Aspar, Meningkatkan Hasil Belajar Geometri Bangun Ruang Sisi Datar ..........................
1
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOMETRI BANGUN RUANG SISI DATAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA
PADA KELAS VIII-A MTS ALKHAIRAAT PUSAT PALU Aspar
Guru MTs Alkhairaat Pusat Palu
Abstrak: Rendahnya pemahaman siswa MTs Alkhairaat Pusat Palu tentang materi Bangun ruang sisi datar merupakan permasalahan pokok dalam penelitian ini. Salah satu faktor yang
menyebabkan rendahnya pemahaman tersebut adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi bangun ruang tidak menggunakan alat peraga. Materi
geometri bangun ruang sisi datar merupakan materi abstrak dari sekian pembahasan pada matematika, olehnya diperlukan cara pembalajaran yang dapat diterima oleh siswa secara realistis.
Salah satu cara adalah dengan menggunakan alat peraga. Penerapan pembelajaran menggunakan alat dapat mempermudah pemahaman materi karena siswa akan lebih realistis untuk
memahaminya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika terutama pada materi geometri bangun ruang. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Alkhairaat Pusat
Palu Propinsi Sulawesi Tengah dengan mengambil sampel kelas VIII-A sebanyak 29 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus I sampai pada siklus
III. Sebelum dilaksanakan tindakan diperoleh daya serap klasikal 44,51. Pada siklus I daya serap klasikal diperoleh 48,90 dan ketuntasan belajar 24,14. Pada hasil kegiatan siklus II diperoleh
daya serap klasikal 73,69 dan ketuntasan belajar mencapai 72,41, sedangkan pada siklus III diperoleh hasil daya serap 85,82 dan ketuntasan belajar mencapai 93,10. Dengan demikian
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi bangun ruang.
Kata kunci: alat peraga, pembelajaran, geometri bangun ruang
.
1. Pendahuluan
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu yang harus ada adalah
guru yang berkualitas, yakni guru yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian,
kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional sesuai dengan undang-
undang nomor 14 tahun 2005. Dalam pelaksanaannya
guru dituntut
memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya penguasaan
dalam penggunaan mediaalat peraga pembelajaran.
Berkaitan dengan penggunaan alat peraga pembelajaran merupakan bagian dari
sarana yang wajib dimiliki oleh setiap satuan pendidikan, sebagai fungsi pedagogik yang
dapat mempertinggi proses interaksi guru, peserta didik dan materi pembelajaran.
Dalam pembelajaran
matematika geometri, penggunaan alat peraga disadari oleh
banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran dan meningkatan
hasil belajar siswa, karena mempelajari suatu obyek
dalam pembelajaran
matematika diperlukan pengalaman melalui benda-benda
nyata konkret seperti alat peraga sebagai jawaban bagi siswa untuk berpikir abstrak.
Dewasa ini kita mengenal adanya alat peraga yang bisa menvisualisasikan secara
mudah bagaimana wujud tiga dimensi beserta bagian-bagian yang ada di dalamnya. Seperti
bangun kubus, balok atau prisma yang kita buat dari kertas karton. Di samping alat peraga
yang terbuat dari kertas, ada juga alat peraga bangun ruang yang terbuat dari kaca, atau
bahan seperti mika. Tentu ini akan sangat membantu siswa untuk bisa menvisualisasikan
bidang diagonal ruang. Ragam dan jenis media pun cukup banyak sehingga dapat
dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan,
maupun materi
yang akan
disampaikan. Manfaat alat peraga dalam proses
pembelajaran antara lain: 1 Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
Aspar, Meningkatkan Hasil Belajar Geometri Bangun Ruang Sisi Datar ..........................
2 menumbuhkan motivasi belajar, 2 Bahan
pengajaran akan
lebih jelas
maknanya sehingga akan lebih dipahami oleh para siswa
dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran
lebih baik,
3 Metode
mengajarakan lebih bervariasi, dan 4 Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga
aktivitas lain
seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain Arsyad, 2000:25.
Sebagai contoh, bangun-bangun ruang dan bangun datar pada dasarnya didapat dari
benda-benda kongkret dengan melakukan proses abstraksi dan idealisasi dari benda-
benda nyata. Proses pembelajaran matematika harus dapat menghubungkan antara ide abstrak
matematika dengan situasi nyata yang dialami atau diamati oleh siswa. Tentunya proses
pembelajaran tidak efektif apabila guru hanya bercerita ceramah tentang hal-hal yang
terjadi.
Untuk itulah
diperlukan media
pembelajaran, yang dapat dimanipulasi, dapat dilihat, dapat didengar dan dapat dibaca.
Media yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi.
Masalah yang dihadapi siswa kelas VIII- A MTs Alkhairaat Pusat Palu, sebagian besar
hasil belajar matematikanya rendah karena pembelajaran
yang dilakukan
kurang memperhatikan penggunaan alat peraga. Pada
hal hasil belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari luar
eksternal
maupun dari dalam
internal
. Diantara
faktor-faktor tersebut
adalah penggunaan alat peraga pembelajaran.
2. Metode Penelitian