Tabel 1. Data Keluarga Dampingan
No Nama
Status Umur
Pendidikan Pekerjaan
Ket
1. Ketut Seria
Kawin 49 th
- Buruh
Bangunan Kepala
Keluarga 2.
Ketut Redani Kawin
45 th -
- Istri
3. Wayan Mandiasa
Kawin 27 th
- Buruh
Bangunan Anak
4. Komang
Agus Muliawan
Belum Kawin
8 th -
- Anak
Perjalanan awal untuk mencapai lokasi rumah Bapak Ketut Seria dapat melalui jalan aspal. Namun, semakin jauh untuk mencapai rumah beliau harus melalui jalan setapak yang hanya dapat
dilalui dengan berjalan kaki atau satu kendaran sepeda motor. Rumah tempat tinggal Bapak Ketut Seria merupakan bantuan program bedah rumah dari pemerintah. Rumah yang sangat sederhana
berukuran kira-kira 5 x 4 meter yang hanya terdiri dari 2 kamar tidur dan 1 Kamar mandi. Beliau tidur bersama istri dan anak keduanya, Komang Agus Muliawan. Dan anak pertama tinggal
sekamar dengan istrinya Nyoman Noviyanti di kamar lainnya.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Penghasilan dari keluarga Bapak Ketut Seria didapatkan dari penghasilannya sebagai buruh bangunan dibantu juga dengan anak pertamanya yang juga sebagai buruh bangunan. Ibu Ketut
Redani juga terkadang membantu suaminya dengan jasa memelihara babi untuk diternak,yang hasilnya di bagi dua dengan si pemilik babi yang merupakan saudaranya sendiri, dan membantu
juga menambah penghasilan juga dengan membuat ceper, hanya saja beliau tidak mampu membantu dalam waktu lama. Keluarga ini tidak memiliki tanah sawah atau kebun sebagaimana
yang banyak dimiliki oleh mayoritas masyarakat Desa Sinabun. Penghasilan yang didapatkan oleh keluarga ini terbilang kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga Bapak Ketut Seria dapat dikatakan tidak menentu, tergantung dari adanya borongan pembangunan bangunan. Selain itu, pendapatan keluarga ini pula
tergantung jumlah permintaan jasa buruh. Pendapatan buruh ini juga didapatkan oleh anak beliau, Wayan Mandiasa yang juga bekerja bersama ayahnya.
Sebagai buruh bangunan, penghasilan yang didapat oleh Ketut Seria untuk keluarga tidak menentu. Penghasilannya didapatkan hanya saat ada permintaan jasa buruh
bangunan. Penghasilan buruh bangunan sebesar Rp 100.000,00 untuk satu hari bekerja. Biasanya pekerjaan buruh bangunan didapat 5 minggu sekali. Namun, apabila tidak ada
borongan, maka Bapak Ketut Seria bisa libur hingga berbulan-bulan. Pada saat tersebut maka keluarga ini harus meminjam uang dari saudara untuk menutupi kebutuhan sehari
– hari. Sedangkan, untuk membantu menambah penghasilan Ibu Ketut Redani biasanya
membantu dengan membuat ceper yang dihargai Rp. 25.000,00 per kresek merah besar yang juga dibantu oleh menantunya Nyoman Noviyanti.
Sebagai pembuat ceper ini juga masih memiliki kendala yaitu apabila tidak adanya daun di pohon kelapa yang mereka miliki. Penghasilan sebagai penjual canang oleh istri
dari Bapak Ketut Seria beserta menantunya cukup membantu agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Biasanya mereka dapat bekerja sebagai pembuat ceper hanya 2-3
kali dalam satu bulan hal ini tergantung dari permintaan warga sekitar yang membutuhkan dan adanya upacara agama.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
a. Kebutuhan Sehari-hari
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak Ketut Seria memerlukan biaya sekitar Rp 1.500.000,00 per bulan untuk konsumsi lauk-pauk, dan
untuk air sekitar Rp. 7.500,00 per bulan, sedangkan untuk listrik masih menempel pada rumah saudara yang berada di sebelah rumahnya.
b. Pendidikan
Dari sisi pendidikan, keluarga Bapak Ketut Seria hanya mampu untuk menyekolahkan anaknya hingga lulus Sekolah Dasar karena pendapatan yang sangat
sedikit. Selain itu, anak pertama dari Bapak Ketut Seria terpaksa berhenti sekolah karena harus membantu bekerja, agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
c. Kesehatan
Untuk kesehatan, keluarga Bapak Ketut Seria sudah memiliki Jaminan Kesehatan. Kartu Keluarga KK dan Kartu Tanda Penduduk KTP beliau pun masih
tersimpan rapi. Bapak Ketut Seria memiliki keadaan fisik yang kurang baik. Bapak Ketut Seria sendiri mengaku tidak memiliki masalah kesehatan tertentu yang membuat
beliau beserta anaknya harus berobat secara rutin ke pusat pelayanan kesehatan. d.
Kerohanian Bapak Ketut Seria dan keluarga memeluk agama Hindu dan menjunjung tradisi
kerohanian Hindu Bali dan adat Desa Sinabun. Kebutuhan kerohanian sehari-hari keluarga beliau adalah untuk membeli bahan-bahan membuat banten persembahyangan.
Pengeluaran dana di bidang ini meningkat bila ada perayaan hari-hari khusus keagamaan.
e. Sosial, dll.
Keperluan-keperluan sosial yang diperlukan, seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki duka sakit, kematian, ngaben ditanggung sendiri oleh Bapak
Ketut Seria.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH