Sasaran Nasional Tujuan PENDAHULUAN

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015 4 disusun Pedoman Teknis Pengembangan Karet.

B. Sasaran Nasional

Pengembangan perkebunan karet, sejatinya adalah pengembangan perkebunan rakyat, yang luasnya sekitar 85 total luas areal perkebunan karet di Indonesia. Usahanya umumnya monokultur, sehingga rawan terhadap penurunan harga. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani perlu dilakukan usaha diversifikasi integratif berbasis karet. Untuk kegiatan peremajaan dan perluasan, pada waktu Tanaman Belum Menghasilkan TBM dapat dilakukan pengembangan tanaman tumpangsari pangan dan pada waktu Tanaman Menghasilkan TM, perlu dicari tanaman-tanaman yang tahan naungan. Dalam rangka memberikan ruang yang cukup untuk pengembangan tumpangsari panganhortikulturatanaman perkebunan lainnya, baik pada waktu TBM maupun TM, dipandang strategis untuk dilakukan perubahan jarak tanam. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015 5

C. Tujuan

Tujuan kegiatan pengembangan karet tahun 2015 yaitu: 1. Percepatan peremajaan karet rakyat didaerah sentra-sentra produksi dan pelaksanaan perluasan karet rakyat di wilayah perbatasan, pasca konflik, pasca bencana, daerah miskintertinggal; 2. Penggunaan klon unggul untuk peningkatan produksi dan produktivitas karet rakyat; 3. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui pengembangan karet rakyat rakyat, memperluas kesempatan dan peluang kerja; 4. Menjaga kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam. II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan 1. Pelaksanaan kegiatan pengembangan dilakukan melalui pendekatan teknis seperti yang dilakukan selama ini dan pendekatan sosial budaya yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan peran serta petani yang disinergiskan dengan program pembangunan dan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015 6 pengembangan Pertanian di Kabupaten Kota; 2. Daerah sasaran kegiatan pengembangan karet : a. Daerah sasaran peremajaan karet rakyat adalah daerah sentra produksi karet, yang diutamakan pada kondisi:  Tanaman tuarusak tidak menggunakan bahan tanaman unggul.  Tingkat kerusakan bidang sadap minimal 60.  Produksi per ha dibawah batas minimum nilai ekonomis;  Kerapatan tanaman kurang dari 100 pohonha atau melebihi 800 pohonha. b. Daerah sasaran perluasan karet adalah daerah-daerah yang secara agroklimat sesuai untuk pengembangan karet, diutamakan di wilayah wilayah perbatasan, pasca konflik, pasca bencana, daerah miskintertinggal; c. Proses seleksi kelompok sasaran dan calon lokasi dilakukan oleh Tim Teknis yang dibentuk Provinsi, jika Kegiatan merupakan TP Propinsi, sedangkan jika kegiatan merupakan TP Kabupatenkota, dilakukan oleh Tim Teknis yang dibentuk KabupatenKota, Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015 7 yang dilakukan secara terbuka, ditetapkan secara musyawarah atas dasar kepentingan pengembangan usaha pertanian di daerah dan usulan dari masyarakat; d. Untuk TP Provinsi, Calon Petani CP yang telah diseleksi ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi atau Kepala Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi setempat, sedangkan untuk TP KabupatenKota, Calon Petani CP yang telah diseleksi ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kepala Dinas yang membidangi perkebunan Kabupaten Kota setempat; e. Calon Lahan CL, adalah lahan milik petani, yang tidak dalam sengketa dan secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat;  Kriteria Calon Petani dan Calon Lahan CPCL dapat diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan JUKLAK yang disusun oleh Provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada;  Pelaksanaan kegiatan diatur secara spesifik dalam Petunjuk Teknis JUKNIS oleh KabupatenKota sesuai kondisi petani dan budaya setempat; Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2015 8  Paket bantuan dalam bentuk benih siap salur, sarana dan prasarana produksi. 3. Paket bantuan merupakan hibah, yang pelaksanaannya mengacu kepada peraturan perundangan

B. Spesifikasi Teknis