Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

Cecep Sandy Bagja Nugraha, 2015 Tingkat D isiplin Belajar Penjas Dan Tingkat Kognitif Tentang Kebugaran Jasmani Terhadap Gaya Hidup Aktif Siswa Sma Negeri Se Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Berkenaan dengan cara mengumpulkan data agar teruji validitasnya, maka penulis menggunakan angket untuk menilai variable-variabel yang diperlukan dalam penelitian ini. Hal tersebut diperkuat oleh Arifin 2012 beliau mengatakan bahwa Angket memiliki kesamaan dengan wawancara, kecuali dalam implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan wawancara dilaksanakan secara lisan. Keuntungan angket antara lain 1 responden dapat mejawab dengan bebas tanpa tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau penilai, dan waktu relatif lama, sehingga objektivitas dapat terjamin 2 informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen 3 dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar yang dijadikan sampel. hlm. 166 Menurut penjelasan di atas, maka peneliti akan mendapatkan data dari jumlah yang cukup besar yaitu data dari siswa SMA kelas XI se Kota Bandung dengan tingkat objektivitas yang terjamin. Namun demikian, selanjutnya Arifin 2012:166 mengatakan: Kelemahan angket adalah 1 ada kemungkinan angket diisi oleh orang lain 2 hanya diperuntukan bagi yang dapat melihat membaca saja karena berbentuk tulisan 3 responden hanya menjawab berdasarkan jawaban yang ada. Untuk menghilangkan atau mengurangi kelemahan tersebut maka peneliti cukup mensiasati dalam menanggulangi kelemahan pada poin pertama di atas dengan cara khusus. Adapun pada poin berikutnya tidak mungkin terjadi sehubungan dengan sampel peneliti yang dapat melihat dan membaca seluruhnya. Sehingga yang akan peneliti lakukan ialah bekerja sama dengan guru penjas agar sampel dapat menjawab angket pada ruangan khusus dengan waktu yang fleksibel tanpa dibawa ke rumah dan disampaikan kepada siswa bahwa tidak ada kaitannya dengan penilaian sekolah. Diharapakn dengan cara demikian maka data yang diperoleh dapat lebih valid dan representatif. Berikut ini adalah kisi-kisi kuesioner penulis dari variabel kognitif tentang kebugaran jasmani, kedisiplinan dalam pembelajaran PJOK dan gaya hidup aktif. Kuesioner penelitian sebagai instrument penelitian adalah teknik kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dari para responden Cecep Sandy Bagja Nugraha, 2015 Tingkat D isiplin Belajar Penjas Dan Tingkat Kognitif Tentang Kebugaran Jasmani Terhadap Gaya Hidup Aktif Siswa Sma Negeri Se Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang menjadi sampel penelitian. Kuesioner penelitian disusun dengan cara mengajukan pertanyaan menurut indikator-indikator penelitian yang diperoleh dari pengembangan hasil kajian pustaka. Penyusunan kuesioner penelitian ini menggunakan skala likert. Sugiono 2013, hlm. 73 menjelaskan bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. ” Berikut ini penilaiannya. Selalu = 5 Sering = 4 Kadang-kadang = 3 Jarang = 2 Tidak pernah = 1 Atau Sangat sesuai=5 Sesuai=4 Kurang sesuai=3 Tidak sesuai=2 Sangat tdk sesuai = 1 Kisi-kisi yang penulis gunakan dalam mendapatkan data untuk variabel disiplin belajar penjas ialah mengacu pada definisi disiplin belajar menurut Gunarsa 2004, hlm. 15 dan selanjutnya dikembangkan menjadi beberapa indikator yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian ini. Untuk lebih jelasnya, kisi-kisi mengenai disiplin belajar penjas ini penulis sajikan dalam tabel di bawah ini Tabel 3. 3. Kisi-Kisi Disiplin Belajar Penjas Sumber: Gunarsa 2004, hlm. 15 No Variabel Sub Variabel Indikator Sblm Valid Stlh Valid + - + - I Disiplin Belajar Penjas a. Taat, terdiri dari disiplin terhadap jam pelajaran  Menghadiri semua pertemuan pembelajaran  Mengikuti seluruh jam pelajaran  Melaksanakan intruksi dari guru 6 24 51 14 37 28 5 - 42 13 29 22 b. Tanggung jawab, terdiri dari kepatuhan terhadap aturan  Menggunakan seragam olahraga lengkap 44 32 36 25 Cecep Sandy Bagja Nugraha, 2015 Tingkat D isiplin Belajar Penjas Dan Tingkat Kognitif Tentang Kebugaran Jasmani Terhadap Gaya Hidup Aktif Siswa Sma Negeri Se Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Variabel Sub Variabel Indikator Sblm Valid Stlh Valid + - + - sekolah  Mempersiapkan peralatan praktek dan merapikannya ketika selesai pelajaran 58 40 49 32 c. Komitmen, terdiri dari kesetiaan terhadap mata pelajaran  Memberikan perhatian penuh selama pembelajaran  Menjadi bagian dalam setiap tahapan pembelajaran 50 15 18 41 41 14 16 33 d. Efektif, terdiri dari keteraturan penggunaan waktu  Melakukan dengan sungguh- sungguh ketika mendapat intruksi  Bergegas dalam hal persiapan belajar 29 36 5 26 23 28 4 20 e. Kerjasama, terdiri dari ketertiban dalam proses pembelajaran  Berbagi kesempatan dan peralatan  Berbagi ilmu dan informasi  Menjaga keselamatan dan 12 17 13 39 23 27 11 15 12 31 - 21 Cecep Sandy Bagja Nugraha, 2015 Tingkat D isiplin Belajar Penjas Dan Tingkat Kognitif Tentang Kebugaran Jasmani Terhadap Gaya Hidup Aktif Siswa Sma Negeri Se Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Variabel Sub Variabel Indikator Sblm Valid Stlh Valid + - + - kelancaran belajar Kisi-kisi untuk variabel kognitif tentang kebugaran jasmani Cognitive Physical Fitness mengacu pada teori dari Thomas Ratliffe dan Laraine M. Ratliffe 2004, hlm. 10 dari bukunya yang berjudul Teaching Children Fitness, Becoming a Master Teacher. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam table di bawah ini. Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Kognitif tentang kebugaran jasmani Sumber: Rattlife 1994, hlm. 10 No Variabel Sub Variabel Indikator Sblm Valid Stlh Valid + - + - II Kognitif tentang kebugaran jasmani a. Menyadari bahwa aktivitas fisik itu baik untuk kesehatan seseorang  Keuntungan jika memiliki tubuh yang sehat dan kuat  Kerugian apabila memiliki tubuh tidakkurang sehat atau kuat  Mengetahui cara mendapatkan tubuh sehat dan kuat hanya dengan aktifitas fisik 7 2 57 30 42 64 6 2 48 - 34 - b. Menyadari bahwa tubuh manusia yang ideal sebagaiman  Memahami latihan yang bertahap  Memahami perbedaan spesifikasi latihan 55 38 25 53 46 30 - 44 Cecep Sandy Bagja Nugraha, 2015 Tingkat D isiplin Belajar Penjas Dan Tingkat Kognitif Tentang Kebugaran Jasmani Terhadap Gaya Hidup Aktif Siswa Sma Negeri Se Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Variabel Sub Variabel Indikator Sblm Valid Stlh Valid + - + - yang di tunjukan oleh media mungkin saja tidak begitu tepat untuk ditiru tiap individu c. Menyadari bahwa waktu dan usaha adalah persyaratan untuk peningkatan keterampilan dan manfaat kebugaran  Perubahan pada skill dan kondisi tubuh adalah hasil latihan yang rutin  Semakin keras berlatih maka semakin baik penampilan dan kemampuan tubuh 65 34 46 8 - 26 38 7 d. Mengenali perubahan pada tubuh sepanjang aktivitas fisik  Mengetahui denyut nadi istirahat  Keuntungan dan kerugian dalam mendefinisikan denyut nadi istirahat yang cepat dan lambat 31 63 22 43 24 54 - 35 e. Mengenali kesempatan di sekolah dan  Mengetahui keuntungan bergabung dalam komunitas 4 61 - 52 Cecep Sandy Bagja Nugraha, 2015 Tingkat D isiplin Belajar Penjas Dan Tingkat Kognitif Tentang Kebugaran Jasmani Terhadap Gaya Hidup Aktif Siswa Sma Negeri Se Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Variabel Sub Variabel Indikator Sblm Valid Stlh Valid + - + - komunitas untuk partisipasi secara teratur dalam aktivitas fisik aktivitas fisik  Menghargai waktu luang di sekolah untuk beraktivitas fisik 9 35 8 27 f. Mengenali pemanasan yang tepat, pengkondisian dan teknik pendinginan dan alasan mengenai alasan terhadap penggunaanya  Pemanasan statis dan dinamis  pendinginan 45 49 66 56 37 - 55 47 g. Mengenali manfaat dari partisipasi dalam berbagai bentuk aktivitas fisik  Mengetahui tujuan Push Up Back Up Pull Up Sit Up 21 69 19 58 h. Mengetahui dan memahami manfaat yang sehat dari aktivitas fisik  Perubahan positif pada tubuh setelah beraktivitas fisik secara rutin.  Perubahan negatif pada tubuh ketika 33 59 11 52 - 50 10 43 Cecep Sandy Bagja Nugraha, 2015 Tingkat D isiplin Belajar Penjas Dan Tingkat Kognitif Tentang Kebugaran Jasmani Terhadap Gaya Hidup Aktif Siswa Sma Negeri Se Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Variabel Sub Variabel Indikator Sblm Valid Stlh Valid + - + - yang tepat secara teratur. tidak pernah beraktivitas fisik i. Menganalisa resiko potensi yang berasosiasi dengan aktivitas fisik.  Tekanan darah tinggi  Kegemukan obesitas 1 48 16 60 1 40 - 51 Sedangkan untuk variabel Gaya hidup aktif, penulis mengadopsi dari sebuah jurnal internasional yang dilakukan oleh Leen Haerens 2010, hlm. 3 yang berjudul Motivational profiles for secondary school physical education and its relationship to the adoption of a physically active lifestyle among university students. Untuk lebih jelasnya, kisi-kisi mengenai gaya hidup aktif ini penulis sajikan dalam sebuah tabel di bawah ini Tabel 3. 5. Kisi-Kisi Gaya Hidup Aktif Sumber: Leen Haeerens 2010, hlm. 3 No Variabel Sub Variabel Indikator Sblm Valid Stlh Valid III Gaya hidup aktif active lifestyle a. Transportasi aktif, seperti berjalan, jogging dan bersepeda.  Transportasi ke sekolah  Transportasi mayoritas dalam keseharian 20 3 68 47 18 3 57 39 b. Aktivitas Olahraga di waktu luang.  Mengikuti ekstra kurikuler atau 67 54 56 45 Cecep Sandy Bagja Nugraha, 2015 Tingkat D isiplin Belajar Penjas Dan Tingkat Kognitif Tentang Kebugaran Jasmani Terhadap Gaya Hidup Aktif Siswa Sma Negeri Se Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Variabel Sub Variabel Indikator Sblm Valid Stlh Valid menjadi anggota club olahraga, perkumpulan senam, weight training dll.  Memiliki rutinitas olahraga sendiri 62 19 53 17 c. Aktivitas fisik disela-sela bekerja atau disela-sela belajar.  Aktivitas bermain ketika beristirahat di sekolah 10 70 9 59

F. Prosedur Penelitian