A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN KARYA
Fotografi adalah salah satu bidang dari seni rupa yang merupakan media baru untuk
mengekspresikan konsep seni. Keunikan dan keindahan itu membangkitkan rasa senang,
bahagia, sedih, dan haru. Keinginan untuk mengungkapkan tersebut diekspresikan dalam seni
fotografi, dengan mengamati berbagai sisi menarik dalam kehidupan sehari‐hari. Tahap
penciptaan seni khususnya seni fotografi yaitu; pengamatan, pematangan ide, persiapan alat
dan bahan, serta visualisasi.
Dalam Fotografi Seni sebuah penciptaan tidaklah dibatasi dengan aturan yang begitu
mengikatnya, akan tetapi kekuatan Imajinasi tinggi dalam mengkreasikan sebuah obyek hingga
bisa berbicara kuat mempengaruhi psikologi pemirsa menjadi kunci utama dalam
penciptaannya. Tindakan memaanipulasi obyek dengan berbagi macam teknik bisa dibenarkan,
bahkan menentang dari suatu realitas keadaanpun hingga menciptakan suatu ketidak wajaran
dalam kehidupan bisa saja dibenarkan. Kehadiran program komputer grafis yang berbasis pada
pixel seperti program Adobe Photoshop telah mengantarkan para fotografer untuk
mengeksplorasi dunia imajinasinya lewat manipulasi rangkaian foto‐foto hingga menjadi suatu
karya yang dapat mengundang orang menjadi terbengong melihatnya.
Penciptaan karya foto ini dilatarbelakangi oleh pengamatan serta pengalaman pribadi tentang
LCD Projector sebagai sumber cahaya yang berfungsi utama untuk membantu presentasi
dengan mengkonversi gambar atau tulisan secara digital diwujudkan dengan cahaya kemudian
cahaya tersebut diproyeksikan ke arah layar sehingga gambar atau tulisan yang berasal dari
komputer dapat terlihat di layar tersebut.
Selama ini pencahayaan yang digunakan pada penciptaan karya foto lazimnya menggunakan
flash atau continuous light yang berfungsi untuk menerangi objek sesuai dengan ide fotografer.
Dengan karakter cahaya LCD Projector yang di atas, jika digunakan untuk pencahayaan fotografi
memiliki beberapa fungsi yaitu menerangi, memberi tekstur, dan memberi warna pada objek.
B. IDE PENCIPTAAN KARYA
Dari pengamatan yang didukung peralatan dan material, didapat ide untuk membuat karya foto
dengan menggunakan cahaya utama LCD Projector yang memproyeksikan gambar‐gambar yang
telah dipilih, kemudian cahaya tersebut ditembakkan ke arah model dengan direkam
menggunakan kamera digital. Model diekspose sebagai objek utama pemotretan dengan
berpose seperti biasa dan dengan make‐up dan baju yang polos tidak bermotif. Tekstur dan
warna ditampilkan dari cahaya LCD Projector yang menembakkan gambar dan warna sehingga
memberi warnatekstur pada model. Model dan pencahayaan tersebut direkam dengan
kamera digital dengan teknik close‐up, dan dilakukan di studio foto yang tertutup dan gelap
dengan maksud hanya cahaya LCD Projector dan cahaya efek saja yang terekam.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENCIPTAAN
Tujuan karya foto ini mengkomunikasikan eksplorasi imajinasi dalam melihat fenomena alam
yang ada di sekitarnya. Fotografi Seni tidaklah sama dengan fotografi jurnalistik yang
mempunyai tujuan khusus yaitu menyampaikan informasi suatu peristiwa atau kejadian di
masyarakat melalui pengadegan gambar‐gambar menarik lewat media seperti media cetak
dalam bentuk koran, majalah dan tabloid ataupun melalui media audio visual, namun lebih
bebas menyampaikan ide atau pikiran sesuai dengan kemauan isi hatinya sebagai ungkapan
ekspresi dari gejolak jiwanya. Karya fotografi ini merupakan perwujudan visualisasi obyek yang
lebih ditekankan pada permainan sumber lighting yang dieksplorasi pada model, oleh karena
itu hasil karya foto ini merupakan bentuk nyata dari fungsi Fotografi Seni adalah sebagai
ungkapan ekspresi.
D. LANDASAN TEORI
1.
