Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan mencakup :
1. Inisiasi Kalus dan Induksi Cekaman Kekeringan Menggunakan beberapa Konsentrasi PEG: Eksplan yang telah dipersiapkan berupa daun ditanam pada medium inisiasi
kalus berupa media MS yang mengandung 2 mgL BAP dan 1 mgL NAA dengan PEG pada kisaran konsentrasi 1-5 sebagai pengatur cekaman kekeringan. Pengamatan
dilakukan setelah eksplan memberikan respon yaitu antara minggu ke 8-12 setelah penanaman.
2. Multiplikasi Tunas Aksilar pada beberapa Konsentrasi PEG sebagai Pengatur Cekaman Kekeringan: Tunas ditanam pada media multiplikasi berupa media MS yang
mengandung 1-3 mgL BAP dengan PEG pada kisaran konsentrasi 0-3 untuk melihat respon tunas dalam memperbanyak tunas aksilar dengan adanya PEG yang mengatur
cekaman kekeringan. Pengamatan dilakukan setelah eksplan memberikan respon yaitu antara minggu ke 4-8 setelah penanaman.
3. Induksi pembentukan dan pertumbuhan akar tunas pada beebrapa konsentrasi PEG sebagai pengatur cekaman kekeringan: Tunas ditanam pada media induksi perakaran
berupa MS setengah komposisi yang mengandung 2 gL arang aktif dengan penambahan PEG pada konsentrasi 0-5. Pengamatan dilakukan setelah eksplan
memberikan respon yaitu antara minggu ke 8-12 setelah penanaman:
4. Analisa Kandungan Prolin pada Kalus Hasil seleksi cekaman kekeringan Menggunakan beberapa konsentrasi PEG: Kandungan prolin bebas pada jaringan
ekplan kalus dari potongan daun dihitung dengan metoda spektrofotometrik berdasarkan reaksi kolorimetrik dengan ninhidrin yang mengacu pada metode yang
dikembangkan Bates, Waldren dan Teare 1973.
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil penelitian yang diuraikan sebagai berikut :
1. Inisiasi Kalus dan Induksi Cekaman Kekeringan Menggunakan beberapa Konsentrasi PEG
Pada Tabel 1 dan Gambar 1 Lampiran dapat dilihat bahwa potongan daun Andalas memberikan respon awal terhadap cekaman kekeringan berupa penebalan lapisan daun.
6
Tabel 1. Data pengamatan pembentukan kalus pada potongan daun Andalas dengan beberapa perlakuan konsentrasi PEG setelah 12 minggu perlakuan
o Perlakuan
Pengamatan
1 MS + 2 mgL BAP + 1 mgL NAA
+ 0 PEG Terbentuk kalus berwarna kuning-hijau sampai kecoklatan
dimulai dari pinggiran daun dan pertulangan daun, pada medium terlihat fenolik yang menyebar di permukaan
medium yang berasal dari daun yang menyebabkan warna medium menjadi kecoklatan
2 MS + 2 mgL BAP + 1 mgL NAA
+ 1 PEG Terbentuk kalus berwarna kekuningan-kecoklatan pada
pertulangan daun dan bagian yang kontak dengan medium, potongan daun mengalami penebalan, medium menjadi
kecoklatan akibat fenolik yang dihasilkan oleh daun
3 MS + 2 mgL BAP + 1 mgL NAA
+ 2 PEG Terbentuk kalus dimulai dari permukaan bawah daun yang
kontak dengan medium, kalus berwarna kekuningan-sedikit coklat, kalus berasal dari pertulangan daun dan pinggir
daun, daun menebal, disekeliling potongan daun terlihat penyebaran fenolik yang menyebabkan warna medium
mencoklat
4 MS + 2 mgL BAP + 1 mgL NAA
+ 3 PEG Terbentuk kalus, daun menebal, daun meng-hasilkan kalus
pada permukaan bawah yang menempel pada medium, kalus berwana kuning kecoklatan, pada medium juga terjadi
penumpukan fenolik
5 MS + 2 mgL BAP + 1 mgL NAA
+ 4 PEG Kalus tidak terbentuk disebabkan oleh kematian jaringan
daun, daun menjadi kecoklatan namun sebelumnya terjadi pemuluran jaringan daun dan penebalan lapisan daun,
fenolik jga terlihat mengumpul dimedia
Respon tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk awal pertahanan bagian tumbuhan terhadap cekaman kekeringan untuk mengurangi penguapan air. Pada konsentrasi PEG 1-3 terlihat
bahwa walaupun potongan daun mengalami cekaman kekeringan namun kalus dapat terbentuk yang dimulai dari bagian pinggir daun. Adanya interaksi zat pengatur tumbuh NAA dengan
BAP yang diberikan pada medium memacu pembentukan kalus walau pun pada medium terkandung senyawa PEG. Pada PEG konsentrasi 4, potongan daun tidak lagi mampu
mentolerir adanya senyawa tersebut sehingga pembentukan kalus tidak dapat berlangsung. Potongan daun yang semula telah mengalami penebalan, setelah beberapa waktu menjadi
kecoklatan dan akhirnya mengalami kematian.
Tewary et al 2000 mendapatkan ketahanan Mulberry Morus sp. terhadap cekaman kekeringan maksimal pada konsentrasi 4. Pada konsentrasi PEG 4 didapatkan
pertumbuhan eksplan berupa tunas yang lebih lambat dibandingkan dengan perlakuan lainnya serta perlakuan PEG diatas 4 menyebabkan kematian pada eksplan yang ditanam tersebut.
7
Tirtoboma 1997 menggunakan konsentrasi PEG 5-10 untuk seleksi cekaman kekeringan pada kalus tanaman kopi yang terbentuk. Konsentrasi diatas 10 menyebabkan kematian
pada kalus yang diseleksi. Namun, Dami dan Hughes 1997 mendapatkan eksplan anggur valiant hanya mampu bertahan terhadap cekaman kekeringan menggunakan PEG konsentrasi
maksimal 2.
2. Multiplikasi Tunas Aksilar pada beberapa Konsentrasi PEG sebagai Pengatur Cekaman Kekeringan