8 16 Simeulue sampai mencapai jumlah kasus tertentu sehingga mereka dianggap sudah kompeten.
Dampak dari pemagangan ini terutama di RS, masyarakat desa makin percaya bahwa bidan tersebut sudah ditambahkan pengetahuan dan keahliannya di RS sebagaimana terjadi di Luwu.
Contoh kemitraan bidan dan dukun yang sudah berdampak besar kepada peningkatan persalinan ditolong tenaga kesehatan bisa ditemukan di Kab. Aceh Singkil di Provinsi Aceh, dan di Kab. Luwu
dan Luwu Utara di Provinisi Sulawesi Selatan.
4. Kantung Persalinan
Mampu membuat dan melaksanakan kantung persalinan sebagai wujud akuntabilitas dan responsiveness dalam menangani ANC dan persalinan. Kantung persalinan merupakan suatu alat
monitoring program persalinan aman oleh Puskesmas dimana ringkasan informasi kondisi ibu hamil ditulis singkat pada satu kartu dan kartu itu disimpan dalam kantung sesuai dengan taksiran
persalinan. Dengan demikian, ibu hamil akan punya informasi yang lengkap berkaitan dengan kehamilannya dari waktu ke waktu, terutama tentang tanda bahaya kehamilan yang dapat
mengancam keselamatan ibu dan janin. Keberadaan kantung persalinan ini dapat mengurangi dan mencegah terjadinya komplikasi yang terjadi pada ibu menjelang dan saat persalinan, karena ibu
hamil dan bidan dapat melakukan tindakan dan menyusun rencana persalinan yang aman sesuai dengan kondisi ibu.
Temuan dan intervensi di beberapa derah tentang kondisi kantung persalinan itu adalah sebagai berikut:
1. Kantung persalinan belum menjadi sumber monitoring. Kantung tersebut belum dapat menggambarkan daerah kerja Puskesmas dan kondisi ibu hamil menurut desa. Demikian juga
belum bisa menginformasikan tingkat risiko ibu hamil menurut desa. Alasan yang banyak dikemukaan adalah puskesmas sudah memiliki Kohort ibu, PWS KIA dan buku KIA sehingga
kantung itu dirasakan tidak bermanfaat. Namun, ketika dimintakan data kepada bidan koordinator tentang berapa orang pada pada bulan X akan bersalin, dimana, tanggal berapa,
tingkat risiko maka Bidan Koordinator kewalahan menjawab dan menyajikan datanya. Pada masa sekarang, Data ini dapat diolah lebih cepat dengan menggunakan komputer. Berhubung
puskemsas belum mengembangkan sistem monitoing dengan elektronik maka kantung persalinan masih relevan sebagai DASHBOARD atau shortcut informasi ibu hamil dalam
mencegah dan perencanaan komplikasi di wilayah kerja puskesmas. USAID KINERJA merevitalisasi kantung persalinan sehingga kantung dapat menunjukkan
secara ringkas kondisi ibu yang hamil, tingkat risiko, dukun, donor darah, dan lainnya sesuai dengan P4K menurut desa dalam wilayah kerja puskesmas. Puskesmas disarankan membuat
peta wilayah kerja Puskesmas. Peta itu ditempel di atas kantung persalinan agar seluruh informasi itu bisa informatif.
2. Kantung hanya berisi ibu yang berkunjung ke Puskesmas saja. Sementara informasi ibu yang berkunjung di bidan desapolindespustu dan lainnya tidak terinformasikan ke puskesmas
sehingga puskesmas tidak mangetahui dengan cepat kondisi ibu hamil di wilayh kerjanya. USAID KINERJA mendampingi puskesmas untuk mengisi kantung dari seluruh ibu hamil yang
ada di wilayah kerjanya. Bidan di desa membuat dua kartu ibu yang akan diisi dalam kantung
9 16 persalinan di poskesdes dan Puskesmas. Setiap ibu yang telah memeriksa dirinya ke
Puskesmas maka informasi ibu diteruskan kepada bidan di desa dalam pertemuan bulanan agar tidak terjadi perhitungan ganda ANC.
3. Isi kantung kartu dalam kantung sering tidak rutin diisi oleh bidan koordinator. Alasannya adalah kurang waktu untuk membuatnya dan kantung yang telah diisi juga tidak pernah menjadi
perhatian dari kepala Puskesmas. Akhirnya, bidan koordinator sering membiarkan kantung persalinan kosong dan menjadi pajangan saja.
USAID KINERJA mendampingi kepala puskesmas dan bidan koordinator untuk terus mengisinya dan didorong oleh MSF agar infromasi ringkas tentang ibu hamil dan bersalin dapat dipantau
dengan baik. Setelah memahami tujuan tersebut, puskesmas sudah mengisinya dengan rutin.
