Penegakan Hukum Peranan Produsen Tepung Terigu Dalam Kebijakan Pangan food policy

5. Penegakan Hukum

Berdasarkan laporan setiap orang yang mengetahui telah terjadinya pelanggaran terhadap undang-undang, atau pihak yang dirugikan sebagai akibat terjadinya pelanggaran Undang-Undang No. 5 tahun 1999 ini, KPPU wajib melakukan pemeriksaan pendahuluan, dan dalam waktu selambat-lambatnya 30 tigapuluh hari setelah menerima laporan, KPPU wajib menetapkan perlu atau tidaknya dilakukan pemeriksaan lanjutan. Dalam pemeriksaan lanjutan, KPPU wajib melakukan pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang dilaporkan. KPPU dapat melakukan pemeriksaan terhadap pelaku usaha apabila ada dugaan pelanggaran undang-undang ini walaupun tanpa adanya laporan. Pelaku usaha dan atau pihak lain yng diperiksa wajib menyerahkan alat bukti yang diperlukan dalam penyelidikan danatau pemeriksaan. Alat-alat bukti pemeriksaan KPPU dapat berupa: 1. Keterangan saksi; 2. Keterangan saksi; 3. Surat danatau dokumen; 4. Petunjuk; 5. Keterangan pelaku usaha. Dalam waktu 30 tigapuluh hari sejak pelaku usaha menerima pemberitahuan putusan KPPU, pelaku usaha wajib melaksanakan putusan KPPU dan menyampaikan laporan pelaksanaannya kepada KPPU. Pelaku usaha dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri selambat-lambatnya 14 empat belas hari setelah menerima pemberitahuan putusan KPPU tersebut. Pihak yang keberatan terhadap putusan Pengadilan Negeri dapat mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia. Dalam hal pemberian sanksi administratif, KPPU berwenang menjatuhkan sanksi administratif diantaranya berupa: 1. Penetapan pembatalan perjanjian. 2. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi vertikal. Neagra dan pengusaha..., Muhammad Findi Alexandi, FISIP UI, 2008. 3. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan penyalahgunaan posisi dominan. 4. Penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan badan usaha dan pengambilalihan saham. 5. Penetapan ganti rugi. 6. Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1.000.000.000,- satu miliar rupiah dan setinggi-tingginya Rp 25.000.000.000,- dua puluh lima miliar rupiah.

6. Ketentuan Lain