MANFAAT PENELITIAN LANDASAN TEORI

D. METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Metode Deskriptif Descriptive research . Menurut Winarno 1993, Metode penelitian deskriptif d i g u n a k a n d a l a m m e n g a n a l i s a , mengklasifikasi, penyelidikan dengan teknik survey, teknik interview, angket, obeservasi atau teknik test. Metode ini tidak terbatas pada hanya pengumpulan dan penyusunan data, tetapi lebih jauh dengan analisa dan interpretasi data tersebut. P e n e l i t i a n i n i j u g a d a p a t dikategorikan dalam penelitian kualitatif. Menurut Bogdon dan Taylor Moleong, 1997 ”metodelogi kualitatif” didefinisikan sebagai suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan benda yang diamati. Data yang diperoleh dengan mengisi angket atau Quisioner sebanyak 131 responden, dan selanjutnya dilakukan pengolahan data. Data diklasifikasikan berdasarkan keutuhan dan sasaran penelitian. Data berupa pertanyaan ditabulasikan dengan program excel dan penggambaran grafik untuk memudahkan pengolahan dan membaca data berikutnya. Data yang telah disusun selanjutnya dicarikan korelasi antar tiap jawaban responden. Dalam mencari korelasi dipergunakan analisa program SPSS 12.0 for Windows sesuai dengan variabel yang diamksudkan dalam hipotesa. Hasil cross antar variabel diterima atau ditolak sesuai dengan tingkat segnifikansi atau chi square X2 dan derajad kebebasan DF. Kegiatan berikutnya menganalisa data yang telah diolah. Analisis data merupakan suatu langkah kritis dalam melakukan penelitian. Proses analisa dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu melalui wawancara, pengamatan lapangan, dokumen, gambar dan foto. 44 Ju rn al P en di di ka n Pr ofe sio na l

B. TUJUAN PENELTIAN

Tujuan penelitian ini yang ingin dicapai adalah : 1.Untuk mencari dan mendapatkan masukan tentang Perubahan rumah tradisional Sentani sebagai dasar kekuatan terbentuknya permukiman tradisional yang baik dan menyatu dengan lingkungan serta memiliki identitas yang khas dan mengikuti perkembangan jaman tehnologi. 2.Untuk mencari dan mendapatkan masukan tentang pengaruh Perubahan rumah tradisional terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Sentani.

C. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat Penelitian yang ingin dicapai adalah : 1.Memberikan informasi tentang Perubahan rumah trasdisional sebagai suatu kekayaan daerah yang perlu dilindung dan dijaga sebagai kekayaan daerah dan bangsa Indonesia 2.Memberikan masukan kepada pemerintah daerah unutk menjadikan permukiman dan rumah tradisional suku Sentani sebagai aset cagar budaya dan dikembangkan sebagai daerah wisata. Gambar 01 Danau Sentani

