MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM KEADILAN DAN
479
MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM, KEADILAN DAN KEMANFAATAN
DALAM PUTUSAN HAKIM DI PERADILAN PERDATA
Fence M. Wantu
Universit as Negeri Goront alo
E-mail: f ence. want [email protected]. id
Abst ract
Court s’ ver di ct s i ssued by t he j udge i deal l y cont ai n aspect s of legal cer t ai nt y, j ust i ce, and ut i l i t y. It
i s not easy t hough t o synergi ze t he t hr ee aspect s af or ement ioned. Bet ween aspect s of l egal
cert ai nt y and j ust i ce, i n par t i cul ar , t here are al ways di sagreement s. The r esear ch resul t s concl ude
t hat a j udge does not have t o st i ck on one pr i nci ple whenever examini ng and deci di ng a case. In
t er ms of obst acles, t he j udge i s f aci ng a deadl ock whenever wr it t en st i pul at i ons cannot answer t he
pr obl ems arose. The emphasi s on j ust i ce pr i nci pl e means t hat t he j udge shoul d t ake i nt o
consi der at ion t he l aw, whi ch exi st s i n t he soci et y, i ncl udi ng cust oms and unwr i t t en l aws. The j udge
i n hi s ar gument and l egal consi der at ion must be abl e t o accommodat e any st i pul at ions exi st in t he
soci et y, bot h cust oms and unwr it t en l aw. The emphasi s on ut i l it y pr i nci pl e t ends t o direct t o an
economi c nuance cir cumst ance. It bases it s t hought on t he i dea t hat l aw i s f or human bei ngs or
publ i c.
Key words: l egal cert ai nt y, j ust i ce, ut i l i t y, civi l j ust ice
Abstrak
Put usan hakim di pengadilan idealnya mengandung aspek kepast ian hukum, keadilan dan
kemanf aat an. Dalam implement asinya t idak mudah unt uk mensinergikan ket iga aspek t ersebut ,
t erut ama ant ara aspek kepast ian hukum dan keadilan biasanya saling bert ent angan. Hasil penelit ian
menunj ukkan bahwa seorang hakim dalam memeriksa dan memut us perkara t idak selamanya t erpaku
pada sat u asas saj a. Kendala yang di hadapi hakim yang cenderung kepada kepast ian hukum
mengalami kebunt uan manakala ket ent uan-ket ent uan t ert ulis t idak dapat menj awab persoalan yang
ada. Penekanan yang lebih cenderung kepada asas keadilan berart i harus mempert imbangkan hukum
yang hidup di masyarakat , yang t erdiri dari kebiasaan-kebiasaan dan ket ent uan hukum yang t idak
t ert ulis. Hakim dalam alasan dan pert imbangan hukumnya harus mampu mengakomodir segala
ket ent uan yang hidup dalam masyarakat berupa kebiasaan dan ket ent uan hukum yang t idak t ert ulis.
Penekanan yang lebih cenderung pada asas kemanf aat an lebih bernuansa ekonomi.
Kat a kunci: kepast ian hukum, keadilan, kemanf aat an, peradilan perdat a.
Pendahuluan
Pembangunan hukum meliput i t iga komponen ut ama, yakni mat eri (subst ansi), kelembagaan (st rukt ur) dan budaya (kult ur) hukum. 1
Pembangunan hukum dilaksanakan melalui pembaharuan hukum dengan t et ap memperhat ikan
kemaj emukan t at anan hukum yang berlaku dan
pengaruh globalisasi. 2 Kondisi demikian sebagai
upaya unt uk meningkat kan kepast ian, kesadaran, pelayanan dan penegakan hukum yang berint ikan keadilan, kebenaran, ket ert iban dan kesej aht eraan dalam rangka penyelenggaraan negara yang makin t ert ib dan t erat ur.
2
1
Tul isan ini merupakan sebagian dari Disert asi Penul i s
yang t el ah di pert ahankan dal am Uj i an Promosi Dokt or
Fakul t as Hukum Universit as Gadj ah Mada t ahun 2011
Bandingkan dengan LW Friedman, 1975, The Legal
Syst em; A Soci al Sci ence Pr espect i ve , New York: Russel l
Sage Foundat ion, hl m 14-15
Bandingkan dengan Hibnu Nugroho, “ Paradigma Penegakan Hukum Indonesi a Dal am Era Gl obal , Jur nal Pr o
Just i t i a, Vol . 26 No. 4, Okt ober 2008, Bandung: FH Unpar, hl m 320-321; Rir i Nazri-yah, “ Peranan Cit a Hukum
Dal am Pembent ukan Hukum Nasional ” , Jur nal Hukum
Ius Qui a Iust um, Vol . 20 No. 9, Juni 2002, Yogyakar t a:
FH UII, hl m. 136.
480 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012
Polit ik hukum sebagai arah kebij akan
pembangunan hukum harus dij adikan sebagai
ukuran unt uk dapat melihat hasil yang t elah
diraih pembangunan hukum saat ini. Penegakan
hukum merupakan salah sat u t onggak ut ama
dalam negara bahkan yang dit empat kan sebagai
sat u bagian t ersendiri dalam sist em hukum. Eksist ensi penegakan hukum mengakibat kan set iap
sengket a yang ada dapat diselesaikan, 3 baik it u
sengket a ant ar sesama warga, ant ar warga ne-
dilan. Penegasan t ersebut t erdapat j uga dalam
Undang-undang Kekuasaan Kehakiman yang
mengat ur bahwa kekuasaan kehakiman adalah
kekuasaan negara yang merdeka unt uk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan berdasarkan Pancasila demi t erselenggaranya negara hukum Republik Indonesia. Fakt a hukum umumnya menunj ukkan adanya ket idakpercayaan masyarakat pada kekuasaan kehakiman, 7 dikarenakan salah sat u f akt or
gara dengan negara, negara dengan negara lain,
dengan demikian, penegakan hukum merupakan
syarat mut lak bagi usaha pencipt aan negara
Indonesia yang damai dan sej aht era.
Int i dan art i penegakan hukum, secara
konsepsional, t erlet ak pada kegiat an menyerasikan hubungan nilai-nilai yang t erj abarkan di
dalam kaidah-kaidah yang ada dalam masyarakat guna memelihara dan mempert ahankan ket ert iban. Proses penegakan hukum, dengan demikian merupakan penerapan dari kaidah yang
berlaku pada masyarakat . 4
Pada dasarnya penegakan hukum dapat
dimulai diant aranya dengan memperhat ikan peranan penegak hukum. Kunci ut ama dalam memahami penegakan hukum yang baik adalah pemahaman at as prisnip-prinsip di dalamnya. 5 Demikian j uga halnya dengan hakim dalam me-
ut amanya yait u put usan hakim belum mencerminkan nilai kepast ian hukum, keadilan dan kemanf aat an yang didambakan para pencari keadilan 8.
Kondisi kekuasaan kehakiman yang masih
memprihat inkan t ersebut , sesuai dengan apa
yang digambarkan oleh Kant er bahwa, “ j ika anda t idak mau kehilangan kerbau demi menyelamat kan seekor kambing, j anganlah anda memprosesnya ke pengadilan” 9 Pernyat aan dari
Kant er t ersebut menunj ukkan ket idakpercayaan
masyarakat pencari keadilan hukum kepada proses penegakan hukum di negeri ini.
Hakim mempunyai t uj uan menegakkan
kebenaran dan keadilan sert a dalam t ugasnya
waj ib selalu menj unj ung t inggi hukum 10. Kehidupannya t idak dibenarkan melakukan t indakant indakan yang t idak sesuai dengan norma-norma
wuj udkan penegakan hukum yang bercirikan keadilan, kepast ian hukum dan kemanf aat an melalui peradilan.
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka unt uk menyelenggarakan
peradilan 6 guna menegakkan hukum dan kea-
kehormat an dan harus mempunyai kelakuan pribadi yang t idak cacad. Menurut Ot ong Rosadi,
hukum bagaimanapun membut uhkan moral, sepert i pepat ah dimasa kekaisaran ( qui d l eges l eges si ne mor i bus) apa art inya undang-undang
3
4
5
6
Lihat j uga Idrus Abdul l ah, “ Penyel esai an Sengket a Bisni s
Di Luar Pengadil an Ant ar Warga Sesama Et ni s (St udi Kasus Di Pul au Sumbawa)” , Jur nal Yust i t i a, 77 Mei-Agust us
2009, Surakart a: FH UNS, hl m. 5; Mahyuni, “ Lembaga
Damai Dal am Proses Penyel esai an Perkara Per dat a Di
Pengadil an” , Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um , Vol . 16 No.
4, Okt ober 2009, Yogyakart a: FH UII, hl m 534.
Bandingkan dengan Tedi Sudr aj at , “ Aspir asi Ref or masi
Hukum Dan Penegakan Hukum Progresif Mel al ui Medi a
Hakim Per damai an Desa” , Jur nal Di nami ka Hukum , Vol .
10 No. 3, Sept ember 2010, Purwokert o: FH Univer sit as
Jenderal Soedirman, hl m. 286.
Kusnu Goesni adhie S, “ Perspekt if Moral Penegakan Hukum Yang Baik” , Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um, Vol . 17
No. 2, Apr il 2010, Yogyakart a: FH UII, hl m. 205.
Bandingkan dengan hasil penel it i an dari Edy Herdyant o,
“ Kebij akan Penyel enggaraan Kekuasaan Kehakiman Sebagai Kendal i Pembent ukan Pengadil an Khusus Di Indo-
7
8
9
10
nesi a” . Jur nal Yust i t i a, Vol . 72, Sept ember -Desember
2007, Sur akart a: FH Univer sit as Sebel as Maret , hl m. 83.
Pendapat yang sama t er dapat dal am penel it i an dari C.
Maya Indah S, “ Mewuj udkan Sist em Per adil an Berwi baw a
Di Indonesia” , Jur nal Medi a Hukum, Vol . 14 No. 3, November 2007, Yogyakart a: FH UMY, hl m. 67.
Bandingkan dengan Penel it i an dari Umbu Lil y Pekuw al i ,
“ Memposi sikan Hukum Sebagai Penyei mbang Kepent ingan Masyarakat ” , Jur nal Pr o Just i t i a, Vol . 26 No. 4, Okt ober 2008, Bandung: FH Universi t as Kat hol ik Prahayangan, hl m. 359.
Kant er, 2000, Et i ka Pr of esi Hukum: Sebuah Pendekat an
Sosi o-Rel i gi us. Cet akan Pert ama. Jakar t a: St or ia Graf ika, hl m. 161.
Bandingkan dengan Tat a Wij ayant a dan Heri Firmansyah, “ Perbedaan Pendapat Dal am Put usan-Put usan Di
Pengadil an Neger i Yogyakart a Dan Pengadil an Neger i
Sl eman” , Jur nal Mi mbar Hukum , Vol . 23 No. 1, Februari 2011, Yogyakart a: FH UGM, hl m. 42.
Mewuj udkan Kepast i an Hukum, Keadil an dan Kemanf aat an dal am Put usan Hakim…
481
kalau t idak disert ai moralit as. 11 Hakim dalam
proses peradilan memiliki t anggung j awab besar
kepada masyarakat dalam melahirkan put usanput usan yang mencerminkan kepast ian hukum
dan keadilan, sert a kemanf aat an sehingga peradilan menj adi t empat mengayomi harapan dan
keinginan masyarakat .
Hakim, sebagai salah sat u pej abat kekuasaan kehakiman yang melaksanakan proses peradilan, t ermasuk j uga proses peradilan perda-
yang t idak mencerminkan kepast ian hukum, keadilan dan kemanf aat an pada akhirnya t urut
mempengaruhi cit ra lembaga pengadilan. Mewuj udkan put usan hakim yang didasarkan pada
kepast ian hukum, keadilan dan kemanf aat an
memang t idak mudah, apalagi t unt ut an keadilan. Hal ini disebabkan konsep keadilan dalam put usan hakim t idak mudah mencari t olok
ukurnya. 17 Adil bagi sat u pihak, belum t ent u dirasakan sama oleh pihak lain. Berdasarkan urai-
t a, sudah t ent u mempunyai t anggung j awab
yang besar t erhadap lahirnya put usan. 12 Put usan
yang dihasilkan oleh hakim di pengadilan idealnya t idak menimbulkan masalah-masalah baru 13 di lingkungan masyarakat , art inya kualit as
put usan hakim berpengaruh pent ing pada lingkungan masyarakat dan berpengaruh pada kewibawaan dan kredibilit as lembaga pengadilan it u
sendiri. 14 Kenyat aan di lapangan masih banyak
put usan hakim dalam proses peradilan yang j ust ru mencipt akan polemik baru dan t idak menyelesaikan masalah. Padahal idealnya put usan hakim yang dilahirkan t ersebut harus mampu menyelesaikan perkara. 15
Hakim, idealnya harus mampu melahirkan
put usan yang mencerminkan kepast ian hukum,
keadilan dan kemanf aat an. 16 Put usan hakim
an di at as, penulis t ert arik unt uk mengangkat
t ulisan ini dengan j udul Mewuj udkan Kepast ian
Hukum, Keadilan dan Kemanf aat an dalam Put usan Hakim di Peradilan Perdat a.
11
perat uran hukum kongkrit khususnya t erhadap
seluruh perangkat perundang-undangan.
Sesuai dengan obyek kaj iannya yakni
norma hukum, maka penelit ian ini mendasarkan
pada ket ersediaan bahan hukum sekunder.
Berkenaan dengan hal t ersebut , Sudikno Mert okusumo18 menyat akan dalam upaya menyempurnakan dat a (bahan hukum) yang diperoleh dari
penelit ian kepust akaan dapat dilengkapi dengan
penelit ian lapangan. Menurut Piet er Mahmud
Marzuki bahan hukum merupakan dokumendokumen resmi berupa semua publikasi t ent ang
hukum. Publikasi t ent ang hukum meliput i Perat uran Perundang-undangan, Perat uran Pemerint ah, buku-buku t eks, kamus-kamus hukum, j ur-
12
13
14
15
16
Ot ong Rosadi, “ Hukum Kodrat , Pancasil a Dan Asas Hukum Dal am Pembent ukan Hukum Di Indonesia” , Jur nal
Di nami ka Hukum, Vol . 10 No. 3, Sept ember 2010, Purwokert o: FH Univer sit as Jender al Soedir man, hl m. 281.
Lihat j uga R. Benny Riyant o, “ Kebebasan Haki m Dal am
Memut uskan Perkara Per dat a di Pengadil an Neger i” ,
Jur nal Hukum Yust i t i a, Vol . 74, Mei-Agust us 2008, Surakart a: FH UNS, hl m. 52.
Lihat j uga Bambang Sut i yoso, “ Mencari Format Ideal Keadil an Put usan Dal am Peradil an” , Jur nal Hukum Ius Qui a
Iust um , Vol . 17 No. 2, April 2010, Jakart a: FH UII, hl m.
219.
Lihat j uga Rusl i Muhammad, “ St r at egi Dal am Membangun Kembal i Kemandiri an Pengadil an Di Indonesi a” ,
Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um , Vol . 25 No. 11, Apri l
2004, Yogyakar t a: FH UII, hl m. 18; Nunuk Nuswar dani ,
“ Upaya Peningkat an Kual i t as Put usan Haki m Agung
Dal am Mewuj udkan Law And Legal Ref or m” , Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um, Vol . 16 No. 4, Okt ober 2009, Yogyakart a: FH UII, hl m. 517.
Bandingkan dengan Anang Pri yant o, “ Cit ra Hakim Dan
Penegakan Hukum Dal am Sist em Per adil an Pi dana Di
Indonesi a” , Jur nal Ci vi cs Medi a Kaj i an Kewar ganegar aan, Vol . 2 No. 2, Desember 2005, Yogyakart a: Fakul t as
Il mu Sosial Dan Ekonomi , hl m. 5.
Bandingkan dengan El isabet h Nurhai ni But arbut ar, “ Kebebasan Haki m Perdat a Dal am Penemuan Hukum Dan
Ant inomi Dal am Pener apannya” , Jur nal Mi mbar Hukum ,
Vol . 23 No. 1, Febr uar i 2011, Yogyakart a: FH UGM, hl m.
62.
Permasalahan
Bert it ik t olak dari uraian lat ar belakang di
at as, yang menj adi masalah dalam penelit ian ini
adalah apakah kepast ian hukum, keadilan dan
kemanf aat an dapat diwuj udkan dalam put usan
hakim di peradilan perdat a.
Metode Penelitian
Penelit ian ini merupakan penelit ian yang
bersif at yur i di s normat i f yait u penelit ian hukum
yang bert uj uan mencari kaedah, norma at au das
sol l en. Pengert ian kaedah dalam hal ini meliput i
asas hukum, kaedah hukum, sist em hukum dan
17
18
Fence M Want u, “ Ant inomi Dal am Penegakan Hukum Ol eh Haki m” , Jur nal Mi mbar Hukum, Vol . 19 No. 3, Okt ober 2007, Yogyakart a: FH UGM, hl m. 391.
Sudikno Mert okusumo, 2007, Penemuan Hukum Sebuah
Pengant ar , Yogyakart a: Pener bi t Univer si t as At ma Jaya,
hl m. 37.
482 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012
nal-j urnal hukum, dan koment ar-koment ar at as
put usan pengadilan. 19 Bahan hukum t ersebut ,
kemudian dibedakan dalam 3 (t iga) kelompok
bagian yakni: bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum t ert ier. Bahan
hukum sekunder diperoleh melalui st udi dokumen yait u dengan mengumpulkan dan menganalisis put usan hakim dari peradilan perdat a.
Unt uk melengkapi bahan hukum t ersebut
dilakukan j uga penelit ian lapangan. Dat a yang
j ust ru menimbulkan kont roversi di kalangan
prakt isi hukum maupun masyarakat umum. Penyebab kont roversi put usan hakim t ersebut adalah keadaan hakim yang kurang menguasai berbagai bidang ilmu penget ahuan hukum yang berkembang pesat sesuai dengan perkembangan zaman, sert a dipengaruhi oleh kurang t elit inya
hakim unt uk menent ukan proses suat u perkara.
Put usan hakim selayaknya mengandung
beberapa aspek. Pert ama, put usan hakim meru-
diperoleh adalah dat a primer. Penent uan narasumber dilakukan dengan menunj uk langsung
pihak yang dianggap berkompet en unt uk menj awab pert anyaan-pert anyaan sesuai obj ek penelit ian. Sement ara responden hanya dibat asi
kepada mereka yang pernah t erlibat secara
langsung dengan masalah yang dit elit i.
Penelit ian ini dilakukan pada beberapa lokasi, dengan perincian lokasi penelit ian yakni
sebagai berikut : Pengadilan Negeri Jakart a Selat an. Pengadilan Negeri Yogyakart a, Pengadilan
Negeri Manado, Pengadilan Negeri Limbot o dan
Pengadilan Negeri Boalemo yang ada diwilayah
Provinsi Goront alo. Selain PN yang t elah disebut kan, dilakukan j uga penelit ian di PT DKI Jakart a, PT Yogyakart a, PT Sulawesi Ut ara dan PT
Goront alo. Met ode analisis yang dipergunakan
dalam penelit ian ini adalah analisis kualit at if .
pakan gambaran proses kehidupan sosial sebagai
bagian dari proses kont rol sosial; kedua, put usan hakim merupakan penj elmaan dari hukum
yang berlaku dan pada int inya berguna unt uk
set iap orang maupun kelompok dan j uga negara;
ket i ga, put usan hakim merupakan gambaran
keseimbangan ant ara ket ent uan hukum dengan
kenyat aan di lapangan; keempat , put usan hakim
merupakan gambaran kesadaran yang ideal
ant ara hukum dan perubahan sosial, kel i ma, put usan hakim harus bermanf aat bagi set iap orang
yang berperkara; keenam, put usan hakim merupakan t idak menimbulkan konf lik baru bagi para
pihak yang berperkara dan masyarakat .
Put usan hakim merupakan hasil dari proses persidangan di pengadilan. Sement ara pengadilan sendiri sebagai t empat pelarian t erakhir
bagi pencari keadilan, oleh karenanya put usan
Met ode analisis kualit at if merupakan t at a cara
pene-lit ian yang menghasilkan dat a deskript if .
hakim di pengadilan t ent unya harus dapat memenuhi apa yang dit unt ut oleh pencari keadilan. Dengan demikian, hakim dalam memut uskan
suat u perkara t et ap bert it ik t olak pada ket iga
unsur yakni kepast ian hukum, keadilan dan kemanf aat an.
Pembahasan
Pada dasarnya put usan pengadilan harus
mampu dan berani t ampil menyuarakan hat i nurani masyarakat . Pengadilan dalam melaksanakan f ungsi dan t ugasnya bekerj a sesuai dengan
hat i nurani dan impian rakyat . Inst it usi pengadilan t idak hanya menj adi mesin undang-undang, t et api j uga mampu mengamat i kehidupan
bangsa secara int ens.
Sesungguhnya put usan hakim diperlukan
unt uk menyelesaikan suat u perkara yang diaj ukan ke pengadilan. Put usan hakim harus dapat
menyelesaikan perkara yang diaj ukan, j angan
sampai j ust ru memperuncing masalah, bahkan
Putusan Hakim yang Mencerminkan Kepastian
Hukum
Hakim dalam menyelesaikan perkara perdat a di pengadilan, mempunyai t ugas unt uk menemukan hukum yang t epat . Hakim, dalam menemukan hukum, 20 t idak cukup hanya mencari
dalam undang-undang saj a, sebab kemungkinan
undang-undang t idak mengat ur secara j elas dan
20
19
Piet er Mahmud Marzuki, 2006, Penel i t i an Hukum , Cet akan Kedua Mei. Jakart a: Prenada Medi a Group, hl m.
141.
Lihat j uga Bambang Sut i yoso, “ Impl ement asi Gugat an
Legal St anding Dan Cl ass Act ion Dal am Pr akt ik Per adil an
Di Indonesi a” , Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um , Vol . 26
No. 11, Mei 2004, Yogyakart a: FH UII, hl m. 77.
Mewuj udkan Kepast i an Hukum, Keadil an dan Kemanf aat an dal am Put usan Hakim…
483
lengkap, sehingga hakim harus menggali nilainilai hukum yang hidup dalam masyarakat . 21
Nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat t idak lain hukum adat dan hukum t idak
t ert ulis. Hakim bert ugas sebagai penggalinya
dan merumuskannya dalam suat u put usan. Put usan hakim merupakan bagian dari proses penegakan hukum yang bert uj uan unt uk mencapai
salah sat unya kebenaran hukum at au demi t erwuj udnya kepast ian hukum. Put usan hakim me-
mengkonst ruksi kasus yang diadili secara ut uh,
bij aksana dan obj ekt if .
Put usan hakim yang mengandung unsur
kepast ian hukum akan memberikan kont ribusi
bagi perkembangan ilmu penget ahuan di bidang
hukum. Hal ini disebabkan put usan hakim yang
sudah mempunyai kekuat an hukum t et ap, bukan
lagi pendapat dari hakim it u sendiri yang memut uskan perkara, t et api sudah merupakan pendapat dari inst it usi pengadilan dan menj adi acu-
rupakan produk penegak hukum yang didasarkan
pada hal-hal yang relevan secara hukum ( yur i di s) dari hasil proses secara sah di persidangan. Pert imbangan hukum yang dipakai oleh para
hakim sebagai landasan dalam mengeluarkan
amar put usan merupakan det erminan dalam
melihat kualit as put usan. 22
Idealnya, dalam upaya menerapkan kepast ian hukum, put usan hakim harus sesuai t uj uan dasar dari suat u pengadilan, mengandung
kepast ian hukum sebagai berikut : per t ama, melakukan solusi aut or it at i f , art inya memberikan
j alan keluar dari masalah hukum yang di hadapi
oleh para pihak (penggugat dan t ergugat ); kedua, ef isiensi art inya dalam prosesnya harus cepat , sederhana, biaya ringan; ket i ga, sesuai dengan t uj uan undang-undang yang dij adikan dasar dari put usan hakim t ersebut ; keempat , me-
an masyarakat dalam pergaulan sehari-hari.
Sehubungan dengan put usan hakim yang
mencerminkan kepast ian hukum, perlu dilakukan analisis salah sat u cont oh Put usan Pengadilan Negeri Jakart a Selat an No 1145/ Pdt . G/
2004/ PN. Jak. Sel, yait u gugat an Permohonan
Bat al Penet apan No 61/ Pdt . P/ 2004/ PN. Jaksel.
dan penet apan wali yang sah t erhadap anak di
luar nikah.
ngandung aspek st abilit as yait u dapat memberikan rasa t ert ib dan rasa aman dalam masyarakat ; kel i ma, mengandung egual i t y yait u memberi kesempat an yang sama bagi pihak yang
berperkara.
Kepast ian hukum yang dit uangkan dalam
put usan hakim merupakan hasil yang didasarkan
pada f akt a-f akt a persidangan yang relevan secara yuridis sert a dipert imbangkan dengan hat i
nurani. Hakim selalu dit unt ut unt uk selalu dapat
menaf sirkan makna undang-undang dan perat uran-perat uran lain yang dij adikan dasar unt uk
dit erapkan. Penerapan hukum harus sesuai dengan kasus yang t erj adi, sehingga hakim dapat
21
22
Lihat j uga Busyro Muqaddas, “ Mengkrit ik Asas-Asas Hukum Acar a Perdat a” , Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um ,
Vol . 20 No. 9, Juni 2002, Yogyakart a: FH UII, hl m. 21.
Bandingkan dengan Art i dj o Al kost ar, “ Fenomena-Fenomena Paradigmat ik Duni a Pengadil an Di Indonesi a (Tel aah Kr it i s Terhadap Put usan Sengket a Konsumen), Jur nal
Hukum Ius Qui a Iust um , Vol . 26 No. 11, Mei 2004, FH UII
Yogya. Hl m 1
Bahwa Penggugat adalah warganegara Indonesia, sedangkan Tergugat adalah warganegara Aust ralia. Bahwa hubungan ant ara Penggugat dan Tergugat t elah dikarunai anak laki-laki bernama Mart in Javier
berusia 9 (sembilan) t ahun, berdasarkan
Sert if ikat Kelahiran at au Bir t h Cert i f i cat ed No. S9526052G yang dit erbit kan oleh
Thomsom Medi cal Cent er (bukt i P 3). Bahwa hubungan ant ara Penggugat dan Tergugat t elah t erpisah sekit ar Desember
2001. Bahwa menurut hukum posit if yang
berlaku di Indonesia mengenai anak yang
dilahirkan di luar perkawinan, maka anak
t ersebut hanya memiliki hubungan darah
dengan ibunya bukan bapaknya. Bahwa
t ernyat a t anpa diket ahui oleh Penggugat ,
Tergugat t elah membuat suat u Permohonan Perwalian dan sekaligus pengakuan
anak melalui Kepanit eraan Pengadilan Negeri Jakart a Selat an, hal mana perbuat an
Tergugat j elas-j elas melanggar ket ent uan
hukum yang berlaku.
Maj elis Hakim yang mengadili perkara ini memberikan pert imbangan hukum yang int i pokoknya
sebagai berikut :
Bahwa berdasarkan Cert i f i cat e Of Ext r act
Fr om Regi st er Of Bi rt hs Republ i c Of Si ngapor e No. S9526052G, Bukt i T. 5/ P. 3
t elah t erbukt i bahwa Penggugat benar
adalah Ibu Kandung dari anak bernama
484 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012
Mart in Javier Cooper, sedangkan Tergugat
merupakan Ayah dari anak t ersebut . Bahwa berdasarkan Yurisprudensi MARI Reg.
No 3302K/ Pdt / 1996 t anggal 28 Mei 199823
dalam salah sat u pert imbangannya menyebut kan bahwa Penet apan Pengadilan
Negeri Jakart a Pusat Tanggal 25 Okt ober
1994 No 539/ Pdt . P/ 1994/ PN. Jak. Pst , menurut Maj elis Hakim Pengadilan Tinggi seharusnya dimohonkan pembat alannya pada Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Bahwa oleh karena pokok gugat an Penggugat adalah mengenai pembat alan penet apan yang dianggapnya melanggar hukum, maka Maj elis Hakim berpendapat
gugat an yang diaj ukan oleh Penggugat
adalah keliru karena seharusnya Penggugat mengaj ukan kasasi ke Mahkamah
Agung. Bahwa berdasarkan alasan-alasan
t ersebut di at as, maka gugat an Penggugat
dinyat akan t idak dapat dit erima, dan Penggugat dinyat akan pada pihak yang kalah
harus dihukum unt uk membayar biaya
perkara ini.
Maj elis Hakim yang mengadili perkara ini
menyat akan gugat an Penggugat t idak dapat dit erima. Menghukum Penggugat unt uk membayar biaya perkara ini sej umlah
Rp. 149. 000, 00 (serat us empat puluh sembilan ribu rupiah.
Put usan hakim yang memeriksa perkara ini sebenarnya mengandung unsur keadilan dan kemanf aat an, namun demikian penekanannya lebih pada kepast ian hukum. Pemenuhan unsur
keadilan t erut ama keadilan f ormal dalam perkara ini t idak lain bahwa karena Penggugat hanya mempersoalkan dan ingin memint a maj elis
hakim unt uk membat alkan t ent ang penet apan
Pengadilan Negeri Jakart a Selat an No 61/ Pdt . P/
2004 PN. Jak. Sel t anggal 11 Maret 2004. Sement ara pemenuhan unsur kemanf aat an dalam perkara ini adalah put usan maj elis hakim dalam
perkara ini sangat bermanf aat bagi kedua belah
pihak, karena dengan put usan maj elis hakim de-
pada put usan perkara yang nant inya muncul di
kemudian hari.
