o. Pertumbuhan tersebut didorong pertumbuhan realisasi belanja modal pemerintah

4 Bank Indonesia │Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 Grafik 1.6 Survey Konsumen Grafik 1.7 Realisasi Belanja Non Modal Sumber : Survey Konsumen, BI Gorontalo Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo Sementara itu konsumsi pemerintah diperkirakan sedikit melambat. Hal ini tercermin dari pertumbuhan realisasi belanja non modal yang melambat. Realisasi belanja non modal triwulan IV- 2009 terhadap anggaran terkontraksi 4,11, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9,13. Melambatnya pertumbuhan realisasi belanja barang dan jasa pemerintah menjadi pendorong melambatnya realisasi belanja non modal pemerintah daerah secara keseluruhan. 1.1.2 I nvestasi Kinerja investasi di Provinsi Gorontalo pada triwulan laporan diperkirakan tumbuh 27,40 y.o.y lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 25,01 y.o.y. Pertumbuhan tersebut didorong pertumbuhan realisasi belanja modal pemerintah daerah sebesar 47,77, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar -34,30. Belanja modal APDB masih menjadi sumber pembiayaan utama setelah pendanaan masyarakat sendiri. Grafik 1.8 Belanja Modal APBD Provinsi Tabel 1.2 Komposisi Investasi Gorontalo Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo Investasi di Gorontalo selama triwulan IV-2009 lebih didorong oleh kegiatan investasi bangunan dibandingkan investasi non bangunan. Beberapa proyek investasi bangunan yang cukup signifikan dikerjakan selama triwulan IV-2009 antara lain : - Proyek penyelesaian GBC Gorontalo Business Center - Proyek pembangunan GBP Gorontalo Business Park KOMPOSISI INVESTASI 2007 2008 2009 PDRB INVESTASI 1.159.987 1.617.234 2.239.233 DANA PERBANKAN 162.940 184.440 180.000 APBD 122.290 461.100 730.429 PMAPMDN 578.230 571.420 DANA SWASTA 296.527 400.274 1.328.804 Sumber : Badan Keuangan Provinsi, Badan Investasi Daerah, dan BI diolah Bank Indonesia │Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 5 - Proyek pembangunan Dermaga III Pelabuhan Gorontalo - Proyek infrastruktur jalan nasional dan jalan raya Agropolitan - Proyek infrastruktur Bendungan Paguyaman dan Banjir Kanal Tamalate. Pembangunan investasi di Gorontalo masih menyimpan beragam kendala, Berdasarkan data Badan Investasi Daerah Prov. Gorontalo, jumlah perusahaan PMAPMDN yang existing tidak banyak berubah sejak tahun 2003. Tabel 1.3 Jumlah PMAPMDN aktif di Gorontalo Sumber : Badan Investasi Daerah Prov. Gorontalo 1.1.3 E kspor dan Impor Kinerja ekspor selama triwulan IV-2009 secara keseluruhan diperkirakan masih melambat. Ekspor triwulan IV-2009 terkontraksi 3,4 y.o.y dibandingkan triwulan IV-2008 yang tumbuh sebesar 6,05. Menurunnya kinerja ekspor didorong oleh penurunan produksi pertanian jagung sebagai komoditas utama. Ekspor keseluruhan komoditas barang sampai dengan bulan Desember 2009 tercatat US 2.422.517, lebih rendah dibandingkan capaian ekspor triwulan IV-2008 sebesar US 9.780.610. Sementara itu perlambatan ekspor juga ditunjukkan oleh menurunnya arus muat barang dipelabuhan laut. Di pelabuhan laut, volume barang yang dimuat terkontraksi 44,18 dibandingkan triwulan IV-2008 yang tumbuh 35,66. Grafik 1.9 Muat Barang di Pelabuhan