E. LANDASAN TEORI

Permukiman dalam Agenda 21 Indonesia Strategi Nasional Untuk Pembangunan Berkelanjutan 1997:24 berdasarkan Agenda 21 Indonesia, aspek sosial, ekologis, dan fungsional merupakan elemen-elemen yang saling terpadu, menunjang antara satu dengan lainnya untuk menjamin peningkatan kualitas hidup secara berkelanjutan. Menurut Johan Silas 1985 suatu permukiman hendaknya mengikuti kriteria bagi permukiman yang baik, dengan memenuhi hal-hal berikut : 1.Aspek Fisik, meliputi : § Letak geografis Lingkungan alam dan binaan Sarana dan prasarana 2.Aspek Non Fisik, meliputi : § Aspek Politik § Aspek ekonomi § Aspek Sosial § Aspek Budaya Proses bermukim menjadi faktor pengikat antara masa dulu, kini dan masa akan datang dengan tujuan peningkatan kualitas hidup. Penjelasan diatas menjelaskan bahwa aspek sosial-budaya sangat terkait dengan aspek fisik. Aspek fisik ini saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Sehingga permukiman sebagai wujud dari aspek-aspek tersebut bukan bagian yang saling terpisah antara satu dengan lainnya. Dengan demikian, maka permukiman tidak dapat berdiri sendiri sebagai suatu wajud fisik, tetapi merupakan hasil dari intraksi aspek sosial, fisik dan budaya. Perumahan menurut Johan Silas Menurut Johan silas 1993 dalam “Housing Beyond Home” mengatakan bahwa ditinjau dari proses pengadaan perumahan dan pola menggalang sumber daya, pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam tiga bentuk dasar yaitu : tradisional, modern, dan oleh masayarakat. Pola pengadaan rumah secara tradisional berlangsung secara harmonis terus menerus artinya keputusan selalu di pengaruhi oleh norma dan setelah ada keputusan di galang sumber daya baru ada tindakan, membangun yang kemudian memberi hasil. Hasil ini secara komulatif dan terus menerus membentuk norma. Pola ini bentuknya tertutup dan sangat kecil dipengaruhi dari luar. Pada pola modern, lebih dahulu ada kuputusan yang dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya. Setelah ada keputusan baru diangkat arsitek yang bertanggungjawab terhadap norma dan izin. Setelah semua beres dengan sumber daya yang diperlukan maka pembangunan dapat di mulai. Hasil yang diperoleh sedikit demi sedikit mempengaruhi pembentukan norma, tetapi dapat berpengaruh kecil terhadap norma. S e d a n g k a n p o l a d a l a m p e m b a n g u n a n r u m a h k a m p u n g pembangunan oleh masyarakat adalah kombinasi antara pola tradisional dan modern, keputusan membangun yang tanggap terhadap peluang dan kesempatan yang waktu itu ada dan ada keterkaitan yang erat dengan penggalangan sumber daya. Misalnya keputusan membangun di mulai dari pengumpulan sumber daya dalam bentuk bahan dan meterial, setelah bahan dan meterial terkumpul baru dilaksanakan tindakan membangun, yang dipengaruhi oleh norma. Dari aksi atau tindakan membangun ini di peroleh hasil, dan hasil tersebut akan mempengaruhi keputusan-keputusan pada tahap pembangunan berikutnya, karena proses pembangunan oleh masyarakat ini biasanya bersifat bertahap dan terus menerus. 45 Ju rn al P en di di ka n Pr ofe sio na l 1.Roxana Waterson melakukan pembahasan dengan menunjukkan kuatnya pengaruh alam, lokasi, dan geografi serta tingkah laku manusia non fisik terhadap bentuk- bentuk rumah tradisional. 2.Permukiman bukanlah sebagi subyek pembahasan tetapi ditekankan pada rumahnya terutama dari segi simbol yaitu makna yang ingin diwujudkan Dari pendapat Amos Rapoport 1969 bahwa bentuk rumah tidak hanya dipengaruhi oleh bentuk-bentuk fisik saja atau dipengaruhi oleh faktor yang berdiri sendiri, tetapi lebih merupakan akibat dari keseluruhan faktor socio-cultural yang dapat dilihat pada pola-polanya secara luas. Lingkungan yang terbentuk akan mencerminkan kekuatan-kekuatan socio- cultural termasuk kepercayaan, hubungan kekerabatan, organisasi sosial, cara hidup, dan hubungan sosial antar individu. Teori Perubahan Menurut Rapoport 1969, perubahan bentuk rumah bukan merupakan hasil kekuatan faktor fisik atau faktor tunggal lainnya, tetapi merupakan konsekuensi dari cakupan faktor- faktor budaya yang terlihat dalam pengertian yang luas. Pembentukkan lingkungan permukiman, Rapoport menjadi dua kelompok elemen dasar, yakni elemen fisik, seperti, kondisi iklim, metode konstruksi, material yang tersedia dan teknologi, dan elemen sosio-cultural. Menurut Rapoport 1969:47 elemen sosio-cultural merupakan elemen utama atau prima, sedangkan yang lain adalah sekuder. Rapoport juga menunjukkan bahwa kebudayaan selalu berubah sehingga makna bangunan maupun permukiman juga dapat berubah. Hanya saja perubahan tersebut tidaklah selalu terjadi secara serentak dan pada seluruh elemen ataupun tatanannya, akan tetapi selalu dijumpai adanya unsur yang berubah dan yang tetap atau constancy and change. Dalam konteks ini ini Rapoport 46 Ju rn al P en di di ka n Pr ofe sio na l Perumahan menurut Turner John F.C. Tuner 1972 dalam “Freedom to Build” menyatakan bahwa Housing as a verb yang pada dasarnya adalah Housing as a proses. Dijelaskan bahwa rumah merupakan suatu proses yang terus berkembang dan sangat terkait dengan mobilitas ekonomi penghuninya yang tergantung dari tempat dan waktu. Dan hal ini cukup penting dari sebuah rumah adalah dampak yang ditimbulkan dari kehidupan penghuni, bukan wujud atau standard fisiknya saja. Oleh karena itu ada 3 hal yang menjadi prioritas terhadap rumah yaitu : 1.Opurtunity Kesempatan berkembang. 2.Security Keamanan 3.Identity Ciri khas Konsep Tradisional Menurut Amos Rapoport 1969, bahwa tradisi itu sendiri mempunyai kekuatan hukum yang dihormati oleh setiap orang dengan persetujuan bersama. Demikian halnya dengan “rumah tradisional” dapat diartikan sebuah rumah yang dibangun dengan cara yang sama beberapa generasi. Istilah lain untuk rumah tradisional adalah rumah adat atau rumah rakyat. Rapoport juga mengatakan bahwa rumah dan lingkungan adalah suatu pengekspresian masyarakat tentang budaya, termasuk didalamnya, agama, keluarga, struktur sosial dan hubungan sosial antar individu. Roxana Waterson 1993, berpendapat bahwa Arsitektur tidak hanya menyangkut keberadaan shelter terhadap cuaca tetapi juga melibatkan ruang-ruang sosial dan simbolik yaitu ruang yang mencerminkan nilai-nilai yang dianut pencipta dan penghuninya. Dari uraian dan penjelasan Roxana Waterson 1993 diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1969 : 78-79 menyebutkan bahwa apabila budaya atau pandangan hidup berubah, maka berbagai aspek tekait dengannya menjadi berubah juga atau tidak berarti. Dalam kajian sudut pandang persepsi dan perilaku, tempat dimana manusia tinggal sangat terkait dengan budaya, sehingga walaupun terdapat Perubahan pada dasarnya mereka menginginkan adanya ke-konstan-an. Umumnya diketahui bahwa kemungkinan terjadinya perubahan lebih kuat dari yang tetap. Walaupun demikian seberapapun adanya perubahan masih terdapat elemen yang tidak berubah atau selalu konstan. Tipple 1992 Perubahan dalam konteks lokal kata ubah atau keperubahan bentuk adalah tindakan mengubah rumah secara internal atau secara eksternal. Dalam melakukan keperubahan bentuk dapat dipakai cara yaitu : penambahan, perkembangan, pengurangan atau rusak pengurangan ukuran dan perbaikan seluruhnya atau pembangunan kembali. Menurut Habraken 1978, suatu tapak bangunan rumah dapat berubah karena adanya penambahan bahan atau material yang disebut dengan pertumbuhan atau perkembangan, pengurangan bahan atau material yang dapat berarti penurunan atau pengrusakan, pergantian bahan atau material yang berarti pergeseran dan penempatan kembali yang berarti pengambilan atau p e n a m b a h a n . P e r u b a h a n t e r s e b u t m e n a n d a k a n a d a n y a s u a t u t a n d a kepemilikan, adanya kuasa dan adanya kesepakatan. Disamping itu perubahan pada lingkungan fisik adalah hasil campur tangan manusia, pengejawantahan dati suatu kekeuatan identitas kehidupan didalamnya. Hal ini dipertegas oleh Silas 1999, yakni rumah adalah bagian utuh dari suatu permukiman dan bukan semata-mata hasil fisik yang sekali jadi. Perumahan merupakan suatu proses yang berkembang berlanjut dan terkait dengan mobilitas social ekonomi penghuninya. Proses Perubahan rumah yang dilaksanakan oleh penghuninya dengan tujuan untuk merangsang kesejahteraan individu dan masyarakat sekitarnya.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN