Perbaikan kebijakan dan percepatan proses pengukuhan kawasan hutan;
hutan negara yang legal dan legitimate ini sangat diperlukan bukan hanya untuk menjamin kepastian aset negara seperti yang dihasilkan dari kajian KPK dengan temuan, serta tindak
lanjutnya pada Ditjen Planologi, tetapi juga menjamin kepastian aset rakyat pada kawasan yang dijadikan sebagai kawasan hutan negara.
Dukungan peraturan yang juga penting adalah yang terkait dengan soal keterbukaan informasi di Kemenhut. Permenhut No. P. Menhut‐
tentang Pelayanan nformasi Publik di Lingkup Kementerian Kehutanan perlu diterapkan secara konsisten terutama untuk membuka
akses masyarakat luas pada dokumen‐dokumen berita acara penataan batas beserta lampiran peta petanya, pemetaan kawasan hutan dan penetapan kawasan hutan. Dengan akses ini maka
masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam tidak hanya dalam membangun perencanaan hutan yang berkepastian hukum dan berkeadilan tetapi juga mengawasi pengelolaan kawasan hutan yang
diatur oleh pemerintah pusat dan daerah secara nyata. Selesainya pengukuhan kawasan hutan tidak berarti bahwa persoalan hukum telah tuntas
terselesaikan. Dasar hukum bagi Kemenhut untuk menguasai tanah‐tanah di dalam kawasan hutan negara perlu diberikan. Asumsi bahwa hak menguasai negara sebagaimana ada dalam UU No.
tahun tidak dapat digunakan. Kemenhut memerlukan dasar hukum yang lebih kuat. Dalam hal
ini, Pasal ayat UUPA memberikan dasar hukum dimaksud melalui hak pengelolaan kepada instansi pemerintah untuk menguasai tanah lihat kotak .
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Kehutanan berkaitan dengan penatabatasan kawasan hutan perlu dikajiulang dengan melibatkan pihak‐pihak terkait dari kalangan kelompok
masyarakat sipil, akademisi, perwakilan masyarakat dan sektor swasta.