4. Kantung tidak pernah dianalisis. Kantung tersebut hanya menjadi pajangan di ruang KIA puskesmas.
USAID KINERJA membantu bidan koordinator dan kepala Puskesmas untuk menganalisis informasinya setiap bulan. Informasi ini disampaikan dalam pertemuan internal Puskesmas
dengan program terkait dan bidan di desa. Informasi yang diperlukan dalam analisi kantung adalah:
a. Ibu hamil yang akan bersalin berada di desa mana saja. Bidan desa yang bertugas di desa tersebut diwajibkan berada di desa 2 minggu sebelum tanggal persalinan sampai
ibu bersalin. Jika bidan desa ingin mengambil cuti maka cutinya sebelum tanggal tersebut. Jika dalam kondisi mendesak dan bidan desa terpaksa tidak bisa berada di
desa dalam waktu + 2 minggu dari hari taksiran melahirkan, maka bidan koordinator akan memberi tanggung jawab pematauan dan pertolongan persalinan kepada bidan di
desa lain yang terdekat.
b. Jumlah ibu yang akan bersalin dalam bulan tersebut dengan berbagai tingkat risiko. Risko yang ada dapat dipantau oleh bidan desa bagaimana persiapan dari keluarga.
Kepala puskesmas dapat memantau tingkat persiapan dari stiker P4K. c. Dari jumlah ibu hamil yang ada, berapa ibu hamil yang belum melakukan pemeriksaan
sesuai dengan umur kehamilan. Kepala puskesmas dan bidan koordinator dapat mendorong bidan desa dan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.
d. Bidan di desa harus mendapatkan kepastian ibu memilih tempat persalinan. Apakah bersalin di rumahnya sekaran atau di rumah orang tuanya di desa lain dalam satu
kecamatan atau desa lain luar kecamatan atau luar kabupaten. Informasi ini dapat digunakan untuk mendapatkan kemungkinan hilangnya K4 atau jumlah persalinan.
Informasi ini dapat dikoordinasikan dengan puskesmas lain terutama dalam satu kabupaten. Hal ini dilakukan di Simeulue dan Aceh Tenggara sebagai pengembangan
komunikasi antar bidan dan puskesmas.
e. Dukun yang berada di desa tersebut sudah mulai diberitahukan agar siap-siap mendorong ibu dan keluarga untuk persiapan persalinan termasuk persiapan kendaraan
untuk rujukan. Dukun juga dipantau agar tidak melakukan bantuan persalinan. 5. Kondisi ibu hamil di wilayah kerja puskesmas jarang diinformasikan secara bulanan kepada
pemangku kepentingan di kecamatan dan desa.
10 16 USAID KINERJA mendampingi puskesmas untuk menyampaikan kondisi ini secara ruitin
bulanan kepada MSF dan kepala desa. Puskesmas menyampaikan informasi dalam kalimat atau kata yang mudah dimengerti oleh orang awam dengan menghindari penggunaan singkatan
dan istilah program atau medis. Informasi yang perlu disampaikan pada forum ini adalah:
a. Kesiapan desa terhadap ibu yang membutuhkan bantuan ketika ibu terjadi komplikasi selama kehamilan dan persalinan terutama kesiapan tranportasi, donor, dan orang-
orang penting yang perlu dihubungi pada saat genting itu. Kabupaten Aceh Singkil membuat kartu emergensi yaitu kartu yang berisi no telpon bidan desa, kepala
puskesmas dan kepala dinas kesehatan.
b. Puskesmas dapat menyampaikan atau mendapat informasi ibu yang datang bersalin dari luar daerah agar ibu tersebut mendapat pelayanan yang adekuat dan datanya dapat
disampaikan ke puskesmas dimana ibu itu berasal. c. Meminta pengawasan agar dukun yang sudah bermitra untuk tidak menolong persalinan
dan dukun yang belum bermitra untuk didorong agar bermitra. Kantung persalinan sesungguhnya sangat bermanfaat bagi manajemen program persalinan aman
yang lebih responsif yaitu : 1. Mengetahui status kehamilan ibu dan tingkat risiko;
2. Mengetahui taksiran persalinan; 3. Mengetahui penolong serta pendamping persalinan;
4. Mengetahui tempat persalinan; 5. Mengetahui apa yang mesti dipersiapkan oleh keluarga dan tenaga kesehatan;
6. Monitoring keberadaan bidan di desa pada saat yang tepat. 7. Mempercepat berfungsinya desa siaga;
8. Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil; 9. Termonitor kepatuhan kemitraan bidan dan dukun;
10. Dapat ditanganinya kejadian komplikasi secara dini; 11. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
Semua puskesmas mitra USAID KINERJA di Kalimantan Barat menambahkan lagi dengan kantung IMD, Kantung ASI Eksklusif dan Kantung BGM. Mereka dapat memonitor jumlah ibu yang
melahirkan terlah dilakukan IMD, dan ASI Eksklusif serta anak yang kurang gizi. Proses monitoringnya sama sehingga kepala puskesmas dan bidan koordinator sebagai manajer program
KIA mendapatkan mengikuti perkembangan ibu hamil sampai anak usia 2 tahun. Contoh kantong persalinan yang baik dan efektif bisa ditemukan di seluruh Kalimantan Barat,
seperti di Kota Singkawang dan Kab. Bengkayang.
5. Pengelolaan pengaduan