Put usan hakim dalam perkara ini, menurut penilaian penulis lebih condong pada unsur
pemenuhan kepast ian hukum bukan berart i t idak memperhat ikan keadilan dan kemanf aat an.
Pada dasarnya put usan maj elis hakim ini t elah
memperhat ikan ket iga unsur t ersebut yakni kepast ian hukum, keadilan dan kemanf aat an, namun demikian penekanannya lebih ke arah kepast ian hukum. Hal ini pula dapat dipahami
dengan melihat apa yang menj adi obj ek gugat an
penggugat unt uk pembat alan penet apan PN Jak.
Sel No No 61/ Pdt . P/ 2004 PN. Jak. Sel.
Bert it ik t olak pada kasus t ersebut , maka
dapat dikat akan kepast ian hukum menunt ut agar prosedur pembuat an pengesahan hukum harus j elas dan diket ahui oleh masyarakat umum.
Kepast ian hukum j uga menunt ut agar hukum it u
dibangun secara berkelanj ut an dan t aat asas.
Putusan Hakim yang Mencerminkan Keadilan.
Sesungguhnya konsep suat u put usan yang
mengandung keadilan, sulit dicarikan t olok ukurnya bagi pihak-pihak yang bersengket a. Adil
bagi sat u pihak, belum t ent u dirasakan adil oleh
pihak lain.
Hakim mempunyai t ugas unt uk menegakkan keadilan. 24 Hal ini sesuai dengan kepala put usan yang berbunyi: “ Demi Keadilan Berdasarkan Ket uhanan Yang Maha Esa” . Dalam pelaksanaan put usan hakim yang mencerminkan keadilan, penulis menganalisis salah sat u put usan
hakim di Pengadilan Negeri Tilamut a No 01/
Pdt . G/ 2008/ PN. TLM t ent ang perbuat an melawan hukum menikmat i hasil t erhadap obj ek
sengket a yang sudah dij ual belikan.
Bahwa Penggugat memiliki sebidang t anah
seluas 2 (dua) Ha dan 185 (serat us delapan puluh lima) pohon kelapa yang t umbuh di at asnya t erlet ak di Desa Tabongo
Kecamat an Dulupi Kabupat en Boalemo.
Kemudian t anpa ij in Penggugat , pada t ahun 2002 Tergugat mulai mengambil buah
mikian menyangkut st at us perwalian anak sudah
dapat ket ahui past i siapa sebenarnya yang paling berhak t erhadap anak t ersebut . Selain it u,
put usan ini t idak hanya membawa manf aat kepada kedua belah pihak, t api j uga berpengaruh
24
23
Anoni m, t anpa j udul , Maj al ah Var ia Peradil an Vol ume
XVII No 198 t ahun 2002. hl m. 31.
Bandingkan dengan Yohanes Suhar di n “ Fenomena Mengabaikan Keadil an Dal am Penegakan Hukum” , Jur nal
Mi mbar Hukum , Vol . 21 No. 2, Juni 2009, Yogyakar t a:
FH UGM, hl m. 350.
Mewuj udkan Kepast i an Hukum, Keadil an dan Kemanf aat an dal am Put usan Hakim…
kelapa t ersebut . Bahwa Penggugat merasa
dirugikan at as perbuat an Tergugat .
Maj elis hakim berpendapat Tergugat lah
pemilik sah dari 185 (serat us delapan puluh lima) pohon kelapa, berdasarkan Surat
Jual Beli t anggal 24 Januari 1997 (T. 1).
Dengan demikian t indakan Tergugat menguasai dan menikmat i buah kelapa t ersebut bukan sebagai suat u perbuat an melawan hukum sebagaimana ket ent uan
1365 KUHPerdat a.
Maj elis Hakim mengadili:
Menolak gugat an Penggugat seluruhnya.
Menyat akan 185 (serat us delapan puluh
lima) pohon kelapa yang t erlet ak di Desa
Tabongo Kecamaan Dulupi Kabupat en Boalemo adalah milik sah Tergugat yang diperoleh berdasarkan j ual beli t anggal 24
Januari 1997. Menghukum Penggugat unt uk membayar biaya perkara sebesar Rp
159. 000, 00 (serat us lima puluh sembilan
ribu rupiah).
Analisis hukumnya bahwa put usan dalam perkara ini mencerminkan unsur keadilan, karena maj elis hakim t elah mengakui adanya persamaan
hak dan kewaj iban bagi kedua belah pihak, maj elis hakim t elah menerapkan kesesuaian ant ara
perat uran yang ada dengan put usan hakim, dan
put usan hakim ini t elah sesuai keadilan yang
diinginkan oleh masyarakat , pihak yang menang
dapat menunt ut apa yang sebenarnya menj adi
haknya dan pihak yang kalah memenuhi apa
yang menj adi kewaj ibannya.
Put usan hakim ini penekanannya lebih ke
unsur keadilan, bukan berart i bahwa kepast ian
hukum dan kemanf aat an t idak ada, unsur kepast ian hukum dan kemanf aat an t et ap ada dalam
put usan hakim t ersebut . Pemenuhan unsur kepast ian hukum dapat dilihat sepert i put usan ini
t elah memberikan j alan keluar dari masalah hukum bagi kedua belah pihak, put usan hakim sudah didasarkan pada undang-undang, dan t elah
memberikan kesempat an yang sama bagi pihak
yang berperkara. Sement ara pemenuhan unsur
kemanf aat an put usan ini t elah mencipt akan kepuasaan bagi pihak yang berperkara, menghilangkan polemik at au konf lik bagi yang bersengket a dan diperolehnya kembali oleh pihak yang
menang apa yang menj adi haknya.
485
Berdasarkan kasus yang diuraikan di at as,
dalam rangka dan upaya menemukan dan menerapkan keadilan, put usan hakim di pengadilan
harus sesuai dengan t uj uan sej at inya, yait u:
pert ama, put usan hakim harus melakukan solusi
aut orit at if , art inya memberikan j alan keluar dari masalah hukum yang dihadapi oleh para pihak
(penggugat dan t ergugat ); kedua, put usan hakim harus mengandung ef isiensi, yait u cepat sederhana, biaya ringan, karena keadilan yang
t ert unda merupakan ket idakadilan; ket i ga, put usan hakim harus sesuai dengan t uj uan undangundang yang dij adikan dasar put usan pengadilan
t ersebut ; keempat , put usan hakim harus mengandung aspek st abilit as yait u ket ert iban sosial
dan ket ent raman masyarakat ; dan kel i ma, put usan hakim harus ada f air ness, yait u memberi kesempat an yang sama bagi pihak yang berperkara.
Adil pada hakekat nya bermakna menempat kan sesuat u pada t empat nya dan memberikan kepada siapa saj a apa yang menj adi haknya, yang didasarkan pada suat u asas bahwa semua orang sama kedudukannya di muka hukum
( equal i t y bef ore t he l aw ). Penekanan yang lebih
cenderung kepada asas keadilan dapat berart i
harus mempert imbangkan hukum yang hidup di
masyarakat , yang t erdiri dari kebiasaan dan ket ent uan hukum yang t idak t ert ulis. Hakim dalam
alasan dan pert imbangan hukumnya harus mampu mengakomodir segala ket ent uan yang hidup
dalam masyarakat berupa kebiasaan dan ket ent uan hukum yang t idak t ert ulis, manakala memilih asas keadilan sebagai dasar memut us perkara yang dihadapi.
Putusan Hakim yang Mencerminkan Kemanfaatan
Put usan hakim akan mencerminkan kemanf aat an, manakala hakim t idak saj a menerapkan hukum secara t ekst ual belaka dan hanya
mengej ar keadilan semat a, akan t et api j uga
mengarah pada kemanf aat an bagi kepent ingan
pihak-pihak yang berperkara dan kepent ingan
masyarakat pada umumnya. Art inya hakim dalam menerapkan hukum, hendaklah mempert imbangkan hasil akhirnya nant i, apakah put usan hakim t ersebut membawa manf aat at au ke-
486 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012
gunaan bagi semua pihak. Hakim diharapkan dalam menerapkan undang-undang maupun hukum
yang ada didasarkan pada t uj uan at au kemanf aat annya bagi yang berperkara dan masyarakat .
Mengingat put usan hakim merupakan hukum, maka hakim harus memelihara keseimbangan dalam masyarakat dengan memulihkan
kembali t at anan masyarakat pada keadaan semula ( rest i t ut i o i n i nt egr um ). Masyarakat sangat mengharapkan penyelesaian perkara melalui pengadilan it u akan membawa manf aat at au
kegunaan bagi kehidupan bersama dalam masyarakat . Harapan set idak-t idaknya put usan hakim dapat memulihkan keseimbangan t at anan
masyarakat , art inya kepada pihak yang bersalah
diberi sanksi, sement ara kepada pihak yang dirugikan akan mendapat gant i rugi at au mendapat kan apa yang menj adi haknya.
Unt uk menget ahui bent uk put usan hakim
yang mencerminkan kemanf aat an, perlu dilakukan analisis t erhadap pelaksanaan put usan di
Pengadilan Negeri Yogyakart a Nomor 48/ Pdt . G/
2006/ PN. Yk, t ent ang perceraian dalam ikat an
perkawinan.
Bahwa Marlyna Hent ry/ Goei Ngiok Moy
(Penggugat ) dan Hent ry (Tergugat ) merupakan pasangan suami ist ri. Dalam perkawinan t ersebut , t elah mempunyai dua
orang anak yakni Pert ama, Vika Felina Perempuan lahir di Yogyakart a pada t anggal
8 Maret 1989. Kedua, Vicko Hent ry Wicaksono, laki-laki lahir di Yogyakart a pada
t anggal 3 April 1993. Kemudian pasangan
suami ist eri t erlibat percekcokan yang
beruj ung perceraian.
Maj elis Hakim Pengadilan Negeri Yogyakart a
memberikan pert imbangan hukum yang pada
pokoknya sebagai berikut :
Bahwa Penggugat dengan bukt i-bukt inya
t elah berhasil membukt ikan dalil gugat annya yang didasarkan pada Pasal 19 huruf f
PP No 9 t ahun 1975, dan karena it u t unt ut an Penggugat agar perkawinan Penggugat dan Tergugat dinyat akan put us karena
perceraian dapat dikabulkan. Mengabulkan gugat an Penggugat seluruhnya. Menyat akan bahwa perkawinan ant ara Penggugat dan Tergugat yang t elah dilangsung-
kan di Yogyakart a pada t anggal 28 Okt ober 1986, kut ipan Akt a Perkawinan No
86/ C/ 1986, t ert anggal 28 Okt ober 1986,
put us karena perceraian dengan segala
akibat hukumnya.
Analisis hukumnya bahwa Put usan maj elis hakim
yang memeriksa perkara ini t elah memenuhi
kemanf aat an, karena t elah sesuai dengan krit eria kemanf aat an, yait u t elah memberikan kebahagian at au kepuasaan bagi pihak-pihak yang
berperkara, t elah mengat asi polemik at au
konf lik baru bagi para pihak, normalnya hubungan baik ant ara pihak-pihak yang bersengkt a, diperolehnya kembali apa yang menj adi obj ek
sengket a oleh pihak yang dinyat akan menang,
dan t elah mencipt akan keseimbangan dalam
masyarakat .
Put usan Hakim Pengadilan Negeri Yogyakart a, apabila dicermat i secara j elas, benar-benar t elah memiliki unsur kemanf aat an. Unsur
kemanf aat an dalam put usan ini dapat dilihat
dari keinginan dari masing-masing pihak, baik
pihak Penggugat dan Tergugat yang sudah t idak
mampu lagi mempert ahankan perkawinan, karena sering t imbul cekcok at au perselisihan. Selain it u, komunikasi ant ara Penggugat dan Tergugat sudah t idak ada lagi, sehingga sangat sulit
dipersat ukan lagi dalam ikat an perkawin-an.
Memang harus diakui bahwa suat u percerai-an
merupakan t indakan at au pilihan yang paling
berat dalam perkawinan, namun karena perkawinan t ersebut sudah t idak dapat dipert ahankan
lagi, maka konsekuensinya usaha unt uk melakukan gugat an perceraian dapat dibenarkan. 25
Bahwa put usan hakim t ersebut lebih menekankan kemanf aat an bukan berart i kepast ian
hukum dan keadilan t elah diabaikan. Kepast ian
hukum dan keadilan t et ap ada dalam put usan
hakim ini, yakni kepast ian hukum dengan t elah
memberikan j alan keluar t erhadap masalah hukum yang dihadapi oleh para pihak dan put usan
ini sudah sesuai dengan perat uran perundangundangan. Keadilan yang dimaksudkan dalam
put usan maj elis hakim yakni adanya persamaan
25
Bandingkan dengan Sri Wardah, “ Inst it usional i sasi Proses
Mediasi Dal am Sist em Per adil an Di Indonesi a” , Jur nal
Hukum Ius Qui a Iust um, Vol . 26 No. 11, Mei 2004, Yogyakart a: FH UII, hl m. 52.
Mewuj udkan Kepast i an Hukum, Keadil an dan Kemanf aat an dal am Put usan Hakim…
487
hak dan kewaj iban dan pihak yang menang dapat menunt ut haknya sert a pihak yang kalah
memenuhi kewaj ibannya.
Berbagai perkara perdat a sepert i yang t elah diuraikan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa seorang hakim dalam memeriksa
dan memut us perkara t idak selamanya t erpaku
pada sat u asas saj a. 26 Hakim, pada set iap perkara secara kasuist is, dapat saj a berubah-rubah
dari asas yang sat u ke asas yang lain.
kim harus menemukan unt uk mengisi kelengkapan hukum. Penekanan yang lebih cenderung
asas kemanf aat an lebih bernuansa ekonomi.
Dasar pemikirannya bahwa hukum adalah unt uk
ma-nusia at au orang banyak, oleh karena it u
t uj uan hukum harus berguna unt uk manusia. 29
Put usan hakim di peradilan perdat a, dengan demikian dapat dikat akan t elah mencerminkan ket iga asas yakni kepast ian hukum, keadilan dan kemanf aat an. Namun demikian, dalam
Hakim harus memperhat ikan pert imbangan hukum dengan nalar yang baik, mengapa dalam kasus t ert ent u harus memilih pada salah
sat u asas. 27 Dengan demikian kualit as put usan
hakim dapat dinilai dari bobot alasan dan pert imbangan hukum yang digunakan dalam perkara. 28
Seorang hakim, melalui suat u pert imbangan hukum dengan nalar yang baik, dapat menent ukan kapan berada lebih dekat dengan kepast ian hukum dan kapan lebih dekat dengan
keadilan. Pada dasarnya asas kemanf aat an bergerak di ant ara t it ik kepast ian hukum dan t it ik
keadilan, di mana hakim lebih melihat kepada
t uj uan at au kegunaan dari hukum it u kepada
masyarakat . Hakekat nya hukum dibuat unt uk
menj aga kepent ingan manusia.
