IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DI SMK AL-FALAH BANDUNG.
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING
MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DI SMK AL-FALAH BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Oleh:
RIZNA NOFITASARI E.0451.0907289
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
(2)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI
MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN
ELEKTRONIKA DI SMK
AL-FALAH BANDUNG
Oleh Rizna Nofitasari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Rizna Nofitasari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(3)
RIZNA NOFITASARI NIM. 0907289
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING MANAGEMENT
SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR
KOMPETENSI MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DI SMK AL-FALAH BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. Hasbullah, S.Pd, M.T NIP. 19740716 200112 1 003
Pembimbing II,
Erik Haritman, S.Pd, M.T NIP. 19760527 200112 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elekto,
Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, S.T., M.SIE. NIP. 19551204 198103 1 002
(4)
ABSTRAK
Skripsi dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Learning
Management System Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar
Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika Di Smk Al-Falah Bandung” merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan pada siswa kelas X program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Al-Falah Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa dan untuk membandingkan perbedaan hasil prestasi belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis learning management system (LMS) dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Penelitian dilakukan dengan memberikan dua perlakuan berbeda terhadap dua kelompok siswa. Pertama, kelompok eksperimen mendapatkan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis LMS, kedua kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis yang diberikan kepada siswa di awal dan di akhir penelitian, dengan demikian akan terlihat bagaimana hasil perbandingan kenaikan dengan dua model pembelajaran yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa dilihat dari rata-rata gain (peningkatan) antara yang menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu 0.44 dan model pembelajaran berbasis
learning management system yaitu 0.57 dengan nilai thitung = 2.762 sedangkan ttabel
yaitu 2.019, nilai thitung (2.762)>ttabel (2.019). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa dengan model pembelajaran berbasis LMS dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar pada standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika dibandingkan model pembelajaran konvensional.
Kata Kunci: Learning Management System (LMS), hasil belajar, MPKE, quasi
(5)
ABSTRACT
The purpose of this research to gain an overview of improving student learning outcomes and to detect differences in outcomes between the learning achievement of students who use the learning model-based learning management system (LMS) with students using conventional learning models on Competency Standards Measurement Understanding Electronic Components at SMK Al- Falah Bandung. Research using quantitative methods with quasi experimental design. The results showed there were significant differences in yield increase student achievement after a given treatment. Hypothesis testing shows that tcount 2762, because the values are not on –ttabel < thitung
< ttabel with values < ttabel = 2.019, H1 is accepted (Results of student learning using an
LMS based learning model is higher (significant) compared with the model of student learning outcomes conventional teaching on competency standards Understanding Measurement Electronic Components. This proves that the LMS based learning model to improve learning outcomes.
Keywords: learning model, Learning Management System (LMS), learning outcomes, gain.
(6)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..……….…………. i
HALAMAN PENGESAHAN………..………… ii
PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISM………...…….………. iii
KATA PENGANTAR………..……… iv
UCAPAN TERIMA KASIH………..…….. v
ABSTRAK……….……... vi
DAFTAR ISI……….……... vii
DAFTAR TABEL………..…….. x
DAFTAR GAMBAR……….…….. xii
DAFTAR GRAFIK………..…… xiii
DAFTAR LAMPIRAN………..…. xiv
BAB I PENDAHULUAN………... 1
A. Latar Belakang Penelitian……….. 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………. 4
C. Pembatasan Masalah……….. 5
D. Tujuan Penelitian………... 5
E. Metode Penelitian……….. 6
F. Manfaat/ Signifikansi Penelitian………... 6
G. Struktur Organisasi Skripsi………... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 9
A. Teori Dasar………. 9
1. Konsep Hasil Belajar………...………. 9
a. Pengertian Belajar……….………... 9 b. Hasil Belajar………...…………... c. Indikator Hasil Belajar ………... 2. Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika
(MPKE) ………... 3. Model Pembelajaran ………...
a. Pengertian Model Pembelajaran ………...………... b. Posisi Media Dalam Pembelajaran ………
4. E-Learning Dalam Bidang Pendidikan ………
a. Pengertian E-Learning ……… b. Komponen E-Learning ………...
5. Learning Management System (LMS) ………
a. Pengertian LMS ………... b. Fungsi LMS ……… c. Alur Kerja LMS ………...
9 10 11 12 12 13 15 15 15 16 16 16 17
(7)
viii
6. LMS Open Source Moodle ………... 7. Mengelola Ruang Kelas Virtual Learning Management System ………
a. Register ………...
b. Login ………...
c. Ruang Kelas Virtual Learning Management System (LMS)………... d. Pengelolaan Kelas ………... e. Pengelolaan Bahan Ajar……….. f. Kelebihan LMS ...………... 8.Model Pembelajaran Konvensional ………. 9.Perbedaan Pembelajaran Konvensional Dengan Pembelajaran Berbasis
Learning Management System ………
18 26 26 26 27 30 31 32 33 34
B. Asusmsi ………... 35
C. Variabel Penelitian ……… 35
1. Varibel Bebas ………..……… 35
2. Variabel Terikat ………. 36
D. Paradigma Penelitian ………... 36
E. Hipotesis Penelitian ……… 36
BAB III METODE PENELITIAN………. 38
A. Lokasi Dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian…………..………..…... 38
B. Desain Penelitian………...……….……… 40
C. Metode Penelitian………...…... 41
D. Definisi Operasional……….…………. 41
1. Model Pembelajaran……….………. 41
2. Model Pembelajaran Konvensional….……….…………. 41
3. Learning Management System (LMS) ……… 42
4. Moodle ………... 5. Standar Kompetensi MPKE ……… 6. Hasil Belajar ………... 42 42 43 E. Instrumen Penelitian………...……….. 43
1. Pretest ……… 43
2. Posttest ……… 43
F. Proses Pengembangan Penelitian………..…... 43
1. Validitas Instrumen ………..…………. 43
2. Instrumen Uji Coba………..…….. 44
G. Teknik Pengumpulan Data………..…… 48
1. Studi pendahuluan……….……… 48
2. Studi literatur………..…….. 48
3. Tes………... 48
(8)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 55
A. Tahapan Penelitian ………... 1. Studi Pendahuluan ……… 2. Gambaran Umum Penelitian ……… B. Tahap Pembelajaran ……… 55 55 56 60 1. Tahapan Pembelajaran Kelas Kontrol (Menggunakan Model. Pembelajaran Konvensional)……… 60
2. Tahapan Pembelajaran Kelas Eksperimen (Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Learning Management System)……… 61
3. Pembahasan Hasil Penelitian dari Kedua Pembelajaran……….…... 62
C. Pengolahan Data……….… 63
1. Hasil Uji Validitas Instrumen………... 63
2. Hasil Uji Reliabilitas……….. 65
3. Hasil Penafsiran Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda……….. 65
D. Deskripsi Data……… 66
1. Deskripsi Data Pretest………. 66
2. Deskripsi Data Posttest……….. 67
3. Deskripsi Data N-gain………... 68
E. Analisis Data Hasil Penelitian……… 68
1. Uji Normalitas Data ………... 68
2. Uji Homogenitas Data ………... 70
3. Uji Hipotesis Data ………. 71
4. Analisis Peningkatan (Gain) ……… 73
F. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian……… 73
1. Temuan Hasil Analisis………... 73
2. Pembahasan Hasil Analisis……… 75
3. Perbedaan Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Berbasis LMS Dengan Konvensional………. 75
G. Matrik Penelitian………. 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...……….... 78
A. Kesimpulan………..…... 78
B. Saran ……….……. 78
DAFTAR PUSTAKA……….… 80
(9)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat luar biasa dalam hal penyebaran materi informasi ke seluruh belahan dunia, karena bisa melibatkan ribuan orang didalamnya tanpa harus ada kontak fisik, hanya dengan berada di depan komputer ataupun gadget masing-masing, seseorang dapat terhubung ke dunia virtual global untuk mengakses berbagai macam informasi.
Integrasi teknologi informasi ke dalam dunia pendidikan telah menciptakan pengaruh besar. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi, mutu dan efisiensi pendidikan dapat ditingkatkan.
Menurut Bates (1997) terdapat 4 alasan untuk menggunakan teknologi informasi dalam pendidikan yaitu:
1. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Untuk meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan 3. Untuk mengurangi biaya pendidikan
4. Untuk meningkatkan efektifitas biaya pendidikan.
Salah satu produk integrasi teknologi informasi ke dalam dunia pendidikan adalah e-learning. E-learning pada hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituang dalam format digital dan disajikan melalui teknologi informasi. Secara ringkas, Anwas (2003) menyatakan e-learning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik belajar secara konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sistem digital melalui internet. Keunggulan-keunggulan e-learning yang paling menonjol adalah efisiensinya dalam penggunaan waktu dan ruang.
Di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terdapat standar kompetensiMemahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE). Dimana standar kompetensi ini tergolong penting dan membutuhkan pemahaman yang baik untuk menunjang keterampilan menggunakan alat
(10)
ukur listrik, sehingga menuntut adanya keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa SMK. Namun dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang diberikan, ternyata masih terdapat beberapa kendala baik secara internal maupun eksternal.
Berdasarkan hasil pengamatan dan survey peneliti di SMK Al-FalahBandung, dalam standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE) masih terdapat beberapa kendala dan permasalahan, diantaranya sebagai berikut:
1. Tidak adanya buku pegangan maupun jobsheet khusus sebagai sumber belajarsiswa pada standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE).
2. Model pembelajaran kurang bervariasi yang membuat suasana pembelajaran menjadi lebih mudah jenuh dan bosan bagi siswa.
3. Masih kurangnya hasil belajar siswa (dalam ranah kognitif) pada standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE). Hal ini dibuktikan dengan nilai ulangan harian siswa yang hanya 36% mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dimana nilai KKM yang harus dicapai siswa ≥ 70.
Tabel 1.1. Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi MPKE Nilai Jumlah Peserta Didik Persentase
≥ 70 11 36,67 % < 70 19 63,33 %
Jumlah 30 100 %
Sumber: Nilai Ulangan Harian Pada Standar Kompetensi MPKE Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012.
Dari pemaparan permasalahan yang ditemukan maka diperlukan adanya sebuah solusi untuk menekan permasalahan yang dihadapi. Salah satu solusi yang memungkinkan adalah penggunaan media pembelajaran dan penerapan model pembelajaran yang sesuai sebagai alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran MPKE agar lebih efektif.