Gorontalo Sumber : BPS Prov. Gorontalo 6 Bank Indonesia │Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 Tabel 1.4 Perkembangan Negara Tujuan Ekspor Luar Negeri Tabel 1.5 Perkembangan Komoditas Ekspor Luar Negeri Gorontalo BPS Prov Gorontalo, KPBC Gorontalo Perkembangan ekspor kumulatif sampai dengan Desember 2009 menurun secara signifikan untuk negara tujuan China dan Malaysia, sementara ekspor ke Hongkong dan Taiwan mengalami peningkatan. Di sisi komoditas, hampir semuanya mengalami penurunan kecuali komoditas gula dan kembang gula. Sebaliknya, kinerja impor mengalami pertumbuhan terkait dengan peningkatan konsumsi swasta. Impor Provinsi Gorontalo pada triwulan laporan diperkirakan tumbuh 18,81 y.o.y dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu 17,99 y.o.y. Hal ini dikonfirmasi oleh peningkatan volume bongkar di pelabuhan se-Gorontalo. Pada triwulan IV-2008 volume bongkar mencapai 111.086 ton meningkat menjadi 132.623 ton pada triwulan IV-2009. Tabel 1.6 Volume Bongkar Barang Unloading di Pelabuhan Gorontalo Sumber : Kantor Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Negara Tujuan 1. Jepang 403.084 52.253 360.560 - 78.339 491.152 20.808 - 28.439 25.599 74.846 2. China 1.489.245 2.925.419 19.236 - 89.655 3.034.310 - 38.580 - - 38.580 3. Singapura 14.280 41.352 33.129 - 65.287 139.768 21.765 81.988 47.910 - 151.663 4. Hongkong - - 8.000 - 9.600 17.600 - - 526.400 420.000 946.400 5. Taiwan - - 19.292 49.481 68.773 - 38.250 22.080 1.923.663 1.983.993 6. Malaysia 8.564.200 369.000 5.138.300 - 3.596.292 9.103.592 - 1.634.000 - - 1.634.000 7. Philipina 5.210.270 1.025.500 1.736.500 - 2.724.400 5.486.400 4.077.131 1.719.300 - - 5.796.431 8. India 1.765.990 - 1.029.173 - - 1.029.173 445.500 616.875 - - 1.062.375 9. Rep. Korea 1.001.115 110.698 32.120 - 905.575 1.048.393 24.280 9.247 42.907 53.254 129.688 10. Vietnam 1.955.905 232.163 1.339.700 - 2.261.981 3.833.844 - 953.134 - - 953.134 Total 20.404.089 4.756.385 9.716.010 - 9.780.610 24.253.005 4.589.483 5.091.374 667.736 2.422.517 12.771.110 2007 2008 2009 EXPORT Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Jenis Barang - - - - 1. Ikan dan UdangKepiting - - 8.000 - 9.600 17.600 - - - - - 2. Jagung 14.018.150 1.394.500 6.874.800 - 7.088.750 15.358.050 4.077.131 3.353.300 - - 7.430.431 3. Kayu, Barang dari Kayu 1.037.388 162.951 48.470 - 73.574 284.995 45.088 9.247 57.353 65.375 177.063 4. Bungkil Kopra 4.266.233 - 1.029.173 - 542.500 1.571.673 - 321.000 526.400 420.000 1.267.400 5. Rotan Poles 99.834 79.404 71.657 - 193.398 344.459 21.765 158.818 69.990 - 250.573 6. LemakMinyak Hewannabati - 2.887.367 1.339.700 - 300.235 4.527.302 445.500 616.875 - - 1.062.375 7. Gula Kembang Gula 711.828 232.163 344.210 - 1.419.246 1.995.619 - 632.134 - 1.923.663 2.555.797 8. Mutiara batu permata 100.656 - - - 50.115 50.115 - - 13.993 13.479 27.472 9. Binatang Hidup 170.000 - - - 103.192 103.192 - - - - - 10. Tembakau - - - - - - - - - - Total 20.404.089 4.756.385 9.716.010 - 9.780.610 24.253.005 4.589.484 5.091.374 667.736 2.422.517 12.771.111 2007 2008 2009 EXPORT Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Gorontalo 96.969 103.759 106.342 76.420 96.896 99.197 81.851 110.584 Kwandang - - - - - 32 - - Anggrek 23.756 21.642 18.300 25.445 14.179 14.727 26.433 22.039 Tilamuta 7 9 12 8 11 905 2.700 - Total 120.732 125.410 124.654 128.198 111.086 114.861 110.984 132.623 Nama Pelabuhan 2008 2009 Bank Indonesia │Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 7 1.2 S ISI PENAWARAN Perlambatan ekonomi Gorontalo triwulan IV-2009 didorong oleh menurunnya kinerja sektor pertanian. Produksi jagung Gorontalo menurun cukup signifikan selama tahun 2009, dari target 812.000 ton realisasi hanya mencapai 569.110 ton atau sebesar 70 dari target. Penurunan produksi ini terkait bencana kekeringan yang terjadi sejak bulan Mei sampai dengan November 2009. Sementara itu perlambatan yang berlangsung sedikit diredam oleh meningkatnya kinerja sektor bangunan dan angkutan. Sektor bangunan meningkat seiring dengan peningkatan realisasi belanja modal pemerintah daerah selama triwulan IV-2009. Sementara itu kinerja sektor angkutan meningkat terkait libur hari raya, natal dan tahun baru yang diindikasikan oleh meningkatnya arus penumpang dan penerbangan di bandara Jalalluddin maupun transportasi laut. Tabel 1.7 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran y.o.y Sumber : BPS Prov. Gorontalo Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo 1.2.1 S EKTOR PERTANIAN Pelemahan kinerja sektor pertanian khususnya sub sektor tabama terus berlanjut hingga triwulan IV-2009 dengan kondisi yang semakin memburuk. Sektor pertanian terkontraksi 5,55 sebagai akibat merosotnya produksi jagung domestik yang mencapai 20,47, lebih rendah dibandingkan produksi tahun 2008. Sementara itu perlambatan dimaksud mampu sedikit diredam oleh peningkatan produksi padi. Upaya pemerintah daerah dalam mempertahankan produksi jagung telah dilakukan semaksimal mungkin, namun proses penurunan produksi masih terus berlanjut seiring dengan cuaca yang tidak mendukung. Secara umum penurunan produksi pertanian jagung disebabkan oleh tiga hal yakni i Musim kering berkepanjangan sejak bulan Mei s.d November 2009, ii Produktivitas pertanian menurun dari 48,17 KuHa menjadi 42,21 KuHa, iii Luas lahan panen menurun dari 156.436 Ha pada tahun 2008 menjadi 128.786 Ha pada tahun 2009. Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL Q1 Q2 Q3 Q4 TOTAL 1.PERTANIAN 7,76 6,04 11,30 7,52 7,32 7,44 5,07 2,35 5,55 1,42 2.PERTAMBANGAN PENGGALIAN 4,90 9,44 11,55 14,24 11,79 9,30 12,91 16,40 15,13 13,55 3.INDUSTRI PENGOLAHAN 1,44 3,86 7,54 8,72 5,39 6,06 2,01 4,47 9,00 4,95 4.LISTRIK,GAS AIR BERSIH 2,65 2,70 0,51 0,71 14,65 7,51 6,53 7,71 6,12 13,64 5.BANGUNAN 6,95 9,48 10,83 13,13 10,12 9,78 12,86 16,49 24,27 16,14 6.PERDAGANGAN,HOTEL RESTORAN 8,11 6,26 6,44 6,65 6,83 7,60 8,31 10,30 9,77 9,00 7.PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 10,20 9,22 5,25 6,05 7,05 8,56 9,01 13,96 17,52 12,39 8.KEUANGAN,PERSEWAAN JASA PERUSAHAAN 6,75 7,58 7,48 6,99 8,39 9,11 11,26 15,94 8,51 11,22 9.JASA - JASA 6,86 9,64 10,66 6,35 7,60 6,14 5,84 8,50 7,44 7,00 PERTUMBUHAN EKONOMI 7,11 7,26 9,21 7,55 7,76 7,57 7,04 6,60 7,23 7,19 2008 2009 KOMPONEN 8 Bank Indonesia │Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 Grafik 1.10 Luas Lahan Panen Produktisi Jagung Grafik 1.11 Perkembangan Produktivitas Jagung Sumber: BPS Prov. Gorontalo, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Prov. Gorontalo Sementara itu produksi padi tetap tumbuh walaupun melambat dibandingkan tahun 2008. Produksi padi secara keseluruhan tahun tumbuh 8,25, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan produksi tahun 2008 sebesar 18,69. Pertumbuhan produksi terutama pada pertanian padi sawah, sementara produksi padi ladang mengalami penurunan. Produksi padi sawah tahun 2009 mencapai 256.751 ton, lebih tinggi dibandingkan produksi tahun 2008 sebesar 236.235 ton. Sementara produksi padi ladang turun dari 1.638 ton pada tahun 2008 menjadi 733 ton pada tahun 2009. Pertanian padi sawah masih dapat berproduksi dengan baik terkait sistem irigasi teknis yang telah dikembangkan oleh Pemda sehingga mampu mengurangi sedikit ketergantungan terhadap kondisi cuaca. Sementara itu produksi pertanian tanaman pangan lain seperti ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau dan kacang tanah turut menurun sedangkan produksi kedelai mengalami peningkatan. Tabel 1.8 Produksi Pertanian Tabama Sumber : Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Prov. Gorontalo Jenis Tanaman Luas HasilHa Produksi Luas HasilHa Produksi Luas HasilHa Produksi Luas HasilHa Produksi PanenHa Ku Ton PanenHa Ku Ton PanenHa Ku Ton PanenHa Ku Ton Kedelai 2.272 15,39 3.497 986 12,34 1.217 746 13,14 980 4.004 14,22 5.694 Kacang Tanah 1.085 14,21 1.542 1.101 11,78 1.297 405 12,27 497 2.591 12,87 3.336 Kacang Hijau 121 13,14 159 178 11,74 209 121 12,14 147 420 12,26 515 Ubi Kayu 200 117,15 2.343 219 115,30 2.525 228 112,46 2.564 647 114,87 7.432 Ubi Jalar 90 96,44 868 113 94,87 1.072 111 93,14 1.034 314 94,71 2.974 Kedelai 1.154 13,98 1.613 354 12,29 435 365 12,77 466 1.873 13,42 2.514 Kacang Tanah 943 10,06 949 724 8,94 647 211 11,99 253 1.878 9,85 1.849 Kacang Hijau 85 13,18 112 166 11,75 195 74 12,03 89 325 12,19 396 Ubi Kayu 302 126,79 3.829 273 119,71 3.268 196 108,06 2.118 771 119,52 9.215 Ubi Jalar 148 96,89 1.434 159 96,16 1.529 105 93,71 984 412 95,80 3.947 Kedelai 2.192 11,10 2.433 1.391 11,94 1.661 1.341 12,88 1.727 4.924 11,82 5.821 Kacang Tanah 826 10,06 831 557 9,03 503 326 12,22 398 1.709 10,14 1.732 Kacang Hijau 58 13,74 80 85 12,06 103 59 12,07 71 202 12,55 253 Ubi Kayu 186 126,82 2.359 224 119,81 2.684 174 108,59 1.889 584 118,70 6.932 Ubi Jalar 142 97,63 1.386 125 96,54 1.207 118 94,87 1.119 385 96,43 3.713 ARAM III 2009 ANGKA TETAP 2008 ANGKA TETAP 2007 Jan-Apr Mei-Agst Sep-Des Jan-Des Bank Indonesia │Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 9 1.2.2 S EKTOR ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Sektor angkutan dan komunikasi menjadi salah satu sektor yang mampu meredam perlambatan ekonomi yang terjadi. Sektor angkutan diperkirakan tumbuh 17,52 y.o.y, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2008 yang tercatat sebesar 6,1 y.o.y. Kondisi ini diperkirakan sebagai pengaruh dari keberangkatan jemaah haji, libur natal dan libur tahun baru. Pada sub sektor angkutan darat, kenaikan terlihat dari meningkatnya konsumsi BBM transportasi selama triwulan IV-2009. Data penjualan BBM menunjukkan peningkatan, selama triwulan IV-2009 tercatat 18.893 kiloliter premium dan 6.016 kiloliter solar terjual. Volume penjualan ini tumbuh 19,58 y.o.y untuk premium