4. Buku-buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan Penanggung Pajak
dan alat-alat yang dipergunakan untuk pendidikan, kebudayaan, dan keilmuan;
5. Peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari Rp.20.000.000,00 dua puluh juta rupiah; atau
6. Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh Penanggung Pajak dan
keluarga yang menjadi tanggungannya. Sumber: Pasal 15 UU 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
Penyitaan dilaksanakan sampai dengan nilai barang yang disita diperkirakan cukup untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak. Hal lainnya yang dapat
disita diatur dengan peraturan pemerintah. Pencabutan sita dilaksanakan apabila penanggung pajak telah melunasi biaya penagihan dan utang pajak atau berdasarkan
putusan pengadilan atau putusan Badan Peradilan Pajak atau ditetapkan lain dengan Keputusan Menteri Keuangan atau Keputusan Kepala Daerah.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung jawab melunasi utang pajaknya dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau
meningkatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan
Universitas Sumatera Utara
surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyanderaan, dan menjual barang yang telah disita.
Penjualan barang yang telah disita biasanya dilakukan melalui pelelangan, kecuali untuk asset-aset sitaan berupa uang tunai, deposito berjangka, tabungan, saldo
rekening Koran, obligasi, saham, atau surat berharga lainnya, piutang dan penyertaan modal pada perusahaan lain.
Dalam tugas akhir ini ruang lingkup yang akan dibahas penulis adalah: 1.
Pengertian dari penyitaan menurut Undang-Undang No 192000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
2. Jenis barang yang dapat disita atau tidak dapat disita oleh pihak fiskus atau
aparatur pajak melalui juru sita pajak. 3.
Tugas dan fungsi juru sita pajak. 4.
Prosedur penyitaan sesuai undang-undang pajak yang berlaku.
E. Metode PKLM a. Tahap Persiapan
Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswai sebelum terjun langsung melakukan PKLM, yaitu:
1. Pemilihan objek PKLM.
2. Pemilihan lokasi PKLM.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengajuan proposal tentang judul yang akan diajukan kepada Program
Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
b. Studi Literatur
Yaitu kegiatan studi mencari data-data serta informasi-informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku literature, Peraturan Per Undang-
undangan Perpajakan, Peraturan Pemerintah, Surat Edaran Diretorat Jendral Pajak, Keputusan Menteri Keuangan, informasi dari majalah, surat kabar, catatan-catatan,
maupun bahasa yang tertulis yang berhubungan secara langsung dengan kegiatan PKLM.
c. Studi Observasi Lapangan
Yaitu kegiatan studi untuk mencari data-data serta informasi-informasi dengan mengikuti PKLM pada Kantor Pelayanan Pajak serta mempelajari laporan-
laporan yang berhubungan dengan masalah yang akan di bahas. d. Pengumpulan Data
Yaitu kegiatan studi yang dilakukan untuk mencari:
1.Data Primer - Wawancara
- Pengamatan 2. Data Skunder
- Studi Kepustakaan
Universitas Sumatera Utara
- Dokumentasi
e. Analisis dan Evaluasi
Yaitu kegiatan studi yang dilakukan dengan cara menganalisa permasalahan dan kendala yang dihadapi dan mencari tahu atau menanyakan solusi atau jalan
keluar yang terbaik untuk memecahkan permasalahan yang timbul di Kantor Pelayanan Pajak.
F. Metode Pengumpulan Data a.Metode Interview wawancara
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang berkompeten
dan menambah objektif yang berkaitan dengan kebutuhan untuk melengkapi laporan PKLM.
b.Metode Observasi pengamatan
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan cara langsung maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan
mengamati mendengar, dan bila perlu ikut serta dalam mengerjakan tugas yang diberikan pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau arahan terlebih
dahuludengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi.
Universitas Sumatera Utara
c.Metode Dokumentasi
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi.
G. Sistematika Penulisan
Agar penulisan tugas akhir ini terarah dan sistematis, maka penulisan membatasi luas pembahasan yang terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dan penyusutan laporan, ruang lingkup,
tujuan dan manfaat PKLM, Uraian teoritis, metodologi penelitian PKLM, metode pengumpulan data PKLM, serta sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM KPP LUBUK PAKAM
Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak , struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk
Pakam. Dan juga menguraikan pelaksanaan PKLM meliputi jenis dan bentuk kegiatan PKLM, prosedur kerja, kendala-kendala yang
dihadapi dan upaya penyelesaiannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III : GAMBARAN UMUM PENYITAAN PAJAK
Menguraikan tentang pengertian dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan, khususnya
Pelaksanaan Penyitaan.
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis mengemukakan analisa data dan evaluasi terhadap data-data yang berhubungan dengan judul laporan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan merupakan inti sari yang bersumber dari hasil penelitian, dan berdasarkan kesimpulan dapat dibuat rekomendasi yang berisi
saran-saran yang dapat diambil sebagai tindakan untuk mengatasi masalah yang ditemukan di lokasi penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
BAB II
GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
LUBUK PAKAM
A.Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu ada 2 dua Kantor Inspeksi Pajak yaitu Kantor Inspeksi Pajak
Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat didalam pelayanan pembayaran pajak, maka berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 267KMK.011989 diadakanlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jendral Pajak yang
mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak sekaligus dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.
Berdasarkan pada keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.785KMK.011993 tertanggal 3 agustus 1993 Kantor Pelayanan Pajak berubah
menjadi 4 empat wilayah kerja yaitu; 1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
Universitas Sumatera Utara
4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang
berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur organisasi Direktorat Jendral Pajak perlu diubah, baik di level kantor pusat sebagai pembuat kebijakan
maupun level kantor operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Sebagai langkah pertama, untuk memudahkan wajib pajak , ketiga jenis kantor pajak yang ada
yaitu, Kantor Pelayanan Pajak KPP, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan KPPBB, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan PajakKaripka dilebur menjadi
Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPP Pratama. Adapun Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utarat I Kanwil
Sumut I akan mengoperasikan delapan unit kantor pelayanan modern yang dijuluki Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Ke delapan KPP Pratama dimaksud yakni enam
unit KPP konvensional yang ada saat ini dimodernisasi dan ditambah dua KPP baru. Keenam KPP konvensional yang dijadikan KPP Pratama yakni:
1. KPP Pratama Medan Belawan 2. KPP Pratama Medan Barat
3. KPP Pratama Medan Polonia 4. KPP Pratama Medan Kota
5. KPP Pratama Medan Timur
Universitas Sumatera Utara
6. KPP Pratama Binjai Dua KPP baru yang dibentuk adalah:
1. KPP Pratama Medan Petisah 2. KPP Pratama Lubuk Pakam
KPP Pratama Lubuk Pakam sebelumnya adalah Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Lubuk Pakam yang berada dibawah organisasi Kanwil Sumut II. Sejak
dileburnya ketiga jenis Kantor Pelayanan Pajak menjadi satu, maka Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Lubuk Pakam berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Lubuk Pakam dan berada dibawah organisasi Kanwil Sumut I. Sesuai dengan Keputusan DJP Nomor KEP-95PJ2008 Tentang Saat Mulai
Operasi SMO Kantor Pelayanan Pajak Pratama di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara I, maka Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Lubuk Pakam ditetapkan mulai beroperasi tanggal 27 Mei 2008. Visi dari KPP Pratama Lubuk Pakam adalah menjadi Institusi pemerintah
yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.
Visi tersebut menjadi cita-cita daripada KPP Pratama Lubuk Pakam untuk menjadi Public Service yang berstandar internasional baik dari sisi kualitas aparat
Universitas Sumatera Utara
maupun manajemennya sehingga menjadi ekstensi dan kinerjanya mampu memenuhi harapan masyarakat sebagai institusi yang memiliki citra baik dan bersih.
Misi dari KPP Pratama Lubuk Pakam adalah menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan UU Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian
pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.
1. Letak Geografis kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Penentuan lokasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPP Pratama merupakan salah satu faktor terpenting dalam memberikan kemudahan pelayanan kepada Wajib
Pajak. Kantor Pelayananan Pajak Pratama Lubuk Pakam terletak di Jl.P.Diponegoro No. 42-44. Kantor pemerintah ini disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah,
kedekatan dengan Kantor Pemerintah lainnya, seperti Kantor Polisi Deli Serdang dan Kantor Bank, ini juga memudahkan pengawasan dan memberikan pelayanan terhadap
Wajib Pajak dalam membayar Pajak. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dikepalai oleh seorang kepala
Kantor yang terdiri atas Sub Bagian Umum dan beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang Kepala seksi. Agar dapat lebih jelas dan trasparan tentang
keadaan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, maka penulis akan menggambarkan kedudukan, tugas, fungsi dan struktur organisasi KPP Pratama
Lubuk Pakam.
Universitas Sumatera Utara
2. Wilayah-wilayah Kerja KPP Pratama Lubuk Pakam:
Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam adalah: 1.
Sunggal 12. Kutalimbaru
2. Labuhan Deli
13. Namorambe 3.
Pancur Batu 14. Batangkuis
4. Deli tua
15. Tanjung Morawa 5.
Beringin 16. Pagar Merbau
6. Lubuk Pakam
17. Hamparan Perak 7.
Gunung Meriah 18. Patumbak
8. Percut Sei Tuan
19. Sibolangit 9.
STM Hulu 20. Sibiru-biru
10. Galang
21. Pantai Labu 11.
Bangun Purba 22. STM Hilir
Universitas Sumatera Utara
B. Struktur Organisasi KPP Pratama Lubuk Pakam
Struktur Organisasi adalah suatu bagian yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas-tugas,fungsi dan wewenang serta tanggungjawab masing-
masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan untuk membinakeharmonisan kerja agar pekerjaan dapat pilaksanakan dengan teratur dan
baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal. KPP Pratama Lubuk Pakam adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah yang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor.KPP Lubuk Pakam terdiri dengan sembilan 8
seksi. Masing-masing seksi dipimpin oleh Kepala Seksi. Struktur Organisasi yang ada di KPP Lubuk Pakam dapat digambarkan
sebagai berikut : 1. Kepala Kantor
2. Sub. Bagian Umum 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI
4. Seksi Pelayanan 5. Seksi Penagihan
6. Seksi Pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
7. Seksi Ekstensifikasi 8. Seksi Pengawasan dan konsultasi Waskon I,II,III
9. Kelompok jabatan fungsional
C. Tugas dan Fungsi KPP Lubuk Pakam