Layanan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial

26 RIZKIAH NURINDAH SARI, 2013 Stabilitas Emosi Siswa Dan Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial

1. Layanan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial

Tidak dipungkiri masih terdapat individu yang memiliki paradigma bahwa bimbingan dan konseling hanya diperuntukkan bagi siswa yang bermasalah dan mengalami kesulitan dalam pelajaran. Layanan bimbingan dan konseling pribadi sosial merupakan bagian integral dari keseluruhan program bimbingan dan konseling di sekolah. Program bimbingan dan konseling di sekolah haruslah menyeluruh atau komprehensif. Model bimbingan komprehensif di sekolah menengah adalah suatu konsep dasar bimbingan yang berasumsi bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu keutuhan yang mencakup berbagai dimensi yang terkait dan dilaksanakan secara terpadu, kerja sama antara personel bimbingan dengan personel sekolah lainnya dan masyarakat. Layanan bimbingan pribadi sosial ditujukan untuk seluruh siswa dengan menggunakan berbagai strategi meliputi ragam dimensi masalah, setting, metode dan lama waktu layanan. Bimbingan ini bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi pribadi sosial siswa secara optimal, mencegah timbulnya masalah dan memecahkan masalah karena manusia merupakan suatu kesatuan, pengaruh terhadap satu bagian dari seorang manusia akan mempengaruhi keseluruhannya. Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling pribadi sosial di sekolah tidak semata-mata diperuntukkan bagi siswa yang bermasalah pada aspek pribadi sosia saja, melainkan juga diperuntukkan bagi seluruh siswa. Winkel Sukardi, 2003: 39 berpendapat bahwa : Bimbingan pribadi sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi pergumulan-pergumulan dalam htinya sendiri dalam mengatur dirinya sendiri di bibang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran haw nafsu seksual dan sebagainya, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesame di berbagai lingkungan pergaulan sosial. Menurut Yusuf 2008: 37 bimbingan dan konseling pribadi sosial merupakan “Bimbingan untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensi diri dan kemampuan berhubungan sosial serta memecahkan masalah-masalah 27 RIZKIAH NURINDAH SARI, 2013 Stabilitas Emosi Siswa Dan Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu pribadi sosial”. Adapun yang tergolong dalam aspek pribadi sosial, meliputi: hubungan dengan sesama teman, dengan guru, staf sekolah, pemahaman sifat dan kemampuan diri, pengembangan bakat dan minat, penyesuaian diri dalam lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat para siswa tinggal, dan penyelesaian konflik pribadi sosial. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi sosial siswa menurut Yusuf 2008: 41 adalah sebagai berikut : a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya. b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing. c. Memiliki pemahaman tentang irana kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan anugerah dan yang tidak menyenangkan musibah, serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut. d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis. e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan oranng lain. f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat. g. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. h. Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya. i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial human relationship, yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia. j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik masalah baik bersifat internal dalam diri sendiri maupun dengan orang lain. k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif. 28 RIZKIAH NURINDAH SARI, 2013 Stabilitas Emosi Siswa Dan Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling Pribadi Sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengembangkan Stabilitas