Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Sinabun - Kecamatan Sawan - Kabupaten Binabun.

(1)

i

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2016

DESA : SINABUN

KECAMATAN : SAWAN

KABUPATEN : BULELENG

PROVINSI : BALI

Komang Ayu Puspa Warni 1321405012

PUSAT PELAYANAN PENGELOLAAN KKN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA


(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan selesainya kegiatan KKN-PPM yang saya kerjakan, maka saya: Nama Mahasiswa : Komang Ayu Puspa Warni

No. Mahasiswa : 1321405012

Fakultas : FISIP (Program Studi Ilmu Komunikasi)

Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN-PPM.

Sinabun, 27 Agustus 2015

Mengetahui/Menyetujui,

Dosen Pembimbing Lapangan KK Dampingan

(Ketut Astawa, S.T, M.T.) (Gusti Putu Adi Santosa )

NIP. 19660607 199703 1 001

Mengetahui/Menyetujui Perbekel Desa Sinabun


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Izin dan Kuasa-Nya lah, saya dapat menyelesaikan Laporan Pendampingan Keluarga dengan baik dan kegiatan KKN-PPM Periode XI tahun 2015 ini dapat berjalan dengan lancar. Laporan ini disusun bertujuan untuk memenuhi persyaratan laporan KKN-PPM Periode XIII tahun 2016, dimana Program Pendampingan Keluarga (PPK) adalah program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN-PPM di Universitas Udayana serta PPK termasuk dalam program pokok non-tema yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiwa peserta KKN yang bersifat individu.

Dalam penyelesaian Program Pendampingan Keluarga ini, saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang berkaitan dalam penyelesaian program ini, yaitu:

1. Bapak Ketut Astawa, S.T, M.T, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang telah memberi support, pengarahan dan pendampingan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan program ini dengan baik.

2. Bapak Nyoman Sumenada, selaku Perbekel (Kepala) Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng yang membantu saya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Pendampingan Keluarga.

3. Bapak Gusti Putu Adi Santosa, selaku Kepala Keluarga dampingan yang telah bersedia meluangkan waktunya dan dimintai informasi untuk keperluan dari program ini. 4. Teman-teman KKN-PPM Periode XIII tahun 2016 di Desa Sinabun yang telah

memberikan semangat dan pendapat dalam pemecahan masalah yang saya hadapi dan kerjasamanya selama KKN berlangsung.

Saya menyadari betul bahwa laporan ini jauh dari yang standar sempurna, maka dari itu Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan isi dari laporan ini. Akhir kata Saya mengucapkan terima kasih.

Sinabun, 27 Agustus 2016


(4)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

I. GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 1

1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 1

1.2 Eonomi Keluarga Dampingan ... 2

1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 3

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 4

II. IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 6

2.1 Permasalahan Keluarga ... 6

2.2 Masalah Prioritas... 8

III. USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 9

3.1 Program ... 9

3.2 Jadwal Kegiatan ... 10

IV. PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA .... 14

V. PENUTUP ... 15

5.1 Simpulan... ... 15

5.2 Rekomendasi ... 15


(5)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Keluarga Dampingan... Error! Bookmark not defined.


(6)

1

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Program Pendampingan Keluarga (PPK) merupakan program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN PPM XI di Universitas Udayana. Pelaksanaan PPK tersebut dimaksudkan untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan kesehatan serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Tujuan PPK adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya.

Sasaran PPK adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) atau keluarga yang tergolong kedalam keluarga pra sejahtera (Pra-KS) atau keluarga yang mengalami ketertinggalan sehingga perlu pendampingan agar keluar dari ketertinggalannya. Untuk mencapai sasaran itu tidak dapat diwujudkan dalam waktu singkat. Karena pada umumnya, masalah yang dihadapi keluarga bersifat kompleks dan lebih kepada aspek mental dan psikolagi masing-masing individu yang tergabung dalam sebuah keluarga tersebut tidak mudah atau bahkan sangat sulit untuk berubah. Pada KKN PPM Periode XIII Universitas Udayana ini, penulis memiliki kesempatan untuk mendampingi keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa, seorang warga Desa Sinabun yang memiliki sejumlah permasalahan kompleks dalam menghidupi keluarganya.

Keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa menenpati rumah di Dusun Jero, Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Bapak Gusti Putu Adi Santosa ini tidak memiliki pekerjaan yang menetap karena latar belakang pendidikan dan ilmu mengenai yang dimiliki sangatlah terbatas. Bapak Gusti Putu Adi Santosa tinggal bersama istri dan 1 orang anak perempuannya yang baru berusia 1 tahun 4 bulan serta Ibu kandung dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa yang bernama ……….. Putri satu-satunya itu bernama Gusti Ayu Putu Apriliani. Sedangkan Istri dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa bernama Putu Astini


(7)

2

No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket

1. Gusti Putu Adi Santosa

Kawin 22th SD Buruh

Bangunan

Kepala Keluarga

2. Putu Astini Kawin 19 th SD Ibu Rumah

Tangga

Istri

3. Gusti Ayu Putu Apriliani

Belum Kawin

1 tahun 4 bulan

- - Anak

4. Ketut Suarti Janda 40 th - Buruh

pengayah tukang

Ibu

Perjalanan awal untuk mencapai lokasi rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosa dapat melalui jalan aspal. Namun, semakin jauh untuk mencapai rumah beliau harus melalui jalan setapak yang hanya dapat dilalui dengan sepeda motor ataupun berjalan kaki. Sepanjang jalan menuju rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosa terdapat sawah dan kebun-kebun di samping jalan dan tidak dilengkapi dengan lampu penerangan jalan. Kamar tempat tinggal Bapak Gusti Putu Adi Santosa sangat sederhana yang berukuran kira-kira 3 x 4 meter. Meskipun telah menikah, Bapak Gusti Putu Adi Santosa masih tinggal dan tidur bersama ibunya oleh sebab tidak memiliki rumah untuk di tempati dan hanya memiliki 1 bilik kamar saja sebagai tempat berlindung bersama keluarganya. Sedangkan untuk keperluan penggunaan dapur dan kamar amndi, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa memilih menggunakan kamar mandi dan dapur secara bersama dengan anggota keluarga lainnya.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Penghasilan dari keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa ini didapatkan dari penghasilan Bapak Gusti Putu Adi Santosa sendiri yang bekerja sebagai Burruh bangunan dan terkadang jika sewaktu-waktu Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak mendapatkan pekerjaan atau proyek tambahan, maka yang bekerja adalah ibu dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa yakni Ibu Ketut Suarti Yang bekerja sebagai buruh pengayah tukang. Bapak Gusti Putu Adi Santosa juga terkadang mengambil pekerjaan serabutan lainnya agar dapat menyambung hidup dan menopang kebutuhan anak, istri serta ibu kandungnya. Namun walaupun demikian, bukan tidak jarang pula Bapak Gusti Putu Adi Santosa harus terpaksa berdiam diri dirumah karena tidak ada satu pekerjaanpun yang dating menghampirinya ataupun pekerjaan yang bisa beliau bisa diambil. Keluarga ini tidak memiliki tanah sawah atau kebun sebagaimana yang banyak


