d. Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang bersangkutan dalam
memberikan uji nyata praktik kerja. e.
Mempertinggi pandangan masyarakat terhadap Sumber Daya Manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya Universitas Sumatera
Utara dengan persepsi umum. f.
Memberikan uji nyata atas disiplin ilmu yang telah diterapkan.
2.3 Bagi InstansiKantor Pelayanan Pajak
a. Sebagai sarana untuk menarik tenaga kerja yaitu untuk melihat kemampuan
mahasiswa yang bersangkutan dengan tanggung jawab dan kerjasama yang baik.
b. Instansi dapat melihat dimana perkembangan ilmu pengetahuan yang
sekarang diterapkan. c.
Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dengan lembaga pendidikan
Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara. d.
Mendorong pemunculan ide – ide dan pemikiran baru. e.
Mempromosikan citra aparat pajak yang baik kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
C. Uraian Teoritis a. Pengertian Pajak
Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang sangat penting, disamping minyak dan bumi. Hal ini dapat di lihat dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
APBN. Bahwa setiap tahun, pajak merupakan sumber penghasilan yang besar bagi
pemerintah.
Banyak ahli di bidang perpajakan yang memberikan pengertian atau definisi yang berbeda - beda mengenai perpajakan, namun demikian definisi tersebut
mempunyai inti atau tujuan yang sama. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan UU KUP adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Sedangkan menurut Prof Dr. Rochmat Soemitro S.H. pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara peralihan kekayaan dari kas rakyat ke sektor pemerintah
berdasarkan Undang-Undang, dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk
membiayai penegeluaran umum Waluyo,2009,2.
Universitas Sumatera Utara
b. Pembagian dan Penggolongan Pajak
Pajak dapat dibagi menjadi tiga yaitu : a. Menurut golongannya.
1. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan oleh orang lain.
Contoh : Pajak Penghasilan PPh. 2. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat di limpahkan
kepihak lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai PPn.
b. Menurut sifat 1. Pajak Subyektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subyeknya
dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak yang bersangkutan. Contoh : Pajak Penghasilan PPh.
2. Pajak Obyektif adalah pajak yang berpangkal pada obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak yang bersangkutan.
Contoh : PPn, PPn BM, dan PBB. c. Menurut Lembaga Pemungutnya
Universitas Sumatera Utara
1. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
Contoh : Pajak Penghasilan PPh 2. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan
untuk rumah tangga daerah. Contoh : Pajak Reklame, Pajak Hiburan.
c. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem Pemungutan Pajak dapat dibagi menjadi : a. Official Assessment System
Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang Kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.
Ciri – Ciri Official Assessment System : 1.
Wewenang untuk rnenentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskus. 2.
Wajib Pajak bersifat pasif.
b. Self Assessment System. Sistem ini merupakan system pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.
Universitas Sumatera Utara
c. Witholding System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak tehutang oleh wajib pajak.
d. Pengertian Penyitaan
Penyitaan dilakukan berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan jika Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak setelah lewat 2 x 24 jam setelah surat
pajak diberitahukan Early Suandy,2008,181. 1.
Memperlihatkan kartu tanda Pengenal Juru Sita Pajak; 2.
Memperlihatkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan; dan 3.
Memberitahukan tentang maksud dan tujuan penyitaan.
Penyitaan dilaksanakan oleh Juru Sita Pajak dengan disaksikan oleh sekurang- kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh Juru
Sita Pajak, dan dapat dipercaya. Setiap penyitaan Juru Sita Pajak membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita, ditandatangani oleh Juru Sita Pajak, Penanggung Pajak, dan
saksi. Dalam hal penanggung pajak adalah badan, maka Berita Acara Pelaksanaan
Sita ditandatangani oleh pengurus, kepala perwakilan, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik modal, atau pegawai tetap perusahaan. Salinan
Universitas Sumatera Utara
Berita Acara Pelaksanaan Sita ditempelkan pada barang yang disita atau barang yang disita berada di tempat umum. Atas barang yang disita ditempel segel pita. Selain itu
Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita disampaikan kepada: 1.
Penangung pajak; 2.
Polisi, untuk barang bergerak yang kepemilkannya terdaftar; 3.
Badan Pertanahan Nasional, untuk tanah yang kepemilikannya sudah terdaftar;
4. Pemerintah Daerah dan Pengadilan Negeri setempat, untuk tanah yang
kepemilikannya belum terdaftar; 5.
Dirjen Perhubungan atau Laut, untuk kapal.
Dalam pelaksanaan penyitaan untuk tujuan penagihan pajak terdapat barang bergerak milik Penanggung Pajak yang dikecualikan dari penyitaan sebagai berikut:
1. Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang digunakan oleh
Penanggung Pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya; 2.
Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta peralatan memasak yang berada di rumah;
3. Perlengkapan Penanggung Pajak yang bersifat dinas yang dipeoleh dari
negara;
Universitas Sumatera Utara
4. Buku-buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan Penanggung Pajak
dan alat-alat yang dipergunakan untuk pendidikan, kebudayaan, dan keilmuan;
5. Peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari Rp.20.000.000,00 dua puluh juta rupiah; atau
6. Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh Penanggung Pajak dan
keluarga yang menjadi tanggungannya. Sumber: Pasal 15 UU 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Penyitaan dilaksanakan sampai dengan nilai barang yang disita diperkirakan cukup untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak. Hal lainnya yang dapat
disita diatur dengan peraturan pemerintah. Pencabutan sita dilaksanakan apabila penanggung pajak telah melunasi biaya penagihan dan utang pajak atau berdasarkan
putusan pengadilan atau putusan Badan Peradilan Pajak atau ditetapkan lain dengan Keputusan Menteri Keuangan atau Keputusan Kepala Daerah.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung jawab melunasi utang pajaknya dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau
meningkatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan
Universitas Sumatera Utara
surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah disita.
Penjualan barang yang telah disita biasanya dilakukan melalui pelelangan, kecuali untuk asset-aset sitaan berupa uang tunai, deposito berjangka, tabungan, saldo
rekening Koran, obligasi, saham, atau surat berharga lainnya, piutang dan penyertaan modal pada perusahaan lain.
Dalam tugas akhir ini ruang lingkup yang akan dibahas penulis adalah: 1.
Pengertian dari penyitaan menurut Undang-Undang No 192000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
2. Jenis barang yang dapat disita atau tidak dapat disita oleh pihak fiskus atau
aparatur pajak melalui juru sita pajak. 3.
Tugas dan fungsi juru sita pajak. 4.
Prosedur penyitaan sesuai undang-undang pajak yang berlaku.
E. Metode PKLM a. Tahap Persiapan
Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswai sebelum terjun langsung melakukan PKLM, yaitu:
1. Pemilihan objek PKLM.
2. Pemilihan lokasi PKLM.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengajuan proposal tentang judul yang akan diajukan kepada Program
Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
b. Studi Literatur
Yaitu kegiatan studi mencari data-data serta informasi-informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku literature, Peraturan Per Undang-
undangan Perpajakan, Peraturan Pemerintah, Surat Edaran Diretorat Jendral Pajak, Keputusan Menteri Keuangan, informasi dari majalah, surat kabar, catatan-catatan,
maupun bahasa yang tertulis yang berhubungan secara langsung dengan kegiatan PKLM.
c. Studi Observasi Lapangan
Yaitu kegiatan studi untuk mencari data-data serta informasi-informasi dengan mengikuti PKLM pada Kantor Pelayanan Pajak serta mempelajari laporan-
laporan yang berhubungan dengan masalah yang akan di bahas. d. Pengumpulan Data
Yaitu kegiatan studi yang dilakukan untuk mencari:
1.Data Primer - Wawancara
- Pengamatan 2. Data Skunder
- Studi Kepustakaan
Universitas Sumatera Utara
- Dokumentasi
e. Analisis dan Evaluasi
Yaitu kegiatan studi yang dilakukan dengan cara menganalisa permasalahan dan kendala yang dihadapi dan mencari tahu atau menanyakan solusi atau jalan
keluar yang terbaik untuk memecahkan permasalahan yang timbul di Kantor Pelayanan Pajak.
F. Metode Pengumpulan Data a.Metode Interview wawancara
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang berkompeten
dan menambah objektif yang berkaitan dengan kebutuhan untuk melengkapi laporan PKLM.
b.Metode Observasi pengamatan
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan cara langsung maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan
mengamati mendengar, dan bila perlu ikut serta dalam mengerjakan tugas yang diberikan pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau arahan terlebih
dahuludengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi.
Universitas Sumatera Utara
c.Metode Dokumentasi
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi.
G. Sistematika Penulisan
Agar penulisan tugas akhir ini terarah dan sistematis, maka penulisan membatasi luas pembahasan yang terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dan penyusutan laporan, ruang lingkup,
tujuan dan manfaat PKLM, Uraian teoritis, metodologi penelitian PKLM, metode pengumpulan data PKLM, serta sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM KPP LUBUK PAKAM
Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak , struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk
Pakam. Dan juga menguraikan pelaksanaan PKLM meliputi jenis dan bentuk kegiatan PKLM, prosedur kerja, kendala-kendala yang
dihadapi dan upaya penyelesaiannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III : GAMBARAN UMUM PENYITAAN PAJAK
Menguraikan tentang pengertian dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan, khususnya
Pelaksanaan Penyitaan.
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis mengemukakan analisa data dan evaluasi terhadap data-data yang berhubungan dengan judul laporan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan merupakan inti sari yang bersumber dari hasil penelitian, dan berdasarkan kesimpulan dapat dibuat rekomendasi yang berisi
saran-saran yang dapat diambil sebagai tindakan untuk mengatasi masalah yang ditemukan di lokasi penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
BAB II
GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
LUBUK PAKAM
A.Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu ada 2 dua Kantor Inspeksi Pajak yaitu Kantor Inspeksi Pajak
Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat didalam pelayanan pembayaran pajak, maka berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 267KMK.011989 diadakanlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jendral Pajak yang
mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak sekaligus dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.
Berdasarkan pada keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.785KMK.011993 tertanggal 3 agustus 1993 Kantor Pelayanan Pajak berubah
menjadi 4 empat wilayah kerja yaitu; 1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
Universitas Sumatera Utara
4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang
berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur organisasi Direktorat Jendral Pajak perlu diubah, baik di level kantor pusat sebagai pembuat kebijakan
maupun level kantor operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Sebagai langkah pertama, untuk memudahkan wajib pajak , ketiga jenis kantor pajak yang ada
yaitu, Kantor Pelayanan Pajak KPP, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan KPPBB, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan PajakKaripka dilebur menjadi
Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPP Pratama. Adapun Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utarat I Kanwil
Sumut I akan mengoperasikan delapan unit kantor pelayanan modern yang dijuluki Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Ke delapan KPP Pratama dimaksud yakni enam
unit KPP konvensional yang ada saat ini dimodernisasi dan ditambah dua KPP baru. Keenam KPP konvensional yang dijadikan KPP Pratama yakni:
1. KPP Pratama Medan Belawan 2. KPP Pratama Medan Barat
3. KPP Pratama Medan Polonia 4. KPP Pratama Medan Kota
5. KPP Pratama Medan Timur
Universitas Sumatera Utara
6. KPP Pratama Binjai Dua KPP baru yang dibentuk adalah:
1. KPP Pratama Medan Petisah 2. KPP Pratama Lubuk Pakam
KPP Pratama Lubuk Pakam sebelumnya adalah Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Lubuk Pakam yang berada dibawah organisasi Kanwil Sumut II. Sejak
dileburnya ketiga jenis Kantor Pelayanan Pajak menjadi satu, maka Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Lubuk Pakam berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Lubuk Pakam dan berada dibawah organisasi Kanwil Sumut I. Sesuai dengan Keputusan DJP Nomor KEP-95PJ2008 Tentang Saat Mulai
Operasi SMO Kantor Pelayanan Pajak Pratama di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara I, maka Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Lubuk Pakam ditetapkan mulai beroperasi tanggal 27 Mei 2008. Visi dari KPP Pratama Lubuk Pakam adalah menjadi Institusi pemerintah
yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.
Visi tersebut menjadi cita-cita daripada KPP Pratama Lubuk Pakam untuk menjadi Public Service yang berstandar internasional baik dari sisi kualitas aparat
Universitas Sumatera Utara
maupun manajemennya sehingga menjadi ekstensi dan kinerjanya mampu memenuhi harapan masyarakat sebagai institusi yang memiliki citra baik dan bersih.
Misi dari KPP Pratama Lubuk Pakam adalah menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan UU Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian
pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.
1. Letak Geografis kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam