Struktur Organisasi Tugas Pokok dan Fungsi

2 Statistik Balai KSDA Sumatera Barat Tahun 2007 4. penyidik, perlindungan dan pengamanan hutan, hasil hutan dan tumbuhan dan satwa liar di dalam dan di luar kawasan konservasi; 5. pengendalian kebakaran hutan; 6. promosi, informasi konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya; 7. pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya; 8. kerjasama pengembangan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya serta pengembangan kemitraan; 9. pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi; 10. pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwisata alam; 11. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

3. Sejarah Balai KSDA Sumatera Barat

Balai KSDA Sumatera Barat memiliki sejarah cukup panjang, baik perubahan nama, eselonisasi hingga tugas pokok dan fungsi embannya yang terus berubah mengikuti berbagai perubahan dan tantangan yang ada. Sejarah singkat Balai ini dapat dilihat pada bagan berikut; 3 Statistik Balai KSDA Sumatera Barat Tahun 2007 1971 1979 1991 1998 2002 2007 Seksi P Seksi P Seksi P Seksi P el el estarian dan Perlindungan Alam Seksi PPA Keputusan Menteri Pertanian No. 186KptsUm1971. Sub Balai Pelestarian dan Perlindungan Alam SBPPA Keputusan Menteri Pertanian No. 429Kpts Org71979 tanggal 10 Juli 1978. Sub Balai Konservasi Sumber Daya Sub Balai Konservasi Sumber Daya Sub Balai Konservasi Sumber Daya Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam SBKSDA Keputusan Menteri Kehutanan No. 114Kpts- II1991 tanggal 12 Oktober 1991. Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA Keputusan Menteri Kehutanan No. 6187Kpts-II2002 tanggal 10 Juni 2002. Unit Konservasi Sumber Daya Alam Konservasi Sumber Daya Alam Konservasi Sumber Daya Alam Konservasi Sumber Daya Alam UKSDA Keputusan Menteri Kehutanan No. 204Kpts- II1998 tanggal 27 Pebruari 1998. Setingkat eselon IV, kantor di Kota Bukittinggi,. Setingkat eselon IV Setingkat eselon IV Kawasan yang dipangku hanya mencakup 5 kawasan yang berstatus sebagai cagar alam: CA Lembah Anai, CA RImbo Panti, CA Lembah Harau, CA Batang Palupuh dan CA Beringin Sakti yang pada tahun awal 1979 3 kawasan yang disebut pertama kemudian dalam perjalanannya sebagian dialihfungsikan menjadi taman wisata alam. Dalam periode ini dilakukan penunjukkan kawasan Konservasi Baru melalui Keputusan Menteri Pertanian 11 suaka alam yang karena luasnya, saat ini menjadi inti dari kegiatan konservasi kawasan Sumatera Barat. Penunjukkan sub seksi - sub seksi, 7 subsi Pasaman, Tanah Datar, Agam, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Limapuluh Kota dan SwlSijunjung. Kawasan konservasi Sumatera Barat banyak yang ditata batas pada periode ini. Perluasan embanan tupoksi, upgrade eselon menjadi eselon IIIa, Subsi diupgrade menjadi 3 Seksi KSDA. Karena peningkatan eselonisasi ini bersamaan dengan penguatan kewenangan di daerah dalam program otonomi daerah, kesenjangan eselonisasi institusi pengelolan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya ini masih tetap terasakan. Perampingan sub seksi, menjadi 3 subsi Subsi Pasaman dsk, Tanah Datar dsk dan Swl Sijunjung Pasaman dsk, Tanah Datar dsk Pasaman dsk, Tanah Datar dsk dsk. Terbitnya penunjukkan kawasan TWA Pulau Pieh yang sebelumnya merupakan usulan kawasan konservasi. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Balai Konservasi Sumber Daya Alam Balai Konservasi Sumber Daya Alam Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA Peraturan Menteri Kehutanan No. P.02Menhut- II2007 tanggal 1 Februari 2007 Perubahan sebagian tugas pokok dan fungsi sesuai dengan perkembangan dan tantangan yang terjadi, khususnya dalam menghadapi illegal logging, kebakaran dan pengelolaan kawasan hutan lindung dan tahura. Bagan Kronologis Terbentuknya Balai KSDA Sumatera Barat Keterangan: Nama Sebutan Catatan Tahun