Metode Penelitian Tahapan Penelitian

Penelitian yang dilakukan Sardjito et al 2009 melaporkan Identifikasi agensia penyebab penyakit dengan rep-PCR terbukti efektif dan efisien dalam mengelompokkan agensia penyebab utama Vibriosis pada ikan kerapu serta mampu membedakan hubungan kekerabatan spesies Vibriosis. Hal ini ditunjang pula masih terbatasnya informasi yang berkaitan dengan bakteri pathogen secara molekulerpholyphasic. Untuk itu perlu kajian komperehensif tentang identifikasi, karakterisasi dan filogenetik molekuler penyebab utama penyakit Vibriosis dan virulensinya pada udang vannamei sangat diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah : Mengkaji bakteri apakah yang menjadi penyebab utama Vibriosis pada udang vannameiwindu, dan Mengkaji tingkat pathogenesitas bakteri agensia penyebab Vibriosis pada udang vannameiwindu. II. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif 2.2.Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 – Juli 2011. Pengambilan sampel adalah di pertambakan Wakak Kendal yang merupakan tempat budidaya udang vannamei Litopenaeus vannamei dan udang windu P. Monodon yang diduga terkena Vibriosis, isolasi dilakukan di Laboratorium Kelautan Terpadu Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang. Analisis biologi molekuler meliputi ekstraksi DNA, rep-PCR, 16S rDNA. Ekstraksi DNA dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Tanah dan Lingkungan, Fakultas Pertanian, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Rep-PCR dan PCR 16S rDNA dilakukan di Laboratorium Bioteknologi PAU Magister, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Sekuensing dilakukan di ”MAKROGEN” Korea. Kemudian Uji Pathogenesitas dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Penyakit di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau BBPBAP Jepara.

2.3. Tahapan Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan beberapa 3 tahapan yaitu: 1. Pengambilan Sampel Udang Sampel udang vannamei dan Udang windu di ambil dari pertambakan daerah Wakak, Kendal. 2. Sterilisasi alat Semua peralatan yang akan digunakan dalam penelitian disterilisasikan terlebih dahulu. Peralatan mikrobiologi disterilisasi dengan oven pada suhu 171ºC selama 1,5 jam. Alat-alat yang terbuat dari kaca sebelum digunakan dicuci dan dikeringkan. Alat-alat tersebut kemudian dibungkus dengan kertas dan disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121ºC selama 20 menit dan tekanan 1atm. Kemudian dikeringkan dengan oven. Sedangkan media disterilisasi pada suhu 121ºC selama 15 menit dan tekanan 1atm. 3. Pembuatan Media TCBSA dan NA 4. Isolasi Bakteri 5. Pemurnian Bakteri Identifikasi Isolat dengan Pendekatan Bio Molekuler 1. Ekstraksi DNA 2. Elektroforesis DNA 3. Amplifikasi DNA 4. Sekuensing DNA

5. Analisis Sequen 16S rDNA

Hasil sequen 16S rDNA selanjutnya dianalisa dan di edit dengan program GENETIX Urakawa et al, 1999. Selanjutnya sekuen lengkap dari tiap isolat yang dipilih akan dibandingkan dengan sekuen DNA pada DNA database bank. Marahiel et al, 1997; Radjasa et al, 2005. Penelusuran akan dilakukan dengan sistem internet, yaitu penelusuran melalui system BLAST pada National Centre For Biotecnology Information, National of institute of Health, USA dan Ribosomal DNA Project pada University of Illionis USA, dalam rangka memperoleh presentasi homologi dan untuk mengidentifikasi isolat. Uji Pathogenesitas 1. Hewan uji Benih udang vannameiwindu yang diperoleh dari hatchery skala rumah tangga dengan padat penebaran mengacu pada Muliani dan Suryanti, 1998, sebanyak 10 ekortoples1 Liter air. 2. Uji pathogenesitas Uji pathogenesitas dilakukan pada Isolat terpilih JTV 19, JTW 3, JTW 6 dan satu kontrol dengan 3 kali ulangan, sehingga total digunakan toples sebanyak 15 buah. Dengan kepadatan bakteri 10 7 Standart Mc Farland. Dilakukan dengan metode perendaman. Pengamatan terhadap gejala klinis dan kelangsungan hidup selama seminggu. Analisa Data Data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif, data kuantitatif adalah data dari hasil uji pathogenesitas Gejala klinis, kelangsungan hidup. Sedangkan data kualitatif dan hasil sequensing. Data tersebut di analisa secara deskriptif . III. HASIL PEMBAHASAN

3.1. Hasil