KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG.

(1)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP

KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh :

DENI SUDRAJAT

1001954

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kontribusi Tingkat Kebugaran

Jasmani Terhadap Karakter

Disiplin Siswa Di SMA Negeri 3

Pandeglang

Oleh Deni Sudrajat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Deni Sudrajat 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

DENI SUDRAJAT

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

(Drs. Sucipto, M.Kes. AIFO) NIP. 196106121987031002

Pembimbing II

(YusupHidayat, M.Si) NIP. 196808301999031001

Mengetahui, Ketua program studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(Drs. Mudjihartono, M.Pd.) NIP : 196508171990011001


(4)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA MUTIARA ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I: PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah ... 9

D.Tujuan Penelitian ... 10

E.Manfaat Penelitian ... 10

1. Secara Teoritis ... 10

2. Secara Praktis ... 10

BAB II: KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A. KAJIAN PUSTAKA ... 11

1. Pendidikan Jasmani secara umum ... 11

a. Olahraga pendidikan ... 12

b. Olahraga rekreasi... 12

c. Olahraga prestasi ... 12

2. Pendidikan Jasmani Di Sekolah ... 13

a. Perencanaan ... 14

b. Pelaksanaan ... 14

c. Evaluasi ... 14

3. Materi Pendidikan Jasmani Di Sekolah ... 15

a. Bola Besar ... 16


(5)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Atletik ... 16

d. Senam ... 17

e. Aquatik ... 17

f. Pendidikan Kesehatan ... 18

4. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 18

5. Kebugaran Jasmani ... 20

6. Hubungan Kebugaran Jasmani Dengan Kesehatan ... 21

7. Kesehatan... 22

8. Karakter Disiplin ... 24

9. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Karakter ... 25

10.Hubungan Kebugaran Jasmani Dengan Karakter Disiplin ... 26

B. Hipotesis ... 29

C. Kerangka Pemikiran ... 30

BAB III: METODE PENELITIAN ... 31

A. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian ... 31

1. Lokasi ... 31

2. Populasi ... 31

3. Sampel ... 32

B. Desain Penelitian ... 33

C. Metode Penelitian ... 34

D. Definisi Oprasional ... 35

1. Kebugaran Jasmani ... 35

2. Karakter Disiplin ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 36

1. Tes... 36

2. Skala ... 37

3. Dokumentasi ... 38

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 40

1. Validitas Butir Soal ... 40


(6)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menghitung skor rata-rata ... 42

c. Menghitung simpangan baku ... 42

d. Uji korelasi ... 42

G. Hasil Uij Validitas Dan Reabilitas Item ... 43

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A.Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 46

1. Hasil ... 46

a. Data Hasil Kebugaran Jasmani Siswa ... 46

1)Tes Lari 60 Meter... 49

2) Angkat Tubuh ... 50

3) Baring Duduk (sit-up) ... 51

4) Loncat Tegak ... 52

5) Lari 1000-1200 Meter ... 52

b. Data Hasil Disiplin Siswa ... 53

1) Indikator datang tepat waktu sesuai tata tertib sekolah ... 55

2) Indikator aktif mengikuti kegiatan sampai selesai ... 56

3) Indikator pergi/pulang setelah pembelajaran pendidikan jasmani selesai sesuai dengan peraturan ... 57

4) Indikator melakukan aktivitas belajar tambahan di rumah ... 57

5) Indikator mengikuti intruksi guru selama pembelajaran ... 58

6) Indikator mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru .... 59

7) Indikator mengikuti seluruh peraturan pembelajaran baik tertulis maupun secara lisan dari guru ... 59

8) Indikator bersedia mendemonstrasikan tugas gerak ... 60

9) Indikator berpakaian sesuai ketentuan tata tertiban di sekolah .... 61

10) Indikator aktif melakukan aktivitas pada saat pembelajaran ... 61

c. Analisis ... 61

1.) Hasil uji korelasi ... 61


(7)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A.Kesimpulan ... 65

B.Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Populasi SMAN 3 Pandeglang ... 32

Tabel Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sebelum Uji Validitas dan Reabilitas ... 39

Tabel Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas ... 43

Tabel Hasil Tes Kebugaran Jasmani ... 47

Tabel Tingkat Kebugaran Jasmani ... 48

Tabel Penilaian Lari 60 Meter ... 50

Tabel Penilaian Angkat Tubuh ... 51

Tabel Penilaian Baring Duduk ... 51

Tabel Penilaian Loncat Tegak ... 52

Tabel Penilaian Lari 1000-1200 Meter ... 53

Tabel Hasil Kebugaran ... 53

Tabel Jumlah Jawaban Skala Disiplin ... 54

Tabel Indikator 1 ... 55

Tabel Indikator 2 ... 56

Tabel Indikator 3 ... 56

Tabel Indikator 4 ... 57

Tabel Indikator 5 ... 58

Tabel indikator 6 ... 58

Tabel Indikator 7 ... 59

Tabel Indikator 8 ... 60

Tabel Indikator 9 ... 60

Tabel Indikator 10 ... 61

Tabel Hasil Uji Korelasi Variabel ... 62


(9)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Model Preced-Proceed ... 28

Gambar Keranka Pemikiran ... 30

Gambar Desain Penelitian ... 34


(10)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Kontribusi Tingkat Kebugaran Jasmani Terhadap Karakter Disiplin Siswa Di SMA Negeri 3 Pandeglang.

Deni Sudrajat 1001954 Pembimbing I Drs. Sucipto, M.Kes Pembimbing II Yusup Hidayat, M.Si (PJKR Universitas Pendidikan Indonesia)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kekuatan hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tingkat disiplin siswa SMA Negeri 3 Pandeglang. Penelitian dilaksanakan dengan mengunakan metode deskriptif korelasi terhadap 90 siswa SMA Negeri 3 Pandeglang, terdiri atas 35 siswa putra dan 55 siswi putri yang dipilih dan ditentukan dengan mengunakan pendekatan probabilitas sampling dan teknik random sampling. Hasil analisis data mengunakan teknik korelasi sederhana, kesimpulan ada korelasi yang signifikan antara tingkat kebugaran jasmani dengan karakter disiplin siswa di SMA Negeri 3 Pandeglang.


(11)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

CONTRIBUTION OF PHYSICAL FITNESS LEVEL TOWARD STUDENTS

DISCIPLINE CHARACTER ON HIGH SCHOOL 3 PANDEGLANG.

Deni Sudrajat 1001954 Pembimbing I Drs. Sucipto, M.Kes Pembimbing II Yusup Hidayat, M.Si (PJKR Universitas Pendidikan Indonesia)

The aim of this study was to determine the strength of the relationship between students level of physical fitness with disciplinecharacter. It was conducted using correlation descriptive method toward 90 students of high school 3 Pandeglang, consisted of 35 male and 55 female were selected and determined by using probability sampling approach and random sampling technique. The results of data analysis using simple correlation technique, proved that studenslevel of physical fitness correlate significantly with discipline character. Hence, it can be concluded that there is a correlation significantly between level of physical fitness with discipline character on students of high school 3 Pandeglang.


(12)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan jasmani pada dasarnya adalah suatu kegiatan pendidikan yang mengunakan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan secara utuh dalam upaya meningkatkan kualitas dalam diri, baik dari segi perkembangan fisik, mental, dan emosional. Pendidikan jasmani dalam aktivitas fisik upaya mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang baik secara individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan karakter. Pendidikan jasmani bukanya hanya memberikan seorang tersebut aktivitas fisik dalam gerak tubuh akan tetapi pendidikan jasmani memberikan pengetahuan kesehatan agar semua yang melakukan dapat mendapatkan pengetahuan dapat menjaga kesehatan baik dalam kebugaran jasmani atau pengetahuan kesehatan secara utuh. Pendidikan jasmani seutuhnya memberikan peran penting dalam dunia pendidikan di sekolah atau instansi yang lebih besar seperti perguruan tinggi. Pendidikan jasmani diterapkan guna sebagai penunjang pendidikan agar bisa diterapkan sejak usia dini dan dikembangkan melalui proses tahapan pendidikan yang meningkat. Hal ini ditunjang dengan pendapat Meurut Husdarta (2009, hlm. 3) menyatakan bahwa:

Pendidikan Jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.


(13)

2

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpukan bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menghasilkan perubahan secara utuh mental dan fisik dalam memanfaatkan aktivitas kesehatan. Dalam pendidikan jasmani secara mental dan fisik yang telah dipaparkan dapat dijadikan satu kelarasan dan keserasian dalam suatu pembelajaran pendidikan jasmani yang penting. Hal ini keselarasan dan keserasian yang dimaksud bahwa dalam pendidikan jasmani selalu seimbang antara aktivitas fisik dan mentalnya, karena dari itu sebenarnya pendidikan jasmani tidak hanya menerapkan aktivitas fisik saja tetapi dalam segi mental bahkan secara segi emosional juga diterapkan dalam pendidikan jasmani. Dalam pendidikan jasamani pandangan secara umum bahwa pendidikan jasmani adalah olahraga akan tetapi masih banyak hal yang perlu diluruskan melalui pandangan tersebut bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses aktivitas yang melibatkan gerak tubuh mengunakan otot besar bukan untuk mengusai suatu kecabangan olahraga permainan yang bertujuan untuk berprestasi namun dalam pendidikan jasmani ini siswa tidak dituntut untuk menjadi seorang atlet yang menguasi kecabangan suatu aktivitas atau permainan olahraga. Pendidikan jasmani bertujuang adalah memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan tentang pengetahuan dan pengembangan kesehatan jasmani dan rohani dalam diri seorang dengan cara menjaga kebugaran jasmani, memenuhi aspek yang diperlukan dalam tubuh seperti nilai sosial, dan kecerdasan emosional. Tujuan pendidikan jasmani adalah menambah ilmu pengetahuan kepada pelakunya dalam upaya penignkatan pembentukan karakter dalam nilai sosial, mengembakan kecerdasan emosional melalui cara berfikir bersikap dan bertindak. Sedangkan tujuanya menurut Hustrada (2009, hlm. 3) bahwa:

Tujuan pendidikan jasmani; 1). Mengembangkan pengetahuan dam keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial. 2). Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani. 3). Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali. 4). Mengembangkan nilai-nilai peribadi melalui aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan. 5). Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan


(14)

3

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antara orang. 6). Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.

Berdasrkan hal di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah salah satu ilmu yang memepelajari aktivitas fisik dan mental yang mempunyai tujuan menambah pengetahuan, mengembangkan kepercayaan diri seorang, meningkatkan kebugaran jasmani dalam tubuh, mengembangkan nilai dalam tubuh melalui aktivitas jasmani, menerapkan keterampilan sosial yang bersangkutan dengan interaksi antar manusia, dan juga pendidikan jasmani juga bisa sebagai wahana rekreasi pelakunya.

Hal ini sesuai dengan pendapat tujuan pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh Bucher (dalam Suherman, 2009, hlm. 7) menjelaskan: 1). Perkembangan fisik, tujuannya berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seorang (physical fitnes). 2). Perkembangan gerak, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillfull). 3). Perkembangan mental, tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan menginterfensikan keseluruh pengetahuan tentang pendidikan jasmani kedalam lingkunganya. 4). Perkembangan sosial tujuan ini berhubungan dengan kemampuas siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat’.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan jasmani adalah memberi kesempatan untuk mempelajari dan mengembangkan diri dalam melakukan perkembangan fisik melibatkan kekuatan-kekuatan fisik, perkembangan gerak, perkembangan mental, dan perkembangan sosial untuk meningkatkan kualitas hidup seorang berdasarkan aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Maka dari itu perlunya diterapkan dalam pendidikan di sekolah bahwa pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang penting, bukan mata pelajaran yang hanya membuat siswa kelelahan atau keletihan dalam proses pembelajaranya. Pendidikan jasmani selalu memeberi kesempatan siswa untuk berkembang jadi pribadi karakter yang lebih baik.

Menurut UU No 3 tahun 2005 tentang SKN dijelaskan bahwa ruang lingkup olahraga dibagi dalam tiga bagian yaitu: 1. Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses


(15)

4

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. 2. Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan. 3. Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.

Berdasakan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemdidikan jasmani pada poin pertama adalah pendidikan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan dan kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani. Pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran umum yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan umum yang diberikan di sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah atas, pendidikan jasmani menurut (Abduljabar, hlm. 20-21):

Pendidikan jasmani dapat berkontribusi kepada tujuan pendidikan dalam berbagai cara. Pertama, kontribusi unik pendidikan jasmani terhadap perkembangan total siswa atau individu. Kedua, kontribusi penting aktivitas jasmani terhadap nilai kesehatan dan kesejahteraan total utuh menjadi sangant mudah dikenal siswa. Ketiga, pendidikan jasmani dapat berkontribusi dalam kesiapan belajar. Keempat, pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran penting dalam kurikulum.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah salah satu pendidikan yang penting, berperan dalam pekembangan siswa, berkontribusi dalam aktiviatas jasmani, dan juga kesiapan belajar.Dalam aktivitas jasmani siswa dituntut memiliki kebugaran jasmani yang tinggi guna memenuhi semua aktivitas dalam proses pembelajaran di sekolah. Kebugaran jasmani adalah suatu kekuatan daya tahan, atau kemampuan seorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Karena itu kebugaran jasmani merupakan hal penting dalam pendidikan jasmani. Hal ini ditunjang dengan pendapat Mathews (dalam Nurhasan dan Cholil, 2007, hlm. 98) mengatakan bahwa; “kemampuan seseorang


(16)

5

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk melakukan sesuatu tugas yang diberikan.” Dengan demikian kebugaran jasmani adalah alat ukur seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari agar tidak mendapatkan kelelahan yang berarti dalam perkembangan suatu individu. Pendidikan jasmani dalam perkembangan disini bukan hanya meningkatkan kebugaran akan tetapi siswa dituntut menjadi kepribadian atau karakter yang baik di sekolah, karena pendidikan karakter hendaknya diterpkan sejak dini.Hal ini ditunjang dengan pendapat Graham (1992, hlm. 72), yang menyatakan:

Usaha pembinaan disiplin yang baik dilakukan secara terintegrasi dengan proses belajar mengajar pendidikan jasmani pada setiap kali mengajar dari semenjak awal pembelajaran sampai akhir. Selain itu, usaha pembinaan disiplin hendaknya merupakan suatu kebutuhan bagi para guru untuk menerapkannya.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan jasmani bisa diterapkan dalam pembinaan disiplin di sekolah hal ini merupakan usaha untuk meningkatkan keselarasan tumbuh dan jiwa sebagai tujuan membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat dan kuat lahir batin melalui disiplin dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Jadi pendidikan jasmnai tidak hanya memeberi siswa aktivitas fisk saja namun jug pendidikan jasmani memeberikan siswa pengetahuan dan pemahaman dalam pembinaan pribadi suatu karakter yang baik dalam dirinya.

Pendidikan jasmani secara umum manfaat pendidikan jasmani di sekolah beberapa hal diantaranya adalah memenuhi kebutuhan, siswa akan gerak siswa dapat belajar sambil bergembira sambil menyalurkan hasrat untuk bergerak, selain itu pendidikan jasmani mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya, karna siswa akan lebih memilih untuk melakukan sesuatu hal dibandingkan hanya harus melihat atau mendengarkan orang lain seperti teman atau guru ketika mereka sedang belajar. Suasana kebebasan yang ditawarkan di lapangan atau gedung olahraga hilang karena cukup lama berada di antara batasan-batasan ruang kelas. Keadaan ini benar-benar tidak sesuai dengan dorongan nalurinya. Dengan bermain dan bergerak siswa benar-benar belajar tentang potensinya dan dalam kegiatan ini siswa mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Pendidikan jasmani juga menanamkan dasar keterampilan, terutama di tingkat sekolah dasar yang


(17)

6

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berguna dalam mengusai pengembangan teknik dasar bekal kehidupan dikemuadian hari, menyalurkan energi yang berlebihan, kelebihan energi ini perlu disalurkan agar tidak menganggu keseimbangan perilaku dan mental anak,pendidikan jasmani merupakan wadah proses pendidikan secara bersamaan secara fisik, mental dan emosional, hal ini mungkin tidak akan ditemukan dalam proses pembelajaran dimata pelajaran yang lainya dimana siswa dituntut untuk menggunakan seluruh asperk mulai dari aspek kognitif, aspek affektif, dan aspek psikomotor.

Hal ini sesuai dengan dari kurikulum 2013 yang bertema: “Tematik”, Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, banyak aspek yang dapat dipelajari, seperti: kebugaran dan kesehatan, ketrampilan sosial, kebersamaan, kepercayaan diri, kemampuan berpikir, konsep gerak. Pendidikan jasmani hampir mencakup seluruh mata pelajaran di sekolah, siswa belajar tentang pentingnya bekerja sama dalam suatu permainan kelompok, hal ini merupakan implementasi dari pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), konsep dasar gerak bagian dari mata pelajaran Biologi, untuk mengetahui rata-rata kecepatan lari seorang sprinter dapat dimasukan dalam pelajaran Matematika, seorang petinju agar menghasilkan pukulan yang keras harus memakai prinsip mekanika bahwa: Massa X Acceleration = Force. Pelaksanaan pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan dituntut untuk mengintegrasikan isi pembelajaran dengan mata pelajara lain. Kurikulum 2013 menggunakan model pembelajaran tematik integratif yang diarahkan pada pendidikan karakter.

Maka dari itu sesuai dengan Kurikulum 2013 pendidikan jasmani yang baik hendaknya menerapka karakter atau perilaku yang baik di sekolah. Pentingnya pendidikan karakter sejak usia dini agar siswa menjadi pribadi yang lebih baik guna pembekalan kehidupan secara bertahap, maka dari itu sangat diperlukan pendidikan karakter melalui mata pelajaran di sekolah. Pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang mengunakan aspek afektif atau sikap yang


(18)

7

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didalamnya terdapat karakter yang baik dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan agar lebih baik. Keunikan siswa-siswi ini tidak saja dilihat dari keberagaman komponen dan kereatifitas yang dimiliki putra-putri Indonesia, tetapi juga dilihat dari karakteristik di Indonesia. Siswa dan siswi ini sebenarnya kaya akan ajaran dan nilai-nilai luhur yang bisa diterapkan dalam pendidikan karakter. Hampir setiap sekolah di negeri ini secara turun-menurun mengajarkan nilai-nilai yang mereka percaya sebagai sesuatu yang luhur kepada generasi penerusnya, agar menjadi berkarakter dan sempurna. Keunikan putra putri ini juga memiliki berbagai karakter yang bermacam-macam, pendidikan karakter seutuhnya dimulai dari sejak dini agar siswa memiliki karakter yang baik, salah satu karakter yang baik adalah karakter disiplin. Karakter disiplin mendidik agar manusia seutuhnya tertib dan taat pada peraturan dan hal yang baik dilakukan olehnya dan lingkungan sekitar.

Pendidikan karakter seutuhnya merupak sebuah istilah yang semakin hari semakin mendapat pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini. Istilah pendidikan karakter masih jarang didefinisikan oleh banyak kalangan. Berbagai makna yang kurang tepat tentang pendidikan karakter itu bermunculan dalam menepati pemikiran banyak orang tua, guru, dan masyarakat umum.Hal ini ditunjang pendidikan karakter menurut Megawangi (2004, hlm. 95),

Sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingan mereka dapat memberikan kontribusi yang positif sehingga kepada lingkunganya.

Sedangkan menurut Lickona (2013, hlm. 72) bahwa Karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang saling berkaitan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Karakter yang baik terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, melakukan kebaikan-kebaikan pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan perbuatan.

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa bangsa Indonesia memilki berbagai keunikan dan keragaman perbedaan, salah satunya adalah karakter yang bermacam-macam, diperlukanya dalm pendidikan karakter yang baik untuk bangsa ini agar menjadi pribadi lebih baik dalam kehidupan. Salah satu karakter


(19)

8

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mendukung adanya suatu pribadi yang baik adalah karakter dispilin, karakter disiplin adalah salah satu karakter yang diperlukan oleh siswa-siswi. Karakter disipin seutuhnya dilakukan di dalam pendidikan yang formal dan non forman secara sadar atau tidak sadar.

Pendidikan karakter disiplin seutuhnya dilakukan dari sejak dini untuk memberikan pengaruh positf dalam lingkungan baik dalam masyarakat atau di sekolah. Ada tiga macam faktor-faktor yang mendukung terbentuknya karakter yang saling berkaitan satu sama lainya: yang pertama pengetahuan moral bahwa pibadi yang baik tentu dibekali pengetauan moral yang menjadi prinsip dalam kehidupan dirinya, kedua perasaaan moral dalam kehidupan sehari-hari meliputi berbagai maca-macam perasaan yang dimiliki seorang manusia seutuhnya perasaan moral disini meliputi perasaan yang baik dalam diri pribadi namun bukan berarti pribadi tersebut tidak mempunyai perasan moral yang kurang baik akan tetapi dirinya dapat menahan hal tersebut, dan ketiga adalah perilaku moral dalam kehidupan tentu diperlukan perilaku yang baik. Ketiganya penting untuk menjalankan hidup yang bermoral, ketiganya adalah faktor pembentuk kematangan moral atau karakter.Selain itu hal ini terdapat dalam kemendiknas 2010 (dalam, Wibowo, 2012, hlm.35) bahwa:

Karakter adalah, watak tabiat ahlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak”. Sedangkan disiplin merupakan tindakan yang menunjukan prilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Jadi karakter disiplin adalah kepribadian seseorang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan menunjukan tingkah laku tertib.

Berdarasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan karakter yang baik agar mengunakan cara padang, berpikir, bertindak yang baik pula. Maka dari itu pentingnya menanamkan atau mengembangkan karakter yang baik pada siswa salah satunya karakter disiplin.Hal ini didukung melalui pendapat yang dikemukakan oleh Rasdiyanah (1995, hlm. 28) Disiplin yaitu:

Kepatuhanuntuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskanorang untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan


(20)

9

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah kepatuhan mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Berdasrakan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa displin adalah salah satu karaker atau kepribadian orang yang memilik sikap kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Jadi karakter disipilin adalah salah satu karakter yang harus diterapkan di dunia pendidikan atau di sekolah.

Tetapi dalam pelaksanaanya masih terdapat pelangaran-pelangaran seperti datang tidak tepat waktu kesekolah, membolos, keluar saat jam pelajaran sekolah, dan tidak memakai seragam olahraga pada saat pelajaran pendidikan jasmani.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kontribusi Tingkat Kebugaran Jasmani Terhadap Karakter Disiplin Siswa Di SMA Negeri 3 Pandeglang”.

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka di identifikasikan masalah tersebut yaitu mengenai bagaimana “kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah”. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang salah satu tujuanya untuk menjaga dan peningkatan kebugaran jasmani siswa yang mana masih rendahnya tingkat disiplin siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Mengingat luasnya dan kompleknya penelitian ini, peneliti mencoba meneliti “Kontribusi Hasil pembelajaran pendidikan jasmani terhadap karakter disiplin siswa di SMAN 3 Pandeglang”. C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian merumuskan rumusan masalah, rumusan masalah dalam melakukan penelitian ini merupakan bagian yang penting karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Perumusan masalah menurut Arikunto (2002, hlm. 44) yaitu “perumusan masalah merupakan langkah dari suatu problematika, subjek penelitian, tujuan, sifat dan merupakan bagian pokok dari kegiatan”. Berdasarkan pernyataan di atas maka secara umum yang menjadi rumusan masalah: Kontribusi Tingkat Kebugaran Jasmani Terhadap Karakter Disiplin Siswa Di SMA Negeri 3


(21)

10

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pandeglang”. Agar penelitian ini dapat memberikan jawaban representatif dan memiliki daya akurat yang tinggi, maka rumusan masalah adalah seberapa besar kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap pembentukan karakter disiplin siswa?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah tujuan untuk menemukan pengetahuan baru yang kebenaranya dapat dipertangungjawabkan yang sekaligus merupakan pemecahan masalah penelitian, maka dalam penelitian ini penulisan merumusan tujuan peneliti yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap pembentukan karakter disiplin siswa di sekolah.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah untuk mengetahui kebermanfaatan “Kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap pembentukan karakter disiplin di sekolah”. Berdasarkan hal tersebut peneliti membagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat referensi dalam hal menjelaskan “Kontribusi tingkat kebugaran jasmani terhadap pembentukan karakter disiplin di sekolah”. Kejelasan masalah ini sangat berguna dalam pembelajaran pendidikan jasmani terhadap pembentukan karakter disiplin siswa disekolah.

2. Secara Praktis

Sedangkan secara praktis peneliti ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dalam dua hal sebagai berikut: pertama sebagai bahan acuan bagi siswa sekalian dalam melaksanakan karakter siswa disekolah. Kedua sebagai bahan masukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.


(22)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Menurut Nasution (2003, hlm. 43), “lokasi penelitain menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dirincikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat kegiatan yang dapat diobservasi.” Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pandeglang yang terletak Jl Perintis Kemerdekaan KM 2 Labuan, Kota Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, kode pos 42264 . Subjek populasi/sampel pada penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Pandeglang semester genap dalam pembelajaran pendidikan jasmani .

2. Populasi

Populasi adalah suatu objek yang digunakan dalam sebuah penelitian. Populasi menurut pendapat Arikunto (2006, hlm. 130), menjabarkan pendapat bahwa: ”populasi adalah keseluruhan objek penelitian.” Selain itu hal ini ditunjang dengan pendapat menurut Sudjana (2005, hlm. 6), dijelaskan bahwa: “populasi adalah totalitas yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitas dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan yang jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.”

Berdasarkan hal di atas dapat diambil kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek dan subyek dalam suatu penelitian yang digunakan sebagai bahan pengukuran untuk pemecahan suatu masalah yang telah ditetapkan. Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMAN 3 Pandeglang. Total populasi siswa adalah 899 siswa.


(23)

32

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed Tabel 3.1

Tabel Populasi SMAN 3 Pandeglang

Nomor Kelas Jumlah

1. X 328

2. XI 292

3. XII 279

Total 899

3. Sampel

Penelitian yang dengan jumlah yang tinggi sangat membutuhkan tenanga, waktu, dan biaya yang besar. Guna mempermudah penelitian menggunakan sampel penelitian represntatif. Sampel adalah perwakilan dari populasi yang menjadi sebagai acuan dari sebuah penelitain. Hal ini ditunjang dengan pendapat menurut Arikunto (2006, hlm. 131) bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”

Penelitian sampel boleh dilakukan jika keadaan subjek didalam sebuah populasi benar-benar homogen. Sehubungan dengan maksud peneliti untuk melakukan penelitian sampel maka dari jumlah populasi tersebut penulis menentukan kriteria pengambilan sampel.

Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, penulis merujuk dari pendapat menurut pendapat Arikunto (1996, hlm. 120) yang menyatakan bahwa:

“Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang darai 100, lebih baik

diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, selanjutnya apabila subjeknya besar dapat diambil 10% sampai 15% sampai 25% atau lebih.” Sampel adalah sebuah wakil bagian dari suatu jumlah dalam populasi yang mana sampel ini harus representatif atau harus mewakili dalam sebuah populasi yang ada.

Penelitian disini menggunakan teknik pengabilan sampel dengan cara probability sampling. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 120) mengatakan bahwa


(24)

33

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

probability sampling yaitu pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Dalam penelitian ini peneliti mengambil salah satu teknik pengabilan sampel yaitu random sampel (sampel acak). Random sampel adalah pengumpulan sampel dengan cara acak tanpa mempertimbangkan suatu setrata dalam populasi tersebut. Hal ini digunakan sebagai acauan sebuah populasi bersifat homogen.

Berdasarkan pendapat diatas, maka jumlah sampel akan ditentukan dari jumlah populasi. Dari perhitungan itu muncul rumus sebagai berikut:

N = 10% x n. Keterangan :

N = Jumlah keseluruhan n = Jumlah populasi yang ada

N = 0.1 x 899

= 89.9 siswa = 90 siswa

Dengan demikian diambil menjadi 10% dari jumlah populisi siswa, yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah siswa di SMA Negeri 3 Pandeglang. Jumlah populasi dari siswa 899 maka untuk memenuhi kriteri minimal 10% adalah sekitar 90 siswa. Dalam penelitian ini untuk memepermudah sampel diambil mengunakan teknik random sampling mengunakan pengambilan secara acak jumlah perkelas dari SMAN 3 pandeglang sekitar 35-40 siswa itu artinya untuk memeperoleh sampel yang memenuhi kriteria minimal peneliti menggambil setidaknya tiga kelas secara acak agar memenuhi standar minimal 90 siswa.

B. Desain Penelitian

Penelitian disini termasuk penelitian deskriptif yang mana penelitian deskriptif disini penelitian yang digunakan untuk mengukur macam-macam variabel yang ada, mengetes hipotesis, dan mengambil kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan karakter atau prilaku. Dalam penelitian deskriptif ini


(25)

34

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

digunakan pendekatan kuantitatif, hal ini sependapat dengan Bungin (2006, hlm. 36) menyatakan bahwa:

Penelitian kuantitatif dengan format deskriftif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke permuakaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut

Berdasarkan pendapat diatas peneliti meyakini bahwa penelitian disini sesuai mengunakan pendekatan kuantiatif dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

Gambar 3.1

Gambar Desain Penelitian

C. Metode penelitian

Metode Penelitian adalah cara sebagai langkah-langkah yang dipilih untuk membantu menemukan pemecahan suatu masalah yang akan diteliti. Metode penelitian merupakan salah satu langkah penting dalam sebuah penelitian yang diharapkan metode penelitian yang digunakan tepat pada suatu obyek yang diteliti. Metode adalah salah satu langkah yang dilaksana guna mencapai sebuah tujuan yang ditetapkan, sedangkan penelitian bertujuan sebagai cara untuk menjabarkan, mengungkapkan, menjelaskan, menggambarkan, dan menyimpulkan suatu hasil pemecahan dari masalah melalui berbagai cara sesuai dengan prosedur penelitian yang dipiih. “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” Sugiyono (2010, hlm. 3). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpilkan bahwa metode penelitian adalah sebuah langkah dasar sebagai pemecahan suatu masalah guna mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaannya.


(26)

35

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

Metode penelitian bermacam-macam jenis, seperti metode penelitian eksperimen, historis dan deskriptif atau korelasi. Metode penelitian disini mengunakan metode penlitian korelasional. Menurut Nazir (2003, hlm. 54)

mengungkapkan: “metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang,” Studi korelasi adalah metode penelitian dalam suatu pembahasan mengenai derajat hubungan dua variabel atau lebih. Metode korelasi mencari besarnya suatu tingkat keterkaitan anatar dua hunbungan variabel atau lebih yang dapat ditemukan dengan cara mencari besarnya angka korelasi atau yang disebut dengan koefisien korelasi.

Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui seberapa besara tingkat hubungan tingkat kebugaran jasmani dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan salah satu karakter bangsa yaitu karakter disiplin disekolah.

D. Definisi Oprasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap judul dan masalah yang diteliti, sebeb itu peneleti akan mendefinisikan secara oprasioanal dari definisi yang terdapat dalam penelitian ini. Lebih lanjut Komarudin (1994, hlm. 29)

menjelaskan defenisi oprasional adalah “pengertian yang lengkap tentang suatu

variabel yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama variabel itu.” Dengan demikian secara terperici peneliti membuat definisi oprasional sebagai berikut:

1. Kebugaran Jasmani

kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang melakukan kegiatan sehari-hari dalam aktivitas fisik mengunakan Kecepatan (speed), Kekuatan (strenght), Daya Tahan (endurance), Daya ledak (power)agar tidak merasakan kelelahan yang berarti.


(27)

36

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed 2. Karakter Disiplin

Perilaku siswa dalam mematuhi seluruh peraturan baik yang berkaitan dengan diri sendiri atau orang lain, diukur dengan indikator datang tepat waktu sesuai tata tertib sekolah, aktif mengikuti kegiatan sampai selesai, pergi/pulang setelah pembelajaran-pendidikan jasmani selesai sesuai dengan peraturan, melakukan aktivitas belajar tambahan di rumah, mengikuti intruksi guru selama pembelajaran, mengerjakan semua tugas yang diberikan dariguru, mengikuti seluruh peraturan pembelajaran baik tertulis maupun lisan, bersedia mendemonstrasikan tugas gerakan, berpakaian sesuai denganketentuan tata tertib di sekolah, dan aktif melakukan aktivitas pada saat pembelajaran. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi tingkat disiplinnya.

E. Instrumen Penelitian

Insrument penelitian adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur sebuah penelitian yang diamati untuk memperoleh atau mengetahui hasil data-data informasi yang akan diteliti guna mencapai tujuan dalam penelitian tersebut. Hal ini ditunjang dengan pendapat menurut Emory (1985) dalam Sugiyono (2011, hlm. 148) “instrumen penelitian adalah alat yang digunakan mengukur fenomena maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian.” Dalam penelitian ini menggunakan instrument tes, observasi, angket atau skala dan dokumentasi.

1. Tes

Tes adalah satu dari beberapa instrumen yang digunakan dalam sebuah penelitian yang digunakan guna mendapat data yang dicari oleh peneliti. Tes disini mengunakan tes terstandar yang mana tes ini sudah digunakan dan di ujicobakan sebelumnya. Arikunto (2006, hlm. 224) :

Tes standar (standardized test) yaitu tes yang biasanya sudah tersedia di lembaga testing, yang sudah terjamin kemampuanya. Tes standar adalah tes yang sudah mengalami uji coba berkali-kali, direvisi berkali-kali sehingga sudah dapat dikatakan cukup baik. Di dalam setiap tes yang terstandar sudah


(28)

37

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

dicantumkan: petunjuk pelaksana, waktu yang dibutuhkan, bahan yang tercakup, dan hal-hal lain, misalnya validitas dan reabilitas.

Jadi, tes standar adalah tes yang sudah baku dan dapat digunakan untuk sutu penelititan. Dalam tes penelitian disini digunakan untuk meneliti salah satu hasil pembelajaran pendidikan jasmani adalah tingkat kebugaran jasmani siswa. Menurut pendapat Lutan (2002, hlm. 7); “kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya

tahan, dan fleksibilitas.” Dengan demikian bahwa kebugaran jasmani adalah

kemampuan seorang untuk melakukan kegiatan dengan mengunakan kekuatan dalam dirinya. Dalam penelitian disini tes kebugaran jasmani yang digunakan adalah tes kesegaran (kebugaran) jasmani Indonesia. Tes kesegaran/kebugaran jasmani Indonesia menurut dalam Chasan & Cholil (2007, hlm. 103) “terdiri dari lima butir tes dengan rangkaian butiran tes yaitu: 1. Lari cepat (dash/sprint), 2. Anggkat tubuh (pull-ups), 3. Baring duduk (sit-ups), 4. Loncat tegak (vertikal jump), 5. Lari jarak sedang.

Dalam penelititan disini digunakan tes guna memperoleh data kebugaran jasmani responden atau siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. 2. Skala

Skala adalah merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam pengumpulan data memaluai sebuah lembaran yang berisi serangkaian pertanyaan atau sebuah rangkaian pernyataan kepada objek yang diteliti yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Hal ini didukung menurut pendapat Sugiyono (2011, hlm. 199) mengatakan bahwa “kuesioner (skala) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada kepada responden untuk dijawab.” Dengan demikian skala adalah serangkain lembaran yang berisi tulisan pertanyaan atau sebuah pernyataan sebagai alat penelitian yang digunakan peneliti di sebarkan kepada objek atau responden sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. responden dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 3 Pandeglang.


(29)

38

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk angket tertutup, adalah angket yang mengandung butir-butir tes atau pertanyaan maupun pernyataan dalam sebuah tabel atau kolom untuk pilihan sebuah jawaban. Cara mengisi angket disini adalah responden atau siswa hanya menggunakan tanda ceklis untuk menandai salah satu jawaban yang dipilih sesuai dengan pilihan yang disediakan.

Instrumen penelitian yang berbentuk angket disini yang berisikan tentang karakter disiplin sisiwa dalam penilaian pribadinya yang berarti kepatuhan dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Kepatuhan dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani disini meliputi datang tepat waktu, memakai seragam olahraga, dan menaati seluruh peraturan saat berlangsungnya pembelajaran pendidikan jasmani. Skala yang digunakan dikelompokan menjadi skala Likert, diamana pertanyaan atau sebuah peryatann positif diberi skor 5,4,3,2,1 dan untuk pertanyaan atau peryataan negatif diberi skor 1,2,3,4,5.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu cara pendukung untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian mengenai seperti keadaan sekolah, proses pembelajaran dan lain-lain. Dokumentasi yang dimaksudkan dalam penelitian disini dicontohkan seperti buku, aris, gambar atau foto-foto kegiatan, jurnal dan dokumen sekolah. Hal ini ditunjang dengan pendapat dari Arikunto (2006, hlm.231) menjelaskan bahwa “metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda,dan sebagainya.” Dengan demikian dokumentasi adalah salah satu metode pelengkap dalam sebuah penelitian yang mana data yang diperoleh dalam kajian dokumentasi ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.


(30)

39

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed Gambar 3.2

Gambar Instrumen Penelitian

Tabel 3.2

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sebelum Uji Validitas dan Reabilitas

Variabel Dimensi Indikator Nomor Pernyataan Jumlah

Positif (+) Negatif (-) (Y) Disiplin Internal dicipline (disipli yang berkaitan dengan diri sendiri)

Datang tepat waktu sesuai tata tertib sekolah

1, 21, 41, 61, 81

11, 31, 51, 71, 91

10 Aktif mengikuti kegiatan

sampai selesai

2, 22, 42, 62, 82

12, 32, 52, 72, 92

10 Pergi/pulang setelah

pembelajaran pendidikan jasmani selesai sesuai dengan peraturan

3, 23, 43, 63, 83

13, 33, 53, 73, 93

10

Melakukan aktivitas belajar tambahan di rumah

4, 24, 44, 64, 84

14, 34, 54, 74, 94 10 External dicipilne (disipli yang berkaitan dengan

Mengikuti intruksi guru selama pembelajaran

5, 25, 45, 65, 85

15, 35, 55, 75, 95

10 Mengerjakan semua tugas

yang diberikan dariguru

6, 26, 46, 66, 86

16, 36, 56, 76, 96

10 Mengikuti seluruh

peraturan pembelajaran

7, 27, 47, 67, 87

17, 37, 57, 77, 97

10 Tes Kebugaran Jasmani (tes

kesegaran/kebugaran jasmani indonesia)

Tes disiplin siswa (skala)

Hasil korelasikontribusi kebugaran jasmani terhadap

karakter disiplin Populasi

Dokumentasi Sampel


(31)

40

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed orang lain) baik tertulis maupun

secara lisan dari guru Bersedia

mendemonstrasikan tugas gerakan

8, 28, 48, 68, 88

18, 38, 58, 78, 98

10

Berpakaian sesuai dengan ketentuan tata tertib di sekolah

9, 29, 49, 69, 89

19, 39, 59, 79, 99

10

Aktif melakukan aktivitas pada saat pembelajaran

10, 30, 50, 70, 90

20, 40, 60, 80, 100

10

F. Proses Pengembangan Instumen

Proses pengembangan instrumen dalam penelitian ini adalah karakter disiplin siswa dengan cara tahapan sebagai berikut:

1) Melakukan judgement instrumen kepada dosen ahli dilakukan melalui tahapan tiga dosen diantaranya dua dosen pembimbing dan satu dosen yang diangap berkompeten.

2) Melakukan uji coba kepada kelas yang bukan akan diteliti. 3) Hasil uji coba dianalisi tiap butir soal.

4) Melakukan tahap pemilihan atau tahap penyeleksian item tes yang dianggap memiliki nilai yang kurang baik.

5) Melakukan revisian terhadapa butir soal yang kurang memenuhi syarat namun dianggap memiliki item yang cukup baik.

1. Validitas Butir Soal

a. Uji validitas

Pengujian yang pertama yaitu pengujian validitas. Menurut Suharsimi Arikunto, (1992, hlm. 136) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid dan sahih memiliki validitas yang tinggi.” Sebaiknya instrument yang valid dan sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaiknya instrument yang kurang berarti


(32)

41

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

memiliki validitas yang rendah. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuisioner yang disebar.

Menghitung validitas bertujuan untuk menilai ketepatan alat pengumpul data tersebut (skala) dalam mengukur pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kreativitas guru. Pengujian alat pengumpul data pada penelitian ini dilakukan dengan cara analisis butir angket.

Formula yang digunakan untuk tujuan ini adalah melalui SPSS V 20 dengan langkah pengerjaan seperti yang diungkapkan oleh Nugraha Suharto (2007, hlm. 52), yaitu :

1) Aktifkan program SPSSsehingga nampak spreadsheet. 2) Aktifkan Variable View dan definisikan tiap kolomnya. 3) Setelah mengisi variabel view klik data view dan isikan data.

4) Simpan data tersebut (save) dengan nama “data validitas realibilitas” atau nama file sesuai keinginan anda.

5) Klik menu analyze, pilih scale, pilih reliability analysis.

6) Setelah itu akan muncul kotak dialog Realibility Analysis destinasikan item-item dengan cara mengklik setiap variabel dan pindah variabel tersebut ke kotak items. Pada model pilih Split Half.

7) Masih pada kotak Reliability Analysis, klik statistics, sehingga tampil kotak dialog statistics. Pada kotak dialog tersebut pilih Scale if item deleted pada descriptif for.

8) Jika sudah mendestinasikan, klik Continue sehingga kembali ke kotak dialog realibility analysis.

9) Klik Ok.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrument angket tersebut adalah sebagai berikut :

1) Menyebarkan instrument yang akan diuji validitasnya, kepada responden sebanyak 70 orang siswa.

2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrument.

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul, termasuk memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk memudahkan perhitungan dan pengolahan data selanjutnya.


(33)

42

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed b. Menghitung skor rata-rata

Menghitung skor rata-rata tes awal dan tes akhir masing-masing kelompok dengan dengan rumus :

� = ∑�� Keterangan :

� = skor rata-rata �� = skor mentah ∑ = jumlah

� = banyanknya sampel

c. Menghitung Simpangan Baku

Menghitung simpangan baku dengan rumus sebagai berikut : S= ∑(�−� )²

�−1

Keterangan :

S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel

∑(x-�)² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

d. Uji korelasi (Uji Spearman)

Uji korelasi Spearman dilakukan dengan SPSS v20 maka langkah-langkahnya sebagaimana yang diungkapkan oleh Seta Basri (2001), yaitu :

1) Tentukan item-item variabel x menggunakan menu Transform>Compute Variabel> jumlahkan item-item variabel

2) Totalkan item-item variabel y dengan menggunakan menu transform>compute variabel> jumlahkan item-item variabel y

3) Buatlah ranking bagi rx dan ry menggunakan menu Transform>Compute> Masukan skor total variabel x dan variabel y ke variables > pilih saja smallest pada asign rank > klik ok. Setelah itu muncul dua variabel baru yaitu ranking untuk x dan y.

4) Lakukan uji korelasi Spearman dengan SPSS dengan klik analyze>corelate>bivariate> masukan ranking x dan ranking y ke variabel > pada correlation coefficient ceklis Spearman> Pada test of Significance pilih 2-tailed> klik Ok


(34)

43

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed G. Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas Item

Tabel 3.3

Tabel Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

r tabel Hasil validitas

no1 360,37 831,483 ,335 ,913 ,235 Valid

no2 360,80 827,670 ,310 ,913 ,235 Valid

no3 360,79 831,968 ,246 ,913 ,235 Valid

no4 361,10 838,555 ,076 ,914 ,235 Tidak

valid

no5 360,73 821,824 ,389 ,913 ,235 Valid

no6 360,91 824,775 ,398 ,913 ,235 Valid

no7 360,67 822,311 ,457 ,912 ,235 Valid

no8 361,33 818,282 ,400 ,912 ,235 Valid

no9 360,36 826,929 ,378 ,913 ,235 Valid

no10 360,57 817,640 ,453 ,912 ,235 Valid

no11 361,19 822,820 ,246 ,914 ,235 Valid

no12 361,59 834,275 ,126 ,914 ,235 Tidak

valid

no13 361,69 822,103 ,278 ,913 ,235 Valid

no14 362,51 841,645 ,010 ,915 ,235 Tidak

valid

no15 362,00 819,536 ,301 ,913 ,235 Valid

no16 361,30 824,880 ,348 ,913 ,235 Valid

no17 361,33 816,688 ,379 ,913 ,235 Valid

no18 361,37 811,686 ,447 ,912 ,235 Valid

no19 362,10 823,367 ,248 ,914 ,235 Valid

no20 360,74 820,571 ,409 ,912 ,235 Valid

no21 360,80 836,568 ,104 ,914 ,235 Tidak

valid

no22 360,56 823,816 ,449 ,912 ,235 Valid

no23 360,71 856,613 -,239 ,917 ,235 Tidak

valid

no24 360,71 824,874 ,503 ,912 ,235 Valid

no25 361,16 826,337 ,315 ,913 ,235 Valid

no26 361,21 830,084 ,228 ,914 ,235 Tidak

valid

no27 360,77 821,309 ,509 ,912 ,235 Valid

no28 360,91 842,543 -,009 ,915 ,235 Tidak

valid

no29 360,69 845,610 -,063 ,916 ,235 Tidak


(35)

44

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

no30 361,37 823,976 ,313 ,913 ,235 Valid

no31 361,70 841,778 -,001 ,915 ,235 Tidak

valid

no32 361,44 826,105 ,247 ,914 ,235 Valid

no33 360,79 833,185 ,181 ,914 ,235 Tidak

valid

no34 361,24 817,491 ,533 ,912 ,235 Valid

no35 362,00 816,058 ,441 ,912 ,235 Valid

no36 362,34 830,576 ,190 ,914 ,235 Tidak

valid

no37 361,27 813,795 ,463 ,912 ,235 Valid

no38 361,09 817,152 ,488 ,912 ,235 Valid

no39 360,57 824,422 ,366 ,913 ,235 Valid

no40 361,20 812,829 ,517 ,912 ,235 Valid

no41 360,77 824,440 ,409 ,913 ,235 Valid

no42 360,31 831,900 ,304 ,913 ,235 Valid

no43 360,70 846,271 -,081 ,915 ,235 Tidak

valid

no44 361,40 836,041 ,118 ,914 ,235 Tidak

valid

no45 360,79 830,780 ,354 ,913 ,235 Valid

no46 360,89 826,508 ,366 ,913 ,235 Valid

no47 360,81 832,994 ,204 ,914 ,235 Tidak

valid

n048 361,26 819,440 ,425 ,912 ,235 Valid

no49 360,81 831,719 ,221 ,914 ,235 Tidak

valid

no50 360,54 823,063 ,451 ,912 ,235 Valid

no51 361,36 829,450 ,257 ,913 ,235 Valid

no52 360,77 819,019 ,416 ,912 ,235 Valid

no53 361,03 827,390 ,275 ,913 ,235 Valid

no54 361,56 823,758 ,349 ,913 ,235 Valid

no55 360,94 812,055 ,555 ,912 ,235 Valid

no56 360,84 829,381 ,239 ,914 ,235 Valid

no57 361,23 833,193 ,180 ,914 ,235 Tidak

valid

no58 361,34 814,316 ,567 ,912 ,235 Valid

no59 361,76 827,752 ,228 ,914 ,235 Tidak

valid

no60 361,46 819,788 ,340 ,913 ,235 Valid

no61 361,49 836,108 ,133 ,914 ,235 Tidak

valid

no62 361,04 837,549 ,087 ,914 ,235 Tidak

valid

no63 360,84 822,801 ,371 ,913 ,235 Valid


(36)

45

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

no65 360,86 820,907 ,523 ,912 ,235 Valid

no66 361,04 824,013 ,399 ,913 ,235 Valid

no67 360,80 836,394 ,139 ,914 ,235 Tidak

valid

no68 360,73 826,346 ,335 ,913 ,235 Valid

no69 360,46 824,252 ,430 ,913 ,235 Valid

no70 360,57 824,451 ,366 ,913 ,235 Valid

no71 362,13 835,737 ,145 ,914 ,235 Tidak

valid

no72 361,53 823,818 ,372 ,913 ,235 Valid

no73 362,01 831,406 ,217 ,914 ,235 Tidak

valid

no74 361,54 822,049 ,379 ,913 ,235 Valid

no75 360,76 828,650 ,308 ,913 ,235 Valid

no76 361,50 848,283 -,130 ,915 ,235 Tidak

valid

no77 361,00 829,536 ,228 ,914 ,235 Tidak

valid

no78 361,41 823,319 ,337 ,913 ,235 Valid

no79 360,63 820,672 ,469 ,912 ,235 Valid

no80 361,73 817,389 ,459 ,912 ,235 Valid

no81 360,37 826,875 ,380 ,913 ,235 Valid

no82 360,90 822,555 ,412 ,913 ,235 Valid

no83 361,00 822,290 ,415 ,913 ,235 Valid

no84 361,63 830,121 ,276 ,913 ,235 Valid

no85 361,60 835,345 ,139 ,914 ,235 Tidak

Valid

no86 360,61 819,661 ,555 ,912 ,235 Valid

no87 360,69 824,364 ,414 ,913 ,235 Valid

no88 360,94 824,373 ,435 ,913 ,235 Valid

no89 360,63 828,498 ,392 ,913 ,235 Valid

no90 361,07 830,270 ,190 ,914 ,235 Tidak

Valid

no91 360,63 829,889 ,274 ,913 ,235 Valid

no92 361,80 827,843 ,293 ,913 ,235 Valid

no93 361,59 823,840 ,246 ,914 ,235 Valid

no94 361,81 821,690 ,425 ,912 ,235 Valid

no95 361,91 831,964 ,190 ,914 ,235 Tidak

valid

no96 360,70 825,054 ,372 ,913 ,235 Valid

no97 360,96 818,100 ,463 ,912 ,235 Valid

no98 361,53 827,296 ,289 ,913 ,235 Valid

no99 361,37 818,672 ,383 ,913 ,235 Valid

no10

0 360,67 826,572 ,379 ,913


(37)

46

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG


(38)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pengolahan data dan analisis data, dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kebugaran jasmani siswa terhadapa karakter disiplin siswa di SMA Negeri 3 Pandeglang.

Atas dasar diperolehnya data temuan-temuan dalam hasil penelitian yang dianggap menjadi dasar dan jawaban atas tes kebugaran jasmani dan pertanyaan atas penelitian yang mencakup beberapa aspek diperoleh hasil berikut ini:

Kesimpulan didapat Kontribusi tingkat kebugaran jasmani siswa dengan karakter disiplin siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Negeri 3 Pandeglang. Terdapat hubungan positif yang kuat sebesar 0,588 dari hasil data korelasi antara tingkat kebugaran jasmani siswa dengan disiplin siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang dibuktikan dengan hasil analisis data yang menghasilkan koefisiensi korelasi yang kuat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ditemukan oleh penulis, ada beberapa hal penting yang menjadi sebuah masukan atau rekomendasi berkaitan dengan tingkat kebugaran jasmani siswa dengan disiplin siswa di sekolah:

1. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan di sekolah diharpakan tidak terlalu untuk menekankan siswa kepada teknik kecabangan olahraga karna itu sesuai dengan tujuan salah satu tujuan utama pendidikan jasmani, pendidikan jasmani salah satunya adalah meningkatkan kualitas kebugaran jasmani siswa melalui aktivitas yang terpilih.


(39)

66

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Dengan demikian suatu pengharapan yang besar untk merubah judge tentang pendidikan jasmani bukan olahraga kecabangan, dari segi pendidik yang utama di lingkungan sekolah.

3. Merekomendasikan untuk studi lanjutan. Untuk mendapatkan sampel yang memenuhi seluruh kriteria tingkat kebugaran. Dari yang paling rendah sekali sampai yang paling tinggi tingkat kebugaran jasmaninya.


(40)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2009). Manajemen Pendidikan jasmani Dan Olahraga. Bandung: Fpok Upi Bandung.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (1992). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan skala Psikologi. Yoyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Basri, Seta. (2001) uji korelasi spearman. [online] Tersedia di: http://setrabasri01.blogspot.com.html. Diakses pada 12 juli 2014.

Bungin, B. (2006). Metodologi Penelitian Kuantitatif (Edisi Pertama). Jakarata: Kencanan.

Cholik, Toho dan Lutan, Rusli, (1996/1997). Pendidikan jasmani dan Kesehatan, Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Ditjen Mendikdasmen – Kementerian Pendidikan Nasional.

Graham G, (1992). Teaching childern Phsycal Education. [online]. Tersedia di: http//staff.uny.ac.id/SEMORNA-Pendidikan_Jasmani_Sebagai_Salah_ Satu_Wahana_Pengembangan_Mental_dan_Karakter_Manusia. Diakses pada 30 oktober 2013

Hurlock B, E. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1, Jakarta: Erlanga. Hurlock B, E. (1978). Perkembangan Anak Jilid 2, Jakarta: Erlanga.

Husdarta H.J.S (2009). Manajemen pendidikan jasman. Bandung: ALFABETA. Ibnu Umar, Putra Umar bin Khattab kata mutiara Tersedia di:

http://www.motivasi-islami.com/kata-mutiara. Diakses pada 22 juni 2014. Kesuma, Dharma., Triatna, Cepi., Permana, Johar. (2011). Pendidikan Karakter

Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.


(41)

68

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komarudin. (1994). Metode Penulisan Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa Lembaga Ketahanan Nasional. (1997). Disiplin Nasional. Jakarta: PT Balai

Pustaka

Lickona, Thomas (2013). Panduan Lengkap mendidik siswa menjadi pintar dan baik, Bandung : NUSA MEDIA.

Likcona, Thomas (2012). Educating for Character: How Our School Can Teach Respact and Responsiblity, Jakarta : PT Bumi Aksara.

Lutan, Rusli (2002). “Menuju Sehat dan Bugar”. Jakarta : Depdiknas.

Mengawangi, Ratna (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Jakarta : BPMIGAS.

Mutohir, T.C., F. Muhyi, Muhammad., Fenanlampir, Albertus. (2011). Berkarakter dengan Berolahraga Berolahraga dengan Berkarakter olahraga untuk membangun karakter bangsa. Jakarta: SPORT MEDIA. Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturistik Kuaitatif. Bandung: Tarsito. Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurhasan, H., Cholil, Hasanudin.(2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan.

Bandung: FPOK UPI.

Nugraha Suharto (2007, hlm. 52) Uji validitas. [online] Tersedia di: http://tutorial-spss-statistik.blogspot.com. Diakses pada 12 Juli 2014.

Rasdiyanah, Andi (1995) [online]. Tersedia di: http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2114586-pengertian-disiplin/. Diakses pada 31 oktober 2013.

Sudjana. (2005). METODE STATISTIKA. Bandung: TARSITO.

Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.


(42)

69

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherman (2009) [online]. Tersedia di: http//www.psychologymania.com /2013/04/tujuan-pendidikan-jasmani.html?m=1. Diakses pada 30 Oktober 2013.

Sumarjono, Sadoso (1898). Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Berolahraga. Jakarta : Galamedia.

Syarifudin, A., Muhadi (1991). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Undang-undang Republik Indonesia (2005) undang-undang nomer 3 [online]. Tersedia di : http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/38/199.bpkp. Diakses pada 30 oktober 2013.

Undang-Undang Republik Indonesia No.2 tahun 1989 Tentang sistem pendidikan Nasional pada bab II pasal 4.

UPI. (2013). PEDOMAN PENULISAAN KARYA ILMIAH. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan Karakater, Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR.


(1)

46

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG


(2)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pengolahan data dan analisis data, dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kebugaran jasmani siswa terhadapa karakter disiplin siswa di SMA Negeri 3 Pandeglang.

Atas dasar diperolehnya data temuan-temuan dalam hasil penelitian yang dianggap menjadi dasar dan jawaban atas tes kebugaran jasmani dan pertanyaan atas penelitian yang mencakup beberapa aspek diperoleh hasil berikut ini:

Kesimpulan didapat Kontribusi tingkat kebugaran jasmani siswa dengan karakter disiplin siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA Negeri 3 Pandeglang. Terdapat hubungan positif yang kuat sebesar 0,588 dari hasil data korelasi antara tingkat kebugaran jasmani siswa dengan disiplin siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang dibuktikan dengan hasil analisis data yang menghasilkan koefisiensi korelasi yang kuat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ditemukan oleh penulis, ada beberapa hal penting yang menjadi sebuah masukan atau rekomendasi berkaitan dengan tingkat kebugaran jasmani siswa dengan disiplin siswa di sekolah:

1. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan di sekolah diharpakan tidak terlalu untuk menekankan siswa kepada teknik kecabangan olahraga karna itu sesuai dengan tujuan salah satu tujuan utama pendidikan jasmani, pendidikan jasmani salah satunya adalah meningkatkan kualitas kebugaran jasmani siswa melalui aktivitas yang terpilih.


(3)

66

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Dengan demikian suatu pengharapan yang besar untk merubah judge tentang pendidikan jasmani bukan olahraga kecabangan, dari segi pendidik yang utama di lingkungan sekolah.

3. Merekomendasikan untuk studi lanjutan. Untuk mendapatkan sampel yang memenuhi seluruh kriteria tingkat kebugaran. Dari yang paling rendah sekali sampai yang paling tinggi tingkat kebugaran jasmaninya.


(4)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2009). Manajemen Pendidikan jasmani Dan Olahraga. Bandung: Fpok Upi Bandung.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktek). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (1992). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan skala Psikologi. Yoyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Basri, Seta. (2001) uji korelasi spearman. [online] Tersedia di: http://setrabasri01.blogspot.com.html. Diakses pada 12 juli 2014.

Bungin, B. (2006). Metodologi Penelitian Kuantitatif (Edisi Pertama). Jakarata: Kencanan.

Cholik, Toho dan Lutan, Rusli, (1996/1997). Pendidikan jasmani dan Kesehatan, Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Ditjen Mendikdasmen – Kementerian Pendidikan Nasional.

Graham G, (1992). Teaching childern Phsycal Education. [online]. Tersedia di: http//staff.uny.ac.id/SEMORNA-Pendidikan_Jasmani_Sebagai_Salah_ Satu_Wahana_Pengembangan_Mental_dan_Karakter_Manusia. Diakses pada 30 oktober 2013

Hurlock B, E. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1, Jakarta: Erlanga. Hurlock B, E. (1978). Perkembangan Anak Jilid 2, Jakarta: Erlanga.

Husdarta H.J.S (2009). Manajemen pendidikan jasman. Bandung: ALFABETA. Ibnu Umar, Putra Umar bin Khattab kata mutiara Tersedia di:

http://www.motivasi-islami.com/kata-mutiara. Diakses pada 22 juni 2014. Kesuma, Dharma., Triatna, Cepi., Permana, Johar. (2011). Pendidikan Karakter

Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.


(5)

68

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komarudin. (1994). Metode Penulisan Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa Lembaga Ketahanan Nasional. (1997). Disiplin Nasional. Jakarta: PT Balai

Pustaka

Lickona, Thomas (2013). Panduan Lengkap mendidik siswa menjadi pintar dan baik, Bandung : NUSA MEDIA.

Likcona, Thomas (2012). Educating for Character: How Our School Can Teach Respact and Responsiblity, Jakarta : PT Bumi Aksara.

Lutan, Rusli (2002). “Menuju Sehat dan Bugar”. Jakarta : Depdiknas.

Mengawangi, Ratna (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Jakarta : BPMIGAS.

Mutohir, T.C., F. Muhyi, Muhammad., Fenanlampir, Albertus. (2011). Berkarakter dengan Berolahraga Berolahraga dengan Berkarakter olahraga untuk membangun karakter bangsa. Jakarta: SPORT MEDIA. Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturistik Kuaitatif. Bandung: Tarsito. Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurhasan, H., Cholil, Hasanudin.(2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan.

Bandung: FPOK UPI.

Nugraha Suharto (2007, hlm. 52) Uji validitas. [online] Tersedia di: http://tutorial-spss-statistik.blogspot.com. Diakses pada 12 Juli 2014.

Rasdiyanah, Andi (1995) [online]. Tersedia di: http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2114586-pengertian-disiplin/. Diakses pada 31 oktober 2013.

Sudjana. (2005). METODE STATISTIKA. Bandung: TARSITO.

Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.


(6)

Deni Sudrajat, 2014

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherman (2009) [online]. Tersedia di: http//www.psychologymania.com /2013/04/tujuan-pendidikan-jasmani.html?m=1. Diakses pada 30 Oktober 2013.

Sumarjono, Sadoso (1898). Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Berolahraga. Jakarta : Galamedia.

Syarifudin, A., Muhadi (1991). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Undang-undang Republik Indonesia (2005) undang-undang nomer 3 [online]. Tersedia di : http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/38/199.bpkp. Diakses pada 30 oktober 2013.

Undang-Undang Republik Indonesia No.2 tahun 1989 Tentang sistem pendidikan Nasional pada bab II pasal 4.

UPI. (2013). PEDOMAN PENULISAAN KARYA ILMIAH. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan Karakater, Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR.