Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Sinabun - Kecamatan Sawan - Kabupaten Binabun.

(1)

PENDAMPING KELUARGA KKN PPM UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2016 COVER

DESA : SINABUN KECAMATAN : SAWAN

KABUPATEN : BULELENG PROVINSI : BALI

I Putu Agus Suarya Wibawa 1308605034

PUSAT PELAYANAN PENGELOLAAN KKN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan selesainya kegiatan KKN-PPM yang saya kerjakan, maka saya: Nama Mahasiswa : I Putu Agus Suarya Wibawa.

NIM : 1308605034.

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN-PPM.

Sinabun, 27 Agustus 2016

Mengetahui/Menyetujui,

Dosen Pembimbing Lapangan KK Dampingan

(Ketut Astawa, S.T, M.T) (Ketut Wasna)

NIP. 196606071997031001

Mengetahui/Menyetujui Perbekel Desa Sinabun


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendampingan Keluarga dengan baik dan kegiatan KKN-PPM Periode XIII tahun 2016 ini dapat berjalan dengan lancar. Program Pendampingan Keluarga (PPK) adalah program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN-PPM di Universitas Udayana serta PPK termasuk dalam program pokok non-tema yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN yang bersifat individu.

Dalam penyelesaian Program Pendampingan Keluarga ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang berkaitan dalam penyelesaian program ini, yaitu:

1. Bapak Ketut Astawa, S.T, M.T, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang telah memberi support, pengarahan dan pendampingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan program ini dengan baik.

2. Bapak Nyoman Sumenada, selaku Perbekel Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng yang membantu saya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Pendampingan Keluarga.

3. Bapak Ketut Wasna, selaku Kepala Keluarga dampingan yang telah bersedia meluangkan waktunya dan dimintai informasi untuk keperluan dari program ini.

4. Teman-teman KKN-PPM Periode XIII tahun 2016 di Desa Sinabun yang telah memberikan semangat dan pendapat dalam pemecahan masalah yang saya hadapi dan kerja samanya selama KKN berlangsung.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan isi dari laporan ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Sinabun, 24 Agustus 2016 Penulis


(4)

DAFTAR ISI

COVER ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 1

1.1 Profil Keluarga Dampingan... 1

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... 2

1.2.1 Pendapatan Keluarga... 2

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 3

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 5

2.1 Permasalahan Keluarga ... 5

2.2 Masalah Prioritas ... 8

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 10

3.1 Program ... 10

3.2 Jadwal kegiatan ... 11

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA ... 16

4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga ... 16

4.2 Hasil Pendampingan Keluarga ... 17

4.3 Kendala Pendampingan Keluarga ... 18

BAB V PENUTUP ... 19

5.1 Simpulan ... 19

5.2 Rekomendasi ... 20


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Profil keluarga Ketut Wasna ... 2 Tabel 3. 1 Jadwal kegiatan keluarga dampingan ... 12


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rumah bapak ketut wasna ... 21

Gambar 2. Dapur keluarga bapak ketut wasna ... 21

Gambar 3. Kondisi tempat dapur keluarga bapak ketut wasna ... 22

Gambar 4. Kondisi rumah keluarga bapak ketut wasna... 22

Gambar 5. Kandang babi yang bersebelahan dengan dapur ... 23

Gambar 6. Berbincang-bincang dengan bapak ketut wasna ... 24

Gambar 7. Berbincang-bincang dengan keluarga bapak ketut wasna ... 24


(7)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1Profil Keluarga Dampingan

Program Pendampingan Keluarga (PPK) merupakan program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN PPM XIII di Universitas Udayana. Pelaksanaan PPK tersebut dimaksudkan untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan kesehatan serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Tujuan PPK adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya.

Sasaran PPK adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) atau keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra sejahtera (Pra-KS) atau keluarga yang mengalami ketertinggalan sehingga perlu pendampingan agar keluar dari ketertinggalannya. Untuk mencapai sasaran itu tidak dapat diwujudkan dalam waktu singkat karena umumnya masalah yang dihadapi keluarga bersifat kompleks dan lebih kepada aspek mental yang tidak mudah berubah. Pada KKN PPM Periode XIII Universitas Udayana ini, penulis memiliki kesempatan untuk mendampingi keluarga Bapak Ketut Wasna, seorang warga di Desa Sinabun.

Keluarga Bapak Ketut Wasna menempati rumah di Dusun Tengah, Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Sehari-hari Bapak Ketut Wasna bekerja sebagai pemulung bersama istrinya. Mereka mempunyai dua orang anak. Anak pertama berumur 12 tahun yang duduk di kelas 5 SD Negeri 1 Sinabun dan anak kedua berumur 9 tahun yang duduk di kelas 4 SD Negeri 1 Sinabun. Pada tabel 1.1 di bawah ini merupakan profil dari keluarga Bapak Ketut Wasna.


(8)

Tabel 1. 1 Profil keluarga Ketut Wasna No. Nama

Lengkap

Status Umur Pendidikan terakhir

Pekerjaan Ket.

1 Ketut Wasna

Kawin 57 tahun Tamat SD Pemulung Kepala keluarga 2 Nengah

Kariati

Kawin 42 tahun Tamat SD Pemulung Istri

3 Wayan Budiyami

Belum kawin

12 tahun Belum sekolah

Pelajar Anak

4 Made Anggara Yasa

Belum kawin

9 tahun Belum sekolah

Pelajar Anak

1.2Ekonomi Keluarga Dampingan

Bapak Ketut Wasna mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluarganya dari pekerjaannya sebagai pemulung bersama istrinya. Selain itu Bapak Ketut Wasna beternak babi untuk membantu menambah penghasilannya untuk menghidupi istri dan kedua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

1.2.1Pendapatan Keluarga

Pendapatan dari keluarga Bapak Ketut Wasna bisa dibilang tidak menentu. Hal ini karena sehari-hari, barang yang didapatkan dari memulung sampah tidak menentu. Ia bersama istrinya memulung sampah di sekitar Desa Sinabun. Jika sudah banyak terkumpul barang yang bisa dijual maka mereka terlebih dahulu menyortirnya dan kemudian dijual. Terkadang jika kondisi Bapak Ketut Wasna tidak enak badan maka ia menghabiskan waktunya untuk istirahat di rumahnya yang sangat sederhana. Jika dirata-ratakan penghasilan per hari dari pekerjaannya sebagai pemulung bersama istrinya sekitar Rp. 40.000 sampai Rp. 60.000 tergantung banyaknya barang yang bisa dijual.


(9)

Untuk menambah penghasilan, Bapak Ketut Wasna memelihara seekor babi. Penghasilan dari memelihara babi ini pun tidak mendapatkan keuntungan yang besar. Penjualan babinya sekitar Rp. 1.000.000 belum termasuk biaya untuk membeli bibit babinya, makanannya sehari-hari dan untuk membesarkan babinya juga relatif lama yaitu sekitar 3 bulan.

1.2.2Pengeluaran Keluarga a. Kebutuhan sehari-hari

Pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak Ketut Wasna lumayan banyak seperti:

 Pengeluaran untuk konsumsi sekitar Rp. 30.000 per hari.  Pengeluaran untuk uang saku kedua anaknya sekitar Rp. 15.000

per hari.

 Pengeluaran listrik sekitar Rp. 10.000 per bulan.

Dan mungkin ada pengeluaran lain yang bersifat mendadak atau yang lainnya seperti biaya jika sakit, membelikan anaknya sepatu, dll.

b. Pendidikan

Keluarga Bapak Ketut Wasna untuk pengeluaran pendidikan anaknya hanya memenuhi kebutuhan seperti membelikan sepatu, tas, buku dan pakaian. Kebutuhan ini pun tidak menentu, seperti kebutuhan untuk membeli sepatu bisa 1 tahun sekali atau lebih cepat. Kebutuhan untuk membeli buku yaitu 1 semester sekali, sedangkan tas dan pakaian bisa bertahan lebih lama sekitar 2-3 tahun. Pengeluaran biaya pendidikan untuk kedua anaknya ini tidak menentu tergantung dari kondisi ekonomi keluarga. Tetapi untuk kedua anaknya sudah memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP) sehingga dari segi biaya pendidikan bisa meringankan sedikit beban dari Bapak Ketut Wasna.


(10)

c. Kesehatan

Pengeluaran di bidang kesehatan untuk keluarga Bapak Ketut Wasna sedikit. Hal ini karena Bapak Ketut Wasna sudah memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) sehingga sangat membantu meringankan pengeluaran keluarga.

d. Kerohanian

Bapak Ketut Wasna dan keluarganya memeluk agama Hindu. Sehari-hari kebutuhan untuk mebanten dari keluarga Bapak Ketut Wasna membuat sendiri. Tetapi jika ada hari raya besar keagamaan, keluarga Bapak Ketut Wasna akan mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli bahan-bahan banten persembahyangan

e. Sosial

Kebutuhan sosial sosial yang dikeluarkan juga tidak menentu karena sifatnya tidak bisa diprediksi seperti sumbangan untuk warga yang sakit, berduka, ngaben, dan kebutuhan sosial lainnya.


(11)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Identifikasi dan prioritas masalah pada keluarga Bapak Ketut Wasna dilakukan dengan beberapa kali kunjungan ke rumahnya. Selama kunjungan dilakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan cara mengobrol ringan sambil mengamati dan membantu pekerjaan rumah keluarga dampingan.

2.1Permasalahan Keluarga

Dalam waktu 5 minggu pendampingan, telah dilakukan 30 kali pertemuan dengan keluarga Bapak Ketut Wasna. Dalam jangka waktu tersebut, telah teridentifikasi beberapa permasalahan yang dialami oleh keluarga Bapak Ketut Wasna sesuai dengan hasil dari perbincangan ringan dan pengamatan penulis. Permasalahan yang dialami oleh keluarga Bapak Ketut Wasna yaitu:

2.1.1.Ekonomi Keluarga

Keluarga Bapak Ketut Wasna termasuk golongan keluarga yang kurang mampu. Hal ini karena kesehariannya Bapak Ketut Wasna dan istrinya hanya bekerja sebagai pemulung. Mereka mencari barang-barang yang bisa dijual seperti mencari botol plastik, botol kaca atau sejenisnya di sekitar Desa Sinabun. Penghasilan dari bekerja sebagai pemulung ini pun bisa dibilang sedikit. Biasanya Bapak Ketut Wasna dan istrinya bisa menjual barang yang didapat dari mengais sampah sekitar Rp. 40.000. Penghasilan per hari ini menurut Bapak Ketut Wasna tidak menentu. Terkadang bisa mendapatkan penghasilan di bawah Rp. 40.000, tetapi jika banyak mendapatkan barang maka pendapatan per harinya bisa mencapai Rp. 60.000.

Untuk membantu menambah penghasilannya, Bapak Ketut Wasna memelihara 1 ekor babi. Hasil dari penjualan babi ini pun menurut istrinya sedikit. Sebelumnya mereka membeli bibit babi dengan harga Rp. 450.000 dan setelah 3 bulan menjualnya dengan harga sekitar 1 juta. Penjualan dari memelihara babi itu pun belum terhitung makanannya sehari-hari. Menurut Ibu Nengah Kariati, istri dari Bapak Ketut Wasna penjualan dari memelihara babi ini tidak sangat membantu dalam


(12)

menambah penghasilan keluarga tetapi bisa menambah sedikit pendapatan dari keluarga Bapak Ketut Wasna.

Menurut Bapak Ketut Wasna, pengeluaran sehari-hari untuk makan, jajan kedua anaknya, dan pengeluaran lainnya sekitar Rp. 45.000 akan tetapi jika pendapatannya sedikit maka keluarga Bapak Ketut Wasna akan mengirit dan mengurangi pengeluaran untuk membeli beras dan lauk.

Sedikitnya pendapatan yang didapatkan oleh keluarga Bapak Ketut Wasna mengakibatkan banyaknya kebutuhan penting yang diabaikan oleh keluarga Bapak Ketut Wasna seperti kondisi rumah yang kurang sehat, tidak adanya kamar mandi dan WC dan akses air yang tidak ada.

2.1.2.Pendidikan

Bapak Ketut Wasna mempunyai dua orang anak. Anak pertama duduk di kelas 5 SD dan anak kedua duduk di kelas 4 SD. Masalah pendidikan yang penulis dapatkan yaitu rendahnya keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini karena rendahnya penghasilan yang didapatkan Bapak Ketut Wasna dan ditambah dengan pemikiran masyarakat yang kebanyakan menganggap pendidikan kurang menjamin pekerjaan yang didapatkannya.

2.1.3.Kesehatan

Masalah kesehatan pada keluarga Bapak Ketut Wasna kurang terjaga. Tempat penyimpanan air minum salah satunya. Tempat tersebut tidak tertutup rapat. Hal ini akan menjadi tempat bertelur nyamuk jika dibiarkan terus menerus.

Tidak hanya itu, disamping dapurnya Bapak Ketut Wasna memelihara seekor babi. Hal ini menyebabkan bau dari kotoran babi sampai ke dapur dan bakteri pada kandang babi tersebut juga memungkinkan masuk ke dapur karena letaknya berdekatan.

Makanan yang dikonsumsi keluarga Bapak Ketut Wasna pun bisa dibilang kurang bergizi karena sehari-hari mereka makan dengan lauk tahu dan tempe. Tetapi jika ada penghasilan lebih keluarga Bapak Ketut


(13)

Wasna bisa membeli ikan pindang atau daging lainnya. Porsi makanan mereka pun sedikit karena keterbatasan penghasilan per harinya.

Kondisi kesehatan di rumah Bapak Ketut Wasna pun semakin buruk karena barang hasil memulung seperti plastik bekas dan yang lainnya ditaruh di dekat kamar tidur dan menambah kumuh tempat tinggalnya. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena tidak adanya tempat yang cukup untuk menaruh barang-barang hasil memulung dan barang hasil memulung tidak langsung dijual melainkan masih dilakukan penyortiran terlebih dahulu sebelum dijual.

Tempat tidur keluarga Bapak Ketut Wasna juga tidak tertata rapi, pencahayaan yang kurang dan ditambah sempitnya ukuran kamar menambah ketidaknyamanan dari kamar tersebut. Hal ini karena keluarga Bapak Ketut Wasna hanya memiliki 2 kamar untuk tidur, satu kamar untuk 2 orang anaknya dan 1 kamar untuk Bapak Ketut Wasna dan istrinya.

Sehari-hari Bapak Ketut Wasna memulung sampah di sekitar Desa Sinabun, tetapi jika kondisi badannya tidak memungkinkan maka ia hanya diam di rumah sederhananya untuk istirahat. Hal ini karena Bapak Ketut Wasna mengidap penyakit rematik dan kondisi fisiknya pun sudah melemah.

2.1.4.Tempat Tinggal

Rumah keluarga Bapak Ketut Wasna sangat sederhana. Rumah mereka berukuran kira-kira 8 x 5 meter. Halaman rumahnya pun tidak ada dan hanya terdapat jalan tanah untuk akses ke dapur dan kamar tidur.

Terdapat 2 bangunan yaitu rumah tempat tidur dan dapur. Tidak terdapat kamar mandi dan WC menyebabkan keluarga Bapak Ketut Wasna melakukan MCK ke telabah (cabang saluran dari sungai). Kondisi dari dapurnya pun bisa dikatakan kurang baik. Hal ini karena tidak adanya ventilasi yang cukup ditambah keluarga Bapak Ketut Wasna memasaknya masih menggunakan kayu bakar yang menyebabkan asap hasil memasak tidak langsung keluar karena kurangnya ventilasi. Bangunan yang kedua


(14)

yaitu bangunan rumah yang hanya memiliki 2 kamar tidur berukuran kira-kira 2 x 2 meter dan beratap seng yang jika hujan lebat terkadang rumahnya bocor.

Secara umum tempat tinggal keluarga Bapak Ketut Wasna kurang layak untuk dihuni karena tempat tinggalnya yang kecil dan kurang terjaga kebersihannya. Tempat tidur dan dapurnya kurang ventilasi yang menyebabkan kamarnya lembab dan ditambah ukuran kamarnya sangat kecil sekitar 2 x 2 meter. Bangunan tempat tidurnya pun tidak terjaga kebersihannya karena barang hasil memulung ditaruh di sana. Bangunan dapurnya juga kurang layak karena bangunannya sudah lama, kurangnya ventilasi dapur dan dapurnya beralaskan tanah.

2.1.5.Air Bersih

Keluarga Bapak Ketut Wasna tidak memiliki air SPAMDES. Bapak Ketut Wasna mengaku tidak memasang air SPAMDES karena tidak memiliki biaya nantinya untuk membayar iuran per bulannya.

Sehari-hari keluarga Bapak Ketut Wasna menggunakan air telabah (cabang saluran dari sungai) untuk kebutuhan MCK. Untungnya jarak rumah ke telabah cukup dekat kira-kira 100 meter. Tetapi hal ini akan jadi masalah jika ingin buang air besar atau yang lainnya yang bersifat mendadak pada malam hari. Istri Bapak Ketut Wasna juga menggunakan air telabah untuk mencuci piring dan perabotan dapurnya. Sedangkan untuk air minum, mereka meminta air SPAMDES dari tetangga.

2.2Masalah Prioritas

Berdasarkan identifikasi atas masalah-masalah yang sudah dilakukan maka dapat ditentukan prioritas dari masalah yang dapat penulis bantu mencarikan jalan keluarnya. Prioritas masalah dari lima permasalahan di atas adalah masalah kesehatan, ekonomi, dan pendidikan.

Keluarga Bapak Ketut Wasna sangat perlu untuk memperhatikan kesehatannya sehingga nantinya mampu menghadapi dan memperbaiki permasalahan-permasalahan lainnya ke depannya. Peningkatan pendapatan


(15)

juga harus dipikirkan karena kesehariannya Bapak Ketut Wasna hanya bekerja sebagai pemulung dan diharapkan mampu mengambil kerja sampingan untuk menambah penghasilan dan tentunya pekerjaan sampingan yang tidak terlalu berat. Pendidikan untuk anaknya juga tidak bisa dikesampingkan demi mengubah nasib anaknya menjadi lebih sukses dari orang tuanya sehingga nantinya bisa bisa menjadi orang yang berguna bagi semua orang.


(16)

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1Program

Berdasarkan identifikasi permasalahan dan prioritas masalah yang sudah ditentukan maka diperlukan pemecahan permasalahan tersebut berupa usulan solusi kepada keluarga Bapak Ketut Wasna. Solusi dari permasalahan yang ada pun tentunya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan dari keluarga Bapak Ketut Wasna dan juga memungkinkan untuk dilaksanakan dalam waktu 5 minggu.

Adapun solusi dari permasalahan berupa saran-saran dan motivasi terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh keluarga Bapak Ketut Wasna yaitu: 3.1.1Program Peningkatan Kesehatan Keluarga Dampingan

Kesehatan merupakan hal yang paling penting. Hal ini karena untuk menjalankan kegiatan sehari-hari dengan optimal tentunya kondisi tubuh harus sehat. Kondisi tubuh yang sehat tentunya juga akan mendukung pekerjaan sehari-hari dan pekerjaan yang dilakukan bisa lebih optimal. Pada program peningkatan kesehatan keluarga dampingan ini penulis menyarankan kepada keluarga Bapak Ketut Wasna untuk menerapkan pola prilaku bersih dan sehat (PHBS). Perilaku hidup bersih dan sehat ini yaitu:

 Menutup tempat penyimpanan air karena pengamatan penulis tempat penyimpanan air di dapur tidak tertutup dengan rapat.

 Menyarankan menjaga kebersihan kandang babi karena kandang babi letaknya di samping dapur supaya bakteri yang ada pada kandang babi tidak menyebar ke dapur. Penulis juga menyarankan jika memungkinkan kandang babinya dipindahkan ke tempat lain yang jauh dari dapur dan tempat tidur.

 Untuk kamar tidur penulis menyarankan supaya tiap harinya membersihkan dan merapikan tempat tidur supaya tempat tidur bisa lebih nyaman dan bersih. Penulis juga menyarankan agar membuka pintu kamar ketika siang hari dan mereka berada di rumah, hal ini karena kurangnya ventilasi udara sehingga ada sirkulasi udaranya.


(17)

 Untuk penyimpanan barang bekas yang belum disortir, penulis juga menyarankan agar diletakkan dengan rapi dan sebisa mungkin jauh dari tempat tidur dan dapur.

 Masalah penyakit rematik yang diderita Bapak Ketut Wasna, penulis menyarankan untuk istirahat dirumah jika kondisi badan sakit dan menyarankan agar memeriksakannya ke puskesmas terdekat karena sudah memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).

3.1.2Program Peningkatan Pendapatan Keuangan Keluarga Dampingan

Pendapatan keluarga Bapak Ketut Wasna bisa dibilang tidak menentu dan sangat kecil. Oleh karena hal tersebut, penulis memberikan saran untuk meningkatkan pendapatan keuangan keluarga Bapak Ketut Wasna dengan beternak ayam karena hanya memerlukan tempat yang tidak terlalu besar mengingat rumah Bapak Ketut Wasna tergolong kecil yaitu sekitar 8 x 5 meter. Beternak merupakan salah satu pekerjaan yang cocok untuk keluarga Bapak Ketut Wasna karena tidak memerlukan waktu yang lama. Hal ini bisa menjadi pengisi waktu luang oleh Bapak Ketut Wasna sehabis memulung untuk menambah pendapatannya.

3.1.3Program Motivasi untuk Pendidikan

Pendidikan sangat penting untuk masa depan kita. Hal ini juga berlaku untuk anak Bapak Ketut Wasna. Oleh karena itu penulis memberikan saran dan motivasi untuk tetap semangat belajar bagaimanapun kondisinya. Penulis juga memberikan motivasi untuk bersekolah setinggi tingginya agar nantinya bisa meraih cita-cita yang diinginkan dan membantu meringankan beban orang tua sehingga nantinya bisa berguna bagi semua orang.

3.2Jadwal kegiatan

Kegiatan Keluarga Dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah Bapak Ketut Wasna sebanyak 30 kali dalam lima minggu pelaksanaan KKN PPM. Kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut terlihat pada tabel 3.1 di bawah ini.


(18)

Tabel 3. 1 Jadwal kegiatan keluarga dampingan

No. Tanggal Waktu Durasi Kegiatan 1 25 Juli

2016

19.00 - 21.00

2 jam Perkenalan dengan keluarga Bapak Ketut Wasa

2 27 Juli 2016

08.00 - 11.00

3 jam Berbincang-bincang dengan Bapak Ketut Wasna untuk mencari tahu informasi detail keluarga Bapak Ketut Wasna

3 2 Agustus 2016

18.00 - 20.00

2 jam Berbincang-bincang dengan Bapak Ketut Wasna untuk mencari tahu informasi detail keluarga Bapak Ketut Wasna

4 6 Agustus 2016

09.00 - 13.00

4 jam Berbincang-bincang dengan Bapak Ketut Wasna untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi keluarga Bapak Ketut Wasna

5 6 Agustus 2016

16.00 - 18.00

2 jam Berbincang-bincang dengan Wayan Budiyami, anak pertama Bapak Ketut Wasna

6 7 Agustus 2016

08.30 - 10.30

2 jam Berbincang-bincang dengan Ibu Nengah Kariati, istri dari Bapak Ketut Wasna untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi keluarga Bapak Ketut Wasna

7 7 Agustus 2016

18.00 - 21.00

3 jam Berbincang-bincang dengan Made Anggara Yasa, anak kedua Bapak Ketut Wasna

8 8 Agustus 2016

14.30 - 19.30

5 jam Mengobrol ringan dengan kedua anak dari Bapak Ketut Wasna


(19)

9 9 Agustus 2016

07.30 - 09.30

2 jam Berbincang-bincang dengan Bapak Ketut Wasna sambil mengidentifikasi potensi yang dimiliki supaya bisa menambah penghasilannya.

10 9 Agustus 2016

19.00 - 22.00

3 jam Berbincang-bincang dengan Ibu Nengah Kariati sambil mengidentifikasi potensi yang dimiliki supaya bisa menambah penghasilannya.

11 10 Agustus 2016

07.00 - 11.00

4 jam Mengobrol ringan dengan Bapak Ketut Wasna sambil memberikan informasi pentingnya hidup sehat

12 10 Agustus 2016

18.00 - 22.00

4 jam Mengobrol ringan dengan Bapak Ketut Wasna sambil memberikan informasi pentingnya hidup sehat

13 11 Agustus 2016

07.30 - 10.30

3 jam Mengobrol ringan dengan Ibu Nengah Kariati sambil memberikan informasi pentingnya hidup sehat dan menjaga kebersihan rumah

14 11 Agustus 2016

17.00 - 22.00

5 jam Mengobrol ringan dengan Ibu Nengah Kariati sambil memberikan informasi pentingnya hidup sehat dan menjaga kebersihan rumah

15 12 Agustus 2016

13.00 - 18.00

5 jam Mengobrol ringan dengan Bapak Ketut Wasna dan istrinya

16 13 Agustus 2016

12.30 - 15.30

3 jam Bermain bersama Made Anggara Yasa sambil memberikan informasi pentingnya menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan

17 13 Agustus 2016

18.30 - 20.30

2 jam Mengobrol dengan Wayan Budiyami sambil memberikan informasi


(20)

pentingnya menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan

18 14 Agustus 2016

08.00 - 12.00

4 jam Berbincang-bincang dengan Bapak Ketut Wasna sambil memberikan informasi mengenai potensi usaha tambahan yang cocok untuk keluarganya 19 14

Agustus 2016

13.00 - 18.00

5 jam Berbincang-bincang dengan Ibu Nengah Kariati sambil memberikan informasi mengenai potensi usaha tambahan yang cocok untuk keluarganya

20 15 Agustus 2016

11.00 - 14.00

3 jam Mengobrol dengan Bapak Ketut Wasna dan istrinya untuk memberikan informasi mengenai potensi beternak ayam untuk menambah penghasilan keluarganya

21 15 Agustus 2016

18.00 - 20.00

2 jam Mengobrol dan membantu pekerjaan rumah Ibu Nengah Kariati

22 16 Agustus 2016

07.30 - 09.30

2 jam Mengobrol dengan Bapak Ketut Wasna dan istrinya untuk memberikan informasi mengenai potensi beternak ayam untuk menambah penghasilan keluarganya

23 16 Agustus 2016

15.00 - 18.00

3 jam Membantu pekerjaan Ibu Nengah Kariati dan memberikan informasi untuk tetap menjaga kebersihan kandang babi yang dipeliharanya

24 17 Agustus 2016

09.30 - 11.30

2 jam Berbincang-bincang dengan Made Anggara Yasa sambil memberikan motivasi agar semangat dalam belajar


(21)

25 17 Agustus 2016

14.00 - 18.00

4 jam Berbincang-bincang dengan Wayan Budiyami sambil memberikan motivasi agar semangat dalam belajar dan supaya bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

26 20 Agustus 2016

17.00 - 20.00

3 jam Mengobrol sambil membantu pekerjaan rumah Ibu Nengah Kariati

27 21 Agustus 2016

13.00 - 18.00

5 jam Berbincang-bincang dengan Bapak Ketut Wasna dan istrinya dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai pentingnya pendidikan untuk anak 28 22

Agustus 2016

13.00 - 17.00

4 jam Berbincang-bincang dengan Bapak Ketut Wasna dan istrinya dengan tujuan memotivasi agar melanjutkan menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi jika anaknya sudah lulus SD

29 23 Agustus 2016

13.00 - 16.00

3 jam Mengobrol sambil membantu pekerjaan rumah Ibu Nengah Kariati dan suaminya

30 25 Agustus 2016

03.00 - 05.00

2 jam Perpisahan dengan keluarga Bapak Ketut Wasna


(22)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1Pelaksanaan Pendampingan Keluarga

Pelaksanaan pendampingan keluarga yang dilakukan secara bertahap di tempat tinggal Bapak Ketut Wasna.

 Waktu

Waktu dari pelaksanaan program pendampingan keluarga Bapak Ketut Wasna ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa atau disingkat JKEM yang wajib dipenuhi oleh semua mahasiswa yaitu minimal 15 kali pertemuan dengan keluarga dampingan selama 5 minggu. Selama 5 minggu pelaksanaan program keluarga dampingan, penulis melakukan 30 kali kunjungan dengan total waktu kunjungan selama 96 jam.

 Lokasi

Lokasi dari keluarga dampingan penulis adalah rumah dari keluarga Bapak Ketut Wasna yang berlokasi di Dusun Tengah, Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng.

 Kegiatan Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan dari program keluarga dampingan ini berupa kunjungan ke rumah Bapak Ketut Wasna. Dalam setiap kunjungan, penulis melakukan perbincangan ringan bersama Keluarga Bapak Ketut Wasna baik itu dengan Bapak Ketut Wasna sendiri, istrinya dan kedua anaknya. Hal ini dilakukan supaya terciptanya suasana yang nyaman dan santai sehingga nantinya mereka bisa menceritakan permasalahan yang ada dan bisa mempertimbangkan atau menerima solusi yang ditawarkan oleh penulis.

Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan ini dilakukan sebanyak 30 kali selama 5 minggu dengan rata-rata 3,2 jam untuk tiap kunjungan


(23)

yang penulis lakukan sehingga total kunjungan yang dilakukan mencapai 96 jam.

4.2Hasil Pendampingan Keluarga

 Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan

Pada bidang kesehatan, penulis sudah memberikan informasi tentang pentingnya menjaga kesehatan badan dan kebersihan lingkungan sebab kesehatan adalah hal paling penting yang akan mendukung segala aktivitas lainnya seperti mencari nafkah. Penulis juga sudah memberikan informasi mengenai pentingnya menerapkan pola prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) beserta contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut pengamatan penulis, informasi yang disampaikan mengenai PHBS beberapa sudah mulai diterapkan seperti menutup rapat tempat penampungan air dan selalu menjaga kebersihan kandang babi yang dimiliki oleh keluarga Bapak Ketut Wasna.

 Pendampingan Keluarga di Bidang Ekonomi

Pada bidang ekonomi, penulis sudah memberikan saran mengenai usaha sampingan yang cocok untuk keluarga Bapak Ketut Wasna yaitu beternak ayam atau menambah jumlah babi yang dipeliharanya. Beternak ayam lebih direkomendasikan oleh penulis karena mengingat lahan rumah dari keluarga Bapak Ketut Wasna yang sempit dan modal untuk beternak ayam lebih kecil daripada beternak babi.

Semua saran dari penulis ditanggapi dengan positif oleh keluarga Bapak Ketut Wasna. Tetapi, menurut pengamatan penulis, saran yang diberikan belum diterapkan. Hal ini mungkin karena terbatasnya dana untuk beternak ayam atau alasan lainnya. Penulis menyadari akan hal ini dan mungkin membutuhkan pertimbangan yang matang dan proses yang lama untuk menerapkan saran yang diberikan dikarenakan terbatasnya dana yang dimiliki oleh Bapak Ketut Wasna.


(24)

 Pendampingan Keluarga di Bidang Pendidikan

Pada bidang pendidikan, penulis sudah memberikan informasi mengenai pentingnya pendidikan untuk anak-anak dan nantinya akan berguna untuk mereka sendiri. Penulis juga memberikan motivasi ketika lulus SD supaya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga nantinya anak-anak dari Bapak Ketut Wasna bisa meraih cita-cita yang diinginkannya dan menjadi anak yang berguna bagi semua orang.

Informasi dan motivasi dari penulis diterima dengan positif oleh keluarga Bapak Ketut Wasna karena mereka juga berharap nantinya anak-anak mereka bisa mendapatkan kehidupan yang lebih bagus dari orang tuanya dan bisa berguna bagi semua orang.

4.3Kendala Pendampingan Keluarga

Terdapat beberapa kendala yang dialami penulis alami selama menjalankan program pendamping keluarga ini seperti sulitnya bertemu dengan kedua anak dari Bapak Ketut Wasna. Hal ini karena anak pertama yaitu Wayan Budiyami dan anak ke dua yaitu Made Anggara Yasa mengikuti les yang diadakan di sekolahnya yaitu SD Negeri 1 Sinabun. Tetapi hal ini bisa penulis atasi dengan cara mengatur jam untuk bertemu keluarga dampingan khususnya dengan kedua anak dari Bapak Ketut Wasna setelah selesai les.

Selain hal tersebut terdapat anjing galak yang dimiliki oleh tetangga Bapak Ketut Wasna sehingga penulis sering mengajak beberapa teman untuk bersama-sama mengunjungi rumah Bapak Ketut Wasna. Tetapi hal ini bisa diatasi karena seiring waktu anjing tersebut sudah akrab dengan penulis.


(25)

BAB V PENUTUP

5.1Simpulan

Bapak Ketut Wasna memiliki seorang istri, satu anak laki-laki dan satu anak perempuan yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 4 dan 5. Keluarga Bapak Ketut Wasna merupakan keluarga yang kurang mampu. Hal ini karena rata-rata pendapatan per harinya berkisar antara Rp. 40.000 sampai Rp. 60.000 sedangkan pengeluarannya berkisar antara Rp. 35.000 sampai Rp. 55.000. Rumah dari Bapak Ketut Wasna tergolong rumah yang kurang layak huni.

Keluarga Bapak Ketut Wasna tidak memiliki bangunan untuk MCK. Sehari-harinya untuk kebutuhan MCK keluarga Bapak Ketut Wasna melakukannya di telabah (cabang saluran dari sungai).

Permasalahan yang ada dan solusi yang disarankan penulis yaitu:

 Pada bidang kesehatan, keluarga Bapak Ketut Wasna kurang memperhatikan kesehatan badan dan kebersihan lingkungan rumahnya. Hal ini membuat penulis memberikan informasi mengenai pentingnya prilaku hidup bersih dan sehat serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

 Pada bidang ekonomi, pendapatan Bapak Ketut Wasna bisa dibilang sedikit dan hanya cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini membuat penulis memberikan saran usaha sampingan yang cocok untuk keluarga Bapak Ketut Wasna yaitu beternak ayam.

 Pada bidang pendidikan, pendapatan Bapak Ketut Wasna bisa dibilang sedikit dan kebanyakan masyarakat menganggap pendidikan kurang menjamin pekerjaan yang didapatkannya. Hal ini membuat penulis memberikan informasi tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya dan memotivasi agar melanjutkan pendidikan anak-anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi supaya mereka bisa meraih cita-citanya dan bisa berguna bagi semua orang.


(26)

5.2Rekomendasi

Dalam pemecahan bidang kesehatan baik itu kesehatan badan dan kebersihan rumah, diharapkan keluarga Bapak Ketut Wasna memperoleh program bedah rumah sehingga rumah Bapak Ketut Wasna menjadi lebih layak untuk dihuni.

Selain hal tersebut, diharapkan rumah Bapak Ketut Wasna dibuatkan bangunan untuk MCK dan memperoleh bantuan akses air bersih sehingga keluarga Bapak Ketut Wasna bisa menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Untuk menambah penghasilan keluarga, maka diharapkan Bapak Ketut Wasna mampu memanfaatkan lahan kosong rumahnya sebagai usaha sampingan misalnya beternak ayam.


(27)

LAMPIRAN

Gambar 1. Rumah bapak ketut wasna


(28)

Gambar 3. Kondisi tempat dapur keluarga bapak ketut wasna


(29)

(30)

Gambar 6. Berbincang-bincang dengan bapak ketut wasna


(31)

(1)

5.2Rekomendasi

Dalam pemecahan bidang kesehatan baik itu kesehatan badan dan kebersihan rumah, diharapkan keluarga Bapak Ketut Wasna memperoleh program bedah rumah sehingga rumah Bapak Ketut Wasna menjadi lebih layak untuk dihuni.

Selain hal tersebut, diharapkan rumah Bapak Ketut Wasna dibuatkan bangunan untuk MCK dan memperoleh bantuan akses air bersih sehingga keluarga Bapak Ketut Wasna bisa menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Untuk menambah penghasilan keluarga, maka diharapkan Bapak Ketut Wasna mampu memanfaatkan lahan kosong rumahnya sebagai usaha sampingan misalnya beternak ayam.


(2)

LAMPIRAN


(3)

Gambar 3. Kondisi tempat dapur keluarga bapak ketut wasna


(4)

(5)

Gambar 6. Berbincang-bincang dengan bapak ketut wasna


(6)