48 Bank Indonesia
│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
3. Pembiayaan investasi Pemerintah dan Perbankan
Pembiayaan ekonomi yang bersumber dari dana APBD mengalami penurunan. Dana DIPA yang telah disetujui pada tahun 2010 sebesar Rp 3,945 Triliun, lebih rendah
dibandingkan dana DIPA Tahun 2009 sebesar Rp 4,021 Triliun. Pembiayaan ekonomi daerah bertumpu pada peran perbankan dan swasta. Kebijakan moneter akomodatif
yang diterapkan BI sampai dengan akhir tahun 2009 diperkirakan mampu mendorong suku bunga perbankan pada taraf wajar sehingga mampu meningkatkan penyaluran
kredit. Proyeksi kredit Gorontalo tahun 2010 tumbuh sebesar 34 lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit tahun 2009 seebsar 29. Sementara itu pembiayaan
investasi asing diperkirakan meningkat. Keseriusan beberapa investor asal Korea yang bergerak dalam produksi jagung diperkirakan mampu mendorong investasi lebih baik
dibandingkan tahun 2009.
4. Kondisi infrastruktur dan energi
Komitmen Pemda dalam hal perbaikan infrastruktur dan energi nampak dalam proyek- proyek yang saat ini telah dikerjakan dan dijadwalkan selesai tahun 2010. Beberapa
proyek tersebut antara lain : Proyek pembangunan energi yang akan dilaksanakan tahun 2010 meliputi PLTU
Anggrek, PLTU Molotabu, Pembangunan Gardu Induk baru Anggrek, Paguat, Isimu, Boluontala
Sementara itu proyek Infrastruktur meliputi pembangunan dermaga III kota Gorontalo, pelabuhan Anggrek, embarkasi haji Jalaluddin, Proyek banjir kanal
Tamalate, bendungan Paguyaman, dan Jalan Gorontlao by pass.
5. Koordinasi antara Provinsi dan KabupatenKota
Komitmen pemerintah daerah untuk menjaga keselarasan koordinasi Pemprov dengan PemkabPemkot diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Upaya positif
telah ditempuh Gubernur Gorontalo dengan mengadakan safari keliling kepada BupatiWalikota di Gorontalo untuk mengkomunikasikan kesamaan visi dan persepsi
dalam membangun Gorontalo kedepan.
6. Situasi politik daerah
Pelaksanaan PILKADA pada 3 tiga kabupaten di Gorontalo Kab. Bone Bolango, Kab. Gorontalo, Kab. Pohuwato diharapkan berjalan dengan kondusif sehingga mampu
mendorong stabilitas politik dan ekonomi di daerah. Terkait pemilihan dimaksud, diperkirakan membawa efek positif bagi perkembangan kegiatan konsumsi terutama di
tiga wilayah dimaksud.
7. Validitas data
Upaya perbaikan database ekonomi mendesak dilakukan. Hal ini dalam mendukung analisis kebijakan tepat sasaran.
Bank Indonesia
│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 49
Sementara itu faktor resiko turut membayangi optimisme pertumbuhan tahun 2009. Faktor
resiko dimaksud ditampilkan dalam tabel berikut :
UPSIDE RISK DOWNSIDE RISK
• Realisasi kenaikan gaji pegawai dan UMP • Dampak Elnino 2010 dapat diminimalisir oleh
teknologi pertanian yang dimiliki saat ini • Peluang ACFTA 2010 dapat dimanfaatkan
• Kebijakan investasi mampu menarik investor baru
• Kebijakan moneter ekspansif mendorong pertumbuhan kredit
• Ketersediaan infrastruktur dan energi yang mendukung investasi 2010.
• Koordinasi antar Provinsi KabKota berjalan dengan baik
• Kondisi politik pasca pergantian Gubernur dan pelaksanaan
Pilkada kabupaten
berjalan kondusif.
• Permasalahan distribusi dan distorsi pasar dapat diminimalisir
Validitas data semakin baik
Terhambatnya realisasi kenaikan gaji pegawai dan UMP
Dampak Elnino 2010 kurang dapat diminimalisir oleh teknologi pertanian yang dimiliki saat ini
ACFTA 2010 menjadi terkendala Kebijakan investasi belum mampu menarik
investor baru Kebijakan moneter kontraktif menekan laju
pertumbuhan kredit Ketersediaan infrastruktur dan energi masih
terkendala Koordinasi antar Provinsi KabKota belum
berjalan optimal Kondisi politik pasca pergantian Gubernur dan
pelaksanaan Pilkada kabupaten tidak berjalan kondusif.
Permasalahan distribusi dan distorsi pasar masih
menjadi kendala Validitas data masih memerlukan perbaikan
7.1.1 Outlook Triwulanan
Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2010 diperkirakan masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2009. Ekonomi Gorontalo diperkirakan
tumbuh pada kisaran 6,90-7,40 y.o.y. Disisi sektoral produksi pertanian selama triwulan
I-2010 masih terpengaruh dampak lanjutan musim kering 2009 terkait kondisi pertanaman bulan September-November 2009 sehingga mempengaruhi produksi bulan Januari-Februari
2010. Disisi permintaan, konsumsi pemerintah dan ekspor diperkirakan melambat sementara konsumsi swasta diperkirakan mampu meredam sedikit perlambatan seiring
dengan peningkatan UMP dan belanja pegawai pada awal bulan Januari 2010.
Grafik 7.2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan
50 Bank Indonesia
│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
Grafik 7.3 Perkiraan Perkembangan Kegiatan Usaha
Sumber : SKDU, Bank Indonesia
Hasil survei kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2009 mengindikasikan bahwa sektor dunia usaha masih optimis terjadi peningkatan pada triwulan I-2010 namun
dengan magnitude yang lebih rendah dibandingkan kondisi triwulan I-2009. Pada sektor
pertanian, produksi jagung triwulan I-2010 masih terpengaruh oleh pertanaman benih bulan September-November 2009 dimana pada periode tersebut terjadi kekeringan di Gorontalo.
Data sementara dari dinas pertanian menyebutkan bahwa produksi pertanian jagung pada subround 1 tahun 2010 diperkirakan sebesar 241.650 ton, lebih rendah dibandingkan
realisasi produksi jagung subround 1 tahun 2009 sebesar 332.793 ton. Sementara itu perkiraan dinas pertanian untuk tanaman palawija kacang tanah, kedelai, kacang hijau dan
pertanian padi diperkirakan meningkat pada triwulan I-2010. Kinerja sektor angkutan khususnya sub sektor angkutan udara dan angkutan darat
diperkirakan tumbuh optimis. Pada bulan Januari 2009 maskapai penerbangan Wings Air membuka rute penerbangan baru yang melayani Gorontalo
– Manado – Denpasar dengan jadwal penerbangan setiap hari sehingga arus penumpang dari Gorontalo ke Manado atau
sebaliknya diperkirakan akan semakin meningkat. Pada sub sektor angkutan darat, pengoperasian Sarana Angkutan Umum Massal SAUM untuk kawasan kota Gorontalo pada
triwulan I-2010 diperkirakan akan meningkatkan arus penumpang transportasi darat dari dan menuju kota. Sementara itu jumlah hari libur pada triwulan I-2010 lebih banyak
dibandingkan libur triwulan I-2009, kondisi ini menjadi salah satu moment pendorong kegiatan masyarakat dalam berwisata.
Disisi permintaan, kinerja konsumsi pemerintah dan ekspor diperkirakan masih melambat pada triwulan I-2010. Kinerja ekspor menurun seiring dengan produksi jagung
triwulan I-2010 yang belum membaik, sementara alternatif produk ekspor lain belum ada. Jagung masih menjadi komoditas utama dengan kontribusi sebesar 60 dari keseluruhan
ekspor Gorontalo. Sementara itu kinerja konsumsi pemerintah diperkirakan melambat. Total pengeluaran belanja langsung pemerintah provinsikabupatenkota mencapai Rp 1,3 Triliun,
lebih rendah dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp 1,45 Triliun.