Penekanan kepada asas kepast ian hukum
set iap put usan hakim t ersebut ada penekananpenekanan t ert ent u ant ara ket iga asas t ersebut . 30 Set iap put usan hakim yang mencerminkan
kepast ian hukum bukan berart i t idak memperhat ikan asas keadilan dan kemanf aat an, asas
keadilan dan kemanf aat an t et ap ada hanya saj a
penekanannya lebih condong pada kepast ian hukum. Demikian j uga put usan hakim yang mencerminkan keadilan bukan berart i t elah meniadakan kepast ian hukum dan kemanf aat an, asas
kepast ian hukum dan kemanf aat an t ercermin
dalam put usan hakim t ersebut , t et api penekanannya lebih kepada asas keadilan. Sebaliknya j uga apabila put usan hakim yang t elah mencerminkan kemanf aat an bukan berart i t idak
mengakomodir kepast ian hukum dan keadilan.
Asas kepast ian hukum dan keadilan t et ap ada,
hanya saj a put usan hakim t ersebut lebih con-
oleh hakim lebih cenderung mempert ahankan
norma-norma hukum t ert ulis dari hukum posit if
yang ada. Perat uran perundang-undangan dit egakkan demi kepast ian hukum. Kendala yang di
hadapi hakim yang cenderung kepada kepast ian
hukum mengalami kebunt uan manakala ket ent uan t ert ulis t idak dapat menj awab persoalanpersoalan yang ada. Dalam sit uasi demikian ha-
dong pada kemanf aat an.
26
27
28
Lihat j uga Hart ini, “ Pengecual ian Ter hadap Penerapan
Asas Ul t ra Pet it um Part um Dal am Beracara di Pengadil an Agama” , Jur nal Mi mbar Hukum, Vol . 21 No. 2, Juni 2009, Yogyakart a: FH UGM, hl m. 383.
Bandingakan dengan M. Syamsudin, “ Rekonst ruksi Pol a
Pikir Haki m Dal am Memut uskan Perkara Korupsi Berbasi s
Hukum Progresif ” , Jur nal Di nami ka Hukum, Vol . 11 No.
1, Januari 2011, Purwokert o: FH Uni versit as Jenderal
Soedir man, hl m. 11; El isabet Nurhai ni But arbut ar, “ Konsep Keadil an Dal am Si st em Per adil an Perdat a” . Jur nal
Mi mbar Hukum, Vol . 21 No. 3, Juni 2009, Yogyakar t a:
FH UGM, hl m. 363.
Bandingkan dengan Luki Indr awat i, “ Rekonst r uksi Legal
Reasoning Haki m (Sudut Pandang Epi st i mol ogis Terhadap
Logika Hukum” , Jur nal Medi a Hukum , Vol . 14 No. 3,
November 2007, Yogyakart a: FH Uni versit as Muhammadi yah, hl m. 175.
Penutup
Simpulan
Seorang hakim dalam memeriksa dan memut us perkara t idak selamanya t erpaku pada sat u asas saj a. Pada set iap perkara secara kasuist is, hakim dapat saj a berubah-rubah dari asas
yang sat u ke asas yang lain. Hakim harus memperhat ikan pert imbangan hukum dengan nalar
yang baik, mengapa dalam kasus t ert ent u harus
memilih salah sat u asas. Dengan demikian kualit as put usan hakim dapat dinilai dari bobot
29
30
Lihat j uga Yant o Suf r iadi , “ Penerapan Hukum Progresi f
Dal am Pemul i han Kr isis Hukum Di Tengah Kemacet an
Demokrasi di Era Gl obal ” , Jur nal Hukum Ius Qui a
Iust um, Vol . 17 No. 2, April 2010, Yogyakart a: FH UII.
Lihat j uga Nindyo Pr amono, “ Probl emat ika Put usan
Hakim Dal am Perkara Pembat al an Perj anj i an” , Jur nal
Mi mbar Hukum , Vol . 22 No. 2, Juni 2010, Yogyakar t a:
FH UGM, hl m. 226.
488 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012
alasan dan pert imbangan hukum yang digunakan
dalam perkara.
Seorang hakim, mengan suat u pert imbangan hukum dengan nalar yang baik, dapat
menent ukan kapan berada lebih dekat dengan
kepast ian hukum, dan kapan lebih dekat dengan
keadilan. Pada dasarnya asas kemanf aat an bergerak di ant ara t it ik kepast ian hukum dan t it ik
keadilan, di mana hakim lebih melihat kepada
t uj uan at au kegunaan dari hukum it u kepada
masyarakat . Hakekat nya hukum dibuat unt uk
menj aga kepent ingan manusia.
Penekanan pada asas kepast ian hukum,
mengakibat kan hakim lebih cenderung mempert ahankan norma-norma hukum t ert ulis dari hukum posit if yang ada. Perat uran perundangundangan dit egakkan demi kepast ian hukum.
Kendala yang dihadapi hakim yang cenderung
menekankan kepast ian hukum yait u hakim akan
mengalami kebunt uan manakala ket ent uan-ket ent uan t ert ulis t idak dapat menj awab persoalan-persoalan yang ada. Dalam sit uasi demikian,
hakim harus menemukan unt uk mengisi kokosongan hukum. Penekanan yang lebih cenderung
kepada asas keadilan dapat berart i harus mempert imbangkan hukum yang hidup di masyarakat , yang t erdiri dari kebiasaan-kebiasaan dan
ket ent uan hukum yang t idak t ert ulis. Hakim dalam alasan dan pert imbangan hukumnya harus
mampu mengakomodir segala ket ent uan yang
hidup dalam masyarakat berupa kebiasaan dan
ket ent uan hukum yang t idak t ert ulis. Penekanan
yang lebih cenderung asas kemanf aat an lebih
bernuansa ekonomi. Dasar pemikirannya bahwa
hukum adalah unt uk manusia at au orang banyak, oleh karena it u t uj uan hukum harus berguna unuk manusia at au orang banyak.
Saran
Kepada para hakim baik Pengadilan Negeri dan Pengadilan t inggi sert a hakim agung di
Mahkamah Agung sebagai salah sat u pelaku pelaksana kekuasaan kehakiman, perlu t et ap mengusahakan idealnya put usan hakim harus mencerminkan ket iga unsur yakni keadilan, kepast ian hukum dan kemanf aat an. Suat u hal yang memang harus diakui bahwa unt uk mewuj udkan
ket iga unsur t ersebut secara bersama-sama agak
sulit , namun demikian harus t et ap diusahakan.
Hakim harus t et ap perlu bert it ik t olak dan berusaha mungkin berpedoman pada asas yang berlaku dalam hukum acara perdat a dengan t idak
melupakan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
Daftar Pustaka
Abdullah, Idrus. “ Penyelesaian Sengket a Bisnis
Di Luar Pengadilan Ant ar Warga Sesama
Et nis (St udi Kasus Di Pulau Sumbawa)” .
Jur nal Yust i t i a. 77 Mei-Agust us 2009.
Surakart a: FH UNS;
Alkost ar, Art idj o. “ Fenomena-f enomena Paradigmat ik Dunia Pengadilan Di Indonesia
(Te-laah Krit is Terhadap Put usan Sengket a
Kon-sumen). Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um . Vol. 26 No. 11 Mei 2004. Yogyakart a:
FH UII;
But arbut ar, Elisabet Nurhaini. “ Konsep Keadilan
Dalam Sist em Peradilan Perdat a” . Jur nal
Mi mbar Hukum Vol. 21 No. 3. Juni 2009.
Yogyakart a: FH UGM;
-------. “ Kebebasan Hakim Perdat a Dalam Penemuan Hukum dan Ant inomi Dalam Penerapannya” . Jur nal Mi mbar Hukum . Vol.
23 No. 1. Februari 2011. Yogyakart a: FH
UGM;
Friedman, LW. 1975. The Legal Syst em; A Soci al
Sci ence Prespect ive , New York: Russell
Sage Foundat ion;
Goesniadhie, Kusnu S. “ Perspekt if Moral Penegakan Hukum Yang Baik” . Jur nal Hukum
Ius Qui a Iust um. Vol. 17 No. 2. April 2010.
Yogyakart a: FH UII;
Hart ini. “ Pengecualian Terhadap Penerapan Asas Ult ra Pet it um Part um Dalam Beracara
di Pengadilan Agama” . Jurnal Mimbar Hukum. Vol. 21 No. 2; Juni 2009; Yogyakart a: FH UGM;
Herdyant o, Edy. “ Kebij akan Penyelenggaraan
Kekuasaan Kehakiman Sebagai Kendali
Pembent ukan Pengadilan Khusus Di Indonesia” . Jur nal Yust i t ia. Vol. 72. Sept ember-Desember 2007. Surakart a: FH Universit as Sebelas Maret ;
Indah, C Maya S. “ Mewuj udkan Sist em Peradilan
Berwibawa Di Indonesia” . Jurnal Medi a
Hukum. Vol. 14 No. 3. November 2007.
Yogyakart a: FH UMY;
Indrawat i, Luki. “ Rekonst ruksi Legal Reasoning
Hakim (Sudut Pandang Epist imologis Ter-
Mewuj udkan Kepast i an Hukum, Keadil an dan Kemanf aat an dal am Put usan Hakim…
hadap Logika Hukum” . Jurnal Media Hukum . Vol. 14 No. 3 November 2007. Yogyakart a: FH Universit as Muhammadiyah;
Kant er. 2000. “ Et i ka Pr of esi Hukum: Sebuah
Pendekat an Sosi o-Rel i gi us” . Cet akan Pert ama. Jakart a: St oria Graf ika;
Mahyuni. “ Lembaga Damai Dalam Proses Penyelesaian Perkara Perdat a Di Pengadilan” .
Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um . Vol. 16 No.
4. Okt ober 2009. Yogyakart a: FH UII;
Marzuki, Piet er Mahmud, 2006. Penel it i an Hukum . Cet akan Kedua Mei. Jakart a: Prenada Media Group;
Mert okusumo, Sudikno. 2007. Penemuan Hukum
Sebuah Pengant ar . Yogyakart a: Penerbit
Universit as At ma Jaya;
Muhammad, Rusli. “ St rat egi Dalam Membangun
Kembali Kemandirian Pengadilan Di Indonesia” . Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um .
Vol. 25 No. 11. April 2004. Yogyakart a:
FH UII;
Muqaddas, Busyro. “ Mengkrit ik Asas-Asas Hukum
Acara Perdat a” . Jur nal Hukum Ius Qui a
Iust um . Vol. 20 No. 9. Juni 2002. Yogyakart a: FH UII;
Nazriyah, Riri. “ Peranan Cit a Hukum Dalam
Pembent ukan Hukum Nasional” . Jur nal
Hukum Ius Qui a Iust um. Vol. 20 No. 9. Juni 2002. Yogyakart a: FH UII;
Nugroho, Hibnu. “ Paradigma Penegakan Hukum
Indonesia dalam Era Global. Jur nal Pro
Just i t i a. Vol. 26 No. 4. Okt ober 2008.
Bandung: FH UNPAR;
489
Riyant o, R. Benny. “ Kebebasan Hakim Dalam
Memut uskan Perkara Perdat a di Pengadilan Negeri” . Jur nal Hukum Yust it i a. Vol.
74. Mei-Agust us 2008. Surakart a: FH UNS;
Rosadi, Ot ong. “ Hukum Kodrat , Pancasila dan
Asas Hukum dalam Pembent ukan Hukum
Di Indonesia” . Jurnal Di nami ka Hukum.
Vol. 10 No. 3. Sept ember 2010. Purwokert o: FH Universit as Jenderal Soedirman;
Sudraj at , Tedi. “ Aspirasi Ref ormasi Hukum Dan
Penegakan Hukum Progresif Melalui Media
Hakim Perdamaian Desa” . Jur nal Dinami ka Hukum . Vol 10 No. 3. Sept ember 2010.
Purwokert o: FH Universit as Jende-ral
Soedirman;
Suf riadi, Yant o. “ Penerapan Hukum Progresif
Dalam Pemulihan Krisis Hukum Di Tengah
Kemacet an Demokrasi di Era Global” . Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um. Vol. 17 No. 2.
April 2010. nYogyakart a: FH UII;
Suhardin, Yohanes. “ Fenomena Mengabaikan
Keadilan dalam Penegakan Hukum” . Jur nal Mi mbar Hukum Vol. 21 No. 2. Juni
2009. Yogyakart a: FH UGM;
Sut iyoso, Bambang. “ Implement asi Gugat an Legal St anding Dan Class Act ion Dalam Prakt ik Peradilan Di Indonesia” . Jur nal Hukum
Ius Qui a Iust um . Vol. 26 No. 11. Mei 2004.
Yogyakart a: FH UII;
Sut iyoso, Bambang. “ Mencari Format Ideal Keadilan Put usan Dalam Peradilan” . Jur nal
Hukum Ius Qui a Iust um Vol. 17 No. 2. April 2010. Jakart a: FH UII;
Nuswardani, Nunuk. “ Upaya Peningkat an Kualit as Put usan Hakim Agung Dalam Mewuj udkan Law And Legal Ref orm” . Jurnal Hukum Ius Qui a Iust um. Vol. 16 No. 4. Okt ober 2009. Yogyakart a: FH UII;
Syamsudin, M. “ Rekonst ruksi Pola Pikir Hakim
Dalam Memut uskan Perkara Korupsi Berbasis Hukum Progresif ” . Jurnal Di nami ka
Hukum. Vol. 11 No. 1. Januari 2011. Purwokert o: FH Universit as Jenderal Soedirman;
Pekuwali, Umbu Lily. “ Memposisikan Hukum Sebagai Penyeimbang Kepent ingan Masyarakat ” . Jur nal Pr o Just it i a. Vol. 26 No. 4.
Okt ober 2008. Bandung: FH Universit as
Kat holik Prahayangan;
Want u, Fence M. “ Ant inomi Dalam Penegakan
Hukum Oleh Hakim” . Jur nal Mi mbar Hukum. Vol. 19 No. 3. Okt ober 2007. Yogyakart a: FH UGM;
Pramono, Nindyo. “ Problemat ika Put usan Hakim
Dalam Perkara Pembat alan Perj anj ian” .
Jur nal Mimbar Hukum , Vol. 22 No. 2. Juni
2010. Yogyakart a: FH UGM;
Priyant o, Anang. “ Cit ra Hakim Dan Pengakan
Hukum Dalam Sist em Peradilan Pidana Di
Indonesia” . Jur nal Ci vi cs Medi a Kaj i an
Kewar ganegar aan. Vol. 2 No. 2. Desember
2005. Yogyakart a: Fakult as Ilmu Sosial
Dan Ekonomi;
Wardah, Sri. “ Inst it usionalisasi Proses Mediasi
Dalam Sist em Peradilan Di Indonesia” .
Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um. Vol. 26 No.
11, Mei 2004. Yogyakart a: FH UII;
Wij ayant a, Tat a dan Heri Firmansyah. “ Perbedaan Pendapat Dalam Put usan-Put usan Di
Pengadilan Negeri Yogyakart a Dan Pengadilan Negeri Sleman” . Jurnal Mimbar Hukum. Vol. 23 No. 1. Februari 2011. Yogyakart a: FH UGM.
490
MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM, KEADILAN DAN KEMANFAATAN
DALAM PUTUSAN HAKIM DI PERADILAN PERDATA
Fence M. Wantu
Universit as Negeri Goront alo
E-mail: f ence. want [email protected]. id
Abst ract
Court s’ ver di ct s i ssued by t he j udge i deal l y cont ai n aspect s of legal cer t ai nt y, j ust i ce, and ut i l i t y. It
i s not easy t hough t o synergi ze t he t hr ee aspect s af or ement ioned. Bet ween aspect s of l egal
cert ai nt y and j ust i ce, i n par t i cul ar , t here are al ways di sagreement s. The r esear ch resul t s concl ude
t hat a j udge does not have t o st i ck on one pr i nci ple whenever examini ng and deci di ng a case. In
t er ms of obst acles, t he j udge i s f aci ng a deadl ock whenever wr it t en st i pul at i ons cannot answer t he
pr obl ems arose. The emphasi s on j ust i ce pr i nci pl e means t hat t he j udge shoul d t ake i nt o
consi der at ion t he l aw, whi ch exi st s i n t he soci et y, i ncl udi ng cust oms and unwr i t t en l aws. The j udge
i n hi s ar gument and l egal consi der at ion must be abl e t o accommodat e any st i pul at ions exi st in t he
soci et y, bot h cust oms and unwr it t en l aw. The emphasi s on ut i l it y pr i nci pl e t ends t o direct t o an
economi c nuance cir cumst ance. It bases it s t hought on t he i dea t hat l aw i s f or human bei ngs or
publ i c.
Key words: l egal cert ai nt y, j ust i ce, ut i l i t y, civi l j ust ice
Abstrak
Put usan hakim di pengadilan idealnya mengandung aspek kepast ian hukum, keadilan dan
kemanf aat an. Dalam implement asinya t idak mudah unt uk mensinergikan ket iga aspek t ersebut ,
t erut ama ant ara aspek kepast ian hukum dan keadilan biasanya saling bert ent angan. Hasil penelit ian
menunj ukkan bahwa seorang hakim dalam memeriksa dan memut us perkara t idak selamanya t erpaku
pada sat u asas saj a. Kendala yang di hadapi hakim yang cenderung kepada kepast ian hukum
mengalami kebunt uan manakala ket ent uan-ket ent uan t ert ulis t idak dapat menj awab persoalan yang
ada. Penekanan yang lebih cenderung kepada asas keadilan berart i harus mempert imbangkan hukum
yang hidup di masyarakat , yang t erdiri dari kebiasaan-kebiasaan dan ket ent uan hukum yang t idak
t ert ulis. Hakim dalam alasan dan pert imbangan hukumnya harus mampu mengakomodir segala
ket ent uan yang hidup dalam masyarakat berupa kebiasaan dan ket ent uan hukum yang t idak t ert ulis.
Penekanan yang lebih cenderung pada asas kemanf aat an lebih bernuansa ekonomi.
Kat a kunci: kepast ian hukum, keadilan, kemanf aat an, peradilan perdat a.
Pendahuluan
Pembangunan hukum meliput i t iga komponen ut ama, yakni mat eri (subst ansi), kelembagaan (st rukt ur) dan budaya (kult ur) hukum. 1
Pembangunan hukum dilaksanakan melalui pembaharuan hukum dengan t et ap memperhat ikan
kemaj emukan t at anan hukum yang berlaku dan
pengaruh globalisasi. 2 Kondisi demikian sebagai
upaya unt uk meningkat kan kepast ian, kesadaran, pelayanan dan penegakan hukum yang berint ikan keadilan, kebenaran, ket ert iban dan kesej aht eraan dalam rangka penyelenggaraan negara yang makin t ert ib dan t erat ur.
2
1
Tul isan ini merupakan sebagian dari Disert asi Penul i s
yang t el ah di pert ahankan dal am Uj i an Promosi Dokt or
Fakul t as Hukum Universit as Gadj ah Mada t ahun 2011
Bandingkan dengan LW Friedman, 1975, The Legal
Syst em; A Soci al Sci ence Pr espect i ve , New York: Russel l
Sage Foundat ion, hl m 14-15
Bandingkan dengan Hibnu Nugroho, “ Paradigma Penegakan Hukum Indonesi a Dal am Era Gl obal , Jur nal Pr o
Just i t i a, Vol . 26 No. 4, Okt ober 2008, Bandung: FH Unpar, hl m 320-321; Rir i Nazri-yah, “ Peranan Cit a Hukum
Dal am Pembent ukan Hukum Nasional ” , Jur nal Hukum
Ius Qui a Iust um, Vol . 20 No. 9, Juni 2002, Yogyakar t a:
FH UII, hl m. 136.
480 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012
Polit ik hukum sebagai arah kebij akan
pembangunan hukum harus dij adikan sebagai
ukuran unt uk dapat melihat hasil yang t elah
diraih pembangunan hukum saat ini. Penegakan
hukum merupakan salah sat u t onggak ut ama
dalam negara bahkan yang dit empat kan sebagai
sat u bagian t ersendiri dalam sist em hukum. Eksist ensi penegakan hukum mengakibat kan set iap
sengket a yang ada dapat diselesaikan, 3 baik it u
sengket a ant ar sesama warga, ant ar warga ne-
dilan. Penegasan t ersebut t erdapat j uga dalam
Undang-undang Kekuasaan Kehakiman yang
mengat ur bahwa kekuasaan kehakiman adalah
kekuasaan negara yang merdeka unt uk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan berdasarkan Pancasila demi t erselenggaranya negara hukum Republik Indonesia. Fakt a hukum umumnya menunj ukkan adanya ket idakpercayaan masyarakat pada kekuasaan kehakiman, 7 dikarenakan salah sat u f akt or
gara dengan negara, negara dengan negara lain,
dengan demikian, penegakan hukum merupakan
syarat mut lak bagi usaha pencipt aan negara
Indonesia yang damai dan sej aht era.
Int i dan art i penegakan hukum, secara
konsepsional, t erlet ak pada kegiat an menyerasikan hubungan nilai-nilai yang t erj abarkan di
dalam kaidah-kaidah yang ada dalam masyarakat guna memelihara dan mempert ahankan ket ert iban. Proses penegakan hukum, dengan demikian merupakan penerapan dari kaidah yang
berlaku pada masyarakat . 4
Pada dasarnya penegakan hukum dapat
dimulai diant aranya dengan memperhat ikan peranan penegak hukum. Kunci ut ama dalam memahami penegakan hukum yang baik adalah pemahaman at as prisnip-prinsip di dalamnya. 5 Demikian j uga halnya dengan hakim dalam me-
ut amanya yait u put usan hakim belum mencerminkan nilai kepast ian hukum, keadilan dan kemanf aat an yang didambakan para pencari keadilan 8.
Kondisi kekuasaan kehakiman yang masih
memprihat inkan t ersebut , sesuai dengan apa
yang digambarkan oleh Kant er bahwa, “ j ika anda t idak mau kehilangan kerbau demi menyelamat kan seekor kambing, j anganlah anda memprosesnya ke pengadilan” 9 Pernyat aan dari
Kant er t ersebut menunj ukkan ket idakpercayaan
masyarakat pencari keadilan hukum kepada proses penegakan hukum di negeri ini.
Hakim mempunyai t uj uan menegakkan
kebenaran dan keadilan sert a dalam t ugasnya
waj ib selalu menj unj ung t inggi hukum 10. Kehidupannya t idak dibenarkan melakukan t indakant indakan yang t idak sesuai dengan norma-norma
wuj udkan penegakan hukum yang bercirikan keadilan, kepast ian hukum dan kemanf aat an melalui peradilan.
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka unt uk menyelenggarakan
peradilan 6 guna menegakkan hukum dan kea-
kehormat an dan harus mempunyai kelakuan pribadi yang t idak cacad. Menurut Ot ong Rosadi,
hukum bagaimanapun membut uhkan moral, sepert i pepat ah dimasa kekaisaran ( qui d l eges l eges si ne mor i bus) apa art inya undang-undang
3
4
5
6
Lihat j uga Idrus Abdul l ah, “ Penyel esai an Sengket a Bisni s
Di Luar Pengadil an Ant ar Warga Sesama Et ni s (St udi Kasus Di Pul au Sumbawa)” , Jur nal Yust i t i a, 77 Mei-Agust us
2009, Surakart a: FH UNS, hl m. 5; Mahyuni, “ Lembaga
Damai Dal am Proses Penyel esai an Perkara Per dat a Di
Pengadil an” , Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um , Vol . 16 No.
4, Okt ober 2009, Yogyakart a: FH UII, hl m 534.
Bandingkan dengan Tedi Sudr aj at , “ Aspir asi Ref or masi
Hukum Dan Penegakan Hukum Progresif Mel al ui Medi a
Hakim Per damai an Desa” , Jur nal Di nami ka Hukum , Vol .
10 No. 3, Sept ember 2010, Purwokert o: FH Univer sit as
Jenderal Soedirman, hl m. 286.
Kusnu Goesni adhie S, “ Perspekt if Moral Penegakan Hukum Yang Baik” , Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um, Vol . 17
No. 2, Apr il 2010, Yogyakart a: FH UII, hl m. 205.
Bandingkan dengan hasil penel it i an dari Edy Herdyant o,
“ Kebij akan Penyel enggaraan Kekuasaan Kehakiman Sebagai Kendal i Pembent ukan Pengadil an Khusus Di Indo-
7
8
9
10
nesi a” . Jur nal Yust i t i a, Vol . 72, Sept ember -Desember
2007, Sur akart a: FH Univer sit as Sebel as Maret , hl m. 83.
Pendapat yang sama t er dapat dal am penel it i an dari C.
Maya Indah S, “ Mewuj udkan Sist em Per adil an Berwi baw a
Di Indonesia” , Jur nal Medi a Hukum, Vol . 14 No. 3, November 2007, Yogyakart a: FH UMY, hl m. 67.
Bandingkan dengan Penel it i an dari Umbu Lil y Pekuw al i ,
“ Memposi sikan Hukum Sebagai Penyei mbang Kepent ingan Masyarakat ” , Jur nal Pr o Just i t i a, Vol . 26 No. 4, Okt ober 2008, Bandung: FH Universi t as Kat hol ik Prahayangan, hl m. 359.
Kant er, 2000, Et i ka Pr of esi Hukum: Sebuah Pendekat an
Sosi o-Rel i gi us. Cet akan Pert ama. Jakar t a: St or ia Graf ika, hl m. 161.
Bandingkan dengan Tat a Wij ayant a dan Heri Firmansyah, “ Perbedaan Pendapat Dal am Put usan-Put usan Di
Pengadil an Neger i Yogyakart a Dan Pengadil an Neger i
Sl eman” , Jur nal Mi mbar Hukum , Vol . 23 No. 1, Februari 2011, Yogyakart a: FH UGM, hl m. 42.
Mewuj udkan Kepast i an Hukum, Keadil an dan Kemanf aat an dal am Put usan Hakim…
481
kalau t idak disert ai moralit as. 11 Hakim dalam
proses peradilan memiliki t anggung j awab besar
kepada masyarakat dalam melahirkan put usanput usan yang mencerminkan kepast ian hukum
dan keadilan, sert a kemanf aat an sehingga peradilan menj adi t empat mengayomi harapan dan
keinginan masyarakat .
Hakim, sebagai salah sat u pej abat kekuasaan kehakiman yang melaksanakan proses peradilan, t ermasuk j uga proses peradilan perda-
yang t idak mencerminkan kepast ian hukum, keadilan dan kemanf aat an pada akhirnya t urut
mempengaruhi cit ra lembaga pengadilan. Mewuj udkan put usan hakim yang didasarkan pada
kepast ian hukum, keadilan dan kemanf aat an
memang t idak mudah, apalagi t unt ut an keadilan. Hal ini disebabkan konsep keadilan dalam put usan hakim t idak mudah mencari t olok
ukurnya. 17 Adil bagi sat u pihak, belum t ent u dirasakan sama oleh pihak lain. Berdasarkan urai-
t a, sudah t ent u mempunyai t anggung j awab
yang besar t erhadap lahirnya put usan. 12 Put usan
yang dihasilkan oleh hakim di pengadilan idealnya t idak menimbulkan masalah-masalah baru 13 di lingkungan masyarakat , art inya kualit as
put usan hakim berpengaruh pent ing pada lingkungan masyarakat dan berpengaruh pada kewibawaan dan kredibilit as lembaga pengadilan it u
sendiri. 14 Kenyat aan di lapangan masih banyak
put usan hakim dalam proses peradilan yang j ust ru mencipt akan polemik baru dan t idak menyelesaikan masalah. Padahal idealnya put usan hakim yang dilahirkan t ersebut harus mampu menyelesaikan perkara. 15
Hakim, idealnya harus mampu melahirkan
put usan yang mencerminkan kepast ian hukum,
keadilan dan kemanf aat an. 16 Put usan hakim
an di at as, penulis t ert arik unt uk mengangkat
t ulisan ini dengan j udul Mewuj udkan Kepast ian
Hukum, Keadilan dan Kemanf aat an dalam Put usan Hakim di Peradilan Perdat a.
11
perat uran hukum kongkrit khususnya t erhadap
seluruh perangkat perundang-undangan.
Sesuai dengan obyek kaj iannya yakni
norma hukum, maka penelit ian ini mendasarkan
pada ket ersediaan bahan hukum sekunder.
Berkenaan dengan hal t ersebut , Sudikno Mert okusumo18 menyat akan dalam upaya menyempurnakan dat a (bahan hukum) yang diperoleh dari
penelit ian kepust akaan dapat dilengkapi dengan
penelit ian lapangan. Menurut Piet er Mahmud
Marzuki bahan hukum merupakan dokumendokumen resmi berupa semua publikasi t ent ang
hukum. Publikasi t ent ang hukum meliput i Perat uran Perundang-undangan, Perat uran Pemerint ah, buku-buku t eks, kamus-kamus hukum, j ur-
12
13
14
15
16
Ot ong Rosadi, “ Hukum Kodrat , Pancasil a Dan Asas Hukum Dal am Pembent ukan Hukum Di Indonesia” , Jur nal
Di nami ka Hukum, Vol . 10 No. 3, Sept ember 2010, Purwokert o: FH Univer sit as Jender al Soedir man, hl m. 281.
Lihat j uga R. Benny Riyant o, “ Kebebasan Haki m Dal am
Memut uskan Perkara Per dat a di Pengadil an Neger i” ,
Jur nal Hukum Yust i t i a, Vol . 74, Mei-Agust us 2008, Surakart a: FH UNS, hl m. 52.
Lihat j uga Bambang Sut i yoso, “ Mencari Format Ideal Keadil an Put usan Dal am Peradil an” , Jur nal Hukum Ius Qui a
Iust um , Vol . 17 No. 2, April 2010, Jakart a: FH UII, hl m.
219.
Lihat j uga Rusl i Muhammad, “ St r at egi Dal am Membangun Kembal i Kemandiri an Pengadil an Di Indonesi a” ,
Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um , Vol . 25 No. 11, Apri l
2004, Yogyakar t a: FH UII, hl m. 18; Nunuk Nuswar dani ,
“ Upaya Peningkat an Kual i t as Put usan Haki m Agung
Dal am Mewuj udkan Law And Legal Ref or m” , Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um, Vol . 16 No. 4, Okt ober 2009, Yogyakart a: FH UII, hl m. 517.
Bandingkan dengan Anang Pri yant o, “ Cit ra Hakim Dan
Penegakan Hukum Dal am Sist em Per adil an Pi dana Di
Indonesi a” , Jur nal Ci vi cs Medi a Kaj i an Kewar ganegar aan, Vol . 2 No. 2, Desember 2005, Yogyakart a: Fakul t as
Il mu Sosial Dan Ekonomi , hl m. 5.
Bandingkan dengan El isabet h Nurhai ni But arbut ar, “ Kebebasan Haki m Perdat a Dal am Penemuan Hukum Dan
Ant inomi Dal am Pener apannya” , Jur nal Mi mbar Hukum ,
Vol . 23 No. 1, Febr uar i 2011, Yogyakart a: FH UGM, hl m.
62.
Permasalahan
Bert it ik t olak dari uraian lat ar belakang di
at as, yang menj adi masalah dalam penelit ian ini
adalah apakah kepast ian hukum, keadilan dan
kemanf aat an dapat diwuj udkan dalam put usan
hakim di peradilan perdat a.
Metode Penelitian
Penelit ian ini merupakan penelit ian yang
bersif at yur i di s normat i f yait u penelit ian hukum
yang bert uj uan mencari kaedah, norma at au das
sol l en. Pengert ian kaedah dalam hal ini meliput i
asas hukum, kaedah hukum, sist em hukum dan
17
18
Fence M Want u, “ Ant inomi Dal am Penegakan Hukum Ol eh Haki m” , Jur nal Mi mbar Hukum, Vol . 19 No. 3, Okt ober 2007, Yogyakart a: FH UGM, hl m. 391.
Sudikno Mert okusumo, 2007, Penemuan Hukum Sebuah
Pengant ar , Yogyakart a: Pener bi t Univer si t as At ma Jaya,
hl m. 37.
482 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012
nal-j urnal hukum, dan koment ar-koment ar at as
put usan pengadilan. 19 Bahan hukum t ersebut ,
kemudian dibedakan dalam 3 (t iga) kelompok
bagian yakni: bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum t ert ier. Bahan
hukum sekunder diperoleh melalui st udi dokumen yait u dengan mengumpulkan dan menganalisis put usan hakim dari peradilan perdat a.
Unt uk melengkapi bahan hukum t ersebut
dilakukan j uga penelit ian lapangan. Dat a yang
j ust ru menimbulkan kont roversi di kalangan
prakt isi hukum maupun masyarakat umum. Penyebab kont roversi put usan hakim t ersebut adalah keadaan hakim yang kurang menguasai berbagai bidang ilmu penget ahuan hukum yang berkembang pesat sesuai dengan perkembangan zaman, sert a dipengaruhi oleh kurang t elit inya
hakim unt uk menent ukan proses suat u perkara.
Put usan hakim selayaknya mengandung
beberapa aspek. Pert ama, put usan hakim meru-
diperoleh adalah dat a primer. Penent uan narasumber dilakukan dengan menunj uk langsung
pihak yang dianggap berkompet en unt uk menj awab pert anyaan-pert anyaan sesuai obj ek penelit ian. Sement ara responden hanya dibat asi
kepada mereka yang pernah t erlibat secara
langsung dengan masalah yang dit elit i.
Penelit ian ini dilakukan pada beberapa lokasi, dengan perincian lokasi penelit ian yakni
sebagai berikut : Pengadilan Negeri Jakart a Selat an. Pengadilan Negeri Yogyakart a, Pengadilan
Negeri Manado, Pengadilan Negeri Limbot o dan
Pengadilan Negeri Boalemo yang ada diwilayah
Provinsi Goront alo. Selain PN yang t elah disebut kan, dilakukan j uga penelit ian di PT DKI Jakart a, PT Yogyakart a, PT Sulawesi Ut ara dan PT
Goront alo. Met ode analisis yang dipergunakan
dalam penelit ian ini adalah analisis kualit at if .
pakan gambaran proses kehidupan sosial sebagai
bagian dari proses kont rol sosial; kedua, put usan hakim merupakan penj elmaan dari hukum
yang berlaku dan pada int inya berguna unt uk
set iap orang maupun kelompok dan j uga negara;
ket i ga, put usan hakim merupakan gambaran
keseimbangan ant ara ket ent uan hukum dengan
kenyat aan di lapangan; keempat , put usan hakim
merupakan gambaran kesadaran yang ideal
ant ara hukum dan perubahan sosial, kel i ma, put usan hakim harus bermanf aat bagi set iap orang
yang berperkara; keenam, put usan hakim merupakan t idak menimbulkan konf lik baru bagi para
pihak yang berperkara dan masyarakat .
Put usan hakim merupakan hasil dari proses persidangan di pengadilan. Sement ara pengadilan sendiri sebagai t empat pelarian t erakhir
bagi pencari keadilan, oleh karenanya put usan
Met ode analisis kualit at if merupakan t at a cara
pene-lit ian yang menghasilkan dat a deskript if .
hakim di pengadilan t ent unya harus dapat memenuhi apa yang dit unt ut oleh pencari keadilan. Dengan demikian, hakim dalam memut uskan
suat u perkara t et ap bert it ik t olak pada ket iga
unsur yakni kepast ian hukum, keadilan dan kemanf aat an.
Pembahasan
Pada dasarnya put usan pengadilan harus
mampu dan berani t ampil menyuarakan hat i nurani masyarakat . Pengadilan dalam melaksanakan f ungsi dan t ugasnya bekerj a sesuai dengan
hat i nurani dan impian rakyat . Inst it usi pengadilan t idak hanya menj adi mesin undang-undang, t et api j uga mampu mengamat i kehidupan
bangsa secara int ens.
Sesungguhnya put usan hakim diperlukan
unt uk menyelesaikan suat u perkara yang diaj ukan ke pengadilan. Put usan hakim harus dapat
menyelesaikan perkara yang diaj ukan, j angan
sampai j ust ru memperuncing masalah, bahkan
Putusan Hakim yang Mencerminkan Kepastian
Hukum
Hakim dalam menyelesaikan perkara perdat a di pengadilan, mempunyai t ugas unt uk menemukan hukum yang t epat . Hakim, dalam menemukan hukum, 20 t idak cukup hanya mencari
dalam undang-undang saj a, sebab kemungkinan
undang-undang t idak mengat ur secara j elas dan
20
19
Piet er Mahmud Marzuki, 2006, Penel i t i an Hukum , Cet akan Kedua Mei. Jakart a: Prenada Medi a Group, hl m.
141.
Lihat j uga Bambang Sut i yoso, “ Impl ement asi Gugat an
Legal St anding Dan Cl ass Act ion Dal am Pr akt ik Per adil an
Di Indonesi a” , Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um , Vol . 26
No. 11, Mei 2004, Yogyakart a: FH UII, hl m. 77.
Mewuj udkan Kepast i an Hukum, Keadil an dan Kemanf aat an dal am Put usan Hakim…
483
lengkap, sehingga hakim harus menggali nilainilai hukum yang hidup dalam masyarakat . 21
Nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat t idak lain hukum adat dan hukum t idak
t ert ulis. Hakim bert ugas sebagai penggalinya
dan merumuskannya dalam suat u put usan. Put usan hakim merupakan bagian dari proses penegakan hukum yang bert uj uan unt uk mencapai
salah sat unya kebenaran hukum at au demi t erwuj udnya kepast ian hukum. Put usan hakim me-
mengkonst ruksi kasus yang diadili secara ut uh,
bij aksana dan obj ekt if .
Put usan hakim yang mengandung unsur
kepast ian hukum akan memberikan kont ribusi
bagi perkembangan ilmu penget ahuan di bidang
hukum. Hal ini disebabkan put usan hakim yang
sudah mempunyai kekuat an hukum t et ap, bukan
lagi pendapat dari hakim it u sendiri yang memut uskan perkara, t et api sudah merupakan pendapat dari inst it usi pengadilan dan menj adi acu-
rupakan produk penegak hukum yang didasarkan
pada hal-hal yang relevan secara hukum ( yur i di s) dari hasil proses secara sah di persidangan. Pert imbangan hukum yang dipakai oleh para
hakim sebagai landasan dalam mengeluarkan
amar put usan merupakan det erminan dalam
melihat kualit as put usan. 22
Idealnya, dalam upaya menerapkan kepast ian hukum, put usan hakim harus sesuai t uj uan dasar dari suat u pengadilan, mengandung
kepast ian hukum sebagai berikut : per t ama, melakukan solusi aut or it at i f , art inya memberikan
j alan keluar dari masalah hukum yang di hadapi
oleh para pihak (penggugat dan t ergugat ); kedua, ef isiensi art inya dalam prosesnya harus cepat , sederhana, biaya ringan; ket i ga, sesuai dengan t uj uan undang-undang yang dij adikan dasar dari put usan hakim t ersebut ; keempat , me-
an masyarakat dalam pergaulan sehari-hari.
Sehubungan dengan put usan hakim yang
mencerminkan kepast ian hukum, perlu dilakukan analisis salah sat u cont oh Put usan Pengadilan Negeri Jakart a Selat an No 1145/ Pdt . G/
2004/ PN. Jak. Sel, yait u gugat an Permohonan
Bat al Penet apan No 61/ Pdt . P/ 2004/ PN. Jaksel.
dan penet apan wali yang sah t erhadap anak di
luar nikah.
ngandung aspek st abilit as yait u dapat memberikan rasa t ert ib dan rasa aman dalam masyarakat ; kel i ma, mengandung egual i t y yait u memberi kesempat an yang sama bagi pihak yang
berperkara.
Kepast ian hukum yang dit uangkan dalam
put usan hakim merupakan hasil yang didasarkan
pada f akt a-f akt a persidangan yang relevan secara yuridis sert a dipert imbangkan dengan hat i
nurani. Hakim selalu dit unt ut unt uk selalu dapat
menaf sirkan makna undang-undang dan perat uran-perat uran lain yang dij adikan dasar unt uk
dit erapkan. Penerapan hukum harus sesuai dengan kasus yang t erj adi, sehingga hakim dapat
21
22
Lihat j uga Busyro Muqaddas, “ Mengkrit ik Asas-Asas Hukum Acar a Perdat a” , Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um ,
Vol . 20 No. 9, Juni 2002, Yogyakart a: FH UII, hl m. 21.
Bandingkan dengan Art i dj o Al kost ar, “ Fenomena-Fenomena Paradigmat ik Duni a Pengadil an Di Indonesi a (Tel aah Kr it i s Terhadap Put usan Sengket a Konsumen), Jur nal
Hukum Ius Qui a Iust um , Vol . 26 No. 11, Mei 2004, FH UII
Yogya. Hl m 1
Bahwa Penggugat adalah warganegara Indonesia, sedangkan Tergugat adalah warganegara Aust ralia. Bahwa hubungan ant ara Penggugat dan Tergugat t elah dikarunai anak laki-laki bernama Mart in Javier
berusia 9 (sembilan) t ahun, berdasarkan
Sert if ikat Kelahiran at au Bir t h Cert i f i cat ed No. S9526052G yang dit erbit kan oleh
Thomsom Medi cal Cent er (bukt i P 3). Bahwa hubungan ant ara Penggugat dan Tergugat t elah t erpisah sekit ar Desember
2001. Bahwa menurut hukum posit if yang
berlaku di Indonesia mengenai anak yang
dilahirkan di luar perkawinan, maka anak
t ersebut hanya memiliki hubungan darah
dengan ibunya bukan bapaknya. Bahwa
t ernyat a t anpa diket ahui oleh Penggugat ,
Tergugat t elah membuat suat u Permohonan Perwalian dan sekaligus pengakuan
anak melalui Kepanit eraan Pengadilan Negeri Jakart a Selat an, hal mana perbuat an
Tergugat j elas-j elas melanggar ket ent uan
hukum yang berlaku.
Maj elis Hakim yang mengadili perkara ini memberikan pert imbangan hukum yang int i pokoknya
sebagai berikut :
Bahwa berdasarkan Cert i f i cat e Of Ext r act
Fr om Regi st er Of Bi rt hs Republ i c Of Si ngapor e No. S9526052G, Bukt i T. 5/ P. 3
t elah t erbukt i bahwa Penggugat benar
adalah Ibu Kandung dari anak bernama
484 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012
Mart in Javier Cooper, sedangkan Tergugat
merupakan Ayah dari anak t ersebut . Bahwa berdasarkan Yurisprudensi MARI Reg.
No 3302K/ Pdt / 1996 t anggal 28 Mei 199823
dalam salah sat u pert imbangannya menyebut kan bahwa Penet apan Pengadilan
Negeri Jakart a Pusat Tanggal 25 Okt ober
1994 No 539/ Pdt . P/ 1994/ PN. Jak. Pst , menurut Maj elis Hakim Pengadilan Tinggi seharusnya dimohonkan pembat alannya pada Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Bahwa oleh karena pokok gugat an Penggugat adalah mengenai pembat alan penet apan yang dianggapnya melanggar hukum, maka Maj elis Hakim berpendapat
gugat an yang diaj ukan oleh Penggugat
adalah keliru karena seharusnya Penggugat mengaj ukan kasasi ke Mahkamah
Agung. Bahwa berdasarkan alasan-alasan
t ersebut di at as, maka gugat an Penggugat
dinyat akan t idak dapat dit erima, dan Penggugat dinyat akan pada pihak yang kalah
harus dihukum unt uk membayar biaya
perkara ini.
Maj elis Hakim yang mengadili perkara ini
menyat akan gugat an Penggugat t idak dapat dit erima. Menghukum Penggugat unt uk membayar biaya perkara ini sej umlah
Rp. 149. 000, 00 (serat us empat puluh sembilan ribu rupiah.
Put usan hakim yang memeriksa perkara ini sebenarnya mengandung unsur keadilan dan kemanf aat an, namun demikian penekanannya lebih pada kepast ian hukum. Pemenuhan unsur
keadilan t erut ama keadilan f ormal dalam perkara ini t idak lain bahwa karena Penggugat hanya mempersoalkan dan ingin memint a maj elis
hakim unt uk membat alkan t ent ang penet apan
Pengadilan Negeri Jakart a Selat an No 61/ Pdt . P/
2004 PN. Jak. Sel t anggal 11 Maret 2004. Sement ara pemenuhan unsur kemanf aat an dalam perkara ini adalah put usan maj elis hakim dalam
perkara ini sangat bermanf aat bagi kedua belah
pihak, karena dengan put usan maj elis hakim de-
pada put usan perkara yang nant inya muncul di
kemudian hari.
Put usan hakim dalam perkara ini, menurut penilaian penulis lebih condong pada unsur
pemenuhan kepast ian hukum bukan berart i t idak memperhat ikan keadilan dan kemanf aat an.
Pada dasarnya put usan maj elis hakim ini t elah
memperhat ikan ket iga unsur t ersebut yakni kepast ian hukum, keadilan dan kemanf aat an, namun demikian penekanannya lebih ke arah kepast ian hukum. Hal ini pula dapat dipahami
dengan melihat apa yang menj adi obj ek gugat an
penggugat unt uk pembat alan penet apan PN Jak.
Sel No No 61/ Pdt . P/ 2004 PN. Jak. Sel.
Bert it ik t olak pada kasus t ersebut , maka
dapat dikat akan kepast ian hukum menunt ut agar prosedur pembuat an pengesahan hukum harus j elas dan diket ahui oleh masyarakat umum.
Kepast ian hukum j uga menunt ut agar hukum it u
dibangun secara berkelanj ut an dan t aat asas.
Putusan Hakim yang Mencerminkan Keadilan.
Sesungguhnya konsep suat u put usan yang
mengandung keadilan, sulit dicarikan t olok ukurnya bagi pihak-pihak yang bersengket a. Adil
bagi sat u pihak, belum t ent u dirasakan adil oleh
pihak lain.
Hakim mempunyai t ugas unt uk menegakkan keadilan. 24 Hal ini sesuai dengan kepala put usan yang berbunyi: “ Demi Keadilan Berdasarkan Ket uhanan Yang Maha Esa” . Dalam pelaksanaan put usan hakim yang mencerminkan keadilan, penulis menganalisis salah sat u put usan
hakim di Pengadilan Negeri Tilamut a No 01/
Pdt . G/ 2008/ PN. TLM t ent ang perbuat an melawan hukum menikmat i hasil t erhadap obj ek
sengket a yang sudah dij ual belikan.
Bahwa Penggugat memiliki sebidang t anah
seluas 2 (dua) Ha dan 185 (serat us delapan puluh lima) pohon kelapa yang t umbuh di at asnya t erlet ak di Desa Tabongo
Kecamat an Dulupi Kabupat en Boalemo.
Kemudian t anpa ij in Penggugat , pada t ahun 2002 Tergugat mulai mengambil buah
mikian menyangkut st at us perwalian anak sudah
dapat ket ahui past i siapa sebenarnya yang paling berhak t erhadap anak t ersebut . Selain it u,
put usan ini t idak hanya membawa manf aat kepada kedua belah pihak, t api j uga berpengaruh
24
23
Anoni m, t anpa j udul , Maj al ah Var ia Peradil an Vol ume
XVII No 198 t ahun 2002. hl m. 31.
Bandingkan dengan Yohanes Suhar di n “ Fenomena Mengabaikan Keadil an Dal am Penegakan Hukum” , Jur nal
Mi mbar Hukum , Vol . 21 No. 2, Juni 2009, Yogyakar t a:
FH UGM, hl m. 350.
Mewuj udkan Kepast i an Hukum, Keadil an dan Kemanf aat an dal am Put usan Hakim…
kelapa t ersebut . Bahwa Penggugat merasa
dirugikan at as perbuat an Tergugat .
Maj elis hakim berpendapat Tergugat lah
pemilik sah dari 185 (serat us delapan puluh lima) pohon kelapa, berdasarkan Surat
Jual Beli t anggal 24 Januari 1997 (T. 1).
Dengan demikian t indakan Tergugat menguasai dan menikmat i buah kelapa t ersebut bukan sebagai suat u perbuat an melawan hukum sebagaimana ket ent uan
1365 KUHPerdat a.
Maj elis Hakim mengadili:
Menolak gugat an Penggugat seluruhnya.
Menyat akan 185 (serat us delapan puluh
lima) pohon kelapa yang t erlet ak di Desa
Tabongo Kecamaan Dulupi Kabupat en Boalemo adalah milik sah Tergugat yang diperoleh berdasarkan j ual beli t anggal 24
Januari 1997. Menghukum Penggugat unt uk membayar biaya perkara sebesar Rp
159. 000, 00 (serat us lima puluh sembilan
ribu rupiah).
Analisis hukumnya bahwa put usan dalam perkara ini mencerminkan unsur keadilan, karena maj elis hakim t elah mengakui adanya persamaan
hak dan kewaj iban bagi kedua belah pihak, maj elis hakim t elah menerapkan kesesuaian ant ara
perat uran yang ada dengan put usan hakim, dan
put usan hakim ini t elah sesuai keadilan yang
diinginkan oleh masyarakat , pihak yang menang
dapat menunt ut apa yang sebenarnya menj adi
haknya dan pihak yang kalah memenuhi apa
yang menj adi kewaj ibannya.
Put usan hakim ini penekanannya lebih ke
unsur keadilan, bukan berart i bahwa kepast ian
hukum dan kemanf aat an t idak ada, unsur kepast ian hukum dan kemanf aat an t et ap ada dalam
put usan hakim t ersebut . Pemenuhan unsur kepast ian hukum dapat dilihat sepert i put usan ini
t elah memberikan j alan keluar dari masalah hukum bagi kedua belah pihak, put usan hakim sudah didasarkan pada undang-undang, dan t elah
memberikan kesempat an yang sama bagi pihak
yang berperkara. Sement ara pemenuhan unsur
kemanf aat an put usan ini t elah mencipt akan kepuasaan bagi pihak yang berperkara, menghilangkan polemik at au konf lik bagi yang bersengket a dan diperolehnya kembali oleh pihak yang
menang apa yang menj adi haknya.
485
Berdasarkan kasus yang diuraikan di at as,
dalam rangka dan upaya menemukan dan menerapkan keadilan, put usan hakim di pengadilan
harus sesuai dengan t uj uan sej at inya, yait u:
pert ama, put usan hakim harus melakukan solusi
aut orit at if , art inya memberikan j alan keluar dari masalah hukum yang dihadapi oleh para pihak
(penggugat dan t ergugat ); kedua, put usan hakim harus mengandung ef isiensi, yait u cepat sederhana, biaya ringan, karena keadilan yang
t ert unda merupakan ket idakadilan; ket i ga, put usan hakim harus sesuai dengan t uj uan undangundang yang dij adikan dasar put usan pengadilan
t ersebut ; keempat , put usan hakim harus mengandung aspek st abilit as yait u ket ert iban sosial
dan ket ent raman masyarakat ; dan kel i ma, put usan hakim harus ada f air ness, yait u memberi kesempat an yang sama bagi pihak yang berperkara.
Adil pada hakekat nya bermakna menempat kan sesuat u pada t empat nya dan memberikan kepada siapa saj a apa yang menj adi haknya, yang didasarkan pada suat u asas bahwa semua orang sama kedudukannya di muka hukum
( equal i t y bef ore t he l aw ). Penekanan yang lebih
cenderung kepada asas keadilan dapat berart i
harus mempert imbangkan hukum yang hidup di
masyarakat , yang t erdiri dari kebiasaan dan ket ent uan hukum yang t idak t ert ulis. Hakim dalam
alasan dan pert imbangan hukumnya harus mampu mengakomodir segala ket ent uan yang hidup
dalam masyarakat berupa kebiasaan dan ket ent uan hukum yang t idak t ert ulis, manakala memilih asas keadilan sebagai dasar memut us perkara yang dihadapi.
Putusan Hakim yang Mencerminkan Kemanfaatan
Put usan hakim akan mencerminkan kemanf aat an, manakala hakim t idak saj a menerapkan hukum secara t ekst ual belaka dan hanya
mengej ar keadilan semat a, akan t et api j uga
mengarah pada kemanf aat an bagi kepent ingan
pihak-pihak yang berperkara dan kepent ingan
masyarakat pada umumnya. Art inya hakim dalam menerapkan hukum, hendaklah mempert imbangkan hasil akhirnya nant i, apakah put usan hakim t ersebut membawa manf aat at au ke-
486 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012
gunaan bagi semua pihak. Hakim diharapkan dalam menerapkan undang-undang maupun hukum
yang ada didasarkan pada t uj uan at au kemanf aat annya bagi yang berperkara dan masyarakat .
Mengingat put usan hakim merupakan hukum, maka hakim harus memelihara keseimbangan dalam masyarakat dengan memulihkan
kembali t at anan masyarakat pada keadaan semula ( rest i t ut i o i n i nt egr um ). Masyarakat sangat mengharapkan penyelesaian perkara melalui pengadilan it u akan membawa manf aat at au
kegunaan bagi kehidupan bersama dalam masyarakat . Harapan set idak-t idaknya put usan hakim dapat memulihkan keseimbangan t at anan
masyarakat , art inya kepada pihak yang bersalah
diberi sanksi, sement ara kepada pihak yang dirugikan akan mendapat gant i rugi at au mendapat kan apa yang menj adi haknya.
Unt uk menget ahui bent uk put usan hakim
yang mencerminkan kemanf aat an, perlu dilakukan analisis t erhadap pelaksanaan put usan di
Pengadilan Negeri Yogyakart a Nomor 48/ Pdt . G/
2006/ PN. Yk, t ent ang perceraian dalam ikat an
perkawinan.
Bahwa Marlyna Hent ry/ Goei Ngiok Moy
(Penggugat ) dan Hent ry (Tergugat ) merupakan pasangan suami ist ri. Dalam perkawinan t ersebut , t elah mempunyai dua
orang anak yakni Pert ama, Vika Felina Perempuan lahir di Yogyakart a pada t anggal
8 Maret 1989. Kedua, Vicko Hent ry Wicaksono, laki-laki lahir di Yogyakart a pada
t anggal 3 April 1993. Kemudian pasangan
suami ist eri t erlibat percekcokan yang
beruj ung perceraian.
Maj elis Hakim Pengadilan Negeri Yogyakart a
memberikan pert imbangan hukum yang pada
pokoknya sebagai berikut :
Bahwa Penggugat dengan bukt i-bukt inya
t elah berhasil membukt ikan dalil gugat annya yang didasarkan pada Pasal 19 huruf f
PP No 9 t ahun 1975, dan karena it u t unt ut an Penggugat agar perkawinan Penggugat dan Tergugat dinyat akan put us karena
perceraian dapat dikabulkan. Mengabulkan gugat an Penggugat seluruhnya. Menyat akan bahwa perkawinan ant ara Penggugat dan Tergugat yang t elah dilangsung-
kan di Yogyakart a pada t anggal 28 Okt ober 1986, kut ipan Akt a Perkawinan No
86/ C/ 1986, t ert anggal 28 Okt ober 1986,
put us karena perceraian dengan segala
akibat hukumnya.
Analisis hukumnya bahwa Put usan maj elis hakim
yang memeriksa perkara ini t elah memenuhi
kemanf aat an, karena t elah sesuai dengan krit eria kemanf aat an, yait u t elah memberikan kebahagian at au kepuasaan bagi pihak-pihak yang
berperkara, t elah mengat asi polemik at au
konf lik baru bagi para pihak, normalnya hubungan baik ant ara pihak-pihak yang bersengkt a, diperolehnya kembali apa yang menj adi obj ek
sengket a oleh pihak yang dinyat akan menang,
dan t elah mencipt akan keseimbangan dalam
masyarakat .
Put usan Hakim Pengadilan Negeri Yogyakart a, apabila dicermat i secara j elas, benar-benar t elah memiliki unsur kemanf aat an. Unsur
kemanf aat an dalam put usan ini dapat dilihat
dari keinginan dari masing-masing pihak, baik
pihak Penggugat dan Tergugat yang sudah t idak
mampu lagi mempert ahankan perkawinan, karena sering t imbul cekcok at au perselisihan. Selain it u, komunikasi ant ara Penggugat dan Tergugat sudah t idak ada lagi, sehingga sangat sulit
dipersat ukan lagi dalam ikat an perkawin-an.
Memang harus diakui bahwa suat u percerai-an
merupakan t indakan at au pilihan yang paling
berat dalam perkawinan, namun karena perkawinan t ersebut sudah t idak dapat dipert ahankan
lagi, maka konsekuensinya usaha unt uk melakukan gugat an perceraian dapat dibenarkan. 25
Bahwa put usan hakim t ersebut lebih menekankan kemanf aat an bukan berart i kepast ian
hukum dan keadilan t elah diabaikan. Kepast ian
hukum dan keadilan t et ap ada dalam put usan
hakim ini, yakni kepast ian hukum dengan t elah
memberikan j alan keluar t erhadap masalah hukum yang dihadapi oleh para pihak dan put usan
ini sudah sesuai dengan perat uran perundangundangan. Keadilan yang dimaksudkan dalam
put usan maj elis hakim yakni adanya persamaan
25
Bandingkan dengan Sri Wardah, “ Inst it usional i sasi Proses
Mediasi Dal am Sist em Per adil an Di Indonesi a” , Jur nal
Hukum Ius Qui a Iust um, Vol . 26 No. 11, Mei 2004, Yogyakart a: FH UII, hl m. 52.
Mewuj udkan Kepast i an Hukum, Keadil an dan Kemanf aat an dal am Put usan Hakim…
487
hak dan kewaj iban dan pihak yang menang dapat menunt ut haknya sert a pihak yang kalah
memenuhi kewaj ibannya.
Berbagai perkara perdat a sepert i yang t elah diuraikan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa seorang hakim dalam memeriksa
dan memut us perkara t idak selamanya t erpaku
pada sat u asas saj a. 26 Hakim, pada set iap perkara secara kasuist is, dapat saj a berubah-rubah
dari asas yang sat u ke asas yang lain.
kim harus menemukan unt uk mengisi kelengkapan hukum. Penekanan yang lebih cenderung
asas kemanf aat an lebih bernuansa ekonomi.
Dasar pemikirannya bahwa hukum adalah unt uk
ma-nusia at au orang banyak, oleh karena it u
t uj uan hukum harus berguna unt uk manusia. 29
Put usan hakim di peradilan perdat a, dengan demikian dapat dikat akan t elah mencerminkan ket iga asas yakni kepast ian hukum, keadilan dan kemanf aat an. Namun demikian, dalam
Hakim harus memperhat ikan pert imbangan hukum dengan nalar yang baik, mengapa dalam kasus t ert ent u harus memilih pada salah
sat u asas. 27 Dengan demikian kualit as put usan
hakim dapat dinilai dari bobot alasan dan pert imbangan hukum yang digunakan dalam perkara. 28
Seorang hakim, melalui suat u pert imbangan hukum dengan nalar yang baik, dapat menent ukan kapan berada lebih dekat dengan kepast ian hukum dan kapan lebih dekat dengan
keadilan. Pada dasarnya asas kemanf aat an bergerak di ant ara t it ik kepast ian hukum dan t it ik
keadilan, di mana hakim lebih melihat kepada
t uj uan at au kegunaan dari hukum it u kepada
masyarakat . Hakekat nya hukum dibuat unt uk
menj aga kepent ingan manusia.
