untuk tanaman padi tadah hujan dan padi sawah irigasi pompa, Cukup Sesuai S2
untuk tanaman keras, serta Sesuai Marginal S3 untuk tanaman lahan kering palawija,
yang menjadi faktor pembatas pada lahan ini adalah kesuburan tanah yang rendah.
4.2. Luas lahan dan Pola Tanam
Pengembangan daerah rawa lebak di Desa Burai seluas 500 ha, diperuntukan bagi
tanaman padi yang ditanam pada petakan, dan tanaman palawija serta tanaman tahunan
ditanam pada guludan. Jenis tanaman yang ditanam pada petakan adalah padi lebak
dengan sistem gogo rancah untuk musim tanam 1, sedangkan untuk musim tanam 2
ditanam jenis padi unggul. Pada guludan ditanam jagung, kedelai dan karet. Tanaman
jagung dan kedelai ditanam sampai tahun ke 3, sedangkan tanaman karet baru bisa dipanen
pada tahun ke 5.
4.3 Rencana Teknis Sistem Tata Air A. Masalah yang dihadapi
Dalam merencanakan pola jaringan tata reklamsi daerah rawa Burai dijumpai
beberapa masalah sebagai berikut : 1.Setiap tahun, daerah rawa Burai digenangi
air yang berasal dari hujan yang turun di daerah tersebut dan luapan air sungai
Kelekar yang tidak mampu menampung kiriman banjir dari hulu. Genangan ini
berlangsung selama 4 bulan yaitu dari bulan januari sampai dengan april dengan
kedalaman rata-rata 1,0 m. 2.Sebagai akibat dari genangan dan kondisi
tata air yang ada, pola tanam padi di daerah lebak dimulai pada bulai Mei sampai
dengan Nopember dimana genangan air sudah mulai berkurang, akan tetapi pola
tanam ini mempunyai resiko kegagalan yang cukup besar karena terjadi kekeringan
pada bulan Juli sampai dengan September. Usaha pertanaman palawija pada musim
kemarau juga sulit dilaksanakan karena kedalaman air tanah masih terlalu dangkal
yaitu 0 sampai dengan 40 cm.
B.Rencana Teknis Tata Jaringan Reklamasi
1.Dengan membuat jaringan drainase sistem gravitasi dengan alternatif sebagai berikut :
-Jaringan drainase tanpa dilengkapi bangunan-bangunan pengendali pintu air
dan tanggul. Pada sistem yang demikian pada saat banjir, yakni pada saat turun hujan
di lebak dan sungai Kelekar melimpas, air dibiarkan menggenangi daerah lebak. Dan
pada saat air turun jaringan drainase akan mempercepat proses penyaringan lahan
dari air banjir, sehingga pola tanam bisa dilakukan dengan lebih longgar.
-Jaringan drainase dilengkapi dengan bangunan- bangunan pengendali seperti :
Tanggul keliling yang melindungi daerah lebak dari limpasan sungai Kelekar dan
pintu pengendali di muara saluran drainase yang mencegah masuknya air sungai
Kelekar melalui saluran drainase ke lebak. Keburukan sistem ini adalah terjadinya
genagan sebagai akibat tidak bisa dibuangnya air kelebihan pada saat elevasi
muka air sungai Kelekar lebih tinggi. 2.Dengan membuat jaringan drainase sistem
pompa, pada sistem ini jaringan drainase dilengkapi dengan tanggul keliling yang
berfungsi mencegah terjadinya limpasan air sungai Kelekar. Genangan yang terjadinya
akibat hujan di daerah lebak dikumpulkan disebuah kolektor untuk kemudian
dipompa ke sungai Kelekar. Sistem ini dalam pelaksanaannya memerlukan
teknologi yang lebih tinggi yang cendrung lebih mahal dari sistem pertama.
3.Dengan membuat jaringan drainase dengan sistem gabungan antara pompa dan
gravitasi pada sistem ini diperlukan tanggul keliling yang fungsi untuk mencegah
melipasnya air sungai Kelekar dan pintu pengandali yang berfungsi mengalirkan air
9
Ju rn
al P
en di
di ka
n Pr
ofe sio
na
l
-Pompa : untuk mengeringkan air kelebihan pada saat elevasi muka air
Sungai Kelekar lebih tinggi dari elevasi muka air lebak.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan