Peningkatan Skor ELR pada Faktor Pengembangan Diri

41 yang memadai di lingkungan sekolah. Internet yang memadai membuat siswa dapat mengakses e-learning dengan mudah di lingkungan sekolah.

d. Peningkatan Skor ELR pada Faktor Inovasi

Faktor inovasi dari kelima SMA Muhammadiyah di Kota Yogyakarta pada tabel 5g mempunyai skor akhir ELR x = 3,59 3,41. Berdasarkan tabel hasil skor akhir ELR faktor inovasi di lampiran C1 dan C2, butir pertanyaan yang mempunyai skor akhir ELR x 3,41 adalah butir pertanyaan Q28. Butir-butir pertanyaan lainnya mempunyai skor akhir ELR x 3,41. Hal menunjukkan bahwa persoalan yang dapat menghambat pengadopsian e-learning di kelima SMA Muhammadiyah di Kota Yogyakarta masih belum terselesaikan sepenuhnya. Priyanto 2008 mengatakan penyediaan infrastruktur teknologi dan pelatihan SDM sama sekali belum menjamin keberhasilan e-learning, kultur organisasi dan faktor leadership memiliki pengaruh yang besar tehadap keberhasilan e-learning.

2. Model ELR Aydin Tasci sebagai Instrumen Evaluasi Berkelanjutan

Priyanto 2008 mengatakan Model ELR tidak hanya digunakan selama proses pengembangan, atau selama periode hibah misal dua tahun. Tetapi sebaiknya digunakan secara terus menerus untuk menjaga keberlangsungan program adopsi e-learning. Model ELR Aydin Tasci dapat menjadi instrumen evaluasi berkelanjutan bagi SMA Muhammadiyah di Kota Yogyakarta. Evaluasi berkelanjutan atau terus menerus dapat memberikan acuan kepada sekolah dalam penerapan e-learning. Evaluasi tersebut dapat memperlihatkan apakah penerapan 42 e-learning di SMA Muhammadiyah di Kota Yogyakarta berkembang menjadi lebih baik atau tidak berkembang sehingga menjadi beban sekolah sendiri.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari adanya keterbatasandalam pelaksanaan dikarenakan sebagai berikut. 1. Ada dua SMA Muhammadiyah yang tidak memberikan izin penelitian. Kepala sekolah dari kedua SMA Muhammadiyah tersebut tidak bersedia untuk dijadikan lokasi pengambilan data karena kesibukan dari guru dan kepala sekolah SMA Muhammadiyah tersebut. 2. Responden untuk setiap sekolah diharapkan lima responden, tetapi ada satu sekolah yang membatasi jumlah responden hanya dua orang. Hal ini dikarenakan kebijakan dari sekolah tersebut.