HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Membangun Rumah

1969 : 78-79 menyebutkan bahwa apabila budaya atau pandangan hidup berubah, maka berbagai aspek tekait dengannya menjadi berubah juga atau tidak berarti. Dalam kajian sudut pandang persepsi dan perilaku, tempat dimana manusia tinggal sangat terkait dengan budaya, sehingga walaupun terdapat Perubahan pada dasarnya mereka menginginkan adanya ke-konstan-an. Umumnya diketahui bahwa kemungkinan terjadinya perubahan lebih kuat dari yang tetap. Walaupun demikian seberapapun adanya perubahan masih terdapat elemen yang tidak berubah atau selalu konstan. Tipple 1992 Perubahan dalam konteks lokal kata ubah atau keperubahan bentuk adalah tindakan mengubah rumah secara internal atau secara eksternal. Dalam melakukan keperubahan bentuk dapat dipakai cara yaitu : penambahan, perkembangan, pengurangan atau rusak pengurangan ukuran dan perbaikan seluruhnya atau pembangunan kembali. Menurut Habraken 1978, suatu tapak bangunan rumah dapat berubah karena adanya penambahan bahan atau material yang disebut dengan pertumbuhan atau perkembangan, pengurangan bahan atau material yang dapat berarti penurunan atau pengrusakan, pergantian bahan atau material yang berarti pergeseran dan penempatan kembali yang berarti pengambilan atau p e n a m b a h a n . P e r u b a h a n t e r s e b u t m e n a n d a k a n a d a n y a s u a t u t a n d a kepemilikan, adanya kuasa dan adanya kesepakatan. Disamping itu perubahan pada lingkungan fisik adalah hasil campur tangan manusia, pengejawantahan dati suatu kekeuatan identitas kehidupan didalamnya. Hal ini dipertegas oleh Silas 1999, yakni rumah adalah bagian utuh dari suatu permukiman dan bukan semata-mata hasil fisik yang sekali jadi. Perumahan merupakan suatu proses yang berkembang berlanjut dan terkait dengan mobilitas social ekonomi penghuninya. Proses Perubahan rumah yang dilaksanakan oleh penghuninya dengan tujuan untuk merangsang kesejahteraan individu dan masyarakat sekitarnya.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perubahan Bentuk Rumah Tradisional Suku Sentani dipengaruhi oleh perkembangan jaman, kesulitan bahan baku bangunan tradisional dan pengaruh kehidupan kesehatan masyarakat. Perubahan bentuk rumah tersebut menunjukkan adanya usaha masyarakat u n t u k m e m p e r t a h a n k a n d i r i d a n meningkatkan kehidupannya. Perubahan rumah dilihat dari perubahan bentuk rumah, denah rumah, dan bahan bangunan rumah yang digunakan. Perubahan Rumah Suku Sentani Dilihat dari Kondisi Awal dan Kondisi Eksisting. Kondisi Awal Rumah Imae 1.Atap Bangunan : rajutan daun sagu 2.Denah : rumah dengan sistem komunal 3.Dinding Bangunan : daun sagu 4.Lantai Bangunan: batang dan ranting pohon swan 5.Tangga Bangunan : kayu swan 6.Jendela dan Pintu rumah Bangunan : jendela jadi satu dengan atap, pintu tidak ada daun pintu 47 Ju rn al P en di di ka n Pr ofe sio na l Dalam mendirikan rumah, para rokhabia bekerja sambil menyanyi dan menari untuk menambah semangat mereka bekerja. Tarian dan nyanyian itu disebut akhokoi-ahoboi. Proses pendirian sebuah r u m a h o n d o f o l o membutuhkan waktu kerja sekitar 1-2 bulan dan untuk rumah warga masyarakat waktu yang dibutuhkan dalam mendirikan rumah umumnya adalah 3-4 bulan. 48 Ju rn al P en di di ka n Pr ofe sio na l Perubahan teknik membangun atau pembuatan rumah dari Perubahan proses membangun, struktur dan materialn pada rumah pada awalnya :

A. Proses Membangun Rumah

1.Persiapan § Musyawarah Riya Khobou § Membuka Kebun Hekhe Pengadaan Bahan Bangunan 2.Tahap-Tahap Pendirian Bangunan § Tahap I Iymea Mokho Mabondere: tahap persiapan pembangunan § Tahap II Ofale-Wafale Pada tahap kedua, pemasanganpengerjaan bagian bawah atau bagian pondasi. § Tahap III Iymea Yali Tahap ketiga para rokhabia mulai memasang bagian atas atau kerangka atap. § Tahap IV Yam Tahap keempat adalah tahap pengatapan rumah.. § Tahap V Kelima : tahap haruwa pekerjaan lantai rumah § Tahap VI Keenam. tahap memasang daun pintu rumah atau hambali dan memasang jendela maukwa,

B. Struktur