Kritik Sumber Pelaksanaan Penelitian

Andi Ruswandi, 2014 PASANG SURUT KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN UJUNG GENTENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu serta kesulitan menemukan sumber-sumber yang diperlukan dan dapat dipercaya. Sehingga agar peneliti mendapatkan sumber-sumber yang dapat dibercaya, relevan dan otentik, maka peneliti harus melakukan kritik eksternal dan kritik internal terhadap sumber-sumber tersebut. Kritik eksternal menitikberatkan pada aspek-aspek luar sumber sejarah sedangkan kritik internal lebih menekankan pada isi content dari sumber sejarah. Aspek eksternal bertujuan untuk menilai otentisitas dan integritas sumber. Aspek- aspek luar tersebut bisa diuji dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: kapan sumber itu dibuat?, dimana sumber itu dibuat?, siapa yang membuat?, dari bahan apa sumber itu dibuat? dan apakah sumber itu dalam bentuk asli? Dudung Abdurahman, 2007: 68- 69. Dalam kritik eksternal penulis melakukan perlakuan yang berbeda terhadap jenis sumber yang penulis lakukan. Penulis sangat memahami bahwa sumber yang penulis temukan merupakan sumber sekunder, karena untuk mendapatkan sumber primer berupa dokumen-dokumen wilayah Ujung Genteng penulis rasa sangat sulit. Oleh karena itu sumber yang penulis gunakan hanyalah sumber tertulis berupa buku yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat nelayan. Kritik eksternal yang dilakukan oleh penulis dalam penilitian ini adalah difokuskan untuk mengkritisi terhadap buku yang berjudul Nelayan dan Kemiskinan: Study Ekonomi Antropologi di Dua Desa Pantai, selain dari penulis dan tahun terbit buku tersebut, kritik juga dilakukan terhadap jenis kertas yang digunakan apakah buram atau putih bersih, serta melihat cover dari dari buku tersebut apakah asli atau fotocopian. Sedangkan kritik internal bertujuan untuk menguji reliabilitas dan kredibilitas sumber. Menurut Ismaun 2005:50 kritik ini mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Isinya dinilai dengan membandingkan kesaksian-kesaksian di dalam sumber dengan kesaksian-kesaksian dari sumber lain. Untuk menguji kredibilitas sumber sejauh mana dapat dipercaya diadakan penileian intrinsik terhadap sumber dengan mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian dipungutlah fakta-fakta sejarah melalui perumusan data yang didapat, setelah Andi Ruswandi, 2014 PASANG SURUT KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN UJUNG GENTENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diadakan penelitian terhadap evidensi-evidensi dalam sumber. Berhubungan dengan tahap kritik atau verifikasi sumber ini, peneliti dalam penelitian ini berusaha untuk menyaring dan mengkritisi semua sumber-sumber yang telah didapatkan pada proses heuristik. Kritik internal yang dilakukan oleh penulis salah satunya terhadap sumber sekunder yaitu buku yang ditulis oleh Simuh yang berjudul Nelayan dan Kemiskinan: Study Ekonomi Antropologi di Dua Desa Pantai diterbitkan untuk Yayasan Agro Ekonomi dengan Penerbit CV. Rajawal. Buku ini merupakan hasil dari penelitian yang ditulis oleh Mulyono, Loekman Soetriesno, dan Michelin Dove. Buku yang diterbitkan tahun 1984 namun penulis harus tetap menyaring dan mengkritisi sumber tersebut dengan membandingkannya dengan sumber-sumber yang lainnya yang ditulis oleh orang lain, sehingga interpretasi peneliti akan lebih objektif. Hasil dari kritik eksternal dan internal menurut penulis merupakan data yang valid. Kemudian data-data inilah yang akan penulis jadikan sebagai bahan bagi penulisan skripsi.

3.4.3 Interpretasi

Interpretasi adalah penafsiran terhadap fakta-fakta yang penulis dapatkan dari sumber-sumber sehingga nantinya tercipta suatu penafsiran yang relevan dengan permasalahan yang penulis kaji. Interpretasi perlu dilakukan agar data-data atau fakta-fakta yang telah penulis kumpulkan sebelumnya dapat digunakan sebagai bahan dari penulisan skripsi. Menurut Kuntowijoyo 2003:101 interpretasi atau penafsiran sering disebut juga sebagai biang subjektivitas yang sebagian bisa benar, tetapi sebagiannya salah. Dikatakan demikian menurutnya bahwa benar karena tanpa penafsiran sejarawan data yang sudah diperoleh tidak bisa dibicarakan. Sedangkan salah karena sejarawan bisa saja keliru dalam menafsirkan data-data tersebut. Interpretasi merupakan langkah selanjutnya setelah dilakukan kritik dan analisis sumber. Interpretasi adalah kegiatan menafsirkan fakta-fakta yang sudah diperoleh peneliti melalui cara mengolah fakta yang telah dikritisi dengan merujuk beberapa referensi yang mendukung kajian peneliti. Andi Ruswandi, 2014 PASANG SURUT KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN UJUNG GENTENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Kuntowijoyo dalam Dudung Abdurahman 2007: 73, interpretasi sejarah atau yang biasa disebut juga dengan analisis sejarah merupakan tahap dimana peneliti melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu dalam suatu interpretasi yang menyeluruh. Dalam hal ini ada dua metode yang digunakan yaitu analisis dan sintesis. Analisis berarti menguraikan sedangkan sintesis yang berarti menyatukan. Keduanya dipandang sebagai metode utama di dalam interpretasi Kuntowijoyo, 2003:100. Dan dalam kaitannya dengan penelitian skripsi yang berjudul “PASANG SURUT KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN UJUNG GENTENG Suatu Tinjauan Sosial Ekonomi 1990 – 2006 ”. ini, interpretasi yang peneliti lakukan adalah terhadap data-data dan fakta-fakta yang sudah diperoleh kemudian ditafsirkan, karena kajian penelitian ini mengenai pemikiran, yang merupakan kajian yang tersirat artinya dalam hal ini penelitilah yang menafsirkan pemikiran tersebut namun berdasarkan pada fakta-fakta yang ditemukan. Sehingga penafsiran tersebut dapat peneliti pertanggung jawabkan. Contoh lain dalam interpretasi yang peneliti lakukan mengenai penelitian ini adalah bahwa “PASANG SURUT KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN UJUNG GENTENG Suatu Tinjauan Sosial Ekonomi 1990 – 2006 banyak halnya mempengaruhi perubahan suatu wilayah tersebut, perubahan tidak terpokus kepada satu hal saja namun semuanya berkaitan satu sisi perubahan yang terjadi bisa menguntungkan namun disisi lain merugikan. Pada proses interpretasi ini, penulis menggunakan pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner merupakan pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu. Dalam hal ini, ilmu sejarah dijadikan sebagai disiplin ilmu utama dalam mengkaji permasalahan penelitian. Untuk membantu mempertajam analisis, penulis menggunakan konsep ilmu-ilmu sosial lainnya seperti ilmu Antropologi dan