dari manusia dan binatang yang khusus cara menggunakannya yaitu dengan car menggerakkan dengan jari-jari tangan.
Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan pengertian tentang metode bercerita dengan boneka tangan adalah suatu teknik atau cara
menyampaikan materi pembelajaran kepada anak-anak secara lisan dalam upaya memperkenalkan ataupun memberikan keterangan hal baru kepada anak dengan
cerita yang menarik, imajinatif, dan mengundang perhatian anak melalui penggunaan boneka tangan.
Menurut Musfiroh 2005: 169 ada beberapa carateknik dalam menghidupkan suasana bercerita, sehingga anak tidak merasa jenuh dengan isi
cerita, teknik tersebut adalah 1 mengembangkan dialog tokoh dan klimaks cerita, 2 membangkitkan humor, 3 melibatkan anak dalam cerita, 4 improvisasi dan
adaptasi, 5 mengoptimalkan alat peraga, 6 berolah vokal dan mimik. Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang dapat
diajukan adalah “metode bercerita dengan boneka tangan dapat mengembangkan kemampuan bahasa lisan pada anak kelompok B Taman Kanak-ka
nak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV Trucuk Klaten Tahun Ajaran 20132014
”.
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berkolaborasi dengan guru kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelompok B di
Taman Kanak- kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV Kecamatan Trucuk,
Kabupaten Klaten, yang berjumlah 20 anak yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Desain Penelitian yang digunakan adalah
model spiral dari Kemmis dan Taggart dalam Rochiati dan Wiraatmadja, 2008: 25 yang terdiri
dari dua siklus dan masing-masing siklus menggunakan empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu spiral
yang saling terkait .
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing tindakan terdiri dari tiga pertemuan dengan tema dan kegiatan yang berbeda.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, catatan
lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Partisipasi serta perkembangan kemampuan bahasa lisan anak kelompok B pada Taman Kanak-
kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV melalui metode bercerita dengan boneka tangan, diharapkan dapat berkembang secara maksimal.
Perkembangan kemampuan bahasa lisan anak berupa hasil observasi terhadap partisipasi dan ketuntasan anak dalam mengikuti pembelajaran bahasa melalui
metode bercerita dengan boneka tangan.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran bahasa pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak ‟Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten masih
rendah. Kenyataan tersebut terjadi karena kurangnya motivasi dari pengasuhguru baik berupa pertanyaan-pertanyaan ataupun sekedar komentar. Seringkali
pengasuh mengabaikan pengaruh dari sepatah dua patah ucapannya yang ternyata bisa untuk menggali berbagai macam potensi berbahasa anak.
Berdasarkan pengamatan yang terjadi di lapangan khususnya di Taman Kanak-
kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV, dalam beberapa aktivitas di kelas terlihat adanya kegiatan yang kurang memberikan kesempatan pada anak
untuk mengembangkan bahasa lisan. Demikian pula dengan pemanfaatan media pembelajaran yang kurang memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak,
bahkan hampir tidak pernah digunakan. Sementara itu, anak hanya duduk diam mendengarkan ceramah guru, anak hanya melaksanakan tugas yang diberikan dan
jika ada anak yang bersuara, maka guru langsung menegurnya. Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat
melalui tabel berikut. Tabel 1. Kriteria Pencapaian Kemampuan Bahasa Lisan Anak pada Tiap Siklus
Kelas Interval
Kategori Pra Siklus
Siklus I Siklus II
f f
f 90-100 Berkembang sangat pesat BSP
2 10
3 15
80-89 Berkembang sesuai harapan BSH
4 20
9 45
13 65
70-79 Mulai berkembang MB
3 15
2 10
70 Belum berkembang BB
16 80
6 30
2 10
Sumber: Data Observasi Setiap Siklus
Berdasarkan kriteria di atas, maka gambaran pencapaian kemampuan bahasa lisan anak melalui diagram batang pada tahap pra siklus adalah sebagai
berikut.
Sumber: Tabel 1 halaman 7
Gambar 1. Kriteria Pencapaian Kemampuan Bahasa Lisan Anak pada Tiap Siklus Diagram di atas menunjukkan bahwa kriteria pencapaian kemampuan
bahasa lisan anak mengalami perkembangan pada tiap siklus. Selain kategori di atas partisipasi anak dalam pembelajaran ini sangat penting karena dengan
keantusiasan dan partisipasi anak dalam pembelajaran mengisayaratkan bahwa pembelajaran berhasil. Partisipasi anak terhadap pembelajaran bahasa juga
mengalami peningkatan yaitu pada tahap pra siklus sebesar 21,75, setelah dilakukan perbaikan pada siklus I menjadi 77,5, dan partisipasi anak terhadap
pembelajaran bahasa semakin meningkat lagi setelah tindakan siklus II yaitu sebesar 83,1.
Perkembangan kemampuan bahasa lisan anak tidak hanya dilihat berdasarkan kategori dan partisipasi tetapi ditentukan pula tingkat ketuntasan anak
dalam pembelajaran tersebut. Tingkat perkembangan dapat dilihat melalui tabel perbandingan tingkat pencapaian perkembangan bahasa lisan anak setiap siklus
seperti tabel berikut. Tabel 2. Perbandingan Tingkat Perkembangan Bahasa Lisan Anak pada Setiap
Siklus 2
4 6
8 10
12 14
16
Pra Siklus Siklus I
Siklus II
16
6 2
3 2
4 9
13
2 3
Ju m
lah Anak
Kategori
Persentase Anak
70 70-79
80-89 90-100
No Kondisi
Status Pencapaian Perkembangan Sudah mencapai
harapan
Belum mencapai harapan
1 Prasiklus
4 anak 20
16 anak 80
2 Siklus I
11 anak 55
9 anak 45
3 Siklus II
16 anak 80
4 anak 20
Sumber: Data Hasil Perkembangan Bahasa Lisan Anak tiap Siklus
Berdasarkan tabel perbandingan di atas, dapat digambarkan melalui diagram batang berikut ini.
Sumber: Tabel 2 halaman 8
Gambar 2. Perbandingan Tingkat Perkembangan Bahasa Lisan Anak pada Setiap Siklus
Grafik di
atas menunjukkan
terjadinya perkembangan
tingkat perkembangan bahasa lisan anak dalam kemampuan bahasa lisan yang cukup
signifikan. Sebelum dilakukan tindakan perbaikan, anak yang mencapai perkembangan yang diharapkan
≥ 80 hanya terdapat 4 anak 20 setelah dilakukan perbaikan pada siklus I menjadi 11 anak 55. Sedangkan pada
perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II anak yang mencapai perkembangan yang diharapkan
≥ 80 terdapat 16 anak 80. Hasil tersebut sesuai dengan harapan guru yaitu dengan menggunakan
metode bercerita dengan boneka tangan
,
kemampuan bahasa lisan pada anak kelompok B di Taman Kanak-
kanak „Aisyiyah Bustanul Athfal Bero IV Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 20132014 berkembang
minimal 80 dari 20 anak.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Pra Siklus Siklus I
Siklus II 20
55 80
80
45 20
P er
sen tase
Sudah mencapai harapan
Belum mencapai harapan
Penelitian ini telah dilaksanakan dengan baik dan lancar, sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan atau sesuai dengan harapan guru. Namun
hasil tersebut masih terdapat banyak keterbatasan dalam pelaksanaannya antara lain:
1. Terbatasnya waktu yang dialokasikan untuk pembelajaran bahasa. Sementara
peneliti harus menyesuaikan dengan jadwal penelitian yang ada sehingga pembelajaran bahasa melalui metode bercerita dengan boneka tangan belum
benar-benar maksimal. 2.
Dalam penelitian ini masih banyak kekurangan karena mengingat terbatasnya kemampuan tenaga peneliti sehingga ada hal-hal yang seharusnya bisa
diungkap dalam penelitian ini, namun belum bisa. 3.
Instrumen dalam penelitian ini tidak melalui uji validasi akan tetapi diketahui oleh pembimbing.
D. SIMPULAN