Definisi Masalah Mental Emosional Jenis-jenis Masalah Mental Emosional Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mental Emosional

2.2 Masalah Mental Emosional

2.2.1 Definisi Masalah Mental Emosional

Kesehatan mental bukan hanya sekedar bebas dari gangguan mental. Kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan dalam kehidupan, dan dapat bekerja dengan produktif, serta mampu berkontribusi dalam masyarakat. Kesehatan mental, fisik, maupun sosial, tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling mempengaruhi. Kesehatan mental dan gangguan mental seseorang merupakan hasil interaksi dari faktor sosial, psikologis dan biologis seperti kejadian sehat dan sakit pada umumnya WHO, 2001. Gangguan mental adalah perilaku klinis yang signifikan atau sindrom psikologis atau pola yang terjadi pada suatu individu yang berhubungan dengan rasa nyeri, atau kecacatan seperti gangguan fungsi pada satu atau lebih bagian tubuh, atau karena peningkatan risiko terjadinya kematian, rasa nyeri, kecacatan, atau hilangnya kebebasan DSM- IV-TR, 2000.

2.2.2 Jenis-jenis Masalah Mental Emosional

Ada berbagai jenis masalah mental emosional, antara lain: gangguan mood seperti depresi dan kecemasan; gangguan perilaku seperti gangguan pemberontak oposisi, agresif, dan antisosial; gangguan makan seperti anorexia nervosa dan bulimia nervosa; gangguan adiktif; dan gangguan lain yang sering terlihat pada anak-anak dan remaja seperti autisme, gangguan belajar, dan attention deficithyperactivity disorder ADHD. Masalah mental yang sering terjadi pada remaja yaitu gangguan mood depresi, kecemasan, gangguan bipolar dan gangguan perilaku agresif dan gangguan pemusatan perhatian Knopf, Park, Mulye, 2008.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mental Emosional

Masa remaja usia 12-19 tahun, merupakan masa yang kritis dalam siklus perkembangan seseorang. Masa remaja dibagi menjadi dua, yaitu remaja awal usia 13-16 tahun dan remaja akhir 17-19 tahun. Masa remaja awal dan akhir Universitas Sumatera Utara dibedakan karena pada masa remaja akhir, individu telah mencapai tansisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. Pada masa remaja ini terdapat banyak perubahan, baik perubahan biologik, psikologik, maupun sosial. Fase perubahan tersebut seringkali memicu terjadinya konflik antara remaja dengan dirinya sendiri maupun remaja dengan lingkungan sekitarnya. Apabila konflik- konflik tersebut tidak dapat teratasi dengan baik maka dalam perkembangannya dapat membawa dampak negatif terutama terhadap pematangan karakter remaja dan tidak jarang memicu terjadinya gangguan mental Wiguna, 2010. Masalah mental emosional remaja dipengaruhi oleh interaksi antara faktor risiko dan faktor protektif. Faktor risiko adalah faktor-faktor yang telah diidentifikasi dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah mental emosional pada remaja. Faktor risiko tersebut antara lain: Wiguna, 2010: 1. Faktor individu a. Faktor genetik atau konstitusional. Berbagai gangguan mental mempunyai latar belakang genetik yang cukup nyata, seperti gangguan tingkah laku, gangguan kepribadian, dan gangguan psikologik lainnya. b. Kurangnya kemampuan keterampilan sosial seperti menghadapi rasa takut, rendah diri, dan rasa tertekan. 2. Faktor psikososial a. Keluarga. Ketidakharmonisan antara orang tua, orang tua dengan penyalahgunaan zat, gangguan mental pada orang tua, pola asuh orang tua yang tidak empati dan cenderung dominasi. Semua kondisi di atas sering memicu timbulnya perilaku agresif dan temperamen pada anak dan remaja. b. Sekolah. Bullying adalah perilaku pemaksaan atau usaha menyakiti secara psikologik ataupun fisik terhadap seseorangkelompok yang lebih lemah oleh seseorangsekelompok orang yang lebih kuat. Hazing adalah kegiatan yang biasa dilakukan oleh anggota kelompok “senior” kepada kelompok “junior”. Bullying dan hazing Universitas Sumatera Utara merupakan suatu tekanan yang cukup serius pada remaja karena berdampak negatif bagi perkembangan remaja. Remaja tersebut menjadi sulit bergaul, tidak percaya diri, dan depresi bahkan sampai usaha bunuh diri. c. Situasi kehidupan. Terdapat hubungan yang erat antara timbulnya gangguan mental dengan berbagai kondisi kehidupan dan sosial masyarakat tertentu seperti kemiskinan, pengangguran, perceraian orang tua, dan penyakit kronik pada remaja. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor protektif adalah faktor yang memberi penjelasan bahwa tidak semua remaja yang mempunyai faktor risiko akan mempunyai masalah mental emosional. Menurut Rae G N, dkk., faktor protektif antara lain: karakter atau watak yang positif, lingkungan keluarga yang suportif, lingkungan sosial yang berfungsi sebagai sistem pendukung untuk memperkuat upaya penyesuaian diri remaja, keterampilan sosial yang baik, serta tingkat intelektual yang baik. Menurut E. Erikson, dengan memperkuat faktor protektif dan menurunkan faktor risiko pada seorang remaja, remaja dapat mencapai kematangan kepribadian dan kemandirian sosial Satgas Remaja IDAI, 2010.

2.3 Overweight dan Status Mental Emosional Anak