Pengertian Fotografi Seni
Sebelum membahas tentang Fotografi Seni, lebih baik membahas apa itu seni? Menurut
Dharmawan, seni adalah ....Lewat karya seni yang dibuatnya, seorang seniman
menyatakan keberadaanya, mengungkapkan jiwannya dan emosinya serta
pengalamannya dan penghayatan estetisnya; lewat karya seni seorang seniman
bercerita tentang pandangan hidupnya, cita‐cita, watak, dan karakternya, serta suka
duka atau rindu dendamnya dan sebagainya. Jadi jelasnya karya seni berfungsi sebagai
media ekspresi bagi pembuatnya... ,
Sedangan definisi seni menurut Achdiat K. Mihardja: “Seni adalah kegiatan rohan
manusia yang merefleksikan realitet kenyataan dalam suatu karya yang berkat bentuk
dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam
rohani si penerimanya”. Disamping untuk membangkitkan pengalaman tertentu, seni
juga mempunyai sifat komunikatif, menurut Taufik Abdullah dalam tulisannya mengenai
komunikasi ilmu dan seni, mengatakan bahwa seni itu adalah satu dari berbagai cara
untuk melukiskan dan mengkomunikasikan. Seni baru bisa mempunyai makna atau
dapat diresapkan jika pada dirinya terkandung kekuatan pesan yang komunikatif dan
seni yang tidak komunikatif sama sekali tidak bisa dikatakan indah. Dari pernyataan ini
bisa dikatakan bahwa seni adalah media penyampaian pesan dari seniman kepada orang
lain dengan tujuan mempengaruhi pikirannya.
Berdasarkan klasifikasi yang dibuat oleh Thomas Munro, fotografi dapat dimasukkan
sebagai cabang seni rupa visual Art, seni yang hanya bisa dirasakan melalui indera
penglihatan manusia. Jadi seni fotografi bisa dikatakan sebagai kegiatan penyampaian
pesan secara visual dari pengalama yang dimiliki seniman fotografer kepada orang lain
dengan tujuan orang lain mengikuti jalan pikirannya. Yekti Herlina: 2003
Karya Fotografi Seni merupakan sebuah karya foto yang mevisualisasikan obyek
berdasarkan proses eksplorasi imajinasi tinggi dari kreatornya, hingga terkadang hasil
foto keluar dari logika pemahaman realitas peristiwa. Dalam Fotografi Seni proses
visualisasi tidak mengacu pada suatu peristiwa nyata seperti layaknya Fotografi
Jurnalistik, akan tetapi nilai proses imajinasi pemikiran dalam menghadirkan suatu
peristiwa dengan bantuan berbagai macam teknik dalam pengolahannya itu, lebih
berbicara daripada logika faktanya. Dalam era teknologi digital ini, keberadaan Fotografi
Seni dapat disetarakan dengan Seni Lukis, dimana konsep penciptaannya mengaitkan
gejolak emosi jiwa kreatornya dilampiaskan habis‐habisan di dalam karyanya, hal ini
merupakan suatu jalan pentransferan opini dari fenomena alam melalui visualisasi
dengan kekuatan ekspresi jiwa kreatornya hingga membentuk kumpulan goresan warna
yang diterjemahkan menjadi sebuah karya. Klasifikasi untuk Fotografi Seni dapat
digolongkan Fotografi Seni berorientasi sifat atraktif, Fotografi Seni berorientasi pada
sifat statis, serta Fotografi Seni berorientasi sifat simbolisimage.
2. Orientasi Fotografi Seni
Sebuah karya seni hendaknya mempunyai orientasi tertentu agar karya tersebut tidak
hanya berfungsi secara visual, tapi ada nilai‐nilai atau tujuan dari seniman untuk
mempresentasikan karyanya. Berikut Orientasi Fotografi Seni menurut Arba Wirawan;
a.
Fotografi Seni Berorientasi Sifat Atraktif
Fotografi Seni yang mencerminkan sifat atraktif merupakan penjabaran dari sebuah
karya fotografi dengan visualisasi obyek yang bergerak. Pergerakan obyek disini
mencerminkan adanya suatu aktifitas kehidupan dalam persepsi seorang kreator atau
fotografernya terhadap fenomena alam yang ada disekelilingnya, untuk kemudian
ditransfer melalui proses eksplorasi imajinasi dengan didukung berbagai macam teknik
manipulasi penciptaan hingga menghasilkan sebuah karya fotografi yang mampu
membangkitkan dan menimbulkan suatu persepsi tertentu dari permirsanya. Banyak
karya fotografi pada kategori ini yang ada di tengahmasyarakat baik melalui pameran‐
pameran foto di berbgai tempat maupun di dalam situs internet.
b.
Fotografi Seni Berorientasi Sifat Statis
Mencerminkan sifat statis merupakan penjabaran dari sebuah karya fotografi dengan
visualisasi obyek yang tidak bergerak. Susunan obyek disini mencerminkan adanya
suatu keadaan atau situasi alam dalam persepsi seorang kreator atau fotografernya
terhadap fenomena alam yang ada disekelilingnya, untuk kemudian ditransfer melalui
proses eksplorasi imajinasi dengan didukung berbagai macam teknik manipulasi
penciptaan hingga menghasilkan sebuah karya fotografi yang mampu membangkitkan
dan menimbulkan suatu persepsi tertentu dari permirsanya. Banyak karya fotografi
pada kategori ini yang ada di tengahmasyarakat baik melalui pameran‐pameran foto di
berbgai tempat maupun di dalam situs internet.
c.
Fotografi Seni Berorientasi Sifat Simbolis atau Image
Mencerminkan sifat simbolik merupakan penjabaran dari sebuah karya fotografi dengan
visualisasi obyek yang tidak bergerak atau dibentuk dengan unsur‐unsur benda tertentu
hingga menimbulkan pencitraan tertentu dari asil foto tersebut. Pengaturan benda‐
benda tertentu yang mewakili obyek disini mencerminkan adanya suatu pencitraan
pemikiran dari persepsi seorang kreator atau fotografernya melalui proses eksplorasi
imajinasi dengan didukung berbagai macam teknik manipulasi penciptaan hingga
menghasilkan sebuah karya fotografi yang mampu membangkitkan dan menimbulkan
suatu persepsi tertentu dari permirsanya. Banyak karya fotografi pada kategori ini yang
ada di tengah masyarakat baik melalui pameran‐pameran foto di berbgai tempat
maupun di dalam situs internet. Arba Wirawan, Komang: 2010
3. Tentang LCD Projector
LCD Liquid Crystal Display merupakan sebuah teknologi yang umum digunakan pada
proyektor digital. Proyektor berfungsi untuk memperbesar gambar sehingga dapat
terlihat dengan jelas pada layar yang disediakan. LCD Proyektor merupakan perangkat
output untuk menampilkan gambar di sebuah permukaan yang digunakan sebagai layar.
LCD Proyektor sering digunakan untuk media presentasi, karena mampu menampilkan
gambar dengan ukuran besar.
Proyektor LCD bekerja berdasarkan prinsip pembiasan cahaya yang dihasilkan oleh
panel ‐panel LCD. Panel ini dibuat terpisah berdasarkan warna‐ warna dasar, merah,
hijau dan biru R‐G‐B. Sehingga terdapat tiga panel LCD dalam sebuah proyektor.
Warna gambar yang dikeluarkan oleh proyektor merupakan hasil pembiasan dari panel‐
panel LCD tersebut yang telah disatukan oleh sebuah prisma khusus. Gambar yang telah
disatukan tersebut kemudian dilewatkan melalui lensa dan dijatuhkan pada layar
sehingga dapat dilihat sebagai gambar utuh. Gambar yang dihasilkan proyektor LCD
memiliki kedalaman warna yang baik karena warna yang dihasilkan olah panel LCD
langsung dibiaskan lensa ke layar. Diah Kartika Dewi: 2013
Semakin tinggi sebuah resolusi dari Projector biasanya akan semakin tinggi pula
harganya. Jika menggunakan projector untuk sebuah presentasi dengan powerpoint,
maka Resolusi SVGA cocok untuk hal ini. Sementara XGA merupakan pilihan yg bagus
untuk menampilkan Numerical Data. Untuk kebutuhan kualitas gambar yang baik,
dibutuhkan LCD Projector dengan resolusi yg lebih tinggi sehingga tampilan yg lebih
details.
E. KONSEP KARYA
Karya fotografi seni yang dirancang dengan konsep tertentu dengan memilih objek foto yang
terseleksi dan diproses dihadirkan sebagai luapan ekspresi artistik fotografernya, maka karya
tersebut bisa menjadi sebuah karya fotografi seni atau fotografi ekspresi. Sehingga karya foto
tersebut dimaknakan sebagai suatu medium ekspresi yang menampilkan jati diri fotografernya
dalam proses penciptaan karya fotografi seni. Imanto, Teguh: 2012
Fotografi sebagai salah bagian dari seni rupa juga tidak terlepas dari nilai‐nilai dan kaidah
estetika senirupa yang berlaku. Setiap karya fotografi menurut fotografernya tentunya juga
memerlukan konsep perancangan yang bermula dari ide dasar yang berkembang menjadi karya
foto yang memerlukan dukungan peralatan teknis dan non teknis.
Pada karya fotografi ini, menghadirkan model wanita sebagai subjeksubjectmatter dan dalam
pengambilan foto setiap objek perlu dipotret beberapa kali dalam rangka eksperimentasi
dengan berbagai sudut pandangangle pandangan estetik maupun dengan teknik komposisi
dan panduan pecahanyaan yang spesial yaitu pencahayaan dari LCD Projector dimana
menyinarkan berbagai macam image terhadap model tersebut.
Semuanya digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan berbagai ragam alternatif tampilan
yang memiliki nilai estetis yang berbeda secara eksploratif dan dipastikan bisa memberikan
beberapa pilihan hasil foto yang terbaik yang disesuaikan dengan hasil foto yang terbaik yang
disesuaikan dengan kebutuhan nilai estetis yang diharapkan.
F. PROSES PENCIPTAAN