Hasbullah, 2014 PENGEMBANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM LMS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Siswa dibimbing untuk lebih berfikir secara kritis dalam menganalisis suatu materi pelajaran, menentukan langkah-langkah dalam pembelajaran dan pada
akhirnya dapat mengerjakan tugas, kuis atau ujian dengan baik. Semakin baik hasil belajar yang diperoleh maka semakin baik tingkat pemahaman siswa
terhadap sutu konsep atau materi yang diberikan.
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah, angket, ceklis check-list, atau daftar
centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan. Arikunto, 2006 Ada beberapa jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Lembaran Judgement Validasi Lembaran judgement adalah lembaran yang berisikan penilaian, masukan,
pertimbangan dan saran dari pakar media pembelajaran dan materi terhadap model pembelajaran yang dikembangkan untuk meyakinkan peneliti dalam
menerapkan model LMS pada tahapan uji coba dan dapat memperoleh gambaran sejauhman model pembelajaran ini dapat menjadi alternatif guna meningkatkan
mutu pembelajaran MPKE di SMK 2. Test tes
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keetrampilan, pengukuran, inteligensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini tes yang diberikan dalah tes obyektif yang bertujuan untuk mengukur kompetensi siswa
dalam penguasaan mata pelajaran MPKE di Kelas X SMK. 3. Lembaran Interviu wawancara
Lembaran interview digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid,
orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu. Dalam penelitian ini
Hasbullah, 2014 PENGEMBANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM LMS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang persepsi guru dan siswa terhadap model pembelajaran yang akan dikembangkan.
F. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN
Dalam pengembangan instrumen penelitian ini dilakukan beberapa tahap, mulai dari uji validitas instrumen, realibilitas instrumen, tingkat kesukaran, daya
beda.
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Kisi-kisi instrumen yang sudah dibuat
selanjutnya dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan butir soal. Butir soal yang sudah dibuat disusuan dalam suatu rancangan alat ukur. Rancangan instrumen
pada tahap awal dilakukan pengakajian terhadap validitas logis atau validitas rasionalnya dan selanjutnya dilakukan validitas empirik oleh siswa sebagai
penggunanya. Validitas logis menurut Arikunto 2006 adalah pengkajian terhadap
konten pembelajaran, apakah kisi-kisi soal tersebut sudah sesuai dengan kompetensi dan ruang lingkup yang terdapat di dalam standar kompetensi SK
dan kompetensi dasar KD. Dalam penelitian ini validitas logis dikaji melalui penelusuran kelengkapan isi atau konten dan representasi terhadap keseluruhan
materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diujikan. Validitas logis ataupun validitas isi content validity dilakukan melalui analisis kisi-kisi instrumen soal
yang divalidasi oleh ahli expert judgment. Sementara itu uji validitas konstruk construct validity dilakukan dengan
tujuan dapat mengukur soal dari sudut pandang pengguna dalam hal ini adalah siswa SMK kelas X. Ujicoba validitas kontruk instrumen dilakukan di SMKN 6
Bandung pada siswa kelas X program kompetensi keahlian teknik instalasi tenaga listrik.
Dalam penelitian ini, validitas konstruk dilakukan dengan untuk menghitung validitas instrumen yaitu dengan cara menghitung analisis faktor dan
Hasbullah, 2014 PENGEMBANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM LMS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
koefisien korelasi dengan menggunakan Korelasi Product Momen yang dikemukan oleh Pearson sebagai berikut:
………………. 3.1
Sugiono , 2012 Keterangan :
r
xy
: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
∑X : jumlah skor tiap siswa pada item soal
∑Y : jumlah skor total seluruh siswa
n : banyaknya siswa
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh tabel 3.6
Tabel 3.6 Kriteria Validitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,81 – 1,00
0,61 – 0,80
0,41 – 0,60
0,21 – 0,40
0,00 – 0,20
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Rendah
Sangat Rendah Sugiyono, 2012
Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan
menggunakan uji t, yaitu sebagai berikut
………………………
3.2
Sugiyono, 2012 Keterangan:
t
hitung :
hasil perhitungan uji signifikasi r
xy
: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
Hasbullah, 2014 PENGEMBANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM LMS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
n : banyaknya siswa
Kemudian hasil perolehan t
hitung
dibandingkan dengan t
tabel
pada derajat kebebasan dk = n
– 2 dan taraf signifikansi α = 0,05. Apabila t
hitung
t
tabel
, maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila t
hitung
t
tabel
, maka item soal dinyatakan tidak valid.
2. Hasil Uji Validitas Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan sebelum instrumen digunakan dalam pengumpulan data. Uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas alat pengumpul data atau untuk mengetahui tingkat kehandalan alat pengumpul data agar diperoleh kesimpulan penelitian yang benar
dan dapat dipercaya
.
Uji validitas instrumen meliputi uji validitas isi yang dilakukan oleh para ahli expert judgement dan uji validitas konstruk dengan menggunakan analisisi
statistika. Berdasarkan hasil validasi dari para ahli, yakni ahli materi tentang MPKE dan dengan melihat kisi-kisi instrumen mata pelajaran MPKE yang akan
digunakan serta dengan meilhat berbagia aspek soal seperti kejelasan tujuan pembelajaran, kesesuaian tujuan dan materi, kedalaman materi pembelajaran,
kesesuaian desain pembelajaran dengan materri serta evaluasi pembelajaran diperoleh data bahwa instrumen yang diberikan memiliki tingkat validitas yang
baik dan layak untuk digunakan. Uji validitas tidak hanya dilakukan dengan validasi ahli expert
judgement tetapi juga dengan melaksanakan uji validitas konstruk dengan analisis statistika. Tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kevalidan instrumen serta kejelasan makna yang hendak diungkap. Berikut adalah tahapan-tahapan uji yang dilakukan peneliti. Uji coba instrumen penelitian ini
dilakukan terhadap siswa MPKE Kelas X TITL 2 SMKN 6 Bandung dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang. Sedangkan, jenis instrumen tes yang digunakan
adalah tes objektif pilihan ganda dengan jumlah item soal sebanyak 30 butir soal.
Hasbullah, 2014 PENGEMBANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM LMS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Perhitungan uji validitas konstruk dari instrumen dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment. Validitas yang diukur merupakan
validitas butir soal atau validitas item. Dimana dalam perhitungan uji validitas item soal tes, apabila t
hitung
t
tabel
maka item tersebut dianggap valid. Pada taraf signifikansi 5
α = 0,05 dan dk = n-2 di dapat t
tabel
= 1,693. Adapun hasil analisis masing-masing butir soal dari instrumen uji coba seperti ditunjukan pada
tabel 3.7 Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Validitas Nomor Soal
Jumlah
Valid 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17,
19, 22, 24, 25, 26, 27, 29 20
Tidak Valid 2, 3, 11, 14, 18, 20, 21, 23, 28, 30
10 Jumlah Total Soal
30
Dari tabel 3.8 menunjukkan bahwa dari 30 item soal, 20 butir soal yang dinyatakan valid dan 10 butir soal dinyatakan tidak valid. Berikut adalah
gambaran hasil uji validitas instrumen.
Hasbullah, 2014 PENGEMBANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM LMS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen
Nomor Item Soal
Nilai t
hitung
Interpretasi Keterangan
1 2,425
Valid Instrumen valid, jika
t
hitung
t
tabel
1,71 2
1,347 Tidak valid
3 1,286
Tidak valid 4
2,999 Valid
5 3,159
Valid 6
2,577 Valid
7 2,995
Valid 8
3,293 Valid
9 2,833
Valid 10
2,943 Valid
11 0,652
Tidak valid 12
2,088 Valid
13 3,178
Valid 14
0,984 Tidak valid
15 2,093
Valid 16
3,005 Valid
17 3,431
Valid 18
1,109 Tidak valid
19 2,511
Valid 20
-1,495 Tidak valid
21 -0,120
Tidak valid 22
1,988 Valid
23 0,502
Tidak valid 24
3,893 Valid
25 3,364
Valid 26
1,721 Valid
27 2,646
Valid 28
1,073 Tidak valid
29 3,736
Valid 30
1,147 Tidak valid
3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Reliabilitas suatu tes adalah ketetapan suatu tes
apabila diteskan kepada subjek yang sama tetapi pada waktu yang berbeda Arikunto, 2006. Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan
rumus Kuder-Richardson 21 K-R.20 sebagai berikut:
Hasbullah, 2014 PENGEMBANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM LMS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
…………………. 3.3
Sugiyono, 2012 Keterangan :
r
i
: reliabilitas tes secara keseluruhan p
: proporsi subjek yang menjawab benar q
: proporsi subjek yang menjawab salah q = 1 – p
Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
k : banyaknya item
s
t 2
: varians total Harga varians total dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut:
=
………………………. 3.4
dimana : ……… 3.5
Sugiyono, 2012 : Keterangan :
x
t 2
: varians ∑X
t
: jumlah skor seluruh siswa n
: jumlah siswa Selanjutnya harga r
i
dibandingkan dengan r
tabel
. Apabila r
i
r
tabel
, maka instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila r
i
r
tabel
, instrumen dinyatakan tidak reliabel.
Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh tabel 3.9
Hasbullah, 2014 PENGEMBANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM LMS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9 Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,00 – 0,199
0,60 – 0,799
0,40 – 0,599
0,20 – 0,399
0,00 – 0,199
Sangat Kuat Kuat
Sedang Rendah
Sangat Rendah Sugiyono, 2012
Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian pada sampel sebanyak 35 siswa dengan taraf kebebasan dk = n-2 dan taraf signifikansi 5 maka
diperoleh r
tabel
sebesar 0,344. Sedangkan, hasil perhitungan menunjukkan r
hitung
sebesar 0,799. Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas, maka dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian dinyatakan reliabel, dimana r
hitung
0,799 r
tabel
0,344. Soal dinyatakan reliabel dengan kriteria tinggi. Perhitungan lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran A-6.
4. Hasil Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar. Indeks kesukaran difficulty index adalah bilangan
yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal Arikunto, 2010. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan berikut:
…………….. 3.6 Arikunto, 2010
Keterangan : P
: indeks kesukaran B
: banyaknya siswa yang menjawab benar JS
: jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sesuai dengan Tabel 3.10
Hasbullah, 2014 PENGEMBANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM LMS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Klasifikasi
0,00 – 0,30
0,31 – 0,70
0,71 – 1,00
Soal Sukar Soal Sedang
Soal Mudah Arikunto, 2010
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa bodoh berkemampuan
rendah Arikunto, 2010. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut dengan indeks diskriminasi. Selanjutnya Arikunto 2010 mengatakan
bahwa untuk mengetahui daya pembeda soal perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah.
2. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. 3. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada
tiap butir soal. 4. Mencari daya pembeda D dengan menggunakan rumus
…….. 3.7 Arikunto, 2010
Keterangan: D
: daya pembeda B
A
: banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B
B
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar J
A
: banyaknya peserta tes kelompok atas J
B
: banyaknya peserta tes kelompok bawah Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.11
Hasbullah, 2014 PENGEMBANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM LMS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.11 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Klasifikasi
0,00 – 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,70
0,71 – 1,00
Negatif Jelek
Cukup Baik
Baik Sekali Tidak Baik, Harus Dibuang
Arikunto, 2010 Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes dapat
dilihat pada tabel 3.12 Tabel 3.12 Hasil Uji Tingkat Kesukaran
Interpretasi Nomor Soal
Jumlah
Sukar 9, 12, 26
3 Sedang
5, 6, 8, 10, 13, 15, 16, 19, 22, 24, 27, 29 12
Mudah 1, 4, 7, 17, 25
5 Jumlah Total Soal
20 Dari tabel 3.12 dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan uji tingkat
kesukaran terhadap butir soal yang dianggap valid, diperoleh soal dengan kriteria sukar sebanyak 3 soal, kriteria sedang sebanyak 12 soal dan kriteria mudah
sebanyak 5 soal. Perhitungan lebih jelas dan lengkapnya dapat dilihat dalam
Lampiran A-7.
Sementara itu untuk hasil perhitungan daya pembeda dari masing-masing butir soal dapat dilihat pada tabel 3.13
Tabel 3.13 Hasil Uji Daya Pembeda Soal
Interpretasi Nomor Item Soal
Jumlah
Baik 5, 7, 8, 13, 16, 24, 25, 27, 29
9 Cukup
1, 4, 9, 15, 17, 19, 22 7
Jelek 6, 10, 12, 26
4 Jumlah total soal
20
Hasbullah, 2014 PENGEMBANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM LMS UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dari tabel 3.13 dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan uji daya pembeda terhadap butir soal yang dianggap valid, diperoleh soal dengan kriteria daya
pembeda baik 9 soal, kriteria cukup 7 soal dan soal dengan kriteria jelek sebanyak 4 soal. Semakin baik kriteria daya pembeda pada suatu butir soal, maka
semakin jelas juga butir soal tersebut dapat membedakan antara siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar. Perhitungan lebih jelas dan lengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran A-7.
G. TEKNIK PENGOLAHAN DATA