DAMPAK PEMBELAJARAN HOKI TERHADAP PERKEMBANGAN KARAKTER DAN KEBUGARAN JASMANI SISWA SMA NEGERI 26 BANDUNG.

(1)

DAMPAK PEMBELAJARAN HOKI TERHADAP PERKEMBANGAN KARAKTER DAN KEBUGARAN JASMANI SISWA SMA NEGERI 26

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh,

DINI ANDRIANI 0806276

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHARGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Dini Andriani, 2013

DAMPAK PEMBELAJARAN HOKI TERHADAP

PERKEMBANGAN KARAKTER DAN KEBUGARAN

JASMANI SISWA DI SMA NEGERI 26 BANDUNG

Oleh Dini Andriani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Dini Andriani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Dini Andriani

Nim : 0806276

Judul : Dampak Pembelajaran Hoki Terhadap Perkembangan Karakter dan Kebugaran Jasmani Siswa SMA Negeri 26 Bandung

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING Pembimbing I

Yusup Hidayat, M.Si NIP. 19680830199931001

Pembimbing II

Carsiwan, M. Pd NIP. 19710152002121001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001


(4)

Dini Andriani, 2013

ABSTRAK

Nama: Dini Andriani. NIM: 0806276. Judul: Dampak Pembelajaran Hoki Terhadap Perkembangan Karakter dan Kebugaran Jasmani Siswa SMA Negeri 26 Bandung. Skripsi ini dibimbing oleh pembimbing I Yusup Hidayat, M.Si dan Pembimbing II Carsiwan,M.Pd. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis mengenai

perkembangan teknologi yang semakin canggih yang memiliki dampak positif maupun negatif. Dalam kaitannya dengan perkembangan karakter dan kebugaran jasmani, dan dari analisis situasi inilah pebelajaran hoki diasumsikan akan memiliki peranan penting. Oleh karena itu, penelitian ini didasarkan pada tujuan untuk mengetahui dampak dari pembelajaran hoki terhadap perkembangan karakter dan kebugaran jasmani siswa SMA Negeri 26 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 26 Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 26 Bandung dengan sampel 20 orang siswa yang mengikuti ekstrakurikuler hoki dan sebagai kelompok kontrol sampelnya adalah 20 orang yang tidak mengikuti ekstrakurikuler hoki. Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler hoki memiliki dampak yang positif terhadap perkembangan karakter siswa dalam kejujuran, keadilan, kepercayaan, hormat dan tanggung jawab, serta berdampak positif pula pada perkembangan kebugaran jasmani siswa di SMA Negeri 26 Bandung.


(5)

ABSTRACT

Name: Dini Andriani. NIM: 0806276. Title: Dampak Pembelajaran Hoki Terhadap Perkembangan Karakter dan Kebugaran Jasmani Siswa SMA Negeri 26 Bandung. This essay guided by guide I Yusup Hidayat, M.Si and guide II Carsiwan,M.Pd. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.

This research motivated by writer observation about positive and negative impact of the development of increasingly sophisticated technology. In terms of character development and physical fitness, and from this analysis it is assumed hockey learning has an important role. Therefore, the study was based on the aim to determine the impact of learning hockey on character development and physical fitness to student in 26 Senior High School. The method used in this study is ex post facto method. The research was conducted in 26 Senior High School. The population in this study is 26 Senior High School student with a sample of 20 student who follow hockey extracurricular and as a control group sample is 20 people who do not follow hockey extracurricular. Based on the processing and analysis of the data obtained it can be concluded that the extracurricular hockey has a positive impact on the development of student character in honesty, fairness, trust, respect and responsibility, then as well as the positive impact also on the development of student physical fitness in 26 Senior High School.


(6)

vii

Dini Andriani, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian... 9

D. Manfaat Penelitian... 9

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 11

A. Kebugaran Jasmani ... 11

1. ... Peng ertian Kebugaran Jasmani ... 11

2. ... Kom ponen Kebugaran Jasmani ... 13

3. ... Fakto r yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani ... 14

4. ... Peng ukuran Kebugaran Jasmani……….. ... 16

B. Perkembangan Karakter ... 18

1. ... Peng ertian Perkembangan Karakter……….... ... 18


(7)

viii

2. ... Kom

ponen-komponen Perkembangan Karakter………. ... 19

3. ... Fakto r yang Mempengaruhi Perkembangan Karakter…………. ... 20

4. ... Peng ukuran Perkembangan Karakter………... ... 20

C. Pembelajaran Hoki ... 21

1. ... Peng ertian Pembelajaran Hoki ... 21

2. ... Kara kteristik Pembelajaran Hoki ... 24

3. ... Pemb elajaran Hoki dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 26

D. Hubungan Antara Pembelajaran Hoki dengan Peningkatan Kebugaran Jasmani ... 27

E. Hubungan Antara Pembelajaran Hoki dengan Perkembangan Karakter ... 27

F. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Metode Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 29

1. ... Popul asi ... 29

2. ... Samp el ... 30

C. Desain Penelitian ... 31

D. Alat Pengumpul Data ... 33

1. ... Mela kukan Spesifikasi Data ... 34

2. ... Peny usunan Angket ... 35


(8)

ix

Dini Andriani, 2013

A. ... Uji

Coba Angket……… ... 37

B. ... Pelak sanaan Pengumpulan Data………... 42

1. ... Peny ebaran Angket Penelitian………. ... 42

2. ... Tes Kebugaran Jasmani……… ... 42

E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA ... 45

A. Deskripsi Data ... 45

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 46

1. ... Uji Normalitas………. ... 46

2. ... Peng ujian Hipotesis……… ... 47

C. Diskusi Penemuan……….. 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Kesimpulan... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 59 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(9)

x

DAFTAR TABEL

3.1 Kisi-Kisi Spesifikasi Data ... 34

3.2 Kategori Pemberian Skor Angket Alternatif Jawaban ... 36

3.3 Hasil Uji Validitas ... 39


(10)

xi

Dini Andriani, 2013

4.1 Data Hasil Perhitungan Angket Perkembangan Karakter dan Tes Kebugaran Jasmani Siswa SMA Negeri 26 Bandung yang Mengikuti Ekstrakurikuler Hoki

dan yang Tidak Mengikuti Ekstrakurikuler Hoki ... 45

4.4 Hasil Pengujian Uji Normalitas Statistik Kelompok Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Hoki dan yang Tidak Mengikuti Ekstrakurikuler Hoki ... 46

