terhadap kondisi ekstrim dilapangan terutama cekaman kekeringan pada lahan tandus. Melalui penelitian ini diharapakan mampu diperoleh klon-klon tumbuhan Andalas yang toleran
terhadap cekaman kekeringan dengan menggunakan senyawa PEG sebagai agen pengatur cekaman kekeringan secara in vitro.
2. Bahan dan Metode
Penelitian dilakukan secara eksperimen dan menggunakan rancangan acak lengkap. Analisis data dilakukan secara deskriptif karena kemungkinan adanya sampel perlakuan yang
mengalami kematian, tidak tumbuh yang menyebabkan data tidak bisa dianalisis secara statistik.
Persiapan Media Kultur Media kultur yang dipakai pada penelitian ini adalah medium dasar Murashige-Skoog MS,
penambahan sukrosa dan agar sesuai dengan perlakuan yang diberikan pada tahapan penelitian. Pada medium ditambahkan zat pengatur tumbuh berupa KIN, BAP, NAA dan 2,4-
D sesuai dengan perlakuan. Keasaman media kultur diatur hingga mencapai pH 5,5 ± 0,5.
Medium kultur kemudian dituang kedalam botol-botol kultur steril sebanyak 25 mLbotol dan ditutup dengan aluminum foil serta kertas penutup. Mulut botol diikat dengan
karet gelang untuk memastikan keamanan medium pada botol kultur. Medium pada botol- botol kultur disterilisasi dengan menggunakan autoclave selama 15 menit pada suhu 121
o
C tekanan 15 lbs.
Persiapan Eksplan Jaringan Tumbuhan Andalas Secara In Vitro Eksplan yang digunakan berasal dari pucuk tumbuhan Andalas yang telah diperbanyak secara
in vitro pada medium MS dengan penambahan 3 mgL BA dan 10 mgL Biotin selama satu bulan. Bagian eksplan yang dimanfaatkan pada penelitian ini adalah daun, nodus dan tunas
dengan ukuran proporsional.
Penanaman eksplan pada setiap tahap penelitian Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukan sterilisasi terhadap Laminar Air
Flow Cabinet dengan menyemprotkan alkohol 70. Selanjutnya semua alat dan bahan yang diperlukan untuk transfer dan penanaman ditempatkan didalam LAFC dan disinari dengan
lampu ultra violet UV lamp selama satu jam untuk kesterilan alat, bahan dan ruang tanam. Eksplan ditanam pada media tanam sesuai dengan perlakuan tahapan penelitian. Semua botol
kultur yang berisi eksplan untuk setiap tahap penelitian dipelihara pada ruang inkubasi untuk pertumbuhan eksplan. Ruang inkubasi diatur suhunya pada kisaran 25
o
C ± 2
o
C dengan fotoperiodisme 12L12D dan intensitas cahaya 500-1500 Lux maksimal 3000 Lux.
5
Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan mencakup :
1. Inisiasi Kalus dan Induksi Cekaman Kekeringan Menggunakan beberapa Konsentrasi PEG: Eksplan yang telah dipersiapkan berupa daun ditanam pada medium inisiasi
kalus berupa media MS yang mengandung 2 mgL BAP dan 1 mgL NAA dengan PEG pada kisaran konsentrasi 1-5 sebagai pengatur cekaman kekeringan. Pengamatan
dilakukan setelah eksplan memberikan respon yaitu antara minggu ke 8-12 setelah penanaman.
2. Multiplikasi Tunas Aksilar pada beberapa Konsentrasi PEG sebagai Pengatur Cekaman Kekeringan: Tunas ditanam pada media multiplikasi berupa media MS yang
mengandung 1-3 mgL BAP dengan PEG pada kisaran konsentrasi 0-3 untuk melihat respon tunas dalam memperbanyak tunas aksilar dengan adanya PEG yang mengatur
cekaman kekeringan. Pengamatan dilakukan setelah eksplan memberikan respon yaitu antara minggu ke 4-8 setelah penanaman.
3. Induksi pembentukan dan pertumbuhan akar tunas pada beebrapa konsentrasi PEG sebagai pengatur cekaman kekeringan: Tunas ditanam pada media induksi perakaran
berupa MS setengah komposisi yang mengandung 2 gL arang aktif dengan penambahan PEG pada konsentrasi 0-5. Pengamatan dilakukan setelah eksplan
memberikan respon yaitu antara minggu ke 8-12 setelah penanaman:
4. Analisa Kandungan Prolin pada Kalus Hasil seleksi cekaman kekeringan Menggunakan beberapa konsentrasi PEG: Kandungan prolin bebas pada jaringan
ekplan kalus dari potongan daun dihitung dengan metoda spektrofotometrik berdasarkan reaksi kolorimetrik dengan ninhidrin yang mengacu pada metode yang
dikembangkan Bates, Waldren dan Teare 1973.
3. Hasil dan Pembahasan