(11)
3
Dalam perkembangannya, penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu ajar semakin beragam. Hal ini didukung juga oleh adanya teknologi baru seperti keberadaan media ajar
onlineE-Learningdengan model pembelajaran berbasis LMS (Learning
Management System) yang berkembang cukup pesat. Pengetahuan akan
perkembangan teknologi komputer baik software maupun hardware akan sangat membantu pelaksanaan tugas-tugas dengan hasil yang lebih baik dan dalam waktu yang lebih cepat. Salah satunya terdapat media ajar online E-Learning berbasis LMS (Learning Management System) menggunakan Moodle yang dilengkapi dengan berbagai macam fitur yang dapat menunjang proses belajar secara optimal serta dapat menghilangkan batasan ruang dan waktu dalam proser belajar.
Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran ini selain guru dan siswa tidak terpaku pada keterbatasan alat yang tersedia, siswa dapat meningkatan daya analisis dan memudahkan siswa dalam proses memahami materi yang disampaikan oleh guru serta belajar tak hanya dapat dilakukan di dalam kelas melainkan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Maka, secara tidak langsung hal ini akan berdampak pada hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dianggap ada relevansinya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti diantaranya yang dilakukan oleh Muhammad Suryadinata (2012) di SMK Negeri 12 Bandung. Penelitian Muhammad Suryadinata (2012) tentang Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Moodle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dilihat dari hasil belajar ranah kognitif siswa pada pembelajaran Menggunakan Alat Ukur Listrik dan Elektronika (MAULE) dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Moodle.
Penelitian Muhammad Suryadinata (2012) hanya menggunakan kelas tunggal yaitu kelas eksperimen, dan pada penelitian ini akan dikembangkan dengan penelitian yang menggunakan dua kelas sampel
(12)
yaitu kelas eksperimen (kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis Learning Management System) dan kelas kontrol (kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional).
Berdasarkan atas teori dasar dan fakta-fakta yang telah dipaparkan di atas, untuk mengukur dan menentukan perbedaan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran berbasis LMS dibandingkan model pembelajaran konvensional, penulis tertarik untuk melakukan penelitian hal yang terkait dengan judul: “Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Learning Management System untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika di SMK Al-Falah Bandung”
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa (ranah kognitif) pada standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika yang hanya menggunakan model pembelajaran konvensional saja.
2. Siswa merasa jenuh dan kesulitan saat menerima materi pelajaran yang hanya dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, serta terbatasnya ruang dan waktu pada proses pembelajaran di dalam kelas yang hanya diberi waktu 2x30 menit setiap satu kali pertemuan pembelajaran.
Setiap permasalahan dalam penelitian diperlukan keteraturan permasalahan yang dibahas, sehingga jelas apa yang menjadi objek penelitian. Berdasarkan kajian latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, maka untuk memperjelas perlu ada rumusan masalah, penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis Learning Management
(13)
5
standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE)?
2. Seberapa besar perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis Learning Management System dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE)?
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian hanya difokuskan untuk penerapan model pembelajaran berbasis learning management system dengan standar kompetensimemahami pengukuran komponen elektronika (MPKE), adapun pembatasan masalah pada penelitian, sebagai berikut:
1. Penelitian dilaksanakan di SMK Al-Falah Bandung.
2. Penelitian dibatasi pada dua kelas saja yaitu kelas X listrik I digunakan sebagai kelas eksperimen (model pembelajaran berbasis learning management system), kemudian kelas X listrik II digunakan sebagai kelas
kontrol (model pembelajaran konvensional).
3. Jenis perangkat lunak learning management system yang digunakan yaitu Moodle.
4. Penerapan model pembelajaran berbasis learning management system pada standar kompetensi MPKE kompetensi dasar memahami peralatan ukur komponen elektronika, dalam pemahamannya dibatasi AVOmeter. 5. Karena keterbatasan waktu, penelitian hanya difokuskan pada salah satu
aspek kognitif yang meliputi peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapanmodel pembelajaran berbasis learning management system.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahuiada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari ranah kognitif, jika pada pembelajaran Memahami Pengukuran
(14)
Komponen Elektronika (MPKE) diterapkan model pembelajaran berbasis LMS (Learning Management System).
2. Mengetahui berapa besar perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis Learning Management
Systemdengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada standar kompetensiMemahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE).
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metodekuantitatif dengan Quasi Experimental Designdengan Pretest
Posttest. Pada desain ini ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
tidak diambil secara acak karena kelompok subjek merupakan satu kelompok siswa dalam satu kelas yang secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh.
Tahapan pada metode ini yaitu terdapat dua kelas yang diberi
pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Setelah diberi pretest selanjutnya kelas eksperimen diberi perlakuan (treatment) yaitu dengan LMS (Learning Management
System) sebagai model pembelajaran, sedangkan kelas kontrol tidak diberi
perlakuan (hanya model pembelajaran konvensional). Kemudian setelah itu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes akhir (posttest) untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis LMS(Learning Management System) dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan model pembelajaran konvensional saja.
F. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
Jika tujuan penelitian ini tercapai, manfaat atau kegunaan hasil penelitian yang dapat dirasakan adalah sebagai berikut:
(15)
7
1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapatmemberikan alternatif penggunaan model pembelajaran bagi guru dan siswa pada standar kompetensimemahami pengukuran komponen elektronika dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa di SMK dengan mengetahui efektivitas penggunaannya.
2. Bagi guru, sebagai alternatif penggunaan model pembelajaran dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa di SMK sekaligus memberikan keterampilan dan wawasan tersendiri tentang penggunaan model pembelajaran berbasis LMS (Learning Management System). 3. Bagi siswa, penggunaan LMS (Learning Management System) dapat
mempermudah pemahaman siswa, menghilangkan kejenuhan dan meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, sebagai alternatif media belajar yang dapat digunakan dimanapun tanpa harus terbatas dengan ruang dan waktu.
4. Bagi pengelola lembaga pendidikan, pembelajaran berbasis LMS ini diharapkan dapat dijadikan inspirasi untuk mengambil kebijakan dalam mengadakan dan memanfaatkan media pembelajaran.
5. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan modal awal untuk dapat mengembangkan dan menggunakan model pembelajaranberbasis LMS (Learning Management System).
G. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman penulis agar penulisannya lebih sistematis dan terarah dalam rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat/signifikansi penelitian dan struktur organisasi skripsi.
(16)
BAB II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis yang berkaitan dengan konsep belajar dan hasil belajar, model pembelajaran,standar kompetensi MPKE, model pembelajaran berbasis
Learning Management System (LMS), perbandingan konvensional dengan
LMS, penyusunan dan pelaksanaan model pembelajaran berbasis LMS, serta kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III membahas tentang lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV menjelaskan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bagi para pengguna hasil penelitian.
(17)
BAB III
METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Al-Falah Kota Bandung, sebagai lokasi pengembangan model pembelajaran berbasis LMS (Learning
Management System) dan diuji coba secara terbatas.
Subjek utama dalam penelitian implementasi model pembelajaran berbasis LMS (Learning Management System) ini adalah populasi siswa kelas X Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik semester genap tahun ajaran 2012/2013 di SMK Al-Falah Bandung, yang beralamat di Jl. Cisitu Baru No. 52 Tlp./Fax022- 2504284 Dago-Bandung, Jawa Barat.
Sampel dalam penelitian eksperimen ini mengambil dua kelas.Satu kelas dipergunakan sebagai kelompok eksperimen yakni kelas yang menggunakan model pembelajaran berbasis Learning Management System dalam pembelajaran pada standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE) dan satu kelas untuk kelompok kontrol yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada standar kompetensi MPKE. Kelas X Listrik I yang berjumlah 30 siswa dan selanjutnya disebut kelas eksperimen dan X Listrik II yang berjumlah 30 siswa dan selanjutnya disebut kelas kontrol.
Waktu penelitian berlangsung selama 15 minggu (19 Februari 2013 - 17 Mei 2013) dari mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai tahap akhir penelitian.Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan studi pendahuluan dan pengamatan selama tiga minggu (19 Februari 2013 - 5 Maret 2013). Kemudian tahap pelaksanaan dilakukan selama empat minggu (8 Maret 2013
– 30 Maret 2013) dan tahap akhir dilakukan selama delapan minggu (1 April 2013 – 17 Mei 2013). Secara garis besar kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahapan dapat dilihat pada gambar 3.1.
(18)
Mulai
Uji Coba Instrumen
Soal Valid
Kelas kontrol - Pretest - Treatment - Posttest
Kelas Eksperimen - Pretest
- Treatment - Posttest
Kesimpulan
Pembuatan Laporan
Selesai ya
tidak
Dibuang Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Akhir Studi Pendahuluan
- Studi Literatur - Mempelajari Kurikulum Penentuan Materi dan Sampel
Penyusunan Instrumen Penelitian
Pengolahan Data
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Adapun waktu kegiatan selama melakukan penelitian dapat dilihat lebih rinci pada tabel 3.1.
(19)
40
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Tahap Penelitian
Waktu Penelitian Februari,
minggu ke-
Maret, minggu ke
April, minggu ke-
Mei, minggu ke- 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Persiapan Pelaksanaan Akhir B.Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Experimental
Design menggunakan Pretest-Posttest. Kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol tidak diambil secara acak karena kelompok subjek merupakan satu kelompok siswa dalam satu kelas yang secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh.
Alur dari penelitian ini adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes awal (pretest) kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan
(treatment), setelah itu diberikan tes akhir (posttest). Secara sederhana desain
penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Desain Penelitian
Kelas Pretest Treatment Posttest
Eksperimen (E) 01 X1 02
Kontrol (K) 03 X2 04
Keterangan:
E = kelas eksperimen K = kelas kontrol
01 = hasil pre-test kelas eksperimen
02 = hasil post-test kelas eksperimen
(20)
04 = hasil post-test kelas kontrol
X1 = perlakukan pada kelas eksperimen
X2 = perlakukan pada kelas kontrol
(Arikunto, 2006:86)
C.Metode Penelitian
Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti dan mencapai tujuan penelitian.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Menurut Sudjana (1999: 19) “Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
suatu penelitian yang berusaha untuk mengungkap hubungan antara dua variable atau lebih. Penelitian eksperimen juga dapat difungsikan untuk mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.”
Berdasarkan pendapat diatas, maka tujuan penelitian ini untuk melihat sebab akibat yang dilakukan dari variabel bebas terhadap variabel terikat dalam hal ini model pembelajaran konvensional, sehingga metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.
D.Definisi Operasional
Adapun beberapa penjelasan definisi yang digunakan dalam judul penelitian ini, sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran
Sagala (2007: 66) menjelaskan bahwa:
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu,dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar belajar mengajar.
(21)
42
Model pembelajaran konvensional adalah pengajaran yang umumnya dilakukan oleh guru-guru di sekolah-sekolah yang didalamnya biasanya menggunakan pendekatan ekspositori.
3. Learning Management System
Learning Management System atau disingkat LMS, menurut Ellis
(2009:1) adalah suatu perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara online (terhubung ke internet), e-learning dan materi-materi pelatihan, yang semua itu dilakukan dengan online.
4. Moodle
Moodle adalah sebuah nama dari salah satu aplikasi yang termasuk
dalam jenis Learning Management System (LMS) atau Virtual
Learning Environment (VLE). Moodle itu sendiri adalah singkatan
dari Modular Onject Oriented Dynamic Learning Environment.
Moodle ini merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan mekanisme
belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi berbasis web, yang sering dikenal dengan konsep E-learning.
Moodle merupakan salah satu aplikasi yang gratis (open source) dan
dapat didownload, digunakan ataupun dimodifikasi oleh siapa saja dengan lesensi secara GNU (General Public License). Selain itu juga
Moodle adalah salah satu aplikasi E-Learning yang banyak digunakan
oleh orang diseluruh dunia khususnya universitas, sekolah atau lembaga pendidikan dan juga para praktisi pengajar.
5. Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE)
Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE) adalah suatu standar kompetensi yang ada di SMK Jurusan Teknik
(22)
Ketenagalistrikan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan maupun keterampilan terhadap siswa mengenai pemahaman dan penggunaan peralatan ukur komponen elektronika.
6. Hasil Belajar
Perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya (Arsyad, 2007).
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2008: 148) bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati.”
Berdasarkan pengertian tersebut, maka instrumen dibuat meliputi
pretest, posttest.
1. Pretest
Pretest digunakan untuk mengukur nilai siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran berbasis LMS. Hasil pretest akan digunakan untuk mengukur tingkat homogenitas kemampuan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Posttest
Posttest digunakan untuk mengukur kemajuan dan membandingkan peningkatan hasil belajar pada kelompok penelitian sesudah pelaksanaan pembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran berbasis LMS pada mata pelajaran penggunaan alat ukur listrik dan elektronika.Soal-soal pretest sama dengan soal posttest.
F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Validitas Instrumen
(23)
44
Menurut Arikunto (2002:160):
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Terdapat uji validitas agar data dapat dikatakan valid.
a. Validitas isi yaitu apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.
b. Validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus.
c. Validitas “ada sekarang”, yaitu apabila hasil tes sesuai dengan
pengalaman.
d. Validitas prediksi, yaitu apabila hasil tes mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Semua instrumen pada penelitian dibuat dengan kisi-kisi berdasarkan tujuan istruksional serta materi dalam silabus. Sehingga instrumen pada penelitian berdasarkan validitas isi.
2. Uji Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Instrumen
Perhitungan validitas instrumen dalam penelitian menggunakan korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson:
Keterangan :
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
: Jumlah skor tiap siswa pada item soal : Jumlah skor total seluruh siswa n : Banyaknya siswa
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Cukup
(24)
Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan menggunakan uji t dengan rumus:
thitung =
Keterangan:
thitung : Hasil perhitungan uji signifikansi
rxy : Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dan
variabel yang dikorelasikan n : Banyaknya siswa
Hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat
kebebasan (dk)= n-2 dan taraf signifikansi ( Apabila thitung>ttabel, maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung< ttabel
maka item soal dinyatakan tidak valid. 2. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam mengukur apa yang akan diukur.
Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1 dan 0 digunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson) yaitu:
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal Vt = Varians total
P = Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal q = 1-p
0,21 – 0,40 Rendah
(25)
46
Harga varians total (Vt) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
= Jumlah skor total N = Jumlah responden S = Standar Deviasi
S2 = Varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi kuadrat.
Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari tabel product moment. Jika r11> rtabel maka instrumen tersebut reliabel
sehingga dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya. Sebaliknya jika r11< rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditujukkan oleh tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
3. Daya Pembeda
Menurut (Arikunto, 2010) bahwa “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah).”
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda soal perlu dilakukan langkah- langkah sebagai berikut:
(26)
1) Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah.
2) Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. 3) Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok
pada butir soal.
4) Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
D = Keterangan:
D : Daya pembeda
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
: Banyaknya peserta tes kelompok atas : Banyaknya peserta tes kelompok bawah
Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Klasifikasi 0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak Baik, Harus Dibuang
4.Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto (2010: 208) bahwa “Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar.”
Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan:
(27)
48
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan sesuai dengan tabel 3.6. Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Klasifikasi 0,00 0,30 Soal Sukar 0,31 – 0,70 Soal Sedang 0,71 – 1,00 Soal Mudah G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain:
1. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. Maksud dan tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk mengetahui beberapa hal antara lain: keadaan pembelajaran, metode pembelajaran serta penerapan model pembelajaran pada standar kompetensi memahami pengukuran komponen elektronika.
2. Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan
cara membaca, mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai
sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya. 3. Tes
Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa ranah kognitif. Tes dilaksanakan pada saat
(28)
mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara posttest atau tes akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat perubahan hasil belajar siswa ranah kognitif pada kelas eksperimen (model pembelajaran berbasis LMS) dan kelas kontrol (model pembelajaran konvensional) pada pada standar kompetensi memahami pengukuran komponen elektronika.
Untuk lebih ringkasnya mengenai teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data
No. Teknik Instrumen Jenis Data Sumber Data 1. Studi
Pendahuluan
- Keadaan pembelajaran, metode pembelajaran, penggunaan model pembelajaran.
Proses
pembelajaran
2. Studi Literatur
- Teori-teori penunjang yang berhubungan dengan penelitian.
Buku-buku
referensi, skripsi dan internet
3. Tes Soal
pretest
dan
posttest
Hasil belajar siswa ranah kognitif pada kelas eksperimen (model pembelajaran berbasis LMS) dan kelas kontrol (model pembelajaran konvensional)
Siswa
H. Teknik Analisis Data
Pengolahan data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah, karena dengan mengolah data tersebut dapat memberi arti untuk pemecahan masalah penelitian. Data diperoleh melalui dari tes awal hingga tes akhir dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Sebelum mengolah data, terlebih dahulu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memeriksa hasil tes setiap siswa sekaligus memberi skor pada lembar jawaban, dimana soal dijawab salah diberi skor 0 (nol) dengan pedoman pada kunci jawaban kemudian memberikan skor mentah pada skala 0 sampai dengan 100 pada hasil jawaban siswa.
(29)
50
2. Menghitung Gain Ternormalisasi
Setelah diperoleh skor pretest, posttest, gain ternormalisasi. Analisis gain normalisasi digunakan untuk mengetahui kriteria gain yang diperoleh. Gain didapat dari data skor pretest dan posttest yang kemudian diolah untuk menghitung rata-rata gain normalisasi. Rata-rata gain normalisasi dihitung menggunakan rumus (Hake, 1998):
<g> =
Keterangan:
<g> : Rata-rata gain normalisasi <G> : Rata-rata gain kanal
: Rata-rata gain maksimum yang mungkin terjadi : Persentase rata-rata posttest
: Persentase rata-rat pretest
Tabel 3.8 Kriteria Gain Normalisasi Batas Kategori <g> > 0,7 Tinggi 0,3 0,7 Sedang <g> < 0,3 Rendah
3. Menganalisa data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik. Adapun langkah-langkah dalam mengolah data adalah pengujian asumsi-asumsi statistik, yaitu uji normalitas distribusi, uji homogenitas kemudian uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.
Menurut Sudjana (2002: 151) bahwa “Teori-teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang
(30)
diselidiki berdistribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teori itu
tidak berlaku.”
Uji Normalitas distribusi bertujuan untuk menguji hipotesis berdistribusi normal atau tidak. Normal atau tidaknya distribusi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Chi- Square. Data hasil tes pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol perlu diuji kenormalan distribusinya. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1) Menghitung rentang skor (r) r = skor tertinggi- skor rendah
2) Menentukan banyak kelas interval (K) K= 1+ 3,3 log n
3) Menentukan panjang kelas interval (k) p =
4) Membuat distribusi frekuensi 5) Menghitung mean (rata-rata X )
i i i F X F X
6) Mengitung simpangan baku (SD)
1 2 n X X FS i i
7) Tentukan batas bawah kelas interval (χin) dengan rumus:
(χin) = Bb-0.5 dan Ba + 0.5 kali desimal yang digunakan
interval kelas, dimana: Bb = batas bawah interval dan Ba= batas atas interval kelas.
8) Menghitung harga baku (Z)
1,2 ( ) i x x Z SD
(31)
52
Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada
kolom ι0, harga xi dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000.
Hitung luas tiap interval, isikan pada kolom ιi.
Li = L1– L2
Keterangan : L1 = nilai peluang baris atas
L2 = nilai peluang baris bawah
10)Menghitung frekuensi expetasi (frekuensi yang diharapkan) ei =
L
i.
f
i11)Menghitung Chi-kuadrat (x)
χ2
=
ii i
e
e
f
.
2
12)Hasil perhitungan χ2 hitung selanjutnya di bandingkan dengan χ2tabel
dengan ketentuan sebagai berikut :
Tingkat kepercayaan 95 %
Derajat kebebasan (dk = k – 3)
Apabila χ2
hitung < χ2tabel berarti data berdistribusi normal
13)Menghitung tabel uji normalitas
Tabel 3.9 Tabel Uji Normalitas No
Kelas
interval Fi
BK Zhitung Ztabel
ι Ei 1 2 1 2 1 2
14)Membandingkan nilai χ2hitung yang didapat dengan nilai χ2tabel pada
derajat kebebasan dk = k – 3 dan taraf kepercayaan 95% 15)Kriteria pengujian
jika χ2hitung < χ2tabel maka disimpulkan data berdistribusi normal.
(32)
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dua kelas yang homogen. Apabila kesimpulan menunjukan kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi yang sama dan layak untuk diuji statistik parametrik. Adapun langkah-langkah pengolahan sebagai berikut:
1) Mencari nilai F dengan rumus, sebagai berikut:
2 2
Vb Varians terbesar
F atau F
Vk Varians terkecil
, dimana Varians = S2 Dimana : Vb = varians terbesar
Vk = varians terkecil
2) Menentukan derajat kebebasan dk1 = n1 - 1; dk2 = n2 - 1
3) Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dari responden.
4) Penentuan keputusan.
Adapun kriteria pengujian, sebagai berikut :
Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf
kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan dk1= n1–1 dan dk= n2–1,
maka kedua varians dianggap sama (homogen). Dan sebaliknya tidak homogen.
c. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan prestasi belajar, yaitu selisih nilai pretest dan posttest. Untuk sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji t-test. Menurut Sudjana (2005: 238), “Untuk melakukan uji t-test
syaratnya data harus homogen dan normal.”
Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada tes akhir (posttest) dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Adapun langkah-langkah pengujian rumus uji t adalah: 1) Mencari standar deviasi gabungan dengan rumus:
(33)
54
2) Uji t-test dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel. Jika dilihat dari statistik hitung (thitung)
dengan statistik tabel (ttabel), penarikan kesimpulan ditentukan dengan
aturan sebagai berikut:
1) Terima H1 jika thitung tidak terletak diantara –t1-1/2α < thit < t1-1/2α:
Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
learning management system lebih tinggi (signifikan) dibandingkan
dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada standar kompetensi memahami pengukuran komponen elektronika.
2) Terima Ho jika thit terletak diantara batas –t1-1/2α < thit < t1-1/2α; tidak
terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran learning management
system dengan kelas dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional pada standar kompetensi memahami pengukuran komponen elektronika.
(34)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran berbasis learning management system dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar yang telah dicapai siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
learning management system lebih tinggi (signifikan) dari hasil belajar siswa
menggunakan model pembelajaran konvensional.
2. Perbedaan gain hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis learning management system dan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional adalah sebesar 0.13, dengan nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen adalah 73,89 dengan gain 0.57, sedangkan rata-rata posttest kelas kontrol adalah 67,50 dengan nilai gain 0.44. Model pembelajaran berbasis LMS dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar pada standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika dibandingkan model pembelajaran konvensional.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas, maka terdapat beberapa saran untuk siswa maupun semua pihak yang berkepentingan. Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan yaitu:
1. Untuk peneliti, penulis menyarankan agar dapat lebih mengembangkan lagi model pembelajaran berbasis Learning Management System untuk digunakan pada kajian lain.
(35)
79
2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis Learning
Management System dinilai layak digunakan dalam standar-standar kompetensi yang banyak melakukan praktikum, sehingga dapat mengurangi kerusakan pada alat-alat karena faktor kesalahan siswa yang kurang mengerti dasar teorinya. Model pembelajaran berbasis Learning Management System berguna sebagai pendukung pembelajaran. SMK yang telah memiliki fasilitas internet lengkap disarankan untuk mengoptimalkannya, agar siswa dapat lebih kreatif dalam meningkatkan kemampuan.
3. Dapat mengembangkan penelitian dengan teori-teori pembelajaran yang lebih terbaru. Dan meneliti aspek-spek hasil pembelajaran yang belum diungkap pada penelitian ini.
(36)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Anwas. (2003). Model Inovasi E-Learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi
VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. A.W. Bates. (1997). The Impact Of Technologi Change On Open And Distance
Learning. Distance Education: An Administrative.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ellis. (2009). Learning Management System. [Online]. Tersedia:
http://www.riyadi.wordpress.com/2010/04/25/lms-learning-management-system.html [24 Mei 2013]
Gemilang, Rudy Agus. (2012). Peran ICT/ Telematika pada Program Pendidikan
Jarak Jauh via Internet Lemhannas RI (Sistem E-Learning). [Online].
Tersedia: http://www.lemhannas.go.id [24 Mei 2013]
Hake, R. Richard. (1997). “Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six Thousand-Student Survey Of Mechanics Test Data For Introductory Physics Courses”. Am. J. Phys. 66, (1), January 1998 [Online]. Tersedia:
web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers/Hake.pdf [24 Mei 2013] Haughey, M. & Anderson, T. (1998). Networking Learning: The Pedagogy of the
(37)
81
Heinich, R., Molenda, M., Russel, J.D., & Smaldino, S.E. (2002). Instructional
Media And Technology For Learning, 7th Edition. New Jersey: Prentice Hall,
Inc.
Riyadi. (2010). Learning Management System. [Online]. Tersedia:
http://www.riyadi.wordpress.com/2010/04/25/lms-learning-management-system.html [24 Mei 2013]
Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA.
Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (1999). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Pengembangan Kurikulum: Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suryadinata, Muhammad. (2013). Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning
Berbasis Moodle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI.
Tidak diterbitkan.
Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Wahono. Romi Satria. (2008). Memilih Sistem E-Learning Berbasis Open Source. [Online]. Tersedia: www.romisatriawahono.net [24 Mei 2013]
Wijayanto, Rahmat. (2013). Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia:
(1)
Rizna Nofitasari, 2014
Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Learning Management System Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika D i SMK Al-Falah Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
populasi dua kelas yang homogen. Apabila kesimpulan menunjukan kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi yang sama dan layak untuk diuji statistik parametrik. Adapun langkah-langkah pengolahan sebagai berikut:
1) Mencari nilai F dengan rumus, sebagai berikut: 2
2
Vb Varians terbesar
F atau F
Vk Varians terkecil
, dimana Varians = S2
Dimana : Vb = varians terbesar Vk = varians terkecil
2) Menentukan derajat kebebasan dk1 = n1 - 1; dk2 = n2 - 1
3) Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dari responden. 4) Penentuan keputusan.
Adapun kriteria pengujian, sebagai berikut :
Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan dk1= n1–1 dan dk= n2–1, maka kedua varians dianggap sama (homogen). Dan sebaliknya tidak homogen.
c. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan prestasi belajar, yaitu selisih nilai pretest dan posttest. Untuk sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji t-test. Menurut Sudjana (2005: 238), “Untuk melakukan uji t-test syaratnya data harus homogen dan normal.”
Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada tes akhir (posttest) dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Adapun langkah-langkah pengujian rumus uji t adalah: 1) Mencari standar deviasi gabungan dengan rumus:
(2)
54
Rizna Nofitasari, 2014
Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Learning Management System Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika D i SMK Al-Falah Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Uji t-test dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel. Jika dilihat dari statistik hitung (thitung) dengan statistik tabel (ttabel), penarikan kesimpulan ditentukan dengan aturan sebagai berikut:
1) Terima H1 jika thitung tidak terletak diantara –t1-1/2α < thit < t1-1/2α: Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran learning management system lebih tinggi (signifikan) dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada standar kompetensi memahami pengukuran komponen elektronika.
2) Terima Ho jika thit terletak diantara batas –t1-1/2α < thit < t1-1/2α; tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran learning management system dengan kelas dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada standar kompetensi memahami pengukuran komponen elektronika.
(3)
Rizna Nofitasari, 2014
Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Learning Management System Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika D i SMK Al-Falah Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran berbasis learning management system dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar yang telah dicapai siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis learning management system lebih tinggi (signifikan) dari hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran konvensional.
2. Perbedaan gain hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis learning management system dan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional adalah sebesar 0.13, dengan nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen adalah 73,89 dengan gain 0.57, sedangkan rata-rata posttest kelas kontrol adalah 67,50 dengan nilai gain 0.44. Model pembelajaran berbasis LMS dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar pada standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika dibandingkan model pembelajaran konvensional.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas, maka terdapat beberapa saran untuk siswa maupun semua pihak yang berkepentingan. Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan yaitu:
1. Untuk peneliti, penulis menyarankan agar dapat lebih mengembangkan lagi model pembelajaran berbasis Learning Management System untuk digunakan pada kajian lain.
(4)
79
Rizna Nofitasari, 2014
Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Learning Management System Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika D i SMK Al-Falah Bandung
2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis Learning
Management System dinilai layak digunakan dalam standar-standar
kompetensi yang banyak melakukan praktikum, sehingga dapat mengurangi kerusakan pada alat-alat karena faktor kesalahan siswa yang kurang mengerti dasar teorinya. Model pembelajaran berbasis Learning Management System berguna sebagai pendukung pembelajaran. SMK yang telah memiliki fasilitas internet lengkap disarankan untuk mengoptimalkannya, agar siswa dapat lebih kreatif dalam meningkatkan kemampuan.
3. Dapat mengembangkan penelitian dengan teori-teori pembelajaran yang lebih terbaru. Dan meneliti aspek-spek hasil pembelajaran yang belum diungkap pada penelitian ini.
(5)
Rizna Nofitasari, 2014
Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Learning Management System Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika D i SMK Al-Falah Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Anwas. (2003). Model Inovasi E-Learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. A.W. Bates. (1997). The Impact Of Technologi Change On Open And Distance
Learning. Distance Education: An Administrative.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ellis. (2009). Learning Management System. [Online]. Tersedia:
http://www.riyadi.wordpress.com/2010/04/25/lms-learning-management-system.html [24 Mei 2013]
Gemilang, Rudy Agus. (2012). Peran ICT/ Telematika pada Program Pendidikan Jarak Jauh via Internet Lemhannas RI (Sistem E-Learning). [Online]. Tersedia: http://www.lemhannas.go.id [24 Mei 2013]
Hake, R. Richard. (1997). “Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six Thousand-Student Survey Of Mechanics Test Data For Introductory Physics Courses”. Am. J. Phys. 66, (1), January 1998 [Online]. Tersedia:
web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers/Hake.pdf [24 Mei 2013] Haughey, M. & Anderson, T. (1998). Networking Learning: The Pedagogy of the
(6)
81
Rizna Nofitasari, 2014
Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Learning Management System Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika D i SMK Al-Falah Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Heinich, R., Molenda, M., Russel, J.D., & Smaldino, S.E. (2002). Instructional Media And Technology For Learning, 7th Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Riyadi. (2010). Learning Management System. [Online]. Tersedia:
http://www.riyadi.wordpress.com/2010/04/25/lms-learning-management-system.html [24 Mei 2013]
Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA.
Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (1999). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Pengembangan Kurikulum: Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suryadinata, Muhammad. (2013). Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Moodle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.
Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Wahono. Romi Satria. (2008). Memilih Sistem E-Learning Berbasis Open Source. [Online]. Tersedia: www.romisatriawahono.net [24 Mei 2013]
Wijayanto, Rahmat. (2013). Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://newijayanto.blogspot.com/2013_04_01_archive.html [24 Mei 2013]