Uji Paired sampel t-test Tingkat

psikologis dari faktor presipitasi ganguan jiwa sebelum diberikan psikoeduaksi yang berhasil menjawab 8 responden dan setelah diberikan psikoedukasi yang berhasil menjawab sebanyak 17 responden, pada nomor 13 tentang faktor presipitasi ganguuan jiwa sebelum diberikan psikoedukasi yang berhasil menjawab sebanyak 10 responden setelah diberikan psikoedukasi yang berhasil mejawab sebanyak 16 responden. PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden berdasarkan pendidikan menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMA. Tingkat pendidikan reponden ini dipengaruhi karena mayoritas responden masih berumur sekitar 16- 19 tahun serta banyaknya responden yang telah lulus SMA memutuskan untuk langsung bekerja dan tidak melanjutkan untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Karakteristik responden berdasarkan usia sebagian besar usia responden sebagian besar memiliki usi antara 16-19 tahun. Gerldard2011 menyatakan bahwa dimana pada saat remaja seesorang mulai dapat mengembangkan pemikiranya sendiri. Wong, Hockenberry, Wilson, Winkelsten Schwart 2009 menyatakan bahwa seseorang pada saat usia remaja sudah dapat berfikir secara sistematis ketika mereka mendapatkan masalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian psikoedukasi pada remaja akan mudah diserap oleh remaja karena pada sasat remaja pemikiran seseorang berkembang dengan baik.

1. Tingkat Pengetahuan Remaja

Tentang Faktor Presipitasi Gangguan Jiwa Berdasarkan hasil dari penelitian tingkat pengetahuan remaja tentang faktor presipitasi gangguan jiwa sebelum diberikian psikoedukasi mayoritas buruk dan setelah diberikan psikoedukiasi meningkat menjadi mayoritas sedang. Tingkat pengetahuan responden juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden yang mayoritas adalah SMA. Hal ini sejalan dengan Notoadmojo 2010 yang mengatakan bahwa kemampuan seeseorang dalam memahami suatu informasi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, termasuk pengetahuan tentang kesehatan. Semakin tinggi tingakat pendidikan seeseorang makan akan semakin mudah bagi orang tersebut untuk memahami informasi yang diperoleh. Wawan dan Dewi 2010 menyatakan pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi dimana semakin besar informasi yang diperoleh seseorang maka akan semakin luas juga tingkat pengetahuan seseorang tersebut.

