Kegiatan yang Dilarang Peranan Produsen Tepung Terigu Dalam Kebijakan Pangan food policy

baik dalam satu rangkaian langsung maupun tidak langsung, yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat danatau merugikan masyarakat. Perjanjian yang dilarang lainnya dalam bisnis adalah perjaanjian tertutup, yaitu pelaku usaha membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang danatau jasa hanya akan memasok atau tidak memasok kembali barang danatau jasa tersebut kepada pihak tertentu danatau pada tempat tertentu. Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain yang memuat persyaratan bahwa pihak yang menerima barang danatau jasa tertentu harus bersedia membeli barang danatau jasa lain dari pelaku usaha pemasok. Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat melarang pelaku usaha membuat perjanjian mengenai harga atau potongan harga tertentu atas barang danatau jasa, yang memuat persyaratan bahwa pelaku usaha yang menerima barang danatau jasa dari pelaku usaha pemasok harus bersedia membeli barang danatau jasa lain dari pelaku usaha pemasok; atau tidak akan membeli barang danatau jasa yang sama atau sejenis dari pelaku usaha lain yang menjadi pesaing dari pelaku usaha pemasok.

2. Kegiatan yang Dilarang

Amanat Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat melarang keguatan-kegiatan usaha yang dapat mempengaruhi kesejahetraan konsumen dan menghambat pesaing bisnis lain seperti melakukan monopoli, monopsoni, penguasaan pasar dan persekongkolan. Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi danatau pemasaran barang danatau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat. Kegiatan monopoli terjadi apabila pelaku usaha melakukan penguasaan atas produksi danatau pemasaran barang danatau jasa sebagaimana dimaksud Neagra dan pengusaha..., Muhammad Findi Alexandi, FISIP UI, 2008. Ayat 1 pasal ini, apabila barang danatau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya; atau mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan usaha barang danatau jasa yang sama; atau satu pelaku usaha atau satu kelompok usaha menguasai lebih dari 50 lima puluh persen pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu. Kegiatan monopsoni terjadi apabila pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barangatau jasa dalam pasar bersangkutan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat. Pelaku usaha patut dicurigai atau dianggap menguasai pasokan atau menjadi pembeli tunggal sebagaimana Ayat 1 pasal ini apabila pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50 lima puluh persen pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu. Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat berupa penolakan danatau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan; atau menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu; atau membatasi peredaran danatau penjualan barang danatau jasa pada pasar bersangkutan; atau melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu. Pelaku usaha dilarang melakukan pemasokan barang danatau jasa dengan cara menjual rugi atau menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud untuk menyingkirkan atau mematikan usaha pesaingnya di pasar bersangkutan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat. Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur danatau menentukan pemenang tender, bersekongkol untuk mendapatkan informasi kegiatan usaha pesaingnya yang diklasifikasikan sebagai rahasia Neagra dan pengusaha..., Muhammad Findi Alexandi, FISIP UI, 2008. perusahaan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat. Selain itu, pelaku usaha dilarang bersekongkol untuk menghambat produksi danatau pemasaran barang dan jasa pelaku usaha pesaingnya dengan maksud agar barang danatau jasa yang ditawarkan menjadi kurang baik dari jumlah, kualitas, maupun ketepatan waktu yang dipersyaratkan.

3. Posisi Dominan