(8)

3 dimiliki oleh mayoritas masyarakat Desa Sinabun. Penghasilan yang didapatkan oleh keluarga ini terbilang kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

1.2.1Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa dapat dikatakan tidak menentu, tergantung pada kondisi dan situasi yang terjadi saat itu. Jika banyak tawaran pembangunan proyek di dapatkan oleh Bapak Gusti Putu Adi Santosa, maka dapat dikatakan bahwa kehidupan keluarga dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa akan terjamin selama beberapa hari. Namun jika pekerjaan ataupun tawaran pembangunan enggan untuk menghampiri beliau, maka tidak ada pilihan lain bagi keluarga kecil ini untuk bertahan hidup selain meminta pertolongan tetangga ataupun kerabat agar bersedia membantu mereka.. Selain itu, pendapatan keluarga ini pula dibantu oleh sang ibu yang memelihara ternak Babi milik orang lain, namun di rawat dan di pelihara oleh sang ibu, sehingga apabila babi tadi terjual, maka keuntungan akan di bagi dua oleh pemilik kepada ibu dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa. Namun lagi-lagi, pendapatan dari usaha tersebut juga tidak menentu, biasanya, pada saat-saat hari raya keagamaan maka usaha ternak babi ibu dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa akan cepat membuahkan hasil dan mendapat keuntungan. Karena jumlah pembeli dari babi akan jauh meningkat. Oelh karena Bapak Gusti Putu Adi Santosa memiliki anak dibawah lima tahun dan cenderung masih membutuhkan snag ibu, maka Bapak Gusti Putu Adi Santosa memutuskan untuk tidak member ijin kepada sang istri untuk turut ikut bekerja karena beliau mengkhawatirkan tumbuh kembang sang anak.

Sebagai buruh bangunan, penghasilan yang didapat oleh Bapak Gusti Putu Adi Santosa untuk keluarga tidak menentu. Penghasilannya didapatkan hanya saat ada pekerjaan atau proyek yang menghampiri. Penghasilan buruh bangunan sebesar Rp 100.000,00 untuk satu hari bekerja dari pukul 08.00-17.00 wita. Biasanya pekerjaan sebagai buruh bangunan didapat melalui relasi pekerja sesame buruh bangunan yang saling menawarkan pekerjaan. Namun tidak menutup kemungkinan dalam sebulan Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak mendapat tawaran pekerjaan sama sekali.

Sebagai seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai buruh bangunan, Bapak Gusti Putu Adi Santosa juga masih memiliki kendala yaitu apabila musim hujan mulai datang, maka tawaran pekerjaan atau proyek dapat dikatakan akan jarang menghampirinya atau bahkan tidak ada sama sekali. Penghasilan sebagai buruh


(9)

4 Biasanya hanya mampu bertahan beberapa hari pasca pekerjaan usai, untuk hari-hari berikutnya Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan istri terpaksa harus pintar-pintar meminimalisir pengeluaran dan berusaha mencari pekerjaa yang bisa diambil demi menyambung hidup mereka..

Penghasilan Ibu Ketut Suarti sebagai pengayah tukang juga tidak menentu. Di setiap hari kerja, Ibu Ketut Suarti hanya mendapatkan upah sebesar Rp. 70.000 per hari yang dihitung dari pukul 08.00 pagi sampai dengan 17.00 sore. Sama halnya dengan Bapak Gusti Putu Adi Santosa, terkadang sang Ibu dalam sebulan belum tentu memiliki pekerjaan ataupun mendapat tawaran bekerja dari rekan seprofesinyanya. Hal ini kemudian kembali memperparah jumlah pendapat keluarga ini dalm sebulan yang membuat anggota keluarga lainnya seperti istri dan anak terpaksa harus makan dan membeli kebutuhan hidup secukupnya. Namun demikian, betapapun kekurangan yang menimpa keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa, beliau enggan untuk mengeluh dan tetap berusaha menghasilkan sesuatu setiap harinya agar mampu menghidupi keluarga kecilnya beserta sang ibu yang walaupun tidak jarang nasib berkekurangan tersebut dating tanpa henti..

1.2.2Pengeluaran Keluarga

a. Kebutuhan Sehari-hari

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa memerlukan biaya sekitar Rp 30.000 per hari untuk lauk pauk dan Rp. 10.000 untuk keperluan beras. Selain itu Bapak Gusti Putu Adi Santosa mentakan bahwasannya tidak jarang di setiap harinya ia terpaksa harus mengeluarkan budget lebih untuk keperluan susu sang Anak dan kesehatan anak serta ibunya.

b. Pendidikan

Dari sisi pendidikan, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak memiliki tanggungan pendidikan yang berarti. Sebab dalam keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa, beliau tidak memiliki anggota keluarga yang sedang menempuh pendidikan dan anak dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa juga masih berusia dibawah 5 tahun. Sehinggga pengeluaran di bidang pendidikan pun tidak ada. Selain itu, Bapak Gusti Putu Adi Santosa juga menuturkan bahwa ia dan istri saat ini hanya focus ke perawatan sang anak serta kesehatan anak serta ibunya. Untuk keperluan pendidikan


(10)

5 sang anak bisa di tunda dan diperjuangkan jika sang anak sudah mulai bersekolah kelak.

c. Kesehatan

Untuk pengeluaran di bidang kesehatan, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa sangat memperhatikan dan menjadikan persoalan kesehatan sebagai prioritas uatamanya. Namun walaupun demikian, Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak memiliki Jaminan Kesehatan yang memadai untuk melindungi anggota keluarganya terutama istri dan anaknya. Hal ini dikarenakan Bapak Gusti Putu Adi Santosa belum menyelesaikan persoalan administrasi keluarganya. Contohnya adalah Kartu Keluarga (KK), akta perkawinan, akta kelahiran anak, jaminan kesehatan (BPJS) serta Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan istrinya pun belum beliau selesaikan akibat terkendala biaya dan waktu serta minim pengetahuan mengenai tata cara pembuatan berkas-berkas administrasi yang disebutkan tadi. Bapak Gusti Putu Adi Santosa, istri, anak dan ibu memiliki keadaan fisik yang cukup baik. Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan keluarga tidak memiliki penyakit kronis ataupun penyakit turunan yang berarti. Masalah kesehatan yang sering dialami oleh keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa biasanya akibat perubahan cuaca dan faktor makanan semata. Bapak Gusti Putu Adi Santosa sendiri mengaku tidak memiliki masalah kesehatan tertentu yang membuat beliau beserta istri dan anaknya harus berobat secara rutin ke pusat pelayanan kesehatan.Namun bila sakit, Bapak Gusti Putu Adi Santosa akan didatangi oleh dokter yang berasal dari Desa Suwug ataupun bidan yang biasa membantu pengobatan di desa dengan membayar sebesar Rp 50.000,00. Sedangkan, anak beliau, Gusti Ayu Putu Aprilyani biasanya memeriksa kesehatannya pada saat ada Posyandu di kantor Kepala desa Sinabun dengan membayar Rp 10.000,00 atau bahkan tidak membayar sama sekali. d. Kerohanian

Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan keluarga memeluk agama Hindu dan menjunjung tradisi kerohanian Hindu Bali dan adat Desa Sinabun. Kebutuhan kerohanian sehari-hari keluarga beliau adalah untuk membeli bahan-bahan membuat banten persembahyangan. Pengeluaran dana di bidang ini meningkat bila ada perayaan hari-hari khusus keagamaan.


(11)

6 e. Sosial, dll.

Keperluan-keperluan sosial yang diperlukan, seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki duka (sakit, kematian, ngaben) telah ditanggung menjadi satu keluarga oleh kepala keluarga saat ini yakni Bapak Gusti Putu Adi Santosa sebab ayah dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa yang bernama Gusti Putu Arnawa telah meninggalkan keluarganya untuk selama-lamanya kurang lebih 4 bulan sebelum penulis bertemu dengan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa. Sehingga kebutuhan dan keperluan sosial kemasyarakatan untuk saat ini sepenuhnya ditanggung oleh Bapak Gusti Putu Adi Santosa


(12)

7

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Untuk mengidentifikasi masalah dan menganalisis prioritas masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa, dilakukan beberapa kali kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan tersebut, dilakukan pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan sambil membantu melakukan pekerjaan rumah keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa seperti membantu menjaga anaknya dna mengajak bermain putrid semata wayangnya, selain itu dilakukan penjelasan mengenai program KKN terutama program Keluarga Dampingan, masalah kesehatan yang dialami, masalah perekonomian, serta mengamati suasana tempat tinggal dari Ibu Kadek Ekarini.

1.1 Permasalahan Keluarga

Dalam waktu satu bulan pendampingan, telah dilakukan 25 kali pertemuan dengan Bapak Gusti Putu Adi Santosa. Dalam jangka waktu tersebut telah diidentifikasikan beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa. Beberapa masalah yang dihadapi oleh keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis yang dilihat dari sudut perekonomian keluarga, administrasi keluarga, kesehatan, masalah kebersihan lingkungan, dan akses air bersih keluarga.

1.1.1Ekonomi Keluarga

Keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa, tergolong keluarga yang kurang mampu. Setelah ayahanda dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa yang bernama Gusti Putu Arnawa meninggal Dunia kurang lebih 4 bulan sebelum penulis bertemu dengan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa, beliau harus siap menanggung bebagai macam beban baik itu beban ekonomi, beban sosial dan adat dan yang lainnya Bapak Gusti Putu Adi Santosa tentunya dapat membantu perekonomina keluarga hanya sebatas mampu memberikan makan di setiap harinya, namun kebutuhan-kebutuhan mendesak seperti kesehatan dan yang lainnya terkadang Bapak Gusti Putu Adi Santosa harus dengan berat hati meminta bantuan dari ibunya yang juga bekerja sebagai buruh pengayah tukang untuk dapat membantu dan menanggung kebutuhan-kebutuhan yang datangnya mendadak tersebut. Sang istri yang bernama Jero Putu Astini seringkali


(13)

8 meminta bekerja kepada Bapak Gusti Putu Adi Santosaagar dapat membantu pendapatan keluarga, namun beliau memilih untuk agar sang istri tetap menjadi ibu rumah tangga dan merawat anaknya yang baru berusia 1 tahun 4 bulan dan melakukan aktivitas sosial kemasyarakatan yang jarang bisa diikuti oleh Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan ibunya akibat bekerja seharian diluar rumah. Kurang mampunya Bapak Gusti Putu Adi Santosa mengahasilkan pendapatan yang cukup untuk kehhidupan keluarganya sehari-hari menyebabkan tidak semua kebutuhan yang dianggap penting disetiap harinya bisa dipenuhi. Hal ini kemudian memaksa sang ibu, istri dan anak sering-sering berlapang dada dan hanya bisa mendoakan Bapak Gusti Putu Adi Santosa agar di hari-hari berikutnya mampu membawa hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun demikian, Bapak Gusti Putu Adi Santosa mengatakan telah merasa bersukur karena setidaknya keluarganya masih mampu makan setiap hari walaupun makanan yang dimakan terbatas jenisnya.