2. Perbedaan Tingkat Pengetahuan

Sebelum dan Sesudah Diberikan Psikoedukasi Berdasarkan hasil penelitian tentang ada tidaknya perbedaan antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan psikoedukasi pada remaja di desa Nguter menggunakan teknik analisis Paired sample t-test dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan. Pada nilai rata-rata mengalami peningkatan setelah diberikan psikoedukasi yaitu, pre-test 10.93 meningkat menjadi 12.67 saat post-test maka dapat disimpulkan adanya perbedaan nilai rata-rata tingkat pengetahuan setelah diberikan psikoedukasi tentang faktor presipitasi gangguan jiwa. Penelitian ini menggunakan metode ceramah. Notoatmojo 2003 mengatakan bahwa metode yang baik untuk dengan peserrta lebih dari 15 orang adalah metode ceramah, kelebihan metode ini mudah menguasai kelas karena informasi dan materi secara langsung, mudah menerangkan bahan ajar. Responden diberikan pret-test sebelum diberikan psikoedukasi, hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja sebelum diberikan psikoedukasi. Psikoedukasi diberikan dengan materi tentang faktor presipitsai gangguan jiwa,materi disampaikan menggunakan power point. Selanjutnya dilanjutkan dengan proses tanya jawab, pada proses ini antusias resonden tinggi ini ditunjukan dengan banyaknya reponden yang bertanya. Post-test dilakukan setalah 1 minggu diberikan psikoedukasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa psikoedkukasi tentang faktor presipitasi ganguan jiwa dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang faktor presipitasi gangguan jiwa. Hal ini sejalan dengan teori Notoadmojo 2003 bahwa pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan seseorang. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Eack 2011 tentang EFFECTS OF SEVERE MENTAL ILLNESS EDUCATION ON MSW STUDENT ATTITUDES ABOUT SCHIZOPHRENIA yang menyimpulkan bahwa peningkatan pada pengetahuan dan sikap umum mahasiswa setelah dulakukan peneliatian, serta sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pickett- Schenk 2008 tentang IMPROVING KNOWLEDGE ABOUT MENTAL ILLNESS THROUGH FAMILY-LED EDUCATION: THE JOURNEY OF HOPE yang menyimpulkan bahwa keluraga yang diberikan pemberian pendidikan psiokoedukasi selama Sembilan bulan mengalami peningkatang pengetahuan mengatasai masalah dan pemberian pengobatan terhadap kelurga yang mengalami gangguan jiwa. Tingkat pengetahuan responden dipandang seecara empiris dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, umur dan antusias. Tingkat pendidikan pada responden didominasi oleh tingkat SMA dimana pada tingkat ini remaja sudah mampu menyerap informasi dengan baik. Hal ini sejalan dengan teori Wawan dan Dewi 2010 yang mengatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka dia akan mudah untuk menerima informasi. Usia yang mendominasi responden adalah usi 15-20 tahun yang mana pada usia ini remaja mengalami perkembangan pemikiran secara pesat dan dapat menggunakan logika secara baik sehingga responden dengan mudah dapat menerima psikoedukasi secara baik. Responden memiliki antusias yang cukup tinggi dibuktikan dengan adanya beberapa pertanyaan yang diajuka oleh responden kepada peneliti serta ini juga menunjukan bahwa responden menyimak psikoedukasi yang diberikan dan dapat memahami psikoedukasi yang diberikan oleh peneliti. Tingkat pengetahuan dipandang secara normative dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang dikatakan Menurut sulihah,2002 pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, informasi, budaya dan, pengalaman. Pendidikan merupakan sebuah usaha untuk memberikan pengetahuan untuk merubah sikap menjadi lebih baik. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah untuk menerima informasi. Informasi yang diterima oleh seseorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dimana semakin banyak informasi

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI GANGGUAN JIWA DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Analisis Faktor Predisposisi Dan Presipitasi Gangguan Jiwa Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 2 15

ANALISIS FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI GANGGUAN JIWA DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT JIWA Analisis Faktor Predisposisi Dan Presipitasi Gangguan Jiwa Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 5 18

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR PRESIPITASI GANGGUAN JIWA ANTARA Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Faktor Presipitasi Gangguan Jiwa antara Sebelum dan Sesudah Diberikan Psikoedukasi pada Remaja di Desa Nguter.

1 3 15

BAB 1 PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Faktor Presipitasi Gangguan Jiwa antara Sebelum dan Sesudah Diberikan Psikoedukasi pada Remaja di Desa Nguter.

0 2 6

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR PREDISPOSISI GANGGUAN JIWA ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Faktor Predisposisi Gangguan Jiwa Antara Sebelum dan Sesudah Diberikan Psikoedukasi Pada Remaja di Desa Ng

0 3 13

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR PREDISPOSISI GANGGUAN JIWA ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Faktor Predisposisi Gangguan Jiwa Antara Sebelum dan Sesudah Diberikan Psikoedukasi Pada Remaja di Desa Ng

0 3 15

PENDAHULUAN Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Faktor Predisposisi Gangguan Jiwa Antara Sebelum dan Sesudah Diberikan Psikoedukasi Pada Remaja di Desa Nguter.

0 2 7

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN LEAFLET Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Obat Sebelum Dan Sesudah Pemberian Leaflet Pada Masyarakat Kabupaten Jepara.

0 3 11

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN LEAFLET Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Obat Sebelum Dan Sesudah Pemberian Leaflet Pada Masyarakat Kabupaten Jepara.

1 5 16

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN LEAFLET PADA Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Obat Sebelum Dan Sesudah Pemberian Leaflet Pada Masyarakat Desa Kupen Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.

1 4 11