Lusi Setiyanti, 2014 Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada
lebak di portal berita
”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pertama, dilihat
dari kuantitas
actor yang
ditampilkan, SK
menempatkan KPK sebagai actor utama dalam pemberitaan kasus korupsi RAC. Sebaliknya, Merdeka justru menempatkan RAC sendiri sebagai actor
utama dari pemberitaan kasus ini. Kedua, dari dua contoh yang ditampilkan, SK memiliki kecenderungan
untuk menampilkan RAC sebagai pelaku atau actor dalam cara yang cenderung positif. Sebaliknya, Merdeka tampak menempatkan RAC sebagai
pelaku atau actor dalam cara yang cenderung lebih negatif. Ini ditandai oleh cara-cara pembentukan kalimat sebagaimana ditunjukkan dalam contoh 18
dan 19 dalam cara menampilkan RAC sebagai goal yang dikenai tindakan oleh actor KPK.
3.9.3 Analisis Sirkumtan circumstance
Sebagai contoh, kita dapat kembali menggunakan contoh 3 untuk penggunaan circumstance berjenis extent dengan kategori duration oleh SK
sebagai berikut. 3 Sebelumnya,
Ratu Atut
telah dua kali
diperiksa KPK
sebagai saksi
Time Cir:
Location Goal
Duration Cir: Extent
Pr: Material
Actor Cir: Role
Suara Karya, Teks 2, Kalimat 4
Sekarang, mari kita bandingkan circumstance berjenis extent dengan kategori duration yang ditampilkan oleh Merdeka.
27 Atut
selama ini ditahan
oleh Komisi Pemberantasan Korupsi KPK
Goal Duration
Cir: Extent
Pr: Material
Actor
Merdeka, Teks 2, Kalimat 3
Lusi Setiyanti, 2014 Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada
lebak di portal berita
”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sebagaimana ditunjukkan oleh kedua contoh di atas, secara fungsi, kedua media menggunakan jenis circumstance yang sama, yakni extent dengan
kategori duration. Walau demikian, perbedaan ada pada jenis pilihan diksi yang dipakai kedua media.
Pada contoh
3, SK menggunakan numeralia dua kali untuk
membentuk circumstance berjenis extent dengan kategori duration. Sementara, diksi yang dipakai oleh Merdeka sebagaimana tampak dalam contoh 27
tampak lebih bias karena tidak menggunakan numeralia. Dari segi clarity, temuan ini sepintas menunjukkan bahwa SK membentuk circumstance berjenis
extent dengan kategori duration yang lebih jelas daripada Merdeka. Konsekuensi dari diksi yang digunakan sebagai circumstance berjenis
extent ini adalah pada pemahaman pembaca. Kata selama berakar dari kata dasar lama. Secara psikologis, ini dapat memengaruhi persepsi pembaca
karena bias yang diberikan kata lama jelas akan memberikan efek yang berbeda dengan penggunaan numeralia seperti yang dilakukan SK pada contoh
3. Temuan ini lebih memperjelas bagaimana cara kedua media menyikapi
wacana melalui pilihan diksi yang difungsikan sebagai circumstance berjenis extent dengan kategori duration. SK lebih ingin memberikan kejelasan dalam
soal persoalan hukum RAC, sementara Merdeka memberikan bias yang dapat membentuk kesan jelas pembaca terhadap RAC sebagai subjek berita kasus
korupsi.
96
Lusi Setiyanti, 2014 Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada
lebak di portal berita
”suara karya” dan “merdeka”: kajian linguistik fungsional Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini mengkaji representasi RAC dalam pemberitaan wacana kasus korupsi di Provinsi Banten yang melibatkan Ratu Atut Chosiyah RAC.
Temuan dan pembahasan pada bab sebelumnya melahirkan kesimpulan yang pada akhirnya menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian ini.
5.1 Simpulan
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan analisis data yang disajikan dalam bab sebelumnya, maka dapat ditarik dua kesimpulan dari
penelitian ini, yakni yang berkenaan dengan representasi RAC dan ideologi yang melatarbelakangi media Suara Karya dan Merdeka dalam membuat
pemberitaan wacana kasus korupsi Alkes dan suap Pilkada Lebak. Pertama, penelitian ini telah menemukan bahwa media SK memiliki
kecenderungan untuk merepresentasikan RAC dalam imaji yang positif dan bersimpati, sedangkan media Merdeka cenderung lebih negatif dan bahkan
dalam beberapa
bagian analisis,
telah tampak
menghakimi RAC.
Ini ditunjukkan melalui ciri positif dan negatif yang ditampilkan kedua media
pada aspek-aspek makna eksperiensial dalam penempatan klausa sebagai representasi, apakah memiliki ciri negatif - kepada RAC atau + kepada
RAC. Kedua, SK memegang sistem kepercayaan yang telah dimiliki oleh
kelompok masyarakat sejak era prareformasi yang menggunakan instrumen- instrumen sosial untuk kepentingan politik. Dalam hal ini, SK sebagai
instrumen media pemberitaan juga berfungsi sebagai instrumen politik yang membantu kepentingan politik Partai Golkar melalui cara pemberitaan yang
memuat ideologi reservasi untuk para kader Partai Golkar yang terjerat masalah hukum. Sebaliknya, sistem kepercayaan yang dipegang oleh Merdeka
cenderung dekat dengan semangat reformasi yang diusung oleh orang-orang