1.1.2Masalah Administrasi Keluarga

Bapak Gusti Putu Adi Santosa memiliki masalah dalam administrasi keluarganya, dikarenakan Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak paham dan mengerti mengenai alur dan tata cara pembuatan administrasi keluarga tersebut. Adapun jenis-jenis berkas dalam administrasi keluarga yang sampai saat ini tidak selsesai diurus oleh Bapak Gusti Putu Adi Santosa adalah diantaranya: Akta perkawinan Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan istri yang bernama Jero Putu Astini, Akta Kelahiran sang putrid berna Gustu ayu Putu Aprilyanti, Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan istri. Sang Istri yang bernama Jero Putu Astini mengatakan bahwa sang suami yang bernama Bapak Gusti Putu Adi Santosa acapkali menunda proses pembuatan administrasi tersebut akibat beliau tidak memiliki cukup pengetahuan mengenai tata cara dan alur pembuatannya. Selain itu, Bapak Gusti Putu Adi Santosa merupakan seorang pribadi yang sangat pemalu, hal itu menjadi salah satu faktor penyebab mengapa ia selalu menunda proses pembuatan administrasi keluarganya. Hal ini kemudia berdampak pada istri dan anak dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa yang kesusahan saat mengurus sesuatu terutama tentang kesehatan dan bantuan sosial lainnya. Pada periode sebelumnya, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa ini sempat menjadi salah satu calon penerima bantuan Bedah Rumah dari program Gubernur Bali Made Mangku Pastika, namun akibat berkas administrasi dari keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa yang tidak lengkap dan keterlambatan mengurus hal tersebut, akhirnya keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa batal menerima bantuan tersebut dan dialihkan ke keluarga lainnya yang membutuhkan. Untuk saat ini, akibat ketidakjelasan administrasi keluarga yang


(14)

9 tidak kunjung diurus oleh Bapak Gusti Putu Adi Santosa , seluaruh keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa baik itu dr bapak Bapak Gusti Putu Adi Santosa beserta istri, anak dan ibunya tinggal dalam satu bilik kamar berukuran 3x4 meter secara bersamaan.

1.1.3Kesehatan Keluarga

Bapak Gusti Putu Adi Santosa memiliki Jaminan Kesehatan berupa (BPJS) yan g itupun masih turunan dari Ayahandanya yang telah meninggal. Sedangkan anggota keluarganya saat ini yaitu istri dan anknya sama seklai belum memiliki kartu jaminan kesehatan dalam bentuk apapun. Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) beliau pun belum sempat diurus sama sekali. Hal ini kemudian semakin mempersulit proses pembuatan kartu dan mereka tidak cepat mendapatkan kartu jaminan kesehatan yang baru. Selain itu, tidak lengkapnya berkas yg dimiliki oleh Bapak Gusti Putu Adi Santosa memperlambat beliau memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai karena kurang mampunya keluarga untuk membayar. Bapak Gusti Putu Adi Santosa, istri, anak dan ibu memiliki keadaan fisik yang cukup baik. Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan keluarga tidak memiliki penyakit kronis ataupun penyakit turunan yang berarti. Masalah kesehatan yang sering dialami oleh keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa biasanya akibat perubahan cuaca dan faktor makanan semata. Bapak Gusti Putu Adi Santosa sendiri mengaku tidak memiliki masalah kesehatan tertentu yang membuat beliau beserta istri dan anaknya harus berobat secara rutin ke pusat pelayanan kesehatan.Namun bila sakit, Bapak Gusti Putu Adi Santosa akan didatangi oleh dokter yang berasal dari Desa Suwug ataupun bidan yang biasa membantu pengobatan di desa dengan membayar sebesar Rp 50.000,00. Sedangkan, anak beliau, Gusti Ayu Putu Aprilyani biasanya memeriksa kesehatannya pada saat ada Posyandu di kantor Kepala desa Sinabun dengan membayar Rp 10.000,00 atau bahkan tidak membayar sama sekali.

Kebutuhan pangan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa dapat dikatakan kurang mencukupi karena kurangnya pendapatan dan kemampuan beliau sehingga kebutuhan pangan tersebut kadang kala disediakan oleh ibu dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa yakni ibu Ketut Suarti. Sedangkan, untuk kebutuhan pakaian, beliau, istri anak dan ibunya menggunakan pakaian seadanya saja karena tidak mampu membeli pakaian baru dan bersih. 1.1.4Kesehatan Tempat Tinggal

Kamar tempat tinggal Ibu Kadek Ekarini sangat sederhana berukuran kira-kira 3x4 meter lantai yang tebuat dari ubin yang lama serta dilapisi oleh lembaran spanduk bekas akar


(15)

10 jika musim penghujan dating, kamar sebagai tempat tinggal keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosatidak terasa lembab dan dingin. Kamar Bapak Gusti Putu Adi Santosa ini cukup sederhana, didalamnya berisi 1 kasur layak pakai, serta meja yang memiliki beberapa laci kevil dan besar yang kemudian sekaligus dijadikan lemari tempat menyimpan baju oleh sang istri. Selain itu, tembok dan atap kamar terlihat sudah menua, akibat bangunan yang sudah berusia lebih dari 25 tahun. Kamar sebagai tempat tinggal Bapak Gusti Putu Adi Santosa ini didapatkan dari ayahandanya yang dulu mendapatkan bagian tempat tinggal dari orangtuanya, kemudian dibagi sama rata kepada ke 7 anak dari ayah Bapak Gusti Putu Adi Santosa. Kamar yang dapat dikatakan warisan tersebut kemudian ditempati oleh keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa bersama sang ibu. Oleh karena bangunan rumah yang sudah cukup tua, kemudian menyebabkan bangunan rumah tersebut hanya memiliki 1 kamar mandi dengan keadaan yang sudah cukup tua bangunannya serta kondisi nya yang cukup memprihatinkan. Untuk keperluan memasak, istri dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa harus rela bergantian memasak dengan anggota keluarga yang lainnya yang tinggal di lingkunagn yang sama karena jumlah dapur di lingkunagn rumah tersebut hanya 1 dan keadaan bangunan dapur sudah cukup tua dan rawan roboh. Namun walaupun demikian, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa merasa bersyukur sebab Ia dan anggota keluarga yang lain setidaknya masih bisa Mandi, Cuci Kakus di dalam kamar mandi dan tidak di ruang terbuka seperti sungai ataupun selokan.

Kondisi kamar Bapak Gusti Putu Adi Santosa sendiri dapat dikatakan kurang baik. Sebagian besar barang-barang di dalam kamar tampak tertutup debu dan berantakan. Kondisi ini dapat membahayakan penghuni rumah, apalgi sang anak yang baru berusia 1 tahun 4 bulan. Hal tersebut juga dapat menimbulkan penyakit bagi sang anak karena dapat memicu gangguan pernapasan akibat paparan debu kronis. Kamar beliau pula tidak tertutup pintu, hanya tertutup oleh kain saja. Hal ini mengakibatkan beliau mengalami kedinginan saat tidur di malam hari dan terkadang merasa sesak.

Kamar Bapak Gusti Putu Adi Santosa pula sangat rendah berkisar 2 meter dan memiliki atap berupa seng tua yang sudah berusia puluhan tahun. Hal ini pula mengakibatkan rumah beliau sangat panas pada saat siang hari sehingga Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak pernah istrirahat siang di dalam kamar kecuali untuk menidurkan sang anak agar lebih nyaman tidur di atas kasur. Di atas kasur dengan tipe doblebed dalam kamar Bapak Gusti Putu Adi Santosa biasa digunakan oleh ibu, Bapak Gusti Putu Adi Santosa serta istri dan


(16)

11 anaknya. Mereka berempat harus rela tidur berdesakan karena hanya kamar itu yang mereka miliki sebagai tempat tinggals.

1.1.5Kebersihan Lingkungan

Kebersihan Lingkungan pekarangan rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosa dapat dikatakan cukup baik. Istri beliau, Jero Putu Astini sangat rajin membersihkan pekarangan rumah bersama dengan anggota keluarga yang lain yang masih tinggal di pekarangan yang sama. Namun, pada saat memasak ataupun sekedar membuat sesuatu untuk keperluan kerja adat di rumah, istri dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak memiliki tempat untuk membuang sampah sisa daun kelapa yang digunakan sehingga sampah berserakan lalu akan dibersihkan apabila mereka telah selesai bekerja.

1.1.6Akses Air Bersih Keluarga

Untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang menggunakan air untuk minum, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak memiliki penyediaan air. Beliau biasanya diijinkan untuk menggunakan air bersih milik tetangganya yang memanfaatkan sumber air yang sudah dikelolah oleh desa, dimana air tersebut juga digunakan untuk memasak, mandi dan mencuci. Mengenai pembayaran air, akan dibagi rata antara sang tetangga dan pihak keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa.

1.2 Masalah Prioritas

Berdasarkan identifikasi atas masalah-masalah KK Dampingan, dapat ditentukan prioritas masalah yang dapat dipecahkan terlebih dahulu. Adapun prioritas dari lima permasalahan diatas yang pertama adalah masalah Administrasi dan perekonomian keluarga. Keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa sangat perlu untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya berkas administrasi milik keluarga agar kedepannya sat Bapak Gusti Putu Adi Santosa hendak melakukan kegiatan yang menggunakan berkas-berkas tersebut, Bapak Gusti Putu Adi Santosa tidak akan dipersulit dan dikenakan biaya lebih tinggi. Contoh mislanya pada saat berobat dan lain sebagainya. Selain itu, perekonomian keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa harus ditingkatkan melalui pengasahan skill dan kemampuan sehingga dapat memperbaiki permasalahan-permasalahan lainnya di masa mendatang. Namun, permasalahan lain pula tak dapat dikesampingkan karena apabila kebersihan lingkungan tidak dijaga dan kebutuhan air bersih terganggu maka kita juga tidak akan dapat melakukan pekerjaan dengan baik untuk mendapatkan penghasilan kebutuhan


(17)

13

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 1.1 Program

Berdasarkan identifikasi masalah dan prioritas masalah pendampingan keluarga ini maka diperlukan pemecahan masalah tersebut berupa usulan solusi kepada Keluarga Dampingan iru sendiri. Solusi yang diusulkan pun tentunya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan dari Keluarga yang didampingi, dan tentunya harus memungkinkan untuk dilaksanakan. Diharapkan usulan solusi ini dapat meningkatkan kesejahtearan KK dampingan dan membebaskan KK dampingan dari masalah dalam keluarganya.

Adapun alternatif pemecahan masalah berupa saran-saran dan motivasi terhadap masalah-masalah yang di hadapi oleh keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa adalah sebagai berikut.

1.1.1Program Usaha Peningkatan kesadaran Mengenai Pentingnya Administrasi Keluarga serta Kesehatan Keluarga Dampingan

Kepemilikan administrasi keluarga merupakan hal yang sangat penting dan mendasar bagi setiap manusia baik untuk menjalankan kegiatan sehari-hari ataupun mencari nafkah, untuk menjamin kesehatan, kepentingan pendidikan dimasa depan serta untuk membiayai kehidupan sehari-harinya. Adanya berkas administrasi yang lengkap seperti KK, Akta Nikah, Akta Kelahiran, KTP serta Kartu kesehatan yang lengkap tentunya mendukung produktifitas seseorang dalam usahanya mencari pendapatan dalam bekerja dan meningkatkan taraf kehidupannya sendiri. Saran di bidang kesehatan yang dapat disampaikan kepada Bapak Gusti Putu Adi Santosa di antaranya terkait kesehatan diantaranyan pengertian pola-pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya mengenai kebersihan diri dan lingkungan serta pola hidup sehat. Terlepas dari keterbatasan keluarga untuk memiliki satu tempat khusus untuk MCK dan akses air bersih secara pribadi, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa tetap perlu diberitahu mengenai risiko-risiko kesehatan yang mungkin dapat mengenai dirinya dan keluarga seperti gangguan pernapasan karena debu dan suhu dingin di malam hari, mengenai kesehatan reproduksi, mengenai mengurangi mengkonsumsi kafein (kopi), dan mengenai BAB tidak disembarang tempat. Selain itu, untuk kebersihan lingkungan seperti pentingnya tempat sampah saat bekerja membuat canang dan porosan.


(18)

14 Solusi lain yang dapat diberikan untuk masalah Administrasi keluarga adalah menyarankan kepada Bapak Gusti Putu Adi Santosa agar sebisa mungkin tidak menunda proses pengerjaan administrasi keluarga yang belum terselesaikan. Untuk meningkatkan kesadaran tersebut, saya bersama sang istri yaitu Jero Putu Astini kemudian bergerak untuk mengurus surat perpindahannya dari Desa asalnya yaitu desa Bungkulan ke desa Sinabun guna melengkapi berkas dalam pembuatan akta pernikahan dan kartu keluarga. Selain itu saran kesehatan untuk keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa adalah menyarankan beliau untuk memeriksakan kesehatan keluarga ke Poskesdes dan memastikan bahwa keluarga mendapatkan tanggungan dari JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara) dengan mengurus terlebih dahulu Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

1.1.2Program Usaha Peningkatan Keuangan Keluarga Dampingan

Masalah keuangan merupakan satu hal penting bagi manusia dalam menjalankan hidup serta memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Permasalahan dalam keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa adalah penghasilan keluarga yang terbatas dan tidak menentu. Sebagai pendamping, pendampingan keluarga juga dilakukan dengan memberikan saran dan solusi mengenai hal-hal yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan perekonomian keluarganya dengan melakukan usaha-usaha yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup keluarganya di masa mendatang. Salah satu contohnya adalah dengan menanam tanaman pangan yang memungkinkan sesuai dengan luas pekarangan rumah yang dimiliki. Hasil dari tanaman pangan yang ditanam nanti dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat digunakan untuk kebutuhan memasak.

1.1.3Program Usaha Peningkatan Taraf Hidup Keluarga Dampingan di Masa Depan

Sebagai Kepala Keluarga, Bapak Gusti Putu Adi Santosa harus memiliki solusi-solusi serta alternatif dalam meningkatkan pemasukannya. Bapak Gusti Putu Adi Santosa beserta ibu kandungnya, ibu Ketut Suarti diharapkan mampu untuk lebih teliti dan cermat dalam memanfaatkan segala peluang yang ada. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan hasil tanaman yang ditanami di lahan kosong seperti cabai dan sayur-sayuran. Selain itu dapat pula ditanami dengan tanaman obat keluarga sehingga dapat bermanfaat bilamana dibutuhkan untuk keperluan kesehatan keluarga.


(19)

15

1.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan Keluarga Dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosa sebanyak 25 kali dalam sebulan pelaksanaan KKN PPM. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Tabel Jadwal Kegiatan

No Tanggal Waktu Durasi Kegiatan

1. 26 Juli 2016 10.00-14.00

4 jam Pembagian KK dampingan oleh Kadus Jero dan mempersiapan materi untuk KK dampingan

2. 1 Agustus 2016 16.00-19.00

3 jam Survei alamat keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa bersama rekan-rekan KKN 3. 4 Agustus 2016

16.00-19.00

3 jam Berbincang – bincang dengan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan perkenalan dengan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa

4. 5 Agustus 2016 16.00-19.00

3 jam Mengetahui dan mencari tahu informasi detail keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa

5. 6 Agustus 2016 09.00-12.00

3 jam Mengetahui dan mencari tahu informasi detail keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa

6. 6 Agustus 2016 17.00-19.00

2 jam Mengetahui dan mencari tahu informasi detail keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa

7. 7 Agustus 2016 10.00-13.00

3 jam Mengidentifikasi masalah – masalah secara umum yang dihadapi Bapak Gusti Putu Adi Santosa

8. 7 Agustus 2016 19.00-21.00

2 jam Berbincang – bincang dengan istri Bapak Gusti Putu Adi Santosa yang bernama Jero Putu Astini.

9. 8 Agustus 2016 08.00-11.00

3 jam Berbincang – bincang dengan Ibu dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa yang bernama Jero Ketut Suarti

10. 8 Agustus 2016 16.00-19.00

3 jam Berbincang – bincang kembali Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan keluarga beliau mengenai masalah yang sedang dihadapi

11. 9 Agustus 2016 09.00-12.00

3 jam Berbincang – bincang dengan Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan Ibunya mengenai perekonomian keluarga

12. 9 Agustus 2016 14.00-15.00

1 jam Berbincang-bincang dengan tetangga dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa mengenai penggunaan WC dan Dapur bersama. 13. 10 Agustus 2016

18.00-21.00

3 jam Mengidentifikasi potensi ekonomi yang dimiliki keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa


(20)

16 14. 11 Agustus 2016 08.00-

11.00

3 jam Berdiskusi dengan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa

15. 12 Agustus 2016 08.00-11.00

3 jam Berbincang – bincang mengenai solusi yang dapat dilakukan oleh keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa dalam menghadapi masalah ekonomi dan administrasi

keluarga 16. 12 Agustus 2016

16.00-20.00

4 jam Berdiskusi dengan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa

17. 13 Agustus 2016 17.00-21.00

4 jam Memberikan informasi mengenai potensi ekonomi yang dapat dilakukan oleh keluarga Ibu Kadek Ekarini

18. 14 Agustus 2016 08.00-12.00

4 jam Berbincang- bincang dan memotivasi ibunda serta sang istri dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa untuk tetap semangat dalam bekerja

19. 14 Agustus 2016 08.00-12.00

4 jam Pemberian informasi mengenai potensi tanaman pekarangan sebagai penambah penghasilan keluarga

20. 17 Agustus 2016 09.00-14.00

5 jam Membantu pekerjaan rumah di rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosa

21. 17 Agustus 2016 19.00-21.00

2 jam Berbincang-bincang dengan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa untuk membahas permasalahan administrasi keluarga

22. 18 Agustus 2016 10.00-14.00

4 jam Melihat berkas-berkas administrasi keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa yang bisa di kumpulkan.

23. 18 Agustus 2016 18.00-21.00

3 jam Memberikan informasi mengenai kesehatan untuk keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan bermain bersama anak Bapak Gusti Putu Adi Santosa yang bernama Gusti Ayu Putu Aprilyani 24. 19 Agustus 2016

15.00-21.00

6 jam Membantu pekerjaan rumah di rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosa dan membantu meriview berkas administrasi yang dimiliki.

25. 20 Agustus 2016 18.00-21.00

3 jam Kunjungan ke keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa

26. 21 Agustus 2016 19.00-22.00

3 jam Kunjunganke rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosa untuk mengajak istri mengurus administrasi berupa surat pindah di desa asal yaitu desa Bungkulan. 27. 22 Agustus 2016

17.00-20.00

3 jam Ke rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosa untuk mempersiapkan berkas yang akan diurus saat ke desa Bungkulan

28. 24 Agustus 2016 10.00-15.00

5 jam Ke rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosauntuk menjamput sang istri dan


(21)

17 berangkat mengurus berkas surat pindah ke kantor desa Bungkulan.

29. 25 Agustus 2016 09.00-13.00

4 jam Menjemput istri dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa dirumahnya dan bersama-sama sang istri mengurus surat pindah ke Kecamatan (kantor camat Sawan)

30. 26 Agustus 2016 09.00-13.00

4 jam Mengurus berkas kembali ke Desa Bungkulan dan membawa surat pindah yang sudah jadi ke kantor desa Sinabun. Kemudian mengisi form pendaftaran Akta Nikah dan Akta lahir sang anak di rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosa.

31. 27 Agustus 2016 16.00-17.00

1 jam Perpisahan dengan keluarga dampingan yakni keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa


(22)

18

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

1.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga

Pelaksanaan pendampingan keluarga yang dilakukan secara bertahap di tempat tinggal Bapak Gusti Putu Adi Santosa.

1.1.1Waktu

Waktu dari pelaksanaan pendampingan keluarga ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 25 kali dengan total waktu kunjungan selama 91 jam.

1.1.2Lokasi

Lokasi pendampingan keluarga adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan ini adalah rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosa, Dusun Jero, Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. 1.1.3Kegiatan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pendampingan keluarga ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII Universitas Udayana di Desa Sinabun. Kegiatan yang dilakukan berupa kunjungan ke rumah keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa. Selama kunjungan tersebut, dilakukan perbincangan santai bersama Bapak Gusti Putu Adi Santosa beserta istri dan ibunya. Serta saudara-saudara ipar beliau untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga tersebut dan dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 25 kali selama sebulan. Dimana kunjungan rata-rata 2-6 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai 91 jam.


(23)

19

1.2 Hasil Pendampingan Keluarga

1.2.1Pendampingan Keluarga di Bidang Ekonomi

Hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, karena memerlukan waktu yang cukup lama dalam mengatasi suatu permasalahan yang dihadapi. Mahasiswa telah berusaha memberikan motivasi dan solusi peningkatan perekonomian kelarga yang berupa memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menanam tanaman pangan yang disesuaikan dengan luas pekarangan rumah pada saat musim hujan nanti. Nantinya hasil yang didapat dari tanaman pangan tersebut, dapat dijual untuk menambah ekonomi yang kurang.

1.2.2Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan dan Administrasi Keluarga

Dalam bidang kesehatan, Mahasiswa telah berusaha memberikan motivasi dan solusi dari masalah kesehatan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan baik diri sendiri dan lingkungan. Selain itu, mahasiswa juga telah memberikan solusi dan dorongan untuk lebih berusaha keras, tekun dan bersabar dalam menjalankan proses pembuatan administrasi keluarga sehingga Bapak Gusti Putu Adi Santosa dapat mengurus jaminan kesehatan lebih cepat sehingga dapat memperoleh pelayanan kesehatan yg baik dan sesuai kemampuan mereka apabila mereka datang ke Poskesdes/Puskesmas.

1.3 Kendala Pendampingan Keluarga

Terdapat kendala yang dialami sebelum melakukan keluarga dampingan, dimana pembagian KK Dampingan tidak dapat dilakukan sejak hari pertama berada di Desa Sinabun. Sedangkan kendala selama melakukan pendampingan, yaitu mengalami kesulitan dalam berkomunikasi kepada Bapak Gusti Putu Adi Santosa dikarenakan saya tidak begitu fasih berbahasa Bali sedangkan Bapak Gusti Putu Adi Santosa juga tidak fasih berbahasa Indonesia. Oleh karena itu, pendampingan keluarga dilakukan berbincang-bincang bersama Bapak Gusti Putu Adi Santosa ditemani istri beliau serta rekan sesama mahasiswa KKN. Selain itu, daerah rumah Bapak Gusti Putu Adi Santosa terdapat banyak anjing yang galak sehingga pendampingan keluarga dilakukan dengan bersama beberapa teman KKN-PPM Periode XIII Universitas Udayana Desa Sinabun untuk mengunjungi rumah. Kendala terakhir adalah jarangnya Bapak Gusti Putu Adi Santosa ada dirumah disebabkan Bapak Gusti Putu Adi Santosa bekerja dari pagi sampai dengan sore hari. Namun, semua hal ini tidak terlalu menjadi kendala yang cukup besar.


(24)

20

BAB V PENUTUP 2.1 Simpulan

Dari kunjungan yang telah dilakukan selama satu bulan terhadap keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa merupakan kategori RTM, melihat pendapatan rata-rata harian keluarga ini hanya Rp 50.000,- per hari. Rumah KK Dampingan tergolong masih kurang layak huni karena hanya terdiri dari 1 bilik kamar dan ditempati oleh 4 orang anggota keluarga. Untuk memperoleh air bersih, Bapak Gusti Putu Adi Santosa harus meminta kepada tetangga dan menggunakan kamar mandi untuk MCK dan dapur untuk kebutuhan memasak beliau dan keluarga bersana dengan anggota keluarga lainnya. Untuk solusi dari permasalahan yang ada, pendamping dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dari segi kesehatan dan kelengkapan administrasi, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa harus segera memiliki berkas-berkas administrasi dan segera mengurus hal tersebut ke dinas-dinas terkait agar keluarga dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa ini segera mendapatkan jaminan kesehatan dan dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara gratis di Puskesmas. Selain itu, keluarga dampingan diberikan sosialiasi mengenai pentingnya kebersihan lingkungan dan pola hidup bersih sertamengenai risiko-risiko kesehatan yang mungkin dapat mengenai dirinya dan keluarga sehinga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.

2. Dari segi ekonomi, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa memiliki pendapatan yang tidak menentu. Solusi yang diberikan adalah memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menanam tanaman pangan yang disesuaikan dengan luas pekarangan rumah pada saat musim hujan nanti karena susahnya akses air di daerah temapt tinggal beliau.

2.2 Rekomendasi

Dalam pemecahan masalah kesehatan, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa diharapkan memperoleh bantuan dalam mengurus Kartu Keluarga serta Akta perkawinan dan Akta kelahiran sang putri serta Jaminan Kesehatan sehingga dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang baik dan sesuai kondisi serta kemampuan keluarga beliau. Selain itu, diharapkan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa kembali mendapatkan rekomendasi program bedah rumah yang kemudian diusulkan oleh desa dan mendapat bantuan akses air bersih serta dibuatkan kamar mandi yang layak pakai dan bersih pula.


(25)

21 Dalam membantu mengembangkan usaha keluarga ini, maka diperlukan suatu bantuan dalam hal permodalan. Dalam hal ini, LPD sebagai lembaga non-keuangan yang berbasis desa adat, diharapkan dapat memberikan bantuan berupa pemberian kredit dengan bunga rendah. Selain itu cara terbaik untuk memperbaiki masalah perekonomian Bapak Gusti Putu Adi Santosa adalah dengan memberikan solusi dan saran mengenai usaha rumahan yang dapat keluarganya lakukan serta keterampilan untuk sang istri untuk bekerja.

Untuk menaikkan taraf hidup maka keluarga ini diharapkan mampu memanfaatkan tanah yang dimilikinya dengan menanam tanaman yang nantinya bisa dijual di pasar, misalnya cabai, kentang, jagung, dll.


(26)

22 Lampiran Dokumentasi

Gambar 1. Proses pendataan KK dampingan di Dusun Jero desa sinabun, saat ini merupakan hari pertama bertemu dengan KK dampingan yang bernama Bapak Gusti Putu Adi Santosa

Gambar 2. Kunjungan KK dampingan dengan tujuan penjajagan dan berbincang-bincang mengenai keluhan dalam kehidupan sehari-hari


(27)

23 Gambar 3. Proses pendataan KK (Kartu Keluarga) serta administrasi keluarga yang

belum dibuat dan di urus. Dalam gambar: bapak Gusti Putu Adi Santosa, serta Istri dan anaknya.

Gambar 4. Mengantarkan istri dari bapak Gusti Putu Adi Santosa yang bernama Jero Putu Astini untuk mengurus surat pindah di kantor desa Bungkulan.


(28)

24 Gambar 5. Proses pendampingan terhadap istri dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa

dalam mengisi form pengajuan Akta perkawinan dan Akta Kelahiran anak di Rumahnya.

Gambar 6. Kondisi Kamar tempat tinggal keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa. Nampak terlihat berantakan dan sempit untuk ditinggali oleh 4 orang anggota keluarga.


(29)

25

Gambar 7. Kondisi dapur (kiri) dan kamar mandi (kanan) bersama yang di gunakan oleh keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa beserta anggota keluarga lainnya yg masih tinggal di satu pekarangan rumah.

Gambar 8. Proses penyerahan bantuan sembako dan baju layak pakai (kiri) dan foto bersama istri dan anak dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa (kanan) yg berhalangan bertemu karena masih bekerja di luar wilayah desa


(1)

20

BAB V PENUTUP 2.1 Simpulan

Dari kunjungan yang telah dilakukan selama satu bulan terhadap keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa merupakan kategori RTM, melihat pendapatan rata-rata harian keluarga ini hanya Rp 50.000,- per hari. Rumah KK Dampingan tergolong masih kurang layak huni karena hanya terdiri dari 1 bilik kamar dan ditempati oleh 4 orang anggota keluarga. Untuk memperoleh air bersih, Bapak Gusti Putu Adi Santosa harus meminta kepada tetangga dan menggunakan kamar mandi untuk MCK dan dapur untuk kebutuhan memasak beliau dan keluarga bersana dengan anggota keluarga lainnya. Untuk solusi dari permasalahan yang ada, pendamping dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dari segi kesehatan dan kelengkapan administrasi, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa harus segera memiliki berkas-berkas administrasi dan segera mengurus hal tersebut ke dinas-dinas terkait agar keluarga dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa ini segera mendapatkan jaminan kesehatan dan dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara gratis di Puskesmas. Selain itu, keluarga dampingan diberikan sosialiasi mengenai pentingnya kebersihan lingkungan dan pola hidup bersih sertamengenai risiko-risiko kesehatan yang mungkin dapat mengenai dirinya dan keluarga sehinga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.

2. Dari segi ekonomi, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa memiliki pendapatan yang tidak menentu. Solusi yang diberikan adalah memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menanam tanaman pangan yang disesuaikan dengan luas pekarangan rumah pada saat musim hujan nanti karena susahnya akses air di daerah temapt tinggal beliau.

2.2 Rekomendasi

Dalam pemecahan masalah kesehatan, keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa diharapkan memperoleh bantuan dalam mengurus Kartu Keluarga serta Akta perkawinan dan Akta kelahiran sang putri serta Jaminan Kesehatan sehingga dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang baik dan sesuai kondisi serta kemampuan keluarga beliau. Selain itu, diharapkan keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa kembali mendapatkan rekomendasi program bedah rumah yang kemudian diusulkan oleh desa dan mendapat bantuan akses air bersih serta dibuatkan kamar mandi yang layak pakai dan bersih pula.


(2)

21 Dalam membantu mengembangkan usaha keluarga ini, maka diperlukan suatu bantuan dalam hal permodalan. Dalam hal ini, LPD sebagai lembaga non-keuangan yang berbasis desa adat, diharapkan dapat memberikan bantuan berupa pemberian kredit dengan bunga rendah. Selain itu cara terbaik untuk memperbaiki masalah perekonomian Bapak Gusti Putu Adi Santosa adalah dengan memberikan solusi dan saran mengenai usaha rumahan yang dapat keluarganya lakukan serta keterampilan untuk sang istri untuk bekerja.

Untuk menaikkan taraf hidup maka keluarga ini diharapkan mampu memanfaatkan tanah yang dimilikinya dengan menanam tanaman yang nantinya bisa dijual di pasar, misalnya cabai, kentang, jagung, dll.


(3)

22 Lampiran Dokumentasi

Gambar 1. Proses pendataan KK dampingan di Dusun Jero desa sinabun, saat ini merupakan hari pertama bertemu dengan KK dampingan yang bernama Bapak Gusti Putu Adi Santosa

Gambar 2. Kunjungan KK dampingan dengan tujuan penjajagan dan berbincang-bincang mengenai keluhan dalam kehidupan sehari-hari


(4)

23 Gambar 3. Proses pendataan KK (Kartu Keluarga) serta administrasi keluarga yang

belum dibuat dan di urus. Dalam gambar: bapak Gusti Putu Adi Santosa, serta Istri dan anaknya.

Gambar 4. Mengantarkan istri dari bapak Gusti Putu Adi Santosa yang bernama Jero Putu Astini untuk mengurus surat pindah di kantor desa Bungkulan.


(5)

24 Gambar 5. Proses pendampingan terhadap istri dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa

dalam mengisi form pengajuan Akta perkawinan dan Akta Kelahiran anak di Rumahnya.

Gambar 6. Kondisi Kamar tempat tinggal keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa. Nampak terlihat berantakan dan sempit untuk ditinggali oleh 4 orang anggota keluarga.


(6)

25

Gambar 7. Kondisi dapur (kiri) dan kamar mandi (kanan) bersama yang di gunakan oleh keluarga Bapak Gusti Putu Adi Santosa beserta anggota keluarga lainnya yg masih tinggal di satu pekarangan rumah.

Gambar 8. Proses penyerahan bantuan sembako dan baju layak pakai (kiri) dan foto bersama istri dan anak dari Bapak Gusti Putu Adi Santosa (kanan) yg berhalangan bertemu karena masih bekerja di luar wilayah desa