Teknik Penelitian .1 Teknik Pengumpulan Data
Ega Yofi D. Setiady, 2013 PUISI SAWÉR PANGANTÉN DI KAMPUNG BOJONGKACOR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Sumber data penelitian ini diperoleh dari seorang juru sawér bernama Teh Neng. Teh Neng adalah juru sawér yang bertempat tinggal di Kampung Sekemirung,
Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Beliau kini berusia 49 tahun. Menjadi juru sawér adalah sebagian pekerjaan Teh Neng, karena
selain menjadi juru sawér beliaupun adalah seorang perias profesional.
3.3 Teknik Penelitian 3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut :
1. Wawancara dengan penutur yang biasa menutuurkan sawér pada acara
pernikahan agar mendapatkan penjelasan tentang sawér pangantén beserta ruang lingkupnya. Wawancara ini peneliti lakukan dengan Teh Neng.
2. Rekaman acara sawér pangantén yang dilakukan oleh penutur pada saat
upacara pernikahan yang terjadi di Kampung BojongKacor, Kelurahan Cibeunying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung pada tanggal 13 mei
2012, dan merekam ulang diluar pertunjukan upacara sawér pangantén.
3.3.2Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang akan dilakukan pada penelitian ini, yang pertama adalah analisis struktur. Selanjutnya analisis proses penciptaan, konteks
penuturan, fungsi dan analisis makna. Namun sebelum teknik pengolahan data itu dilakukan, teks puisi sawér pangantén yang telah direkam ditranskripsikan terlebih
dahulu, lalu ditransliterasikan kedalam bahasa Indonesia agar mempermudah proses analisis.
Pertama, teks dianalisis strukturnya berdasarkan pada formula sintaksis, bunyi, irama, majas dan isotopi. Analisis formula sintaksis ini meliputi unsur fungsi,
kategori, dan peran kalimat. Analisis bunyi meliputi asonansi, dan aliterasi. Analisis irama meliputi panjang dan pendek nada yang dihasilkan teks. Analisis majas
dilakukan berdasarkan majas-majas yang terdapat di dalam teks. Analisis isotopi
Ega Yofi D. Setiady, 2013 PUISI SAWÉR PANGANTÉN DI KAMPUNG BOJONGKACOR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
berdasarkan isotopi-isotopi yang muncul didalam teks. Isotopi-isotopi itu dikelompokan berdasarkan persamaan motif dan akan muncul sebuah tema yang
terkandung di dalam teks puisi sawér pangantén. Kedua, menganalisis proses penciptaan dengan cara membandingkan teks
yang dituturkan penutur pada saat upacara sawér pangantén dengan teks yang dimiliki penutur. Karena penutur tidak selalu membaca teksnya pada saat sawér
dituturkan. Ketiga, menganalisis konteks penuturan. Konteks penuturan dilihat
berdasarkan kontes situasi dan konteks budaya. Analisis konteks situasi meliputi waktu, tujuan, peralatan, dan teknik penuturan. Sedangkan analisis konteks budaya
meliputi lokasi, penutur-audiens, latar sosial budaya, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
Keempat, menganalisis fungsi. Fungsi ini dianalisis berdasarkan fungsi-fungsi yang terdapat dalam teks serta konteks puisi sawér pangantén.
Kelima, menganalisis makna apa saja yang terkandung dalam teks sawér pangantén.
3.4 Instrumen Penelitian 3.4.1 Pedoman Wawancara