4.3 Dampak Pembelajaran Hoki Terhadap Perkembangan Karakter... 47

4.4 Dampak Pembelajaran Hoki Terhadap Kebugaran Jasmani ... 49

4.5 Hubungan Antara Perkembangan Karakter dan Kebugaran Jasmani ... 51

DAFTAR GAMBAR 3.1 Desain Penelitian ... 32


(11)

(12)

1

Dini Andriani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita merupakan bagian dari masyarakat dunia yang berada di era globalisasi, dan era globalisasi ini identik dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Beberapa diantaranya yang sering kita gunakan adalah telepon genggam, laptop dan masih banyak teknologi lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan keseharian kita, dan globalisasi pun memberikan dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Beberapa dampak positif yang dapat dirasakan antara lain keleluasaan mengakses informasi yang sangat cepat dari segala penjuru dunia, tanpa harus pergi ke lokasi kejadian, dan juga dapat mengetahui perkembangan apa saja yang terjadi di seluruh dunia. Jadi, globalisasi sangat bermanfaat bagi para pelajar untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan.

Namun demikian, dibalik dampak positif dari globalisasi, ada pula dampak negatifnya, antara lain karena terlalu terbukanya informasi yang dapat diperoleh dan menerimanya tanpa filter yang kuat, terkadang lupa untuk memilih mana informasi yang baik dan buruk yang sesuai dengan kebudayaan dan karakter bangsa. Game online misalnya, banyak pemikiran dari orang tua siswa yang beranggapan bahwa dengan anak bermain game online, maka anak akan mudah dikontrol, bermain di dalam rumah dan tidak berpanas-panasan. Namun sebenarnya, dibalik game online yang dimainkan oleh anak, banyak game-game yang mengacu pada kekerasan. Oleh karena itu, game online sebenarnya sangat berdampak negatif bagi perkembangan karakter dan kebugaran jasmani anak. Dengan anak bermain game online, anak menjadi lebih pendiam karena kurangnya bersosialisasi dengan teman-teman yang


(13)

2

lainnya dan karakternya pun cenderung lebih keras karena efek dari permainan tersebut.

Inilah salah satu kekhawatiran penulis terkait dengan dampak negatif globalisasi, apalagi jika tidak pandai memilih mana hal-hal yang baik yang sesuai kebutuhan dengan karakter bangsa dan mana yang tidak baik untuk kita ikuti, seperti yang dijelaskan oleh Ghufron (2010) bahwa:

Dewasa ini, krisis nilai-nilai karakter bangsa menjadi salah satu persoalan yang sangat krusial bagi bangsa Indonesia yang berkaitan dengan penyiapan SDM siap kompetisi di era global. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya kejahatan dan tindakan-tindakan lain yang tidak mencerminkan nilai-nilai karakter bangsa.

Dan jika dilihat dari sisi kebugaran jasmani tentu sangat tidak sesuai. Karena tidak ada aktifitas jasmani yang dilakukan oleh anak, kebugaran jasmani siswa di SMA cenderung semakin menurun, salah satunya karena faktor pertumbuhan fisiknya terutama bagi wanita menyebabkan kurangnya aktivitas jasmani sehingga dapat menyebabkan kurangnya kebugaran jasmani pada siswa.

Olahraga merupakan aktivitas gerak manusia menuntut teknik tertentu dan pelaksanaannya ada unsur bermain, ada rasa senang, dilakukan saat waktu luang, aktivitas dipilih secara sukarela serta menghasilkan kepuasan bagi pelakunya. Olahraga merupakan rangkaian gerak yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak tubuh dan juga sebagai alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani, rohani maupun sosial. Hal ini bertujuan untuk dijadikan pegangan dan acuan yang tepat dan terarah dalam upaya mendapatkan kondisi sehat yang dikenal sebagai keadaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi keadaan dan keberadaan fisik tubuh sebagai tempat bersemayamnya jiwa, seperti semboyan olahraga yang menyatakan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula.

Berbagai program telah dilaksanakan untuk merealisasikan semboyan tersebut, baik dalam lingkungan informal (masyarakat) maupun formal (sekolah). Salah satu


(14)

3

Dini Andriani, 2013

kegiatan formal di sekolah yang biasaya dilaksanakan adalah kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga, seperti sepak bola, bola voli, bola basket, renang hoki dan lain-lain.

Di sekolah-sekolah di kota Bandung sendiri program kegiatan hoki sudah banyak terbentuk. Program ekstrakurikuler ini merupakan salah satu dari program pemerintah yang digunakan untuk mencari bibit-bibit atlet yang potensial.

Program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah merupakan tonggak awal pembibitan atlet yang cocok karena sesuai dengan iklim karakteristik pendidikan di Negara Indonesia. Dengan menyisipkan pembinaan program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tanpa mengganggu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tidak langsung akan muncul bibit-bibit baru yang diharapkan dapat berprestasi.

Bicara tentang pembinaan dan pembibitan atlet, hal ini sesuai dengan visi dan misi kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia pada butir ke

lima yang berbunyi, “mengembangkan sumber daya manusia dibidang olahraga melalui pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan da teknologi”.

Di dalam olahraga pendidikan, ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa yang sifatnya mendidik. Menurut Undang-Undang RI tentang system keolahragaan nasional BAB 1 Ketentuan Umum (pasal 1 ayat 11), (Umbara:2007), menyatakan bahwa:

”Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani”.

Dari uraian Undang-Undang di atas dapat dipastikan bahwa kegiatan olahraga selain untuk tujuan prestasi dapat pula memberikan pengetahuan kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani, lebih lanjut Pandjaitan (1992:9) menyebutkan:


(15)

4

“Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam belajar biasa dan juga dilakukan di waktu libur tempatnya biasa dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan memperluas pengetahuan siswa, kegiatan ekstrakurikuler diantaranya adalah pramuka, PMR, kesenian, naik gunung, berkemah, olahraga dan lain-lain”.

Kegiatan ekstrakurikuler memiliki berbagai manfaat bagi perkembangan siswa baik dari segi perkembangan karakter maupun kebugaran jasmani. Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dilatih untuk mulai berdisiplin dengan waktu, saling menghargai dan bertanggung jawab. Selain itu siswa juga dapat meningkatkan kebugaran jasmani, sehingga derajat kebugaran jasmani siswa semakin membaik.

Kebugaran jasmani yaitu derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan fisik dasar untuk dapat melaksanakan tugasnya. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang melakukan aktivitas kerja secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Untuk keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut perlu adanya kesesuaian antara syarat yang harus dipenuhi, yaitu yang bersifat anatomis (anatomical fitness) dan fisiologis (physiological fitness), terhadap macam dan intensitas tugas fisik yang harus dilaksanakan.

Kebugaran jasmani menggambarkan kerjasama dan interaksi antara alat-alat pelaksana gerak dan alat-alat kelangsungan gerak yang terwujud dalam kelenturan (flexibility), kekuatan (strength), keseimbangan (balance) dan daya tahan (endurance) serta koordinsi otot dalam rangka ketahanan fisik secara fungsional. Kesemuanya ini memerlukan energi biologis yang dibentuk dan disalurkan secara aerob dan anaerob yang sudah barang tentu menurut pengenalan dan pengetahuan yang sepadan pula.

Setiap orang membutuhkan kebugaran jasmani yang baik agar ia dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kekelahan yang berarti. Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya setelah seseorang melakukan suatu kegiatan atau aktivitas dia masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk


(16)

keperluan-5

Dini Andriani, 2013

keperluan lain yang mendadak. Kebugaran jasmani merupakan cikal bakal dari kesegaran jasmani secara umum. Jadi apabila seseorang dalam keadaan segar salah satu aspek yang nampak adalah keadaan penampilan jasmaninya.

Latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Derajat kebugaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Semakin tinggi derajat kebugaran jasmani seseorang makin tinggi pula kemampuan kerja fisiknya. Sehingga hasil kerjanya kian produktif jika kebugaran jasmaninya kian meningkat. Di samping itu, latihan fisik berguna untuk mencegah cidera selama melakukan kegiatan fisik yang berat.

Bila kondisi fisik baik, maka akan terdapat:

1. Peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi kerja jantung

2. Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan komponen fisik lainnya

3. Ekonomis gerakan yang lebih baik pada waktu latihan

4. Pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan

5. Respon yang cepat dari organism tubuh kita apabila sewaktu-waktu diperlukan

Tingkat perkembangan anak dapat diketahui dari kegiatan latihan, kegiatan yang mengarah pada pembelajaran olahraga pendidikan jasmani dapat meningkatkan keterampilan anak. Lutan (1996:7) menjelaskan:

Melalui program pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing diharapkan dapat mencapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.

Untuk meningkatkan pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah maupun di luar sekolah, hal tersebut dianggap perlu untuk memelihara perkembangan fisik dan psikis siswa sesuai dengan tingkat usianya. Keinginan atau dorongan untuk berlatih ada


(17)

6

pada setiap manusia selalu ada, akan tetapi pada usia muda keinginan atau dorongan untuk berlatih lebih besar. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika latihan digunakan untuk pendidikan. Tujuan latihan itu sendiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial dan mental spiritual. Jadi, selain dari segi fisik latihan juga bermanfaat bagi aspek psikologis. Menurut Scott dalam Lutan (1996:40):

Ditinjau dari aspek kejiwaan sumbangan yang bermanfaat dari kegiatan fisik yaitu perubahan sikap mental yang positif, perbaikan efisiensi sosial, perbaikan persepsi sensoris dan reaksi berangkai, pembinaan perasaan sejahtera dan sehat, peningkatan relaksasi yang lebih baik, keringanan dalam masalah psikosomatik, perolehan keterampilan yang memadai.

Kemampuan berfikir dan berpandangan tidak lepas dari kiprah seorang manusia sebagai makhluk Tuhan, dimana manusia merupakan perpaduan antara jasmani dan rohani yang tentunya memiliki ciri yang berbeda baik itu fisiknya maupun psikisnya seperti yang diungkapkan oleh Syaodih (2005:36) bahwa:

Individu adalah kesatuan jasmani dan rohani yang memiliki ciri-ciri yang khas serta ada dua karakteristik utama dari individu manusia, yaitu yang pertama manusia itu unik, kedua berada di dalam proses perkembangan serta perkembangannya dinamis.

Begitu pula dengan karakternya, setiap individu memiliki karakter yang tidak sama. Hal ini terjadi karena karakter tersebut terbentuk berasal dari faktor keturunan (internal) yang terbawa sejak lahir dan karena faktor lingkungan (eksternal) yang berjalan seiring dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang di dalamnya mencakup kegiatan belajar. Kedua faktor inilah penentu karakter tiap individu sehingga karakter yang muncul berbeda-beda.

Dalam proses pembentukan karakter yang paling dominan adalah faktor lingkungan. Lingkungan erat sekali membentuk karakter individu, alasannya karena individu itu tidak pernah diam. Mereka selalu bergerak melakukan kegiatan yang


(18)

7

Dini Andriani, 2013

melibatkan aktivitas fisik yang diikuti perkembangan psikis. Seperti ungkap Freud dalam Syaodih (2005:41) bahwa, “dalam hidupnya individu tidak pernah berhenti

melakukan kegiatan atau perilaku”.

Salah satu cara agar anak berkualitas dalam proses pertumbuhan dan perkembangan hidupnya yaitu melalui kegiatan latihan hoki. Berlatih hoki merupakan salah satu upaya yang dilakukan agar aspek kognitif, afektif, psikomotor dan kepribadiannya sempurna walau dalam kenyataannya manusia tidak ada yang sempurna. Lebih lanjut Harsono (1988:242) menjelaskan:

Aspek-aspek psikologis berpengaruh penting bahkan dapat dijadikan sebagai penentu dalam usaha orang atau atlet untuk mencapai prestasi diantaranya peranan motivasi, aktivasi, frustasi, rasa bimbang, kekuatan, anxiety, percaya diri dan masih banyak lagi aspek psikologis yang mempengaruhinya.

Hoki merupakan salah satu cabang olahraga beregu yang dimainkan secara tim atau berkelompok. Jumlah pemain hoki dalam satu tim terdiri dari 11 orang. Olahraga ini mulai berkembang pesat di Bandung. Di sana tumbuh banyak klub, lalu merembet ke daerah lain seperti Jakarta dan Surabaya.

Hoki merupakan salah satu cabang olahraga wajib yang dipertandingkan dalam olimpiade. Olahraga ini menunjukan perkembangan yang sangat pesat sehingga telah begitu mendunia. Namun hoki masih menjadi olahraga minor di Indonesia. Penyebabnya sangat klasik, yaitu masalah dana serta sarana dan prasarana. Sangat disayangkan karena pihak yang seharusnya memberi dukungan pada perkembangan olahraga ini belum menunjukan dukungannya secara maksimal. Belum banyak pihak swasta yang terkait untuk mensponsori jenis olahraga ini. Dalam permainan hoki dibutuhkan permainan akan teori, ditambah dengan penyesuaian medan dengan melakukan latihan permainan (game). Selain itu, sesungguhnya nilai-nilai yang diajarkan oleh cabang olahraga ini sangat luar biasa.

Sepak terjang olahraga hoki di pelataran olahraga Indonesia pun sudah mulai terlihat cikal bakalnya. Olahraga ini berkembang sangat pesat melalui jalur


(19)

8

pendidikan ekstrakurikuler, baik di sekolah maupun di perguruan tinggi. Dengan harapan olahraga hoki dapat berkembang di semua kelompok sosial, baik kelompok insinyur, dokter maupun pelajar. Melalui jalur pendidikan, perkembangan olahraga hoki akan terus berkembang.

Gerakan seluruh badan yang menimbulkan kontraksi otot secara terus menerus bila dilakukan dengan baik maka akan memberikan dampak yang baik terhadap kemampuan dasar tubuh yang pada akhirnya menunjang pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang meliputi aspek psikologisnya ataupun aspek fisiknya sehingga karakter anak dapat terbina dengan baik. Dengan demikian, anak pada masa pertumbuhan dapat diperhatikan proses perkembangan fisik dan psikisnya secara sistematis dan teratur dengan memperhatikan aspek kebugaran jasmani. Bentuk pembelajaran hoki yang diteliti berdasarkan survey di SMA Negeri 26 Bandung yang terdiri dari siswa siswi anggota ekstrakurikuler hoki memiliki keterkaitan terhadap perkembangan karakter dan kebugaran jasmani siswa siswi anggota ekstrakurikuler hoki.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti ingin meneliti dengan judul

“Dampak Pembelajaran Hoki terhadap Perkembangan karakter dan Kebugaran

Jasmani Siswa SMA Negeri 26 Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka inti dari permasalahan umum penelitian ini adalah membahas adanya dampak pembelajaran hoki terhadap perkembangan karakter dan kebugaran jasmani siswa di SMA Negeri 26 Bandung.

Masalah khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar dampak pembelajaran hoki terhadap perkembangan karakter siswa di SMA Negeri 26 Bandung?

2. Seberapa besar dampak pembelajaran hoki terhadap kebugaran jasmani siswa di SMA Negeri 26 Bandung?


(20)

9

Dini Andriani, 2013

3. Apakah terdapat korelasi antara perkembangan karakter dan kebugaran jasmani?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum dari penelitian ini adalah ingin memperoleh gambaran mengenai dampak pembelajaran hoki terhadap perkembangan karakter dan kebugaran jasmani siswa di SMA Negeri 26 Bandung.

b. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar dampak pembelajaran hoki terhadap perkembangan karakter siswa di SMA Negeri 26 Bandung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar dampak pembelajaran hoki terhadap kebugaran jasmani siswa di SMA Negeri 26 Bandung.

3. Untuk mengetahui adakah korelasi antara perkembangan karakter dan kebugaran jasmani.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan ilmu pegetahuan yang sifatnya informatif guna memberikan kontribusi di bidang olahraga hoki khususnya dalam imu psikologi.

b. Manfaat praktis penelitian ini dapat digunakan oleh berbagai pelaku, antara lain:

1. Peneliti dapat memperluas wawasan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui kondisi sebenarnya di lapangan.

2. Siswa dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya agar semakin berkembang.


(21)

10

3. Guru Penjas dapat mengembangkan program ekstrakurikuler di sekolah dan dapat mengetahui perkembangan karakter dan kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler hoki di SMA Negeri 26 Bandung. 4. Lembaga dapat bekerja sama dengan guru untuk meningkatkan

perkembangan karakter dan kebugaran jasmani siswa di SMA Negeri 26 Bandung sehingga melalui pembelajaran hoki dapat berdampak positif terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah.


(22)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, contohnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. Metode yang digunakan harus sesuai dengan hal apa yang akan diteliti dari masalah yang ingin dipecahkan atau dicapai dari penelitian tersebut. Seperti diungkapkan Arikunto (2002:136) bahwa, “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya”. Jadi dapat dijelaskan bahwa metode sangat diperlukan untuk pengumpulan data penelitian agar tercapai suatu hal yang diinginkan dalam penelitian tersebut. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian ex post facto. Penelitian metode ex post facto ini memiliki tujuan menemukan penyebab yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi. Sugiono (1999:7) mengemukakan bahwa:

Penelitian Ex Post Facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.

Selain itu Sukardi (2003:174) menjelaskan bahwa, “Penelitian Ex Post Facto merupakan penelitian dimana rangkaian variabel-variabel bebas telah terjadi, ketika peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap variabel terikat”.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi


(23)

30

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya suatu data atau informasi dari objek penelitian yang akan diteliti. Untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian yang penulis lakukan, populasi sangat penting dalam suatu penelitian karena hal ini digunakan sebagai bahan untuk mendapatkan data atau informasi yang akan diteliti dan juga dapat memberikan hasil akhir dari penelitian tersebut. Populasi dalam suatu penelitian merupakan suatu kumpulan individu atau objek. Seperti

yang dikemukakan Arikunto (2006:130) bahwa, “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2011:80) menjelaskan bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Selanjutnya Sudjana (1998:6)

mendefinisikan populasi adalah:

Totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya dinamakan populasi.

Dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan dan karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Adapun yang penjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 26 Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler hoki yang berjumlah 20 orang dan sebagai kontrol sampelnya adalah 20 orang siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga.

2. Sampel

Definisi sampel menurut Lutan dkk (2007:80) mengatakan bahwa, “Kelompok

yang akan digunakan dalam penelitian sehingga informasi dapat diperoleh”. Sedangkan Sugiyono (2011:81) menjelaskan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dan menurut Arikunto (2000:117), “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang

diteliti”. Dalam menentukan jumlah sampel penulis berpedoman pada Arikunto


(24)

31

semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Dengan demikian yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk mengambil sampel ada beberapa teknik yang bisa digunakan, dalam penelitian ini sampel ditarik dengan menggunakan nonprobability sampling yakni pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik yang digunakan adalah purposive sampling atau sampel bertujuan yang artinya pemilihan sampel didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011 : 123-124, Sudjana, 2005 : 168).

Di dalam penelitian ini penulis memilih SMA Negeri 26 Bandung sebagai subjek penelitian. Kemudian untuk mengetahui dampak pembelajaran hoki terhadap perkembangan karakter dan kebugaran jasmani, maka sampel akan mengisi angket serta diberikan tes kebugaran jasmani dengan melakukan tes lari blip test.

Dengan penjelasan tersebut penulis menetapkan sampel sebanyak 20 orang yang mengikuti ekstrakurikuler hoki di SMA Negeri 26 Bandung yang telah mengikuti olahraga hoki selama 6 bulan, sedangkan untuk kelompok kontrol diambil dari siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Sebagai sampel penelitian adalah siswa putra maupun putri yang mengikuti ekstrakurikuler hoki di SMA Negeri 26 Bandung.

C. Desain Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dan utuh dalam proses penelitian dibutuhkan sebuah desain penelitian. Dalam suatu penelitian sangat diperlukan sebuah desain penelitian. Karena dengan adanya desain penelitian dapat memudahkan dan dijadikan pedoman untuk melakukan penelitian.


(25)

32

Pada penelitian ini penulis membuat desain penelitian pada gambar 3.1

Kel. eksperimen X O1

Kel. kontrol O2

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:

O1 : tes akhir kelompok ekstrakurikuler hoki

O2 : tes akhir kelompok siswa non ekstrakurikuler hoki X : siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hoki

Adapun langkah-langkah proses pengumpulan data pada penelitian yang dilakukan oleh penulis terdapat pada bagan 3.1

POPULASI

SAMPEL

EKSTRAKURIKULER HOKI

SAMPEL NON EKSTRAKURIKULER

SISWA YANG MENGIKUTI

EKSTRAKURIKULER HOKI

TES AKHIR TES AKHIR

PENGOLAHAN DATA

PENGOLAHAN DATA


(26)

33

Bagan 3.1 Langkah Penelitian D. Alat Pengumpulan Data

Di dalam setiap penelitian tentu menggunakan instrumen (alat) yang berfungsi untuk mengumpulkan data atau sering disebut dengan alat pengumpul data. Data yang dijadikan kajian diperoleh melalui beberapa teknik dan alat pengumpul data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen kuisioner atau angket dan tes kebugaran jasmani. Tes kebugaran jasmani yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes lari blip tes.

Yang dimaksud dengan angket menurut Arikunto (1993:124) adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang dirinya atau tentang hal-hal yang ia ketahui”.

Sedangkan manurut Sugiyono (2011:142) mengatakan bahwa, “kuisioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya”.

Alasan penulis menggunakan angket dalam penelitian ini seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (1997:25) sebagai berikut:

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti, 2) dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden, 3) dapat dijawab responden menurut kecepatannya masing-masing, 4) dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu dalam menjawab, 5) dapat dibuat tes standar sehingga bagi semua responden bebas dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Dalam pembuatan angket ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian penulis seperti yang dikemukakan Sudjana (1989:8) yaitu:

1) Siapkan dan rencanakan baik-baik keseluruhannya meliputi tenaga, bahan-bahan dan biaya, 2) pertanyaan-pertanyaan harus singkat, jelas, tidak menimbulkan macam-macam penafsiran dan mudah dimengerti, 3) tunjukan pertanyaan-pertanyaan kepada objek atau masalah yang sedang diteliti, 4) ajukan pertanyaan-pertanyaan yang sopan dan usahakan tidak akan menyinggung perasaan responden.


(27)

34

Angket yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup merupakan angket yang disusun dengan pernyataan yang terbatas, tegas, lengkap dan konkrit sehingga responden tidak perlu menambahkan jawaban, cukup menjawab pertanyaan yang sudah tersedia.

Angket digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Berikut langkah-langkah penyusunan angket:

1. Melakukan Spesifikasi Data

Penulis menjelaskan serinci mungkin ruang lingkup masalah yang diukur atau data yang penulis butuhkan. Untuk mempermudah penyusunan spesifikasi data, maka penulis terlebih dahulu menjelaskannya dalam kisi-kisi instrument.

TABEL 3.1

KISI-KISI SPESIFIKASI DATA

Variabel Sub Variabel Indikator No. soal

+ -

PERKEMBANGAN KARAKTER

1. Kejujuran

2. Keadilan

3. Hormat

4. Kepercayaan

a. Mengakui kesalahan b. Menyadari

kesalahan c. Menepati janji d. Menyampaikan

amanat

a. Mengayomi b. Memahami tim c. Saling

mengasihi sesama tim d. Berbagi

a. Menghargai

1,42 3,44 5,46 7,48 9,50 11,52 13,54 15,56 17,58 2,41 4,43 6,45 8,47 10,49 12,51 14,53 16,55 18,57


(28)

35

5. Tanggung jawab

hasil mufakat b. Mengikuti

arahan c. Menuruti

perintah d. Melaksanakan

perintah

a. Memberi bola b. Meyakini

kemampuan tim

c. Keteguhan hati d. Membenarkan

ucapan

a. Mengontrol diri

b. Menghadapi musuh

c. Menerima hasil pertandingan d. Meminta maaf

19,60 21,62 23,64 25,66 27,68 29,70 31,72 33,74 35,76 37,78 39,80 20,59 22,61 24,63 26,65 28,67 30,69 32,71 34,73 36,75 38,77 40,79

2. Penyusunan Angket

Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai


(29)

36

alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yakni skala Likert. Mengenai skala Likert dijelaskan oleh Sudjana dan Ibrahim (2001:107) sebagai berikut:

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert.Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut:

TABEL 3.2

KATEGORI PEMBERIAN SKOR ALTERNATIF JAWABAN

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

Perlu penulis jelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pernyataan-pernyataan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmad (1998:184) sebagai berikut:

1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya 2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif 3. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif


(30)

37

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain

5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi

Dari uraian tersebut, maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas, ringkas dan tegas. Pernyataan-pernyataan angket penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

A. Uji Coba Angket

Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji coba angket ini dilaksanakan terhadap siswa SMA Lab School Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler hoki dan siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga pada tanggal 1 Februari 2013 s/d selesai. Angket tersebut diberikan kepada para sampel penelitian sebanyak 40 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.

Adapun Langkah-langkah pelaksanaan uji coba angket ini adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan kisi-kisi angket.

2. Penyusunan butir-butir soal angket. 3. Pengurusan perizinan untuk penelitian. 4. Penyebaran angket.

5. Pengumpulan angket.

6. Penskoran untuk uji validitas dan reliabilitas angket.

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen tersebut adalah:


(31)

38

2. Menghitung skor dari setiap jawaban dan butir-butir soal dengan menggunakan program Statistik.

3. Menganalisis seberapa besar presentase tingkat perkembangan karakter.

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut agar dapat ditarik kesimpulan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan uji Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen Pearson) dengan cara mengkorelasikan masing-masing variabel dengan skor total variabel. Skor total variabel dalam penjumlahan dari keseluruhan variabel. Variabel-variabel yang berkorelasi signifikan dengan skor total variabel menunjukan variabel tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkapkan yang ingin diungkapkan.

Pengujian menggunakan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah

sebagai berikut: jika r hitung ≥ r tabel, maka intrumen atau variabel pertanyaan

berkorelasi signifikan terhadap skor total variabel (dinyatakan valid). Jika r hitung < r tabel, maka intrumen atau variabel pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total variabel (dinyatakan tidak valid).

Uji instrumen awal dari indikator perkembangan karakter yang dilakukan pada 40 responden yaitu siswa SMA Lab School Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler hoki dan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Dipilih SMA Lab School Bandung karena dianggap memiliki karakteristik yang yang sama dengan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel. Pada uji awal ini, jumlah sampel (n)=40 dan besarnya df dapat dihitung 40-2=38. Dengan df=38 dan alpha=0,05 didapat r-tabel=0,304 (lihat r-tabel pada df=38).


(32)

39

TABEL 3.3 Tabel Hasil Uji Validitas

Indikator

Korelasi person product

(r hitung) angka kritis (r tabel) Keterangan

P1 0,323 0,304 Valid

P2 0,568 0,304 Valid

P3 0,381 0,304 Valid

P4 0,358 0,304 Valid

P5 0,418 0,304 Valid

P6 0,718 0,304 Valid

P7 0,264 0,304 tidak valid

P8 -0,023 0,304 tidak valid

P9 0,323 0,304 Valid

P10 0,320 0,304 Valid

P11 0,434 0,304 Valid

P12 0,581 0,304 Valid

P13 0,471 0,304 Valid

P14 0,270 0,304 tidak valid

P15 0,491 0,304 Valid

P16 0,519 0,304 Valid

P17 0,347 0,304 Valid

P18 0,348 0,304 Valid

P19 0,418 0,304 Valid

P20 0,418 0,304 Valid

P21 0,346 0,304 Valid

P22 0,364 0,304 Valid

P23 0,355 0,304 Valid

P24 0,575 0,304 Valid

P25 0,556 0,304 Valid

P26 0,617 0,304 Valid

P27 0,617 0,304 Valid

P28 0,507 0,304 Valid

P29 0,450 0,304 Valid


(33)

40

Indikator

Korelasi person product

(r hitung) angka kritis (r tabel) Keterangan

P31 0,304 0,304 Valid

P32 0,502 0,304 Valid

P33 0,502 0,304 Valid

P34 0,580 0,304 Valid

P35 0,238 0,304 tidak valid

P36 0,510 0,304 Valid

P37 0,452 0,304 Valid

P38 0,307 0,304 Valid

P39 0,338 0,304 Valid

P40 0,201 0,304 tidak valid

P41 0,475 0,304 Valid

P42 0,389 0,304 Valid

P43 0,508 0,304 Valid

P44 0,045 0,304 tidak valid

P45 0,548 0,304 Valid

P46 0,332 0,304 Valid

P47 0,214 0,304 tidak valid

P48 0,132 0,304 tidak valid

P49 0,376 0,304 Valid

P50 0,434 0,304 Valid

P51 0,599 0,304 Valid

P52 0,623 0,304 Valid

P53 0,680 0,304 Valid

P54 0,434 0,304 Valid

P55 0,434 0,304 Valid

P56 0,211 0,304 tidak valid

P57 -0,053 0,304 tidak valid

P58 0,553 0,304 Valid

P59 0,400 0,304 valid

P60 0,320 0,304 Valid

P61 0,434 0,304 Valid


(34)

41

Indikator

Korelasi person product

(r hitung) angka kritis (r tabel) Keterangan

P63 -0,184 0,304 tidak valid

P64 0,304 0,304 Valid

P65 0,032 0,304 tidak valid

P66 0,338 0,304 Valid

P67 0,418 0,304 Valid

P68 0,140 0,304 tidak valid

P69 0,184 0,304 tidak valid

P70 0,090 0,304 tidak valid

P71 0,680 0,304 Valid

P72 0,581 0,304 Valid

P73 0,400 0,304 Valid

P74 0,266 0,304 tidak valid

P75 0,178 0,304 tidak valid

P76 0,132 0,304 tidak valid

P77 0,119 0,304 tidak valid

P78 0,332 0,304 Valid

P79 0,119 0,304 tidak valid

P80 0,397 0,304 Valid

Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa butir angket yang berjumlah 80 soal ternyata terdapat 20 butir soal yang tidak valid sehingga tidak digunakan. Selebihnya yaitu 60 butir soal dijadikan sebagai alat pengumpul data.

Setelah dilakukan uji validitas terhadap indikator-indikator dalam penelitian ini, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan terhadap alat test (Wahyono, 2004). Reliabilitas adalah ukuran untuk menunjukkan kestabilan dalam mengukur. Kestabilan disini berarti kuesioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep atau konstruk dari suatu kondisi ke kondisi yang lain.

Pengujian reliabilitas dengan melakukan perhitungan koefisien reliabilitas

mempergunakan Cronbach’s Alpha. Hasil-hasil dari perhitungan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Dengan alat bantu software SPSS versi 20 berikut


(35)

42

merupakan angka koefisien Cronbach’s Alpha dari masing-masing variabel pada pengukuran yang digunakan oleh penelitian ini. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach alpha, dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.70.

TABEL 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Awal Atas 28 Responden

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

0.889 0.901 2

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa pada hasil pengujian angket terhadap 40 responden, koefisien Cronbach Alpha variabel Motivasi sebesar 0.889 adalah reliable karena memenuhi persyaratan minimal reliabilitas dengan minimal koefisien Cronbach Alpha sebesar 0.70.

B. Pelaksanaan Pengumpulan Data

1. Penyebaran Angket Penelitian

Instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel dalam arti instrumen itu dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Dalam penelitian ini penulis memperbanyak angket untuk disebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber data dalam penelitian. Angket tersebut disebarkan kepada para sampel mulai tanggal 11 Februari 2013 sampai dengan selesai.

2. Tes Kebugaran Jasmani

Tes kebugaran jasmani yang dilaksanakan dalam penelitian ini menggunakan bliptest.


(36)

43

E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Langkah-langkah dalam pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut: i. Menyeleksi data. Setelah angket terkumpul dari para sampel sebagai

sumber data, maka harus diseleksi untuk memeriksa keabsahan pengisian angket. Mungkin saja terdapat sebagian butir pernyataan dalam angket yang tidak diisi oleh responden.

ii. Memberikan nilai pada tiap-tiap butir pernyataan dalam angket dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk pernyataan positif: SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2 dan STS = 1 b. Untuk pernyataan negatif: SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4 dan STS = 5 c. Mengelompokkan setiap butir pernyataan.

d. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk tiap butir pernyataan. e. Menganalisis data, yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang dapat

dipercaya.

Mengenai penghitungan data yang bersifat kuantitatif dijelaskan oleh Arikunto (1992:208) sebagai berikut:

Data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil penghitungan atau pengukuran dapat diproses dengan beberapa cara antara lain:

a. Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase.

b. Dijumlahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suatu urutan dan selanjutnya dibuat suatu tabel, kemudian diproses menjadi penghitungan untuk mengambil kesimpulan.

Berdasarkan pada penjelasan di atas maka pengolahan dan analisis data yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kesamaan rata-rata dengan uji t. Langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif 2. Uji Normalitas


(37)

44

4. Uji Hipotesis

 Independent sample t test  Korelasi

Semua analisis yang akan digunakan pada penelitian ini akan dibantu dengan SPSS versi 20.


(38)

56 Dini Andriani, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji “Dampak Pembelajaran Hoki terhadap Perkembangan Karakter dan Kebugaran Jasmani Siswa SMA Negeri 26 Bandung”. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang penulis temukan, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa:

1. Terdapat dampak positif dari pembelajaran hoki terhadap perkembangan karakter siswa SMA Negeri 26 Bandung.

2. Terdapat dampak positif dari pembelajaran hoki terhadap kebugaran jasmani siswa SMA Negeri 26 Bandung.

3. Terdapat korelasi yang signifikan antara perkembangan karakter dan kebugaran jasmani, karena semakin baik perkembangan karakter yang dimiliki siswa akan berbanding lurus juga pada perkembangan kebugaran jasmaninya, sehingga semakin baik karakter yang dimiliki siswa maka akan semakin baik juga kebugaran jasmaninya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan yang telah penulis lakukan, maka penulis mengemukakan beberapa saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepada pihak sekolah diharapkan tetap mendukung kegiatan ekstrakurikuler hoki karena memiliki dampak yang positif dalam membentuk karakter siswa.


(39)

57

2. Para pelatih hoki diharapkan mampu membentuk karakter siswa yang mengikuti ekstrakurikuler hoki agar setiap anggotanya semakin terbina karakternya.

3. Bagi siswa anggota ekstrakurikuler hoki diharapkan dapat lebih semangat berlatih agar proses belajar terus berlanjut dan berkesinambungan, sehingga dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi.


(40)

Dini Andriani, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Ali dan Anshori. (2004). Psikologi Remaja dan Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

--- (2010). Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia DIY.

Dimyati, dkk. (2010). Cakrawala Pendidikan Jurnal Ilmiah Pendidikan. Yogyakarta: Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia DIY.

Eileen C. Sullivan. (2007). Character Education in The Gymnasium: Teaching More than The Physical. Boston University.

Giriwijoyo, Santoso. (1992). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK IKIP Bandung.

Giriwijoyo, S. dkk. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Giriwijoyo, S. dkk. (2012). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ghufron, dkk. (2010). Cakrawala Pendidikan Jurnal Ilmiah Pendidikan. Yogyakarta: Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia DIY.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta. CV. Tambak Kusuma.

Lutan (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud. Jakarta.

Lutan, Rusli. (1996). Manusia dan Olahraga. Bandung. ITB dan FPOK UPI Bandung.

Lutan, Rusli dan Ma’mun, Amung. (2000). Sosiologi Olahraga. Jakarta: Depdiknas. Lutan, Rusli. (2002). Manusia dan Olahraga. Bandung. ITB dan FPOK UPI.


(41)

Mahendra dan Ma’mun (1998). TBM Motorik. FPOK IKIP Bandung.

Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI. Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI.

Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran. FPOK Bandung

Sagala, S.(2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.

Supriyatna, Aming. (2008). Pembelajaran Permainan Hoki. Bandung. FPOK UPI.

Syaodih, Nana (2005) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdikarya.

http://id.scribd.com/doc/22056994/kebugaran-jasmani

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2239769-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kebugaran/

https://sites.google.com/site/syahdan246/renungan/faktor-yang-mempengaruhi-karakter-seseorang

http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/PENGERTIANPERKEMBAN_HjSriSuryantiniSPd_535.pdf

www.google.co.id

www.skp.unair.ac.id


(1)

Dini Andriani, 2013

Dampak Pembelajaran Hoki Terhadap Perkembangan Karakter dan Kebugaran Jasmani Siswa SMA Negeri 26 Bandung

E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Langkah-langkah dalam pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut: i. Menyeleksi data. Setelah angket terkumpul dari para sampel sebagai

sumber data, maka harus diseleksi untuk memeriksa keabsahan pengisian angket. Mungkin saja terdapat sebagian butir pernyataan dalam angket yang tidak diisi oleh responden.

ii. Memberikan nilai pada tiap-tiap butir pernyataan dalam angket dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk pernyataan positif: SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2 dan STS = 1 b. Untuk pernyataan negatif: SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4 dan STS = 5 c. Mengelompokkan setiap butir pernyataan.

d. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk tiap butir pernyataan. e. Menganalisis data, yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang dapat

dipercaya.

Mengenai penghitungan data yang bersifat kuantitatif dijelaskan oleh Arikunto (1992:208) sebagai berikut:

Data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil penghitungan atau pengukuran dapat diproses dengan beberapa cara antara lain:

a. Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase.

b. Dijumlahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suatu urutan dan selanjutnya dibuat suatu tabel, kemudian diproses menjadi penghitungan untuk mengambil kesimpulan.

Berdasarkan pada penjelasan di atas maka pengolahan dan analisis data yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kesamaan rata-rata dengan uji t. Langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif 2. Uji Normalitas


(2)

44

4. Uji Hipotesis

 Independent sample t test

 Korelasi

Semua analisis yang akan digunakan pada penelitian ini akan dibantu dengan SPSS versi 20.


(3)

56

Dini Andriani, 2013

Dampak Pembelajaran Hoki Terhadap Perkembangan Karakter dan Kebugaran Jasmani Siswa SMA Negeri 26 Bandung

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji “Dampak Pembelajaran Hoki terhadap Perkembangan Karakter dan Kebugaran Jasmani Siswa SMA Negeri 26 Bandung”. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang penulis temukan, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa:

1. Terdapat dampak positif dari pembelajaran hoki terhadap perkembangan karakter siswa SMA Negeri 26 Bandung.

2. Terdapat dampak positif dari pembelajaran hoki terhadap kebugaran jasmani siswa SMA Negeri 26 Bandung.

3. Terdapat korelasi yang signifikan antara perkembangan karakter dan kebugaran jasmani, karena semakin baik perkembangan karakter yang dimiliki siswa akan berbanding lurus juga pada perkembangan kebugaran jasmaninya, sehingga semakin baik karakter yang dimiliki siswa maka akan semakin baik juga kebugaran jasmaninya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan yang telah penulis lakukan, maka penulis mengemukakan beberapa saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepada pihak sekolah diharapkan tetap mendukung kegiatan ekstrakurikuler hoki karena memiliki dampak yang positif dalam membentuk karakter siswa.


(4)

57

2. Para pelatih hoki diharapkan mampu membentuk karakter siswa yang mengikuti ekstrakurikuler hoki agar setiap anggotanya semakin terbina karakternya.

3. Bagi siswa anggota ekstrakurikuler hoki diharapkan dapat lebih semangat berlatih agar proses belajar terus berlanjut dan berkesinambungan, sehingga dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi.


(5)

Dini Andriani, 2013

Dampak Pembelajaran Hoki Terhadap Perkembangan Karakter dan Kebugaran Jasmani Siswa SMA Negeri 26 Bandung

DAFTAR PUSTAKA

Ali dan Anshori. (2004). Psikologi Remaja dan Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

--- (2010). Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia DIY.

Dimyati, dkk. (2010). Cakrawala Pendidikan Jurnal Ilmiah Pendidikan. Yogyakarta: Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia DIY.

Eileen C. Sullivan. (2007). Character Education in The Gymnasium: Teaching More than The Physical. Boston University.

Giriwijoyo, Santoso. (1992). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK IKIP Bandung. Giriwijoyo, S. dkk. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Giriwijoyo, S. dkk. (2012). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ghufron, dkk. (2010). Cakrawala Pendidikan Jurnal Ilmiah Pendidikan. Yogyakarta: Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia DIY.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta. CV. Tambak Kusuma.

Lutan (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud. Jakarta.

Lutan, Rusli. (1996). Manusia dan Olahraga. Bandung. ITB dan FPOK UPI Bandung.

Lutan, Rusli dan Ma’mun, Amung. (2000). Sosiologi Olahraga. Jakarta: Depdiknas. Lutan, Rusli. (2002). Manusia dan Olahraga. Bandung. ITB dan FPOK UPI.


(6)

Mahendra dan Ma’mun (1998). TBM Motorik. FPOK IKIP Bandung.

Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI. Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI.

Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran. FPOK Bandung

Sagala, S.(2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.

Supriyatna, Aming. (2008). Pembelajaran Permainan Hoki. Bandung. FPOK UPI. Syaodih, Nana (2005) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdikarya.

http://id.scribd.com/doc/22056994/kebugaran-jasmani

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2239769-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kebugaran/

https://sites.google.com/site/syahdan246/renungan/faktor-yang-mempengaruhi-karakter-seseorang

http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/PENGERTIANPERKEMBAN_HjSriSuryantiniSPd_535.pdf www.google.co.id

www.skp.unair.ac.id