dan 1,55 y.o.y untuk solar lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,04 y.o.y untuk premium dan -13,49 y.o.y untuk solar. Grafik 1.12 Konsumsi Premium untuk Transportasi Grafik 1.13 Jumlah Penerbangan Pesawat Sumber : PERTAMINA Depot Gorontalo UPMS VII Sumber : Bandara Jalaluddin Gorontalo Grafik 1.14 Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor Meningkatnya kinerja sektor ini tercermin pula dari realisasi penghimpunan pajak kendaraan bermotor yang tumbuh 40 y.o.y lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 22 y.o.y Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo Sementara itu untuk sub sektor angkutan udara turut mengalami peningkatan. Jumlah penumpang angkutan udara yang tercatat di bandara Jalaluddin sebesar 63.773 penumpang atau tumbuh sebesar 17,6 y.o.y, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 9,37 y.o.y. Demikian juga untuk traffic pesawat tumbuh sebesar 1,9 y.o.y, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar 3,1 y.o.y. Kondisi peningkatan arus penumpang udara didorong peningkatan arus jamaah haji dari Gorontalo ke Makassar. 10 Bank Indonesia │Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 Grafik 1.15 Perkembangan Penumpang Pesawat Grafik 1.16 Perkembangan Penumpang Kapal Laut Sumber : Bandara Jalaluddin, Gorontalo Sumber : Kantor Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo 1.2.3 S EKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh 9,77 y.o.y, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,65 y.o.y. Meningkatnya kinerja sektor perdagangan dikonfirmasi oleh beberapa prompt indikator antara lain kredit perdagangan, realisasi listrik kelompok bisnis, serta tingkat hunian hotel. Kredit perdagangan secara agregat meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pada Desember 2009, tercatat kredit yang disalurkan ke sektor perdagangan sebesar Rp 821 Miliar atau tumbuh 30,21 y.o.y, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 29,67 y.o.y. Sementara peningkatan kegiatan perniagaan juga ditunjukkan oleh meningkatnya pertumbuhan konsumsi listrik kelompok bisnis sebesar 15,36 y.o.y lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 11,57 y.o.y. Grafik 1.17 Perkembangan Kredit Perdagangan Grafik 1.18 Perkembangan Konsumsi Listrik Bisnis Sumber : Bank Indonesia Sumber : PLN Gorontalo Grafik 1.19 Tingkat Penghunian Hotel Sementara itu kinerja sub sektor perhotelan dikonfirmasi pula oleh pertumbuhan tingkat hunian hotel di Gorontalo sebesar 31,75 hampir sama dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar 31,73. Bank Indonesia │Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 11 1.2.4 S EKTOR BANGUNAN Kinerja Sektor Bangunan diperkirakan tumbuh lebih baik. Sektor ini tumbuh 24,27 y.o.y, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar dari 13,13 y.o.y. Meningkatnya kinerja sektor ini secara signifikan didorong oleh peningkatan realisasi anggaran belanja modal APBD. Belanja modal pada triwulan IV-2009 meningkat signfikan sebesar 47,77 y.o.y lebih tinggi dibandingkan belanja modal triwulan IV-2008 yang terkontraksi sebesar 34,30 y.o.y. Grafik 1.20 Realisasi Belanja Modal APBD Grafik 1.21 Realisasi Penjualan Semen Sumber : Badan Keuangan Provinsi Sumber : Asosiasi Pengusaha Semen Tumbuhnya kinerja sektor ini dikonfirmasi oleh beberapa prompt indikator. Pertumbuhan penjualan semen selama triwulan IV-2009 menunjukkan peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan IV-2009 penjualan semen tumbuh 12,44 y.o.y. Pembangunan sarana fisik di kawasan kota dan kabupaten terus diintensifkan menjelang akhir tahun. Beberapa proyek infrastruktur yang telah diselesaikan antara lain : - Infrastruktur jalan. Pembangunan jalan nasional sepanjang 616,24 km sudah mencapai 87,88 sedangkan jalan provinsi baru mencapai 39,45 dari 408,26 km yang direncanakan sehingga masih perlu peningkatan sebesar 60,55 atau sepanjang 247,02 km termasuk jalan yang belum terbuka sepanjang 93,75 km ruas ; Tapa-Atingola, Marisa – Tolinggula dan Aladi Tulabolo. Pembangunan jalan akses agropolitan sampai dengan tahun 2009 telah mencapai 302,25 km yang melalui lima kabupaten. - Irigasi dan bendungan. Pembangunan Bendungan Paguyaman dibangun sejak tahun 2005 dengan luas areal irigasi 6.880 ha dengan total anggaran hingga tahun 2009 mencapai Rp. 97 M. Sampai dengan tahun 2009 progres fisik pekerjaan bendungan mencapai 96,3, sementara pekerjaan Jaringan Kiri mencapai 90,5 dan pekerjaan Jaringan Kanan mencapai 49 Pembangunan Kanal Banjir Tamalate seluas 2.850 m 2 dengan nilai proyek Rp. 62.729.340.000, dimana pembangunan telah mencapai 70 sampai akhir tahun 2009. 12 Bank Indonesia │Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 - Pembangunan pusat perbelanjaan. Pembangunan Gorontalo Business Center telah memasuki tahap akhir sementara itu proses pembangunan Gorontalo Business Park terus dipacu untuk mengejar target penyelesaian tahun 2011. - Pembangunan pelabuhan. Proyek pembangunan Pelabuhan Paguwat saat ini berada pada tahap penyelesaian. Menyikapi tingginya pertumbuhan sektor konstruksi, peluang ini dimanfaatkan oleh PT Semen Tonasa dengan membangun unit pengantongan untuk memperlancar arus distribusi semen di Gorontalo. 1.2.5 S EKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Kinerja sektor industri pengolahan selama triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh 9,00 y.o.y lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,72. Peningkatan industri pengolahan pada triwulan IV-2009 salah satunya didorong peningkatan produksi gula. Kondisi tersebut dikonfirmasi oleh meningkatnya nilai ekspor komoditas gula dan kembang gula dari US 1.419.246 pada triwulan IV-2008 menjadi US1.923.663 pada triwulan IV-2009. Grafik 1.22 Penggunaan BBM Industri Grafik 1.23 Penggunaan Listrik Industri Sumber : PERTAMINA Depot Gorontalo UPMS VII Sumber : PLN Gorontalo Sementara itu peningkatan sektor industri pengolahan juga dikonfirmasi oleh peningkatan konsumsi BBM dan listrik industri. Konsumsi BBM kelompok industri tumbuh sebesar 33,9 y.o.y, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar 3,3 y.o.y. Sementara konsumsi listrik kelompok industri tumbuh sebesar 16,08 y.o.y, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar 26,92 y.o.y. Bank Indonesia │Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV-2009 13 1.2.6 S EKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan IV-2009 diperkirakan tumbuh 8,51

y.o.y dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar