau laba ditahan jumlahnya cukup untuk menyerap
rugi tertentu maka tidak akan timbul defisit ditinjau dari
segi neraca meskipun posisi kreditor menjadi kurang
terjamin dibandingkan dengan posisi sebelum terjadinya
rugi. Kalau rugi melebihi laba ditahan jaminan kreditor
mula-mula yang berupa ekuitas pemegang saham
menjadi berkurang.

• PENYAJIAN MODAL PEMEGANG SAHAM
Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham
dalam neraca sebenarnya menggambarkan urutan
perlindungan dalam kondisi perusahaan mengalami defisit
dan dalam kondisi perusahaan dilikuidasi. Dalam terjadi
defisit, urutan penyajian menggambarkan urutan penyerapan
rugi (sequence of charges) sedangkan dalam kondisi likuidasi
urutan penyajian menggambarkan urutan perlindungan
yuridis (legal sequence of protection) bagi para penyedia dana
dalam hal terjadi likuidasi. Jadi, berbagai hak atas asset
disajikan atas dasar urutan siapa dahulu yang memikul rugi
dalam hal terjadi defisit dan siapa dahulu menerima distribusi
asset dalam hal terjadi likuidasi.

• PERINCIAN LABA DITAHAN
Bila komponen-komponen tertentu yang berasal
dari transaksi operasi dilaporkan langsung ke laba
ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas
dasar sumber. Terdapat pula kebiasaan bahwa laba
ditahan disajikan dengan memerincinya atas dasar
tujuan (by purposes) dengan cara yang disebut
apropriasi
(appropriation)
dan
pembatasan
(restriction).

Terima kasih