16
7. Pengukuran derajat keasaman pH APHA, 2005
Pengukuran pH air dilakukan dengan metode visual menggunakan kertas pH. Kertas pH universal dimasukkan ke dalam perairan, kemudian
dicocokkan dengan warna standar di pH indikator.
8. Pengukuran oksigen terlarut DO atau Dissolved Oxygen APHA, 2005
Pengukuran DO diukur dengan menggunakan metode Winkler. Sampel air sebanyak 250 ml dimasukkan ke dalam botol Winkler. Larutan MnSO
4
sebanyak 1 ml dan larutan KOH-KI sebanyak 1 ml ditambahkan ke botol Winkler, kemudian larutan MnSO
4
, larutan KOH-KI, dan sampel air dihomogenkan dan didiamkan hingga terdapat endapan berwarna coklat.
Larutan H
2
SO
4
pekat sebanyak 1 ml ditambahkan, kemudian dihomogenkan sampai endapan larut dan berwarna coklat kekuningan. Sampel sebanyak 100
ml dengan gelas ukur dimasukan ke dalam labu erlenmeyer dan ditambahkan 10 tetes indikator amilum, kemudian dititrasi dengan larutan Na
2
S
2
O
3
0,025 N sampai tepat jernih. Volume titrasi yang dipergunakan dicatat. Rumus
perhitungan DO menurut APHA 2005, yaitu: Kadar O
2
terlarut =
8 q
p 100
1000
3-3 Keterangan:
= 100 ml sampel air yang digunakan per 1000 ml P
= jumlah Na
2
S
2
O
3
0,025 N yang digunakan dalam titrasi ml q
= normalitas larutan 0,025 8
= bobot setara dengan O
2
9. Pengukuran karbondioksida bebas CO
2
bebas APHA, 2005
Pengukuran CO
2
bebas diukur dengan cara yaitu sampel air sebanyak 100 ml dimasukkan ke labu erlenmeyer. Indikator PP sebanyak 10 tetes
ditambahkan, kemudian dititrasi dengan larutan Na
2
CO
3
0,01 N sampai larutan berwarna merah muda. Titrasi dilakukan duplo. Rumus perhitungan
CO
2
bebas menurut APHA 2005, yaitu: Kadar CO
2
bebas =
22 q
p 100
1000
3-4
bio.unsoed.ac.id
17 Keterangan:
= 100 ml sampel air yang digunakan per 1000 ml p
= jumlah Na
2
CO
3
0,01 N yang digunakan dalam titrasi ml q
= normalitas larutan 0,01 N 22
= bobot setara dengan CO
2
10. Metode Analisis