11 16 USAID KINERJA mendampingi MSF dan Puskesmas melakukan lokakarya pengaduan, survey
pengaduan, analisis, janji perbaiakan layanan dan monitoring dan evaluasi pemenuhan janji perbaikan layanan. Banyak hal yang berkaitan dengan persalinan aman dikeluhkan oleh
masyarakat seperti bidan tidak tinggal di desa, bidan tidak memberikan informasi dengan cukup, bidan tidak ramah dan sebagainya. Puskesmas menyikapi ini dengan membuat janji sesuai dengan
kemampuan puskesmas memenuhi janji tersebut yang dimonitoring secara berkala oleh MSF. Seluruh puskesmas mitra KINERJA sudah melakukan janji perbaikan layanan dan umumnya sudah
dapat memenuhi janjinya. Mekanisme pengaduan masyarakat tidak hanya diperoleh melalui Survey Pengaduan Masyarakat,
tapi juga ada beberapa pendekatan lainnya seperti lewat Kotak Pengaduan atau Kotak Keluhan, SMS gate way, Hotline
– telephone dan sebagainya. Untuk menjamin bahwa masyarakat mau memberikan keluhanpengaduannya maka penting bagi unit layanan kesehatan puskesmas
mengembangkan mekanisme Pengelolaan Pengaduan. Masyarakat perlu terinformasi tentang adanya layanan pengaduan dan SOP pengaduan yang disediakan oleh unit layanan
kesehatanpuskesmas untuk digunakan oleh masyarakat. Dalam mengembangkan mekanisme penanganan pengaduan, unit layanan kesehatan perlu
melibatkan tim yang terdiri dari staf puskesmas, perwakilan MSF atau Komite Kesehatan Kecamatan Badan Pertimbangan Kesehatan atau perwakilan PKK, Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat, kader kesehatan dan pemerhati kesehatan lainnya di wilayah Puskesmas. Keterlibatan perwakilan masyarakat ini penting sebagai bentuk ‘pengawasan publik’ terhadap Pengelolaan
Pengaduan oleh unit layanan, serta untuk menjamin bahwa pengaduan dari masyarakat memang ditanggapi secara serius oleh pemberi layananpuskesmas.
Mekanisme pengelolaan pengaduan yang berfungsi baik dan bermanfaat bisa ditemukan di Kab. Melawi, Sekadau dan Bengkayang di Kalimantan Barat, dan di Kota Makassar dan Kab. Luwu
Utara di Sulawesi Selatan.
6. Strategi Promosi Kesehatan
Tujuan utama dari promosi kesehatan adalah meningkatan pemahaman masyarakat terhadap persalinan aman sehingga masyarakat terutama ibu mengetahui hak-haknya dan kewajibannya
dalam pelayanan kehamilan, persalinan, nifas, ASI, dan aspek budaya yang kurang menguntungkan kesehatan masyarakat. Kegiatan promosi sering diterjemahkan oleh puskesmas
dan dinas kesehatan kabupatenkota sering dilakukan dengan pendekatan yang generic. Selain itu, promosi kesehatan selama ini hanya dilakukan oleh petugas kesehatan. Padahal, petugas
kesehatan itu sendiri belum tentu memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan tidak dapat hadir dalam setiap kegiatan sosial masyarakat.. Sementara masyarakat LSM, ulama, media, dan
lainnya dan lintas sector Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama di daerah memiliki potensi yang besar untuk mempengaruhi masyarakat terhadap perilaku atau persepsi yang kurang
mendukung kesehatan pribadi dan masyarakat. USAID KINERJA membantu puskesmas dan dinas kesehatan merancang strategi promosi yang
lebih inovatif dengan beberapa kriteria:
1. Anchor, cari momen yang mudah orang ingat. Misal, acara nikah hari penting bagi pasangan,
2. Massa or massive, yaitu menciptakan gerakan banyak massa yang terlibat. Misal, festival atau gelar seni, face book, dan social media lainnya
12 16 3. Penyampai yang menarik dan menjadi anutan masyarakat, misal Ulama, pejabat daerah dan
public figure lainnya. 4. Terus menerus repetitive, promosi yang dapat dilihat, didengar dan dibaca setiap hari atau
momen oleh masyarakat. Misal, Baliho yang komunikatif pada tempat-tempat strategis. 5. Singkat, padat, dan mudah diingat, yaitu suatu pesan tulisan dan atau gambar yang
mudah dipahami dalam konsep awam tetapi gambar dan kalimat itu menjadi khas. Jika orang mengulang kalimat itu sudah menunjukkan kekhasan isu itu.
Strategi promosi dapat dipilih dua pendekatan utama. Pertama promosi untuk tujuan informasi umum tetapi cakupannya luas dan khusus atau lebih detil tetapi cakupannya kecil. Strategi promosi
umum biasanya pesan-pesan yang disampikan hanya sebagai informasi apa dan seperti apa mereka harus melakukan. Sedangkan indormasi khusus adalah lebih r
Beberapa contoh strategi promosi umum yang melibatkan para pihak:
1. Tokoh agama, kuliah tujuh menit dimana ustad menyampaikan pesan-pesan persalinan aman dan ASI dalam ceramahnya di Kabupaten Bondowoso.
2. Perias pengantin, penjual jamu dan pedagang pasar, tukan ojek, dan para perias pengantin menjadi penyampai pesan-pesan kepada konsumennya terutama kepada ibu-ibu dan
pasangan suami istri seperti di Kabupaten Probolinggo. 3. Pejabat daerah menjadi duta ASI dan duta Persalinan Aman seperti di Kabupaten Probolinggo
dan Bondowoso. 4. Pembentukan kelompok masyarakat dengan nama Bapak Peduli ASI di Kota Makassar untuk
melakukan advokasi dan mendukung ibu menyusui. 5. Kantor Urusan Agama menjadi mitra dalam peningkatan pemahaman calon pengantin terhadap
informasi persalinan aman dan ASI seperti di Bener Meriah dan Sambas. 6. Pemasangan banner, spanduk, baliho dan laiinya dalam bahasa daerah yang ditempatkan
pada area yang strategis. Hampir seluruh daerah menerapkan strategi ini. Beberapa contoh strategi promosi yang lebih detil tetapi cakupan sasarannya terbatasindividual
adalah
1. Konseling ketika ANC 2. Talkshow dengan radio yang membahas satu isu secara mendalam.
3. Kelas ibu hamil 4. Leaflet dan buku saku
Contoh program promosi kesehatan yang inovatif dan menarik bisa ditemukan di Kab. Probolinggo di Jawa Timur, Kab. Bener Meriah di Aceh, dan di Kota Makassar di Sulawesi Selatan.
7. Perencanaan Tingkat Puskesmas