Tingkat Pengetahuan Remaja Analisis Bivariat
psikoedukasi tentang faktor presipitasi gangguan jiwa.
Penelitian ini
menggunakan metode ceramah. Notoatmojo 2003
mengatakan bahwa metode yang baik untuk dengan peserrta lebih dari 15
orang
adalah metode
ceramah, kelebihan
metode ini
mudah menguasai kelas karena informasi dan
materi secara
langsung, mudah
menerangkan bahan ajar. Responden diberikan pret-test sebelum diberikan
psikoedukasi, hal ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan
remaja sebelum
diberikan psikoedukasi. Psikoedukasi diberikan
dengan materi
tentang faktor
presipitsai gangguan
jiwa,materi disampaikan
menggunakan power
point. Selanjutnya dilanjutkan dengan proses tanya jawab, pada proses ini
antusias resonden tinggi ini ditunjukan dengan banyaknya reponden yang
bertanya. Post-test dilakukan setalah 1 minggu diberikan psikoedukasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa psikoedkukasi tentang faktor
presipitasi ganguan
jiwa dapat
meningkatkan pengetahuan
remaja tentang faktor presipitasi gangguan
jiwa. Hal ini sejalan dengan teori Notoadmojo 2003 bahwa pendidikan
kesehatan
dapat meningkatkan
pengetahuan kesehatan seseorang. Hasil penelitian ini sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Eack
2011 tentang EFFECTS OF SEVERE MENTAL ILLNESS EDUCATION ON
MSW STUDENT ATTITUDES ABOUT SCHIZOPHRENIA
yang menyimpulkan
bahwa peningkatan
pada pengetahuan dan sikap umum mahasiswa
setelah dulakukan
peneliatian, serta sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pickett- Schenk
2008 tentang IMPROVING KNOWLEDGE
ABOUT MENTAL
ILLNESS THROUGH FAMILY-LED EDUCATION: THE JOURNEY OF
HOPE yang menyimpulkan bahwa keluraga yang diberikan pemberian
pendidikan psiokoedukasi
selama Sembilan
bulan mengalami
peningkatang pengetahuan mengatasai masalah dan pemberian pengobatan
terhadap kelurga yang mengalami gangguan jiwa.
Tingkat pengetahuan responden dipandang seecara empiris dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan, umur dan antusias. Tingkat pendidikan pada
responden didominasi oleh tingkat SMA dimana pada tingkat ini remaja
sudah mampu menyerap informasi dengan baik. Hal ini sejalan dengan
teori Wawan dan Dewi 2010 yang mengatakan bahwa semakin tinggi
pendidikan seseorang maka dia akan mudah untuk menerima informasi.
Usia yang mendominasi responden adalah usi 15-20 tahun yang mana pada
usia
ini remaja
mengalami perkembangan pemikiran secara pesat
dan dapat menggunakan logika secara baik
sehingga responden
dengan mudah dapat menerima psikoedukasi
secara baik. Responden memiliki antusias yang cukup tinggi dibuktikan
dengan adanya beberapa pertanyaan yang diajuka oleh responden kepada
peneliti serta ini juga menunjukan bahwa
responden menyimak
psikoedukasi yang diberikan dan dapat memahami
psikoedukasi yang
diberikan oleh peneliti. Tingkat pengetahuan dipandang
secara normative dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang dikatakan
Menurut sulihah,2002 pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
informasi, budaya dan, pengalaman. Pendidikan merupakan sebuah usaha
untuk memberikan pengetahuan untuk merubah sikap menjadi lebih baik.
Pada
umumnya semakin
tinggi pendidikan seseorang semakin mudah
untuk menerima informasi. Informasi yang diterima oleh seseorang dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan dimana semakin banyak informasi