Bank Indonesia
│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 51
7.2
O
UTLOOK INFLASI
Optimisme perekonomian daerah yang didorong oleh kenaikan permintaan masyarakat mendorong inflasi triwulan I-2010 berkisar 2.5
– 4.5 y.o.y.
Grafik 7.4 Proyeksi Inflasi Tahunan y.o.y Provinsi Gorontalo
2
Meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong tekanan harga pada triwulan I- 2010. Rencana kebijakan kenaikan harga UMP dan peningkatan gaji pegawai negeri akan
memperkuat daya beli masyarakat. Sementara, penggunaan kapasitas produksi yang belum optimal output gap positif mendorong tekanan inflasi ke depan. Ancaman melemahnya sisi
produksi ditengah Badai El-Nino juga patut mendapat perhatian. Kurangnya produksi dapat menyurutkan pasokan kebutuhan masyarakat sehingga harga akan meningkat. Sedangkan
pengaruh kebijakan penurunan harga BBM pada awal tahun 2009 diperkirakan masih mempengaruhi pelemahan tekanan harga terutama pada sub-kelompok transportasi.
Ekspektasi konsumsi diperkirakan masih cukup tinggi untuk mendorong kenaikan inflasi pada triwulan I-2010. Survei Konsumen menunjukkan bahwa ekspektasi konsumen
ke depan menunjukkan optimisme yang tercermin dari IEK sebesar 151,29. Ekspektasi penghasilan 6 bulan yang akan datang berada pada level optimis dengan nilai indeks sebesar
150,83, sementara indeks ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang berada pada posisi optimis sebesar 155,08. Sedangkan indeks kondisi ekonomi 6 bulan yang akan
datang berada pada posisi optimis sebesar 147,96.
3
2
Sumber data diperoleh dari BPS Provinsi Gorontalo, diolah dengan metode ARIMA Airline Model adjusted with oil price shock.
3
Indeks = 100 menunjukkan responden mengekspektasikan harga akan tetapstabil, indeks 100 menunjukkan responden mengekspektasikan harga akan meningkat, dan indeks 100 menunjukkan responden mengekspektasikan harga menurun
.02 .04
.06 .08
.10 .12
.14
07:01 07:07
08:01 08:07
09:01 09:07
10:01 INFLASI_YOY
Grafik 7.5 : Indeks Ekspektasi Konsumen Provinsi Gorontalo
Sumber: Proyeksi KBI Gorontalo
52 Bank Indonesia
│Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009
7.3
P
ROSPEK PERBANKAN
Jumlah tabungan diperkirakan meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat pada triwulan-I 2010. Meningkatnya pendapatan akan berdampak pada
peningkatan jumlah tabungan masyarakat. Sementara, Perbankan Gorontalo diperkirakan terus meningkatkan kinerjanya terutama dalam menghimpun dana pihak ketiga. Hasil Survei
Konsumen pada Desember 2009 menunjukkan adanya optimisme pada peningkatan jumlah tabungan 6 bulan yang akan datang, ditunjukkan dengan kenaikan indeks sebesar 23.16
poin dibandingkan periode survei sebelumnya.
Hasil identifikasi Rencana Bisnis Bank RBB 2010 menunjukkan bahwa Perbankan Gorontalo optimis untuk terus meningkatkan penyaluran kreditnya hingga 15
– 30.
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor bangunan dan konsumsi masih menjadi fokus utama dalam protofolio kredit di Gorontalo. Adapun strategi penyaluran kredit
kedepan adalah memperkuat analisa perbankan yang meliputi character, capacity, capital, collateral, dan condition of economy 5C. Dengan penerapan 5C yang lebih baik
diharapakan terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas kredit di Gorontalo.
Grafik 7.6: Indeks Perkiraan Suku Bunga Perbankan Tabungan dan Ekspektasi Tabungan 6 Bulan Kedepan
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Gorontalo
1. EKONOMI MAKRO