Penekanan kepada asas kepast ian hukum
set iap put usan hakim t ersebut ada penekananpenekanan t ert ent u ant ara ket iga asas t ersebut . 30 Set iap put usan hakim yang mencerminkan
kepast ian hukum bukan berart i t idak memperhat ikan asas keadilan dan kemanf aat an, asas
keadilan dan kemanf aat an t et ap ada hanya saj a
penekanannya lebih condong pada kepast ian hukum. Demikian j uga put usan hakim yang mencerminkan keadilan bukan berart i t elah meniadakan kepast ian hukum dan kemanf aat an, asas
kepast ian hukum dan kemanf aat an t ercermin
dalam put usan hakim t ersebut , t et api penekanannya lebih kepada asas keadilan. Sebaliknya j uga apabila put usan hakim yang t elah mencerminkan kemanf aat an bukan berart i t idak
mengakomodir kepast ian hukum dan keadilan.
Asas kepast ian hukum dan keadilan t et ap ada,
hanya saj a put usan hakim t ersebut lebih con-
oleh hakim lebih cenderung mempert ahankan
norma-norma hukum t ert ulis dari hukum posit if
yang ada. Perat uran perundang-undangan dit egakkan demi kepast ian hukum. Kendala yang di
hadapi hakim yang cenderung kepada kepast ian
hukum mengalami kebunt uan manakala ket ent uan t ert ulis t idak dapat menj awab persoalanpersoalan yang ada. Dalam sit uasi demikian ha-
dong pada kemanf aat an.
26
27
28
Lihat j uga Hart ini, “ Pengecual ian Ter hadap Penerapan
Asas Ul t ra Pet it um Part um Dal am Beracara di Pengadil an Agama” , Jur nal Mi mbar Hukum, Vol . 21 No. 2, Juni 2009, Yogyakart a: FH UGM, hl m. 383.
Bandingakan dengan M. Syamsudin, “ Rekonst ruksi Pol a
Pikir Haki m Dal am Memut uskan Perkara Korupsi Berbasi s
Hukum Progresif ” , Jur nal Di nami ka Hukum, Vol . 11 No.
1, Januari 2011, Purwokert o: FH Uni versit as Jenderal
Soedir man, hl m. 11; El isabet Nurhai ni But arbut ar, “ Konsep Keadil an Dal am Si st em Per adil an Perdat a” . Jur nal
Mi mbar Hukum, Vol . 21 No. 3, Juni 2009, Yogyakar t a:
FH UGM, hl m. 363.
Bandingkan dengan Luki Indr awat i, “ Rekonst r uksi Legal
Reasoning Haki m (Sudut Pandang Epi st i mol ogis Terhadap
Logika Hukum” , Jur nal Medi a Hukum , Vol . 14 No. 3,
November 2007, Yogyakart a: FH Uni versit as Muhammadi yah, hl m. 175.
Penutup
Simpulan
Seorang hakim dalam memeriksa dan memut us perkara t idak selamanya t erpaku pada sat u asas saj a. Pada set iap perkara secara kasuist is, hakim dapat saj a berubah-rubah dari asas
yang sat u ke asas yang lain. Hakim harus memperhat ikan pert imbangan hukum dengan nalar
yang baik, mengapa dalam kasus t ert ent u harus
memilih salah sat u asas. Dengan demikian kualit as put usan hakim dapat dinilai dari bobot
29
30
Lihat j uga Yant o Suf r iadi , “ Penerapan Hukum Progresi f
Dal am Pemul i han Kr isis Hukum Di Tengah Kemacet an
Demokrasi di Era Gl obal ” , Jur nal Hukum Ius Qui a
Iust um, Vol . 17 No. 2, April 2010, Yogyakart a: FH UII.
Lihat j uga Nindyo Pr amono, “ Probl emat ika Put usan
Hakim Dal am Perkara Pembat al an Perj anj i an” , Jur nal
Mi mbar Hukum , Vol . 22 No. 2, Juni 2010, Yogyakar t a:
FH UGM, hl m. 226.
488 Jurnal Dinamika Hukum
Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012
alasan dan pert imbangan hukum yang digunakan
dalam perkara.
Seorang hakim, mengan suat u pert imbangan hukum dengan nalar yang baik, dapat
menent ukan kapan berada lebih dekat dengan
kepast ian hukum, dan kapan lebih dekat dengan
keadilan. Pada dasarnya asas kemanf aat an bergerak di ant ara t it ik kepast ian hukum dan t it ik
keadilan, di mana hakim lebih melihat kepada
t uj uan at au kegunaan dari hukum it u kepada
masyarakat . Hakekat nya hukum dibuat unt uk
menj aga kepent ingan manusia.
Penekanan pada asas kepast ian hukum,
mengakibat kan hakim lebih cenderung mempert ahankan norma-norma hukum t ert ulis dari hukum posit if yang ada. Perat uran perundangundangan dit egakkan demi kepast ian hukum.
Kendala yang dihadapi hakim yang cenderung
menekankan kepast ian hukum yait u hakim akan
mengalami kebunt uan manakala ket ent uan-ket ent uan t ert ulis t idak dapat menj awab persoalan-persoalan yang ada. Dalam sit uasi demikian,
hakim harus menemukan unt uk mengisi kokosongan hukum. Penekanan yang lebih cenderung
kepada asas keadilan dapat berart i harus mempert imbangkan hukum yang hidup di masyarakat , yang t erdiri dari kebiasaan-kebiasaan dan
ket ent uan hukum yang t idak t ert ulis. Hakim dalam alasan dan pert imbangan hukumnya harus
mampu mengakomodir segala ket ent uan yang
hidup dalam masyarakat berupa kebiasaan dan
ket ent uan hukum yang t idak t ert ulis. Penekanan
yang lebih cenderung asas kemanf aat an lebih
bernuansa ekonomi. Dasar pemikirannya bahwa
hukum adalah unt uk manusia at au orang banyak, oleh karena it u t uj uan hukum harus berguna unuk manusia at au orang banyak.
Saran
Kepada para hakim baik Pengadilan Negeri dan Pengadilan t inggi sert a hakim agung di
Mahkamah Agung sebagai salah sat u pelaku pelaksana kekuasaan kehakiman, perlu t et ap mengusahakan idealnya put usan hakim harus mencerminkan ket iga unsur yakni keadilan, kepast ian hukum dan kemanf aat an. Suat u hal yang memang harus diakui bahwa unt uk mewuj udkan
ket iga unsur t ersebut secara bersama-sama agak
sulit , namun demikian harus t et ap diusahakan.
Hakim harus t et ap perlu bert it ik t olak dan berusaha mungkin berpedoman pada asas yang berlaku dalam hukum acara perdat a dengan t idak
melupakan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
Daftar Pustaka
Abdullah, Idrus. “ Penyelesaian Sengket a Bisnis
Di Luar Pengadilan Ant ar Warga Sesama
Et nis (St udi Kasus Di Pulau Sumbawa)” .
Jur nal Yust i t i a. 77 Mei-Agust us 2009.
Surakart a: FH UNS;
Alkost ar, Art idj o. “ Fenomena-f enomena Paradigmat ik Dunia Pengadilan Di Indonesia
(Te-laah Krit is Terhadap Put usan Sengket a
Kon-sumen). Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um . Vol. 26 No. 11 Mei 2004. Yogyakart a:
FH UII;
But arbut ar, Elisabet Nurhaini. “ Konsep Keadilan
Dalam Sist em Peradilan Perdat a” . Jur nal
Mi mbar Hukum Vol. 21 No. 3. Juni 2009.
Yogyakart a: FH UGM;
-------. “ Kebebasan Hakim Perdat a Dalam Penemuan Hukum dan Ant inomi Dalam Penerapannya” . Jur nal Mi mbar Hukum . Vol.
23 No. 1. Februari 2011. Yogyakart a: FH
UGM;
Friedman, LW. 1975. The Legal Syst em; A Soci al
Sci ence Prespect ive , New York: Russell
Sage Foundat ion;
Goesniadhie, Kusnu S. “ Perspekt if Moral Penegakan Hukum Yang Baik” . Jur nal Hukum
Ius Qui a Iust um. Vol. 17 No. 2. April 2010.
Yogyakart a: FH UII;
Hart ini. “ Pengecualian Terhadap Penerapan Asas Ult ra Pet it um Part um Dalam Beracara
di Pengadilan Agama” . Jurnal Mimbar Hukum. Vol. 21 No. 2; Juni 2009; Yogyakart a: FH UGM;
Herdyant o, Edy. “ Kebij akan Penyelenggaraan
Kekuasaan Kehakiman Sebagai Kendali
Pembent ukan Pengadilan Khusus Di Indonesia” . Jur nal Yust i t ia. Vol. 72. Sept ember-Desember 2007. Surakart a: FH Universit as Sebelas Maret ;
Indah, C Maya S. “ Mewuj udkan Sist em Peradilan
Berwibawa Di Indonesia” . Jurnal Medi a
Hukum. Vol. 14 No. 3. November 2007.
Yogyakart a: FH UMY;
Indrawat i, Luki. “ Rekonst ruksi Legal Reasoning
Hakim (Sudut Pandang Epist imologis Ter-
Mewuj udkan Kepast i an Hukum, Keadil an dan Kemanf aat an dal am Put usan Hakim…
hadap Logika Hukum” . Jurnal Media Hukum . Vol. 14 No. 3 November 2007. Yogyakart a: FH Universit as Muhammadiyah;
Kant er. 2000. “ Et i ka Pr of esi Hukum: Sebuah
Pendekat an Sosi o-Rel i gi us” . Cet akan Pert ama. Jakart a: St oria Graf ika;
Mahyuni. “ Lembaga Damai Dalam Proses Penyelesaian Perkara Perdat a Di Pengadilan” .
Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um . Vol. 16 No.
4. Okt ober 2009. Yogyakart a: FH UII;
Marzuki, Piet er Mahmud, 2006. Penel it i an Hukum . Cet akan Kedua Mei. Jakart a: Prenada Media Group;
Mert okusumo, Sudikno. 2007. Penemuan Hukum
Sebuah Pengant ar . Yogyakart a: Penerbit
Universit as At ma Jaya;
Muhammad, Rusli. “ St rat egi Dalam Membangun
Kembali Kemandirian Pengadilan Di Indonesia” . Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um .
Vol. 25 No. 11. April 2004. Yogyakart a:
FH UII;
Muqaddas, Busyro. “ Mengkrit ik Asas-Asas Hukum
Acara Perdat a” . Jur nal Hukum Ius Qui a
Iust um . Vol. 20 No. 9. Juni 2002. Yogyakart a: FH UII;
Nazriyah, Riri. “ Peranan Cit a Hukum Dalam
Pembent ukan Hukum Nasional” . Jur nal
Hukum Ius Qui a Iust um. Vol. 20 No. 9. Juni 2002. Yogyakart a: FH UII;
Nugroho, Hibnu. “ Paradigma Penegakan Hukum
Indonesia dalam Era Global. Jur nal Pro
Just i t i a. Vol. 26 No. 4. Okt ober 2008.
Bandung: FH UNPAR;
489
Riyant o, R. Benny. “ Kebebasan Hakim Dalam
Memut uskan Perkara Perdat a di Pengadilan Negeri” . Jur nal Hukum Yust it i a. Vol.
74. Mei-Agust us 2008. Surakart a: FH UNS;
Rosadi, Ot ong. “ Hukum Kodrat , Pancasila dan
Asas Hukum dalam Pembent ukan Hukum
Di Indonesia” . Jurnal Di nami ka Hukum.
Vol. 10 No. 3. Sept ember 2010. Purwokert o: FH Universit as Jenderal Soedirman;
Sudraj at , Tedi. “ Aspirasi Ref ormasi Hukum Dan
Penegakan Hukum Progresif Melalui Media
Hakim Perdamaian Desa” . Jur nal Dinami ka Hukum . Vol 10 No. 3. Sept ember 2010.
Purwokert o: FH Universit as Jende-ral
Soedirman;
Suf riadi, Yant o. “ Penerapan Hukum Progresif
Dalam Pemulihan Krisis Hukum Di Tengah
Kemacet an Demokrasi di Era Global” . Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um. Vol. 17 No. 2.
April 2010. nYogyakart a: FH UII;
Suhardin, Yohanes. “ Fenomena Mengabaikan
Keadilan dalam Penegakan Hukum” . Jur nal Mi mbar Hukum Vol. 21 No. 2. Juni
2009. Yogyakart a: FH UGM;
Sut iyoso, Bambang. “ Implement asi Gugat an Legal St anding Dan Class Act ion Dalam Prakt ik Peradilan Di Indonesia” . Jur nal Hukum
Ius Qui a Iust um . Vol. 26 No. 11. Mei 2004.
Yogyakart a: FH UII;
Sut iyoso, Bambang. “ Mencari Format Ideal Keadilan Put usan Dalam Peradilan” . Jur nal
Hukum Ius Qui a Iust um Vol. 17 No. 2. April 2010. Jakart a: FH UII;
Nuswardani, Nunuk. “ Upaya Peningkat an Kualit as Put usan Hakim Agung Dalam Mewuj udkan Law And Legal Ref orm” . Jurnal Hukum Ius Qui a Iust um. Vol. 16 No. 4. Okt ober 2009. Yogyakart a: FH UII;
Syamsudin, M. “ Rekonst ruksi Pola Pikir Hakim
Dalam Memut uskan Perkara Korupsi Berbasis Hukum Progresif ” . Jurnal Di nami ka
Hukum. Vol. 11 No. 1. Januari 2011. Purwokert o: FH Universit as Jenderal Soedirman;
Pekuwali, Umbu Lily. “ Memposisikan Hukum Sebagai Penyeimbang Kepent ingan Masyarakat ” . Jur nal Pr o Just it i a. Vol. 26 No. 4.
Okt ober 2008. Bandung: FH Universit as
Kat holik Prahayangan;
Want u, Fence M. “ Ant inomi Dalam Penegakan
Hukum Oleh Hakim” . Jur nal Mi mbar Hukum. Vol. 19 No. 3. Okt ober 2007. Yogyakart a: FH UGM;
Pramono, Nindyo. “ Problemat ika Put usan Hakim
Dalam Perkara Pembat alan Perj anj ian” .
Jur nal Mimbar Hukum , Vol. 22 No. 2. Juni
2010. Yogyakart a: FH UGM;
Priyant o, Anang. “ Cit ra Hakim Dan Pengakan
Hukum Dalam Sist em Peradilan Pidana Di
Indonesia” . Jur nal Ci vi cs Medi a Kaj i an
Kewar ganegar aan. Vol. 2 No. 2. Desember
2005. Yogyakart a: Fakult as Ilmu Sosial
Dan Ekonomi;
Wardah, Sri. “ Inst it usionalisasi Proses Mediasi
Dalam Sist em Peradilan Di Indonesia” .
Jur nal Hukum Ius Qui a Iust um. Vol. 26 No.
11, Mei 2004. Yogyakart a: FH UII;
Wij ayant a, Tat a dan Heri Firmansyah. “ Perbedaan Pendapat Dalam Put usan-Put usan Di
Pengadilan Negeri Yogyakart a Dan Pengadilan Negeri Sleman” . Jurnal Mimbar Hukum. Vol. 23 No. 1. Februari 2011. Yogyakart a: FH UGM.
490