2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Luka bakar merupakan suatu kelainan akibat trauma terkena api, air panas atau air keras, apapun yang menyebabkan kulit rusak Effendy, 1999.
Berdasarkan literatur dan pengalaman yang berkembang di masyarakat, daun binahong digunakan untuk menyembuhkan luka bakar. Cara penggunaan masih
sangat sederhana yaitu daun binahong ditumbuk sampai halus kemudian dibalurkan pada tubuh yang terkena luka bakar. Penggunaan tanaman binahong
ini masih dalam batas berdasarkan pengalaman, belum ada dasar bukti penelitian ilmiah Webb dan Harrington, 2005.
Penelitian mengenai aktivitas antibakteri daun binahong dan kandungan metabolit sekundernya pernah dilakukan bahwa dalam simplisia
daun binahong terkandung senyawa alkaloid, polifenol dan saponin Annisa, 2007. Saponin mempunyai kemampuan sebagai pembersih dan mampu
memacu pembentukan kolagen I yang merupakan suatu protein yang berperan dalam penyembuh luka Suratman et al., 1996.
Penggunaan daun binahong untuk menyembuhkan luka bakar dapat dipermudah dengan membuat dalam bentuk sediaan gel. Sediaan gel
mempunyai kadar air yang tinggi, sehingga dapat menghidrasi stratum corneum dan mengurangi resiko timbulnya peradangan lebih lanjut akibat menumpuknya
minyak pada pori-pori. Daya lekat gel sangat lama kerena sebagian besar air
3
juga sediaan padat didalamnya hampir tidak ada sehingga mudah diserap Ansel, 1985
.
Basis gel bermacam- macam jenisnya, diantaranya adalah HPMC Hydroxypropilmethylcellulose dan carbopol 940. HPMC dan carbopol adalah
basis yang sering digunakan dalam pembuatan sediaan gel. HPMC termasuk basis gel golongan polimer semi sintetik sedangkan carbopol 940 termasuk
basis gel golongan sintetik Swarbrick dan Boylan, 1989 cit Sukmawati, 2007. Perbedaan sifat antara kedua basis tersebut memungkinkan timbulnya efek
pelepasan obat yang berbeda sehingga mempengaruhi efek penyembuhan luka bakar. Penelitian ini untuk membuktikan secara ilmiah khasiat dari ekstrak
etanol daun binahong dalam bentuk sediaan gel yang dilakukan secara in vivo pada kulit punggung kelinci jantan.
B. Perumusan Masalah