Metode Perancangan Sistem METODE DAN PERANCANGAN SISTEM

39

BAB 3 METODE DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Metode Perancangan Sistem

Perancangan aplikasi SPK kelayakan objek wisata menggunakan metode prototyping atau metode pemodelan, yaitu suatu teknik untuk mengumpulkan informasi tertentu mengenai kebutuhan – kebutuhan pengguna secara tepat. Pada model ini user dapat melihat model dari sistem aplikasi yang dibuat dan terlibat langsung dari awal pembuatan aplikasi, user dapat memberikan masukan tentang aplikasi yang dibuat untuknya melalui diskusi, eksplorasi, percobaan, dan perbaikan secara berulang – ulang . Kelebihan dari metode ini yaitu memberikan hasil yang lebih akurat dalam perancangan sistem karena fungsi dan kerumitannya sudah dapat diketahui dengan baik. Tujuan utama dari penggunaan metode prototyping adalah melibatkan pengguna dalam proses mendesain sistem dan merespon umpan balik dari pengguna pada tahap awal pengembangan sistem sehingga waktu dan biaya dapat dihemat. Pembuat sistem tidak membuat sistem secara menyeluruh tetapi hanya membuat prototipe sistem yaitu percobaan desain sistem dan tidak lengkap hanya berupa tampilan desain dari sistem yang akan dibuat McLeod, 2001. Gambar 3.1 Metode Prototyping Tahapan yang digunakan dalam perancangan aplikasi ini adalah : 1. Mendengarkan pelanggan Langkah pertama diawali dengan mendengarkan pelanggan dimana pengembang sistem bertukar pikiran dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan, fungsi – fungsi yang dibutuhkan, proses pengelolaan data dalam sistem, kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak maupun bahasa pemrograman yang akan digunakan. Pada tahap ini pengembang sistem berdiskusi dengan Bapak Amir Kiat sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Poso dalam menentukan kriteria – kriteria penilaian kelayakan objek wisata yang akan digunakan sebagai aspek penilaian, sebelumnya belum ada penilaian kelayakan objek wisata di kabupaten Poso, pengembangan objek wisata dilakukan sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh dinas pariwisata. Berdasarkan teori – teori kelayakan objek wisata dan diskusi dengan instansi terkait, kriteria penilaian yang digunakan adalah Nilai Budaya, Nilai Fisik, Produk Pariwisata, Pengalaman, dan Akomodasi. Aspek – aspek penilaian seperti pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Aspek – aspek Penilaian Kelayakan Objek Wisata No Nilai Budaya Pilihan Jawaban 1 Aset budaya yang ada dapat menahan kunjungan wisatawan tanpa merusak nilai – nilai budaya yang ada STS TS R S SS 2 Aset budaya yang ada dapat mencerminkan tradisi budaya yang unik STS TS R S SS 3 Aset budaya yang ada mencerminkan budaya lokal STS TS R S SS 4 Aset budaya yang ada mencerminkan budaya regional STS TS R S SS 5 Aset budaya yang ada mencerminkan budaya internasional STS TS R S SS 6 Kunjungan terhadap aset budaya yang ada dapat menciptakan hubungan emosional dengan pengunjung STS TS R S SS 7 Aset budaya yang ada layak untuk dilestarikan sebagai representatif dari warisan budaya masyarakat STS TS R S SS 8 Aset budaya yang ada terpelihara dengan baik STS TS R S SS No Nilai Fisik Pilihan Jawaban 1 Seluruh area situs mudah diakses STS TS R S SS 2 Situs tersebut tidak memiliki potensi yang membahayakan pengunjung STS TS R S SS 3 Keadaan fisik situs tersebut memungkinkan untuk diperbaiki STS TS R S SS 4 Keadaan fisik situs tersebut dapat dipertahankan keasliannya setelah diperbaiki STS TS R S SS 5 Keadaan fisik situs tersebut secara hukum dapat dimodifikasi untuk digunakan STS TS R S SS 6 Keadaan fisik situs tersebut secara praktis dapat dimodifikasi untuk digunakan STS TS R S SS 7 Keadaan fisik situs tersebut menarik bagi wisatawan STS TS R S SS No Produk Pariwisata Pilihan Jawaban 1 Situs ini cukup besar untuk menarik dan mempertahankan kunjungan wisatawan untuk waktu yang lama STS TS R S SS 2 Waktu yang digunakan wisatawan untuk mencapai lokasi situs sebanding dengan kesan yang di dapat STS TS R S SS 3 Biaya yang digunakan wisatawan untuk mencapai lokasi situs sebanding dengan kesan yang di dapat STS TS R S SS 4 Usaha yang digunakan wisatawan untuk mencapai lokasi situs sebanding dengan kesan yang di dapat STS TS R S SS 5 Terdapat situs sejenis di daerah sekitar situs yang ada STS TS R S SS 6 Terdapat situs berbeda di daerah sekitar situs yang ada STS TS R S SS 7 Situs tersebut memiliki daya tarik STS TS R S SS wisata pasar 8 kemudahan mendapatkan infornasi aset tersebut STS TS R S SS No Pengalaman Pilihan Jawaban 1 Aset tersebut berpotensi menawarkan pengalaman yang menarik bagi wisatawan STS TS R S SS 2 Aset tersebut dapat menyediakan pengalaman yang menghibur STS TS R S SS 3 Aset tersebut mampu memenuhi harapan wisatawan yang berbeda beda STS TS R S SS 4 Aset tersebut dapat memberikan pengalaman yang tidak bisa didapatkan di tempat lain STS TS R S SS 5 Aset tersebut memiliki image yang baik dimata wisatawan STS TS R S SS No Akomodasi Pilihan Jawaban 1 Tersedia penginapan di sekitar daerah aset tersebut STS TS R S SS 2 Tersedia restaurant di daerah sekitar daerah aset tersebut STS TS R S SS 3 Tersedia toko cinderamata di daerah sekitar daerah aset tersebut STS TS R S SS Pada Tabel 3.1 terdapat 5 kriteria penilaian sub kriteria pernyataan – pernyataan sebagai tolak ukur penilaian kriteria tersebut. Bobot dari masing – masing kriteria berbeda – beda karena belum ada teori yang menentukan angka bobot penilaian masing – masing kriteria maka berdasarkan diskusi dengan Bapak Amir Kiat selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Poso dan teori kelayakan objek wisata, maka ditetapkan pembobotan kriteria pengalaman sebagai aspek paling utama sebesar 40, sedangkan kriteria lainnya nilai budaya sebesar 15, nilai fisik sebesar 15, produk pariwisata sebesar 15, dan akomodasi sebesar 15. 2. Membangun dan memperbaiki prototipe Pada tahap ini setelah tahap mendengarkan pelanggan dibuat perancangan sementara berupa tampilan antar muka, fungsi sistem, maupun format input dan output sistem dalam bentuk diagram – diagram sehingga pengguna bisa mendapatkan gambaran jelas mengenai program yang akan dibuat, dalam penelitian ini UML Unified Modeling Language digunakan sebagai salah satu alat pemodelan. 3. Pelanggan menguji coba prototipe Tahap selanjutnya adalah pelanggan menguji coba prototipe dimana pada tahap ini prototipe yang sudah dibuat dievaluasi oleh pengguna kemudian pengguna memberikan umpan balik yang kemudian digunakan pembuat sistem untuk memperbaiki sistem yang akan dibuat. Siklus ini terus menerus berulang sampai pengguna merasa puas dan kebutuhan sistemnya terpenuhi sesuai dengan keinginan pengguna.

3.2 